Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

chapter 42 Serangan

Mereka pun beristirahat dan bersantai.

   Saat mereka beristirahat dan bersantai, tiba tiba saja guncangan terjadi pada Kapal. Kapal Pesiar itu berguncang begitu pula dengan Kapal Kapal kecil.

"Serangan datang dari arah Kota!!!" Ucap Komandan Tino dengan teriak. Semua orang melihat keluar dan ternyata benar. Terlihat di dekat Pelabuhan, ada 2 Zombie Raksasa yang sedang berusaha melempar batu berukuran besar ke arah Kapal mereka.

   Walaupun lemparan batu itu tidak mengenai Kapal, akan tetapi lautan itu berguncang seperti ombak. "Waduh...parah ini, nggak bisa dibiarkan. Ayo kita ambil senjata" Ucap Nofel. "Ayo" Ucap mereka serentak.

   Saat Nofel berlari, ada sebuah batu membuat guncangan dan Nofel pun tergelincir. Dada Nofel bertabrakan dengan tiang pembatas tepi Kapal. Nofel pun kesakitan dan tergelincir ke bawah.

"Nofel!!!" Teriak Sahabat Sahabatnya. Mereka pun melihat ke arah Nofel.

   Saat Nofel terjatuh, Nofel dengan cepat memegang jendela yang kebetulan dekat dia.

   Kebetulan juga jendela itu adalah jendela dari kamar Nadia. "Nadia, tolong bantu aku" Ucap Nofel. Nadia yamg sedang panik karena guncangan pun terkejut. Nadia langsung melihat dan ternyata Nofel berusaha untuk menaiki jendela itu.

"Nadia, tolong aku!!!" Ucap Nofel dengan teriak. "Tidak, kan kamu hebat. Tinggal naik saja sendiri" Ucap Nadia yang masih kesal. "Nadia tolong Nadia, aku tidak kuat lagi" Ucap Nofel yang kesakitan di bagian dadanya. "Aku nggak mau" Ucap Nadia dengan kesal.

   Saat Nofel melihat ke arah kota, ada sebuah batu melayang ke arahnya. "Nadia, tolong aku!!!" Ucap Nofel dengan memohon. "Tidak mau, kamu kan hebat" Ucap Nadia. Batu raksasa itu makin dekat ke arah Nofel.

"Baiklah, kalau begitu. Kalau aku ada salah... maaf kan aku Nadia" Ucap Nofel dengan pasrah. Tiba tiba...

Baaammm...

   Sebuah batu raksasa itu melintas dan menghantam Nofel. Nadia yang kebetulan melihat itu hanya terkejut dan terdiam. "Nofel!!!" Ucap Nadia dengan teriak. Nadia melihat ke arah laut dan terlihat Nofel tenggelam. Terlihat juga lautan itu agak memerah karena darah Nofel.

"Nofel!!!" Teriak mereka yang lain. Dava dan Arib langsung terjun ke laut. "Mereka udah terjun aja langsung. Jadi, kita ngapain?" Tanya Rasyid. "Kita ikutan juga lah" Ucap Akbar sembari menarik Rasyid untuk terjun.

"Aaaaaaa!!! Aku belum mau mati!!! Ibuuuu!!! Tolong aku!!!" Ucap Rasyid teriak karena Akbar langsung menarik Bajunya untuk terjun bersama.

   Sedangkan yang lain pergi untuk mengalahkan dua Zombie Raksasa itu. Diruang senjata, Robin yang memegang Bazoka milik Arib berbalik badan. Saat Robin berbalik badan, dibelakang Robin ada Kevin dan Bazoka itu menabrak kepala Kevin. Kepala Kevin menabrak Bazoka dan malah menabrak ke arah dinding.

"Aduh... sakit kepala aku" Ucap Kevin dengan kepala sakit dan pusing. Kevin, Robin dan Edi keluar dari ruangan senjata. Saat Kevin berlari mengikuti Robin dan Edi, tiba tiba pintu terbuka. Kevin pun menabrak pintu itu dan pingsan.

   Yang membuka pintu itu adalah Jonathan yang terbangun dari tidurnya. "Waduh... malah pingsan pula dia" Ucap Jonathan sembari menyeret Kevin.

   Sedangkan dilain tempat, terlihat Nofel sudah diangkat kembali ke atas Kapal dan dibawa ke Kamar. Dua Zombie Raksasa tadi sudah dikalahkan. Kapal pun berjalan lebih jauh dari Kota.

   Mereka semua berkumpul dan mereka menunggu dari luar kamar karena Dokter sedang memeriksa Nofel.Nofel pun diperiksa dan diobati juga oleh Dokter.

   Tidak lama kemudian, Dokter itu pun keluar. "Dokter, gimana keadaan Nofel?" Tanya Noran panik. "Maaf Pak Buk, Nofel mengalami luka cukup parah di dadanya dan mengalami luka ringan disekitar tubuhnya. Luka didadanya seperti luka yang lama terbuka kembali. Apakah Nofel pernah mengalami luka di dadanya?" Ucap Dokter.

"Pernah, dia pernah tertimpa batu besar yang membuat luka di dadanya" Ucap Dava. "Oh begitu ya, jadi dia harus beristirahat dan jangan sampai lukanya terbuka lagi" Ucap Dokter.

   Mereka yang mendengar itu langsung bersedih. Mereka tidak menyangka kejadian ini akan menimpa Nofel. Vera sebagai Ibu Nofel, menangis dalam pelukan Noran.

"Oh begitu, apakah Nofel nya sudah bisa dijenguk?" Tanya Noran. "Oh bisa, silahkan. Saya pergi dulu ya" Ucap Dokter. "Terimakasih Dokter" Ucap Noran. Dokter itu pun pergi.

   Mereka pun masuk dan melihat Nofel terbaring lemas dan dalam keadaan menutup mata. Di dadanya di perban dan disekitar tubuhnya sudah diobati.

"Nofel... bangun Nak..." Ucap Vera menangis sembari duduk disamping Nofel. "Ini salah ku, ini semua gara gara ku. Seandainya aku menolongnya pasti dia tidak sepertinya" Ucap Nadia menyesal dan menangis. Nadia menangis dalam pelukan Wilda.

"Udah Nadia, ini bukan salah mu. Ini takdir" Ucap Wilda menenangkan Nadia. "Tapi... aku merasa... bersalah" Ucap Nadia yang masih menangis.

   Semua orang sedang bersedih, kecuali Kevin yang sedang dalam keadaan pingsan. Tadi kepala Kevin menabrak Bazoka, menabrak dinding, dan menabrak pintu. Sungguh mengenaskan nasib Kevin.

   Tidak lama kemudian, Kevin pun bangun. "Aku dimana?" Tanya Kevin. Stevan dan Naufal yang mendengar itu pun hanya tersenyum. Mereka berdua mendekati Kevin.

"Kamu berada di perbatasan antara Surga dan Neraka" Ucap Naufal. "Apa?!?! Jadi aku sudah mati?!?!" Ucap Kevin yang terlihat pusing dan setengah sadar. "Iya, benar" Ucap Stevan.

   Tiba tiba, Kevin mulai mengenali suara itu. "Eh, bentar bentar. Kayak kenal nih dengan suara nya" Ucap Kevin. Kevin pun memperhatikan Stevan dan Naufal dengan teliti.

"Eh, ternyata kalian ya. Kalian membohongi aku" Ucap Kevin kesal. "Hahahaha... anda kena tipu" Ucap Stevan. Mereka berdua pun tertawa, sedangkan Kevin hanya kesal.

   Tiba tiba, ada seseorang datang dan ternyata itu adalah Pak Presiden bersama para Menteri termasuk juga Komandan Tino.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Pak Presiden. "Keadaannya cukup parah. Di dadanya terluka cukup parah dan sekitar tubuhnya sedikit luka Pak" Ucap Yudi. "Oh begitu, baiklah. Obati dia sampai sembuh" Ucap Pak Presiden. "Baik Pak" Ucap mereka. Pak Presiden dan Para Menteri pun pergi.

"Kalian semua kembali lah berlatih" Ucap Komandan Tino. "Baik Komandan" Ucap mereka.

   Mereka pun pergi keluar dan meninggalkan Nadia, Vera, Wilda yang sedang menunggu Nofel untuk bangun.


Bersambung....

Kata kata bijak:
Kenapa Saya sering Begadang?
Karena pada saat Malam lah Saya merasa Tenang

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro