Chapter 45
(Aisy P.O.V)
Aku berjalan di mall seorang diri. Menenangkan diri. Ya, aku terdengar apa yang abah dan umi cakap semalam.
So my own mother trying to kill me? Sebab nilah dekat perut aku ada parut. But why? Why?
I need an explanation. I wanna meet her. I wanna hear it with her own mouth.
And dua orang abang aku actually students dekat Diamond High? Cuma aku yang tak tahu... Diorang sanggup pindah sekolah lain semata- mata nak aku rasa selesa.
Am i too cruel?
Tiba- tiba, ada seseorang menepuk bahuku. Aku terkejut lantas menoleh,
"It's you, " aku menarik nafas lega.
Dia ketawa janggal, "So you are alone right now? "
"Yes? Why? "
"Just asking. By the way, I need your help, "
Aku terdiam. Serius aku tak ada mood nak tolong orang tapi memandangkan dia ni boleh dikira sebagai kawan aku dekat Diamond High, terpaksalah aku tolong.
"What is it? " aku melemparkan senyumanku.
Fake? Lantaklah situ, ini aku. Bukan korang.
"Umm, if you don't mind, how about we go outside? " dia menunjukkan pintu utama mall.
Aku paham apa yang dia cakap tapi kenapa? Boleh je cakap dekat sini.
"Sorry but we already outside? I mean, we are not in-- "
"Aisy, saya nak jumpa awak dekat luar mall. Bukan luar stalls, " dia memotong percakapanku.
Aku memandangnya dengan penuh tanda tanya. Aku dah agak yang dia nak jumpa aku dekat luar mall.
"You said you need my help? What is it? Forgot to bring money? I can give you some-- " aku baru sahaja nak keluarkan duit dari kocek seluarku, dia sudah menahan. Dia memegang tanganku dari terus bergerak.
"I have my own money, "
Aku terus menarik tanganku, menunjukkan bahawa aku tak selesa dengan dia. Suka hati mak nenek dia je pegang tangan aku. Eh, dua abang aku pun tak pernah pegang aku tau!
Dia tersedar lalu meminta maaf.
"So what do you want actually? I'm busy, you know? " aku memeluk tubuhku.
Dia menggaru kepalanya perlahan, "Can we meet outside? I promise it'll not take a long time, "
Aku mengeluh perlahan, hilang dah senyuman aku. Pahal mamat ni, payah betul nak settle. Macam manalah kawan aku boleh sangkut dengan dia.
"Just here, I'm too lazy-- "
"PLEASE AISY, I REALLY NEED YOUR HELP! " dia menundukkan 90 darjah. Gaya nak sujud pun ada.
Tak, yang aku pelik. Perlu ke menjerit? Sekarang, ramai dah orang sekeliling pandang. Ada yang mengumpat, ada yang ambil gambar.
Yang ambil gambar tu pehal? Pikir aku tengah dilamar ke?
Aku memandangnya di hadapan, yang masih menundukkan 90 darjah. Aku terkedu apabila dia tersenyum kemenangan.
This bitch!
Dia memang sengaja jerit kuat- kuat supaya orang sekeliling tengok kitorang. Dia mesti tahu yang aku tak suka perhatian strangers.
Aku berjalan, "Let's meet outside, "
"Thank you, Aisy, " dia berjalan mengikutiku dari belakang.
Sedang berjalan, aku membebel, " If you wanna know, I already have a boyfriend. You also love my friend, "
"Huh? What do you mean, Aisy? " dia terus berjalan di sebelahku.
"My point is, please batalkan niat kau untuk try aku, I'm loyal, " dengan yakinnya aku bersuara.
Dia terdiam. What? Aku salah cakap ke?
"Anyways, if you still nak try aku, aku tak jamin yang aku sempat cakap yes. Because sebelum aku terima, maybe Zery will beat you, " aku menyambung kembali.
"Zery? "
Aku mengangguk, "My boyfriend, "
"Wait, you guys together? " dia terus memandangku tak percaya.
"Yeah, why? Kau tak puas hati ke? Like i said, just forget your niat untuk try aku-- "
"No, it just. Why him? "
Aku memandangnya, "What do you mean? "
"You guys are very different. Angel like you be with devil like him? "
Aku menarik nafas. ZIQHAS pun tak pernah hina Zery. Berani betul si celup ni hina boyfriend aku.
Kami sampai di tempat yang tersembunyi. Aku terus berpaling memandangnya, "Atleast, he's a pure devil. A devil that trying to change, "
"You trust him? He's a sweet talker-- "
"He's not a devil in disguise, "
Dia terdiam.
Aku tersenyum kemenangan, well well. Our celup is speechless right now.
"Where is Qari? And Syaz? " aku menyoalnya.
Dia terkejut mendengar soalan aku. Mungkin dia tak expect aku ni macam ni.
Heh, Zedi dah call aku tadi masa aku baru je sampai mall. Kalau jumpa si celup ni, berhati- hati. Aku pun tahu kenapa dia bagi warning tiba- tiba tapi ikut jelah. Sebab tulah aku beraku- kau dengan dia. Tak ada saya- awak dah.
Kitorang syak something jadi dekat Qari dan Syaz. And that also something yang relate dengan si celup ni. Only Syaz and Qari yang tak online dari tadi. Diorang tak pernah offline, jujur aku cakap.
"Wh-- why you asking me about them? I'm not even close with them. Syaz literally show that she hate me whenever I bump into her. And Qari, she maybe at her home? " dia melarikan anak matanya, tidak ingin memandangku.
Aku tersenyum sinis, "Exactly, Syaz hate you. So kenapa kau tak paham bahasa eh? "
"What-- "
"That's mean, dia nak kau jauhkan diri dari Izla, Danny! Takkan tu pun kau tak paham? " aku memandang tajam ke mukanya.
"I-- I can't help! I just love her very much-- "
Aku ketawa sinis, "Love? Love my ass. Kau pikir aku tak tahu yang kau just gunakan Izla supaya kau akan rapat dengan kitorang berenam? "
Ceh, padahal Syaz yang sedar pasal niat Danny dekat dengan Izla. Bukan aku. Aku just cakap yang aku tahu sebab nak takutkan Danny je.
Actually sekarang ni aku yang takut. Dahlah aku seketul ni lembik nak berlawan, kang dibuatnya si celup ni bawa member. Mana aku nak lari? Aku ni bukannya jenis one by one macam Zedi. Aku pun tak belajar martial arts dari kecil macam Izla.
Tapi yang aku peliknya, macam mana Syaz tahu pasal hal Danny ni? And Zedi pun tahu. Diorang berdua ni dalam diam alert rupanya. Boleh jadi ejen. Lagi gempak jadi pembunuh upahan. Biasanya sorang tu tak boleh diharap, pedajal orang je kerja.
Si Syaz tu bagi hint je yang dia tak suka Danny. Macam kalau kita cakap pasal Danny, dia akan jadi moody. Auto terus. Dia tapislah sikit, nak jaga hati Izla.
Kalau Zedi, straight to the point terus. Takde hint hint. Baru je dia cakap, jangan dekat dengan Danny, kalau Danny tegur, palau je. Dengan Izla pun dia cakap macam tu. Memang jilake Zedi ni. Tak pandai jaga hati member tapi Zedi kan? Apa korang expect?
Tapi aku ni agak bodoh sekarang, patutnya aku dengar cakap dia. Tapi tulah, benda dah jadi. Kalau scan bahaya sikit, larilah. Kalau sempat.
"IT-- IT'S NOT LIKE THAT! I REALLY LOVE HER-- "
"Then prove it, "
Danny memandangku penuh hairan, "Prove it? How? "
"Apa saiz kasut Izla kiri dan kanan? " aku memberikan senyuman manis yang boleh dianggap sebagai senyuman mengejek.
"Saiz... Saiz kasut kanan dia-- " Danny menunduk, buntu mencari jawapan.
"Heh, aku pun tak tahu! " aku memeluk tubuh.
Danny memandangku dengan riak terkejut, "Then why you ask me that kind of question? "
Aku menunjukkan mulutku, "Ni mulut siapa? "
"You, "
"Then, suka hati akulah nak tanya soalan apa pun, kau pehal nak persoalkan hal tu? " aku membuat muka angkuhku.
"Wait, you also devil in disguise! "
Aku menjongketkan keningku, dah agak dah dia akan cakap macam ni. Tapi apa- apapun, play along jelah.
"I bet they'll left you if they know your true behaviour, "
Aku ketawa, "They already know it, but they just hide it, "
"Huh? " Danny kelihatan tidak paham.
Actually aku pun tak paham dengan ayat aku.
"My mean is, ZIQHAS already know but they just ignore it. They never force me to show my true behaviour. And i love to be an angel whenever they around me, "
"Why you have an easy life? "
Aku terus terdiam apabila mendengar kata- kata Danny. Tak terlalu kuat tapi cukup untuk aku dengar.
"Why the world is too cruel? Everyone have a happy life. I-- "
"What do you mean everyone have a happy life? " aku terus memotongnya.
Danny memandangku, "You can do whatever you want. And your family still love you. While me, I'M SUFFER! ALONE BY MYSELF! ALL I WANT IS TO HAVE A HAPPY FAMILY LIKE EVERYONE ELSE! "
Dia menjerit sekuat hati. Aku terdiam, what is this?
"If we can reborn in this world, I wish I can be your brother. You have a family that willing to do everything for your happiness. But you're the one ruined it, you waste the love that they give you, "
Aku terkedu mendengarnya.
"But I have to be strong. They need me, " Danny menyambung lagi.
Aku memandangnya, "Who are they? "
Danny melihatku lalu dia pun tersenyum tawar, "My mom, my sisters and someone that I love very much, "
Aku menunduk, menggemam bibir. Danny nampak sangat ikhlas masa dia sebut pasal orang yang berharga dalam diri dia.
Aku terdiam lantas mendongak, memandangnya kembali, "Someone that you love? Is it Izla? "
Tolong cakap ya. Aku boleh tolong dia untuk percayakan Syaz kalau dia cakap ya. Aku akan pastikan Syaz terima Danny dalam hidup Izla.
Danny menunduk dan ketawa kecil. Aku terdiam, bro what is this? Jangan- jangan ni bukan Danny. Aku ni dahlah penakut. Kang aku terkencing dalam seluar, buat malu je.
Danny memandangku, "Aren't you said love my ass earlier? "
Aku terkejut mendengarnya.
"SO YOU NEVER LOVE IZLA! " aku menjerit sekuat hati. Tapi kan suara aku ni kecil, jadi takde lah kuat mana. Setakat satu mall boleh dengar, apalah sangat.
Danny ketawa, "Yes, I never love her. Even a bit. I already have someone that very precious to me. She is my world, perfect in everything. So why would I find another girl? Please be loyal Aisy, "
Danny memandang sinis terhadapku. Aku terdiam, berani si celup ni mainkan perasaan Izla!
Kalau aku jumpa perempuan tu, dua- dua aku sekeh. Baik Danny, baik perempuan tu. Memang aku ganyang dua- dua sampai mati.
"But, it's been a long time, " Danny tiba- tiba bersuara, kedengaran sedih.
"What? She left you-- "
"No! I would never let her left me! I would do anything just to be with her. She never leave me whenever I had problems, " Danny memotong percakapanku.
Okay, looks like that girl is actually nice. So terbatallah niat aku nak sekeh dia. Baru nak ganyang.
Danny memandangku sayu, "I even have to sacrifice my love just to get happy life, you know? "
Aku terkejut lagi mendengar kata- kata itu. Aduhai, dah berapa kali aku terkejut ni. Penatlah asyik terkejut je. Tak boleh ke Danny ni buat lawak. Bagi aku ketawa sikit. Nampaknya kali ni kita memerlukan khidmat Zedi.
Tapi tulah, time diperlukan, orangnya takde. Time aku serius, Zedi boleh pula buat lawak tak ikut tempat. Macam nak terjun je bangunan.
Eh eh dah dah! Sekarang ni bukannya masa nak buat lawak. Kita ketepikan Zedi dulu. Dia kan dah biasa kena palau.
Haha jahat betul aku ni. Nantilah time anniversary ZIQHAS ke-5, aku minta maaf dengan Zedi. Mana tahu sesi minta maaf ni boleh dapat duit raya hehe.
"Sacrifice your love? Did you kill her? " aku menyoal dengan penuh ragu- ragu.
"You know, Aisy. I'll kill myself before I kill her, so that both of us can live happily in another life, " Danny menjawab tenang.
Aku menghembus nafas, lega mendengar. Danny ni hidup lagi so perempuan tu still hiduplah. Si perampas tu. Eh tapi kalau nak dikatakan perampas, Izla yang rampas. Tapi Danny tak cintakan Izla so takde siapa yang perampas.
Haish, rumitnya cinta diorang ni. Lagi payah daripada addmath ni.
"She's still alive. It just I can't be with her for now. That's why, Aisy, "
Aku memandang Danny kembali lalu aku terkejut. Danny menangis?
"It's okay to be selfish, right? "
Belum sempat aku membalas, seseorang menekup mulutku dengan kain lap. Aku meronta- ronta. Danny hanya berdiri di hadapanku tanpa menolong.
Aku dah agak! Si celup ni bawa member! Korang tak percaya cakap aku!
Tanpa sedar, aku tertidur. Mungkin ada sesuatu di kain lap tersebut yang membuatkan aku tidur. Aku terhidu benda tu. Aku patutnya tahan nafas je tapi dah kalut kan, semua jadi tak kena. Tapi kalau aku tahan nafas, sampai bila? Nanti aku pula yang mati.
Sebelum aku tertidur, aku sempat menangkap perbualan Danny dengan orang yang menekup mulutku.
"Lock her in a same room like other two. I'll go meet Izla after this, "
No no no! Izla in danger. Someone please save her. Please! Please!
Is this how Syaz and Qari feel? Oh my god, I don't wanna die yet.
Aku belum lagi minta maaf dekat abah, umi dan adik beradik aku. Aku nak minta maaf, aku nak berubah. Aku baru je nak buka hati terima diorang dalam hidup aku.
Ya Allah, tolong bagi aku peluang. Aku nak mati dalam keadaan yang baik. Aku nak mati dalam keadaan umi dan abah bangga dengan aku. Aku taknak umi dan abah kecewa dengan aku.
Wait, bukan ke dia kata lock. So aku tak mati lagi? Those two means...
SYAZ! QARI!
I'M COMING! I'M COMING UNTUK PENUHKAN RUANG BILIK TAHANAN!
Bukan I'm coming untuk selamatkan korang.
Aku ni dahlah paling lembik, nak selamatkan diorang? Heh, entah- entah diorang yang selamatkan aku.
Tiba- tiba aku teringat pasal perempuan yang Danny cintakan tu.
Girl, please get your man. Before he cross the line, you better stop him. We need your service! Please girl. Munculkan diri kau, jadilah berguna sikit.
Jangan jadi macam Zedi, Hara and Izla. Tiga- tiga tu tak berguna tu. Better diorang cari aku sekarang sementara diorang masih bebas.
Eh tapi Izla dah nak kena macam aku. So Zedi dengan Hara jelah harapan...
Hmm takpelah. Daripada tunggu dua ketul tu selamatkan aku, sempat aku baca yassin. Boleh meninggal dalam keadaan beriman.
(End Aisy P.O.V)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro