Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

chapter 39 Perasaan

Mereka berdua pun menikmati indahnya malam sembari menatap ke langit dengan sinaran bulan.

   Di suatu kamar, terdapat 3 orang perempuan yang sedang membersihkan kamar. Mereka bertiga adalah Vera, Wilda, dan Nadia.

   Setelah beberapa menit kemudian, mereka bertiga telah membersihkan kamar dengan bersih. Nadia pun duduk di dekat jendela dan termenung menatap langit yang indah dengan di sinari bulan. Wilda dan Vera pun mendekati Nadia.

"Kamu kenapa? Kok termenung?" Tanya Wilda. "Nggak ada apa apa Bu" Ucap Nadia. "Yakin nggak ada apa apa?"Ucap Vera. "Yakin" Ucap Nadia sembari tersenyum. "Tapi kenapa kamu kayak memikirkan sesuatu" Ucap Wilda. Nadia pun kebingungan ingin menjawab apa.

"Pasti mikirkan seseorang ya" Ucap Vera dengan jahil. "Bu-bu-bukan Nte" Ucap Nadia ragu. "Yakin?" Tanya Wilda. "Yakin sekali" Ucap Nadia. "Terus kenapa ragu?" Tanya Wilda. "Ya gimana ya" Ucap Nadia bingung.

"Udah bilang aja" Ucap Wilda. "Iya, bilangin aja" Ucap Vera. Mau tidak mau Nadia harus memberitahu. "Sebenarnya... Nadia lagi mikirin seseorang" Ucap Nadia malu. "Nah kan benar" Ucap Vera. Nadia pun hanya malu.

"Udah nggak apa apa, itu biasa" Ucap Wilda. "Emang siapa seseorang itu?" Tanya Vera dengan jahil. "Di-dia... hmm... Dia itu..." Ucap Nadia ragu dan malu. "Udah bilang aja, nggak apa" Ucap Vera. "Pasti Nofel ya?" Tanya Wilda jahil. "Bu-bukan di-dia" Ucap Nadia malu. "Yang benar?" Tanya Vera. "I-iya"Ucap Nadia malu.

"Udah ngaku aja, nggak apa apa" Ucap Wilda. "I-iya" Ucap Nadia. "Jadi, apakah benar mikirin Nofel?" Tanya Wilda. "I-i-iya Bu" Ucap Nadia tertunduk malu. "Udah nggak apa apa, itu biasa" Ucap Wilda.

"Kenapa mikirin Nofel?" Tanya Wilda. "I-iya ka-karena Na-nadia... hmm..." Ucap masih ragu dan malu. "Karena suka?" Tanya Vera. Nadia yang mendengar itu hanya makin malu. "Ternyata benar, hahaha..." Ucap Wilda. Wilda dan Vera hanya bisa tertawa. "Ih Ibu dan Tante kenapa begitu, Nadia kan jadi malu" Ucap Nadia sembari menutup wajahnya karena malu.

"Udah nggak usah malu. Kenapa kamu suka dengan dia?" Tanya Wilda. "Karena setiap kali aku melihat se-senyumannya, de-dekat dan be-berpelukan de-dengannya selalu saja Nadia nya-nyaman" Ucap Nadia yang masih agak malu.

"Oh gitu, udah biasa untuk anak muda" Ucap Wilda. "Terus kenapa nggak ungkapin?"Tanya Wilda. "Na-nadia ma-malu" Ucap Nadia masih malu. "Ungkapin saja" Ucap Vera. "Emangnya Tante setuju?" Tanya Nadia. "Tante setuju Nadia, bahkan Tante senang" Ucap Vera sembari tersenyum.

"Kalau misalnya Nofel nggak nerima ataupun tidak suka gimana?" Tanya Nadia. "Dia pasti nerima dan suka" Ucap Vera sembari tersenyum. Nadia yang mendengar itu pun hanya bisa ikut tersenyum dan malu.

"Bu, boleh nggak aku ikut misi ini?" Tanya Nadia. "Kamu jangan ikut misi ini, karena terlalu berbahaya. Apalagi kamu perempuan" Ucap Wilda tidak setuju. "Tapi kan aku mau ikut" Ucap Nadia memohon. "Biarkan saja dia ikut misi ini, kan ada Nofel" Ucap Vera dengan tersenyum. "Baiklah kalau begitu, tapi tanya dulu sama Nofel" Ucap Wilda. "Baik Bu" Ucap Nadia.

"Sekarang kita tidur dulu, hari sudah larut malam" Ucap Wilda. Mereka pun tidur dengan pulas.

   Dilain tempat, tepatnya paling atas kapal. Terdapat dua orang Pemuda sedang duduk santai. Ya pastinya Nofel dan Dava. Mereka masih menikmati malam yang indah.

"Dava, aku mau nanya" Ucap Nofel. "Nanya apa?" Tanya Dava. "Siapa itu Kak Kira, Ara, dan Rara?" Tanya Nofel. "Mereka itu... orang yang aku cintai. Kak Kira itu Kakakku, Ara itu Adekku, dan sedangkan Rara itu... kekasih ku" Ucap Dava sembari mengingat senyuman dari Kira, Ara, dan Rara.

"Oh gitu ya, aku paham sekarang" Ucap Nofel. Dava hanya bisa tersenyum. "Nofel, boleh bertanya?" Tanya Dava. "Boleh aja" Ucap Nofel. "Apa kau menyukai Nadia?" Tanya Dava dengan senyum jahil. Nofel yang mendengar itu terkejut.

"Eh... apa maksud mu?" Tanya Nofel dengan polos. "Halah... jangan sok polos kau. Aku melihat kau sering bersama dia dan juga kau seperti menyukai dia" Ucap Dava tersenyum. "Nggak, kan namanya juga teman. Makanya selalu bersama" Ucap Nofel.

"Nanti dari teman menjadi pacar" Ucap Dava. "Mana ada, nggak mungkin juga" Ucap Nofel. "Halah... jujur ajalah, kau pastu suka sama dia" Ucap Dava. "Nggak" Ucap Nofel. "Ngaku nggak? Kalau nggak ngaku" Ucap Dava sembari tersenyum. Bukan senyuman biasa, tapi senyuman iblis.

"Iya iya, aku nyerah" Ucap Nofel pasrah. "Jadi, kau menyukai nya?" Tanya Dava. "Ya, aku menyukai nya. Kenapa? Nggak suka kau?" Tanya Dava. "Bukannya nggak suka, ungkapin aja. Daripada dipendam terus, nanti Nadia udah diambil orang" Ucap Dava.

   Nofel yang mendengar itu pun hanya mengangguk. Kalau dipikir pikir, perkataan Dava itu ada benarnya. Tumben si Dava benar, biasanya salah terus.

"Iya juga sih" Ucap Nofel. "Nah, sekarang keputusan ada ditangan mu" Ucap Dava. "Baiklah, aku akan berpikir dulu" Ucap Nofel.

"Ayo kita kembali untuk tidur, hari sudah mulai larut malam" Ucap Nofel. "Iya ayo" Ucap Dava. Mereka berdua pun pergi ke kamar untuk tidur. Ternyata di kamar, sudah terlihat teman teman tertidur pulas. Mereka berdua pun ikut tidur.

Bersambung....

Kata kata bijak:
Terkadang Aku Bingung bagaimana cara Menghibur Diri Sendiri

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro