chapter 43 Ungkapan Dan Permintaan
Mereka pun pergi keluar dan meninggalkan Nadia, Vera, dan Wilda yang sedang menunggu Nofel untuk bangun.
Mereka semua terlihat melakukan kegiatan masing masing. Ada yang latihan, ada yang merapikan senjata, ada yang bersantai, dan lain sebagainya. Sedangkan di kamar Nofel, terlihat 3 orang perempuan yaitu Vera, Wilda, dan Nadia.
Saat sore hari tiba, mereka beristirahat karena kelelahan. "Hari ini ada hari yang melelahkan" Ucap Akbar. "Iya, lumayan banyak kejadian hari ini" Ucap Arib. "Semoga aja Nofel cepat sembuh" Ucap Rasyid. "Iya, semoga saja" Ucap Dava.
Saat malam hari tiba, ada yang terlihat bersantai dan ada juga yang sudah tidur. Sedangkan dikamar Nofel, terlihat Nadia yang masih tetap menunggu Nofel untuk bangun.
"Seandainya aku menolongnya, pasti ini tidak akan terjadi. Aku... sungguh... menyesal..." Ucap Nadia menangis. "Maafkan aku Nofel..." Ucap Nadia sembari memeluk Nofel. "Cepat sembuh ya..." Ucap Nadia yang masih tetap memeluk Nofel. Nadia pun tertidur sambil memeluk Nofel.
Keesokan harinya, seperti biasa mereka mulai latihan. Di kamar Nofel, Nadia msoh tidur. Nadia pun bangun. Nadia pun melihat ke arah Nofel, ternyata Nofel belum bangun. Saat Nadia ingin pergi ke kamar mandi, ada suara yang sangat ia kenal dan ada sebuah tangan menahan Nadia.
"Na-di-a..."
Nadia pun terkejut dan segera menoleh ke arah suara tersebut. Ternyata suara itu adalah Nofel. Terlihat Nofel sudah membuka matanya dan tangannya menahan tangan Nadia.
"Nofel, kamu sudah bangun" Ucap Nadia senang. Dengan cepat Nadia memanggil Dokter dan yang lainnya.
Tidak lama kemudian, Dokter pun datang bersama Noran, Yudi, dan yang lain. Dokter pun memeriksa Nofel. "Luka pada tubuh Nofel sudah membaik, akan tetapi luka di dadanya belum sembuh. Jadi, dia harus beristirahat" Ucap Dokter. "Terimakasih Dokter" Ucap Noran. "Sama sama, saya permisi pergi dulu" Ucap Dokter itu. Dokter itu pun pergi.
Mereka pun mendekati Nofel. "Akhirnya kamu bangun juga Nofel" Ucap Vera sembari memeluk Nofel. "Iya, kami sempat khawatir pada mu" Ucap Noran. Nofel hanya bisa tersenyum. "Sekarang kamu beristirahat ya, Ayah mau pergi dulu" Ucap Noran. "Baik Ayah" Ucap Nofel. Noran dan Yudi pun pergi.
"Hey Nofel, akhirnya kau bangun juga" Ucap Arib. "Kirain nyawa mu bakalan hilang" Ucap Rasyid. "Mulut mu bisa dijaga" Ucap Dava. "Hehehe... cuman bercanda" Ucap Rasyid cengenges.
"Akhirnya kita bisa latihan bersama lagi" Ucap Akbar sembari menarik tangan Nofel. "Nofelnya belum sembuh, udah ngajak latihan aja" Ucap Arib. "Hehehe... maaf" Ucap Akbar.
"Udah dulu, kita latihan lagi. Nanti baru kita kesini lagi" Ucap Dava. "Ok, kami pergi dulu" Ucap mereka. Nofel hanya mengangguk saja.
Sekarang tinggallah Vera, Wilda, Nadia, dan Nofel. Wilda memberi kode kepada Vera untuk keluar dan meninggalkan Nadia dan Nofel berdua saja. Vera yang melihat itu hanya mengangguk.
"Oh iya, Ibu pergi dulu ya. Ada urusan" Ucap Vera. "Baik Bu" Ucap Nofel. "Nadia, jagain Nofel nya sebentar ya" Ucap Wilda. "Baik Bu" Ucap Nadia. Vera dan Wilda pun pergi.
Sekarang hanya tinggal Nofel dan Nadia. "Aku mau ke kamar mandi dulu" Ucap Nadia. Nofel hanya mengangguk. Nadia pun pergi ke kamar mandi.
Tidak lama kemudian, Nadia pun keluar dari kamar mandi. Tiba tiba Nofel menahan Nadia. "Duduk lah disamping ku" Ucap Nofel. Nadia hanya mengangguk. Nadia pun duduk di samping Nofel.
"Nadia, apa kamu masih marah pada ku?" Tanya Nofel. Nadia hanya diam. "Nadia, apa kamu masih marah dan kesal pada ku?" Tanya Nofel. Nadia hanya diam dan menunduk.
"Maaf kan aku karena aku membentak mu, aku tidak sengaja. Aku tidak bermaksud untuk memarahi mu atau membentak mu, tapi aku melarang mu" Ucap Nofel. Nadia masih diam dan menunduk.
"Nadia, tatap aku" Ucap Nofel. Nofel pun memegang dagu Nadia dan mengarahkan tatapan Nadia ke arahnya. "Aku melarang mu karena aku takut kehilangan mu dan juga... aku... menyayangi dan mencintai mu Nadia" Ucap Nofel sembari tersenyum.
Nadia yang melihat itu menangis, tapi menangis terharu. Nadia pun memeluk Nofel dan menangis. "Iya... aku... juga... menyayangi... dan mencintai mu..." Ucap Nadia yang masih menangis. "Lepaskan saja Nadia, lepaskan jangan ditahan" Ucap Nofel sembari memeluk Nadia. Nadia pun menangis sejadi jadinya.
Tidak lama kemudian, Nadia mulai tenang. Nofel pun menatap Nadia. "Senyum dong, jangan nangis lagi" Ucap Nofel sembari tersenyum. "Iya" Ucap Nadia sembari tersenyum manis.
"Kamu udah makan?" Tanya Nofel. "Belum" Ucap Nadia. "Yaudah makan, nanti sakit" Ucap Nofel. "Iya, kamu ikut makan juga" Ucap Nadia. "Iya" Ucap Nofel. "Aku ambilin dulu nasinya" Ucap Nadia. Nofel pun hanya mengangguk saja.
Beberapa menit kemudian, Nadia membawa 2 dua piring. "Mau disuapin atau suap sendiri?" Tanya Nadia. "Makan sendiri aja" Ucap Nofel. "Yakin? Kan lagi sakit, biar aku suapin aja" Ucap Nadia. "Terus kamu nggak makan?" Tanya Nofel. "Setelah menyuapi mu, tidak ada kata membantah" Ucap Nadia. "Iya deh iya" Ucap Nofel pasrah.
Nadia pun menyuapi Nofel sampai kenyang. Setelah menyuapi Nofel, Nadia pun mulai makan.
Bersambung....
Kata kata bijak:
Jika Anda Ditindas, jangan Takut! Ada Sahabat yang akan menjadi Keadilan
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro