Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

chapter 46 Dikejar Zombie Raksasa

Mereka pun berjalan bersama sama untuk mencari Zombie.

   Mereka mengelilingi rumah rumah dan bangunan di sekita mereka. Lumayan sulit melawan Zombienya, karena Zombienya sudah mulai brutal. Mungkin karena efek dari virus itu.

   Zombie yang sudah menjadi manusia disuruh menuju Pelabuhan untuk mengungsi. Zombie yang tidak bisa menjadi manusia masih bisa bergerak atau pun berjalan, akan tetapi hanya sementara dan mati.

   Mereka sampai kelelahan karena Zombienya terlalu banyak. Mereka hampir saja menjadi bagian dari Zombie.

"Kita istirahat dulu, capek" Ucap William. "Iya" Ucap mereka. "Capek sekali, Zombie makin brutal aja" Ucap Jonathan. "Tidak pernah ku sangka kalau Zombie ini akan brutal karena virus itu" Ucap Ikhsan.

   Mereka beristirahat semuanya. Ada yang tiduran, ada ngobrol, dan ada yang menembak nembak Zombie.

"Kalian yakin dengan misi ini?" Tanya Akbar yang agak gelisah. "Tenang aja, jangan gelisah. Percaya diri aja" Ucap Rasyid. "Aku kurang yakin kalau kita semua selamat, apalagi nanti ada Zombie Raksasa. Kita nggak bawa senjata pula" Ucap Akbar. "Semoga aja nggak ada Zombie Raksasa" Ucap Arib.

"Terserah kalian ajalah" Ucap Akbar. "Yakin kan aja dulu" Ucap Dava. "Udah, istirahat aja dulu" Ucap Nofel sembari menidurkan Nadia dibahunya. Akbar tambah makin tidak yakin dan gelisah, Akbar takut sekali.

   Tiba tiba, tanah bergetar hebat. Ada seperti raksasa yang berjalan menuju mereka. Getaran tanah mulai makin terasa. Mereka yang lagi tidur terbangun, termasuk juga Nadia.

"Ada apa ini?" Tanya Nadia yang bangun. "Aku tidak tau, ini seperti raksasa" Ucap Nofel. "Apa jangan jangan..." Ucap Arib terhenti. "Oh tidak..." Ucap Rasyid. Mereka tahu apa getaran ini.

   Tidak lama kemudian, muncullah Zombie Raksasa dengan ukuran 10 meter. Zombie yang paling besar bagi mereka. Zombie Raksasa itu terlihat seperti Zombie Raksasa yang pernah mereka temui, tetapi ini lebih besar.

"Lari!!!" Ucap Stevan dengan teriak. Mereka dengan cepat berlari sekuat mungkin. Zombie Raksasa itu mengejar mereka. Kegelisahan Akbar pun terbukti. Mereka tidak menyangka ini akan terjadi.

"Nofel... a-aku... ta-takut..." Ucap Nadia menangis. "Udah jangan menangis" Ucap Nofel. Tiba tiba Nadia terjatuh karena kakinya terkilir.

"Nadia!" Ucap Nofel. Nofel pun langsung menggendong Nadia di punggungnya dan lari sekuatnya. "Nofel... aku... takut..." Ucap Nadia menangis dengan ketakutan. "Tenangkan dirimu Nadia, kita akan selamat" Ucap Nofel yang masih fokus berlari.

   Mereka bersembunyi dalam sebuah rumah kosong. "Kita disini dulu dan berpikir bagaimana caranya kabur" Ucap William. "Kita harus mengambil senjata" Ucap Robin.

"Begini... Robin, Edi, William, Ikhsan, Jonathan, dan Reza kalian balik ke Pelabuhan dan ambil senjata. Beritahu juga yang lainnya untuk ke tengah kota" Ucap Dava. "Baik" Ucap mereka.

"Kevin, Rian, Michael, Stevan dan Naufal, kalian pergi ke arah tempat Tentara, Polisi, dan Pasukan Elite berada. Bilang kepada mereka untuk ke tengah kota" Ucap Dava. "Baik" Ucap mereka.

"Aku, Nofel, Nadia, Akbar, Arib, dan Rasyid akan membawa Zombie Raksasa ini ke tengah kota. Kita harus cepat" Ucap Dava. "Baik" Ucap mereka.

"Ok, sekarang mari kita berangkat" Ucap Dava. "Nadia, naik ke punggung ku" Ucap Nofel. Nadia pun naik ke punggung Nofel. Dengan cepat mereka ke luar rumah dan berpisah.

   Zombie Raksasa itu mengejar kelompok Dava dan teman temannya. Mereka akan membawa Zombie Raksasa ini ke tengah kota. Mereka berusaha sekuat mungkin untuk ke tengah kota. Walaupun mereka kelelahan, tapu mereka tidak akan menyerah begitu saja. Ada harapan yang menunggu mereka.

   Mereka terus berlari untuk ke tengah kota dengan membawa Zombie Raksasa. "Nofel, apakah kamu masih kuat?" Tanya Nadia yang memperhatikan Nofel. Ofel terlihat kelelahan. "Iya... aku... masih... kuat..." Ucap Nofel sembari mengambil nafas.

   10 menit kemudian, mereka sudah sampai di tengah kota. Mereka pun terduduk di tanah dan tiduran. Nadia langsung turun dari punggung Nofel dan merebahkan Nofel ke tanah. Nofel terlihat ingin pingsan.

"Kita... sampai... di... tengah... kota..." Ucap Dava mau pingsan. "Tunggu... bantuan... saja... lagi..." Ucap Nofel. "Aku akan mengambil minum" Ucap Nadia. Disamping mereka ada toko, dengan cepat Nadia mengambil minum dan memberi kepada mereka.

   Mereka meminum air itu sampai habis. Tidak lama kemudian, Zombie Raksasa itu sudah sampai di tempat mereka. Mereka harus menjauh dari Zombie Raksasa itu.

"Mana mereka?" Tanya Akbar yang ketakutan. "Mungkin sebentar lagi" Ucap Dava. Zombie Raksasa itu semakin dengan mereka. Tiba tiba, muncul 2 Zombie Raksasa lainnya dibelakang mereka. 2 Zombie Raksasa itu berukuran 5 meter.

"Oh tidak... tamatlah kita" Ucap Rasyid. "Dimana mereka? Kok lama sekali" Ucap Arib. Mereka ketakutan. Nadia memeluk erat Nofel karena ketakutan. Tiba tiba...

Boommm....
Boommm....
Boommm....

   3 peluru Bazoka menghantam 3 Zombie Raksasa itu. Terlihat Stevan menggunakan Bazoka Arib. Dibelakang Stevan, terdapat teman teman mereka, Tentara, Polisi, dan Pasukan Elite membawa senjata. Ada Komandan Tino dan termasuk juga Orang tua Nofel dan Orang tua Nadia.

   Dava dan lainnya mendekat ke arah mereka semua. "Ini perlengkapan kalian" Ucap Robin. Mereka semua memakai perlengkapan mereka.

"Kalian datang lama sekali" Ucap Nofel. "Hehehe... maaf" Ucap Ikhsan. "Yaudah, sekarang hancurkan mereka" Ucap Michael. "Ayo!!!" Ucap mereka dengan semangat.

Bersambung....

Kata kata bijak:
Aku tidak akan Berhenti Berjuang sehingga Mereka berkata
"Dulu Dia tidak Bisa apa apa, Sekarang Dia Bisa"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro