Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Semua Hal Menjeleng Kelulusan***

🌸🌸🌸

Malamnya, Natsu mendatangi rumah Yori. Di sana juga ada Tsuda dan Yamaguchi, mereka membahas masalah apa saja jadwal yang akan dilakaukan pada malam kelulusan, mereka juga mendata universitas yang dipilih oleh ke dua puluh enam siswa kelas mereka. Matsu juga.

Natsu menarik napas lega karena cukup banyak yang mendaftar ke Universitas Kyoto. Sisanya ke universitas lain namun tetap di Kyoto seperti Yori, Kobayashi, dan Tsuda. Sementara itu, hanya Kamura yang akan melanjutkan pendidikan di luar Kyoto.

"Ada apa ini? seharusnya kita tak perlu melakukan pendataan ini, pendaftarannya juga masih lama setelah kelulusan nanti, dan siapa tahu ada yang berubah pikiran ingin ke Universitas lain." Terdengar berontakkan Matsu yang sedari tadi tidak setuju dengan segala idenya Natsu ataupun Yori.

"Paling tidak kita membuatkan hipotesisnya." Yori membalas datar.

Malam esoknya Natsu mengabarkan kepada Yori bahwa semua siswa dikelas telah menerima undangan mereka, mereka akan merayakan perpisahannya di kelasnya sendiri kelas 3-A.

Bagaimanapun Natsu sangat menggebu-gebukan hal ini, tiga tahun menjadi teman sekelas, tiga tahun Natsu mengenal bentuk dan karakter ke dua puluh lima teman kelasnya, meski kebanyakan sekolah menengah atas di Jepang melakukan pengacakan anggota kelas setiap tahunnya, tapi tidak untuk sekolahnya Natsu. Anggota kelasnya selalu sama sampai mereka lulus sekarang.

Di mana ada pertemuan, di mana ada kebersamaan, di mana ada kenyamanan, di situ juga akan ada perpisahan, kesendirian, dan kegelisahan.

Mungkin lebih baik kita tidak pernah bertemu sama sekali daripada bertemu dan pada akhirnya berpisah. Untuk itu, Natsu menginginkan mereka berpisah dengan cara yang membahagiakan, karena Natsu sadar dia tak akan lagi bertemu dengan sikap menyebalkannya Yori dan Tsuda, sikap aneh dan humorisnya Kobayashi, dan sikap dinginnya Kamura yang kadang bertingkah konyol di depan Natsu.

Suatu hari nanti Natsu harus terbiasa dengan loker yang tanpa surat, harus terbiasa tanpa teman yang selalu mengutuk guru ataupun pelajaran yang sulit, harus terbiasa tanpa gossip menyebalkan yang sebenarnya hanya gurauan teman sekelasnya, dan mungkin harus terbiasa tanpa pria yang memotret awan, harus terbiasa tidak lagi merajut syal.

Harus terbiasa untuk berjalan ke arah lain, karena mungkin kakinya sudah tak mampu lagi mengejar Nishimura. Tahun ke sembilan, mungkin tahun untuk syal yang terakhir.

Malam ini, mata Natsu terasa panas, terasa basah, malam ini dia biarkan seluruh emosi bermain dalam dirinya. Setidaknya untuk malam ini saja.

🌸🌸🌸

Tinggal beberapa hari lagi kelulusan, bunga sakura mulai terlihat beberapa, tinggal satu lagi masalah Natsu dan ia harus menyelesaikannya malam ini juga.

Natsu menggenggam erat ponsel yang ada di genggamannya, seperti biasa, tangannya bergetar dan dingin.

Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Natsu menekan panggil di ponselnya. Telponnya menyambung, dan jantung Natsu mulai berdetak tak karuan, rasanya ingin sekali ia memutuskan panggilan namun sudah ada yang mengangkatnya dari seberang sana.

"Moshi-moshi."

"Moshi-moshi ... Oka-san?" Suara Natsu bergetar.

"Natsu-chan, kenapa sudah jarang menelpon? Nene rindu denganmu di sini, dan tentunya Ibu juga." Suara tenang ibunya membuat Natsu merasa ingin menangis.

"Oka-san ...."

"Hmmm ...."

Natsu membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu namun tidak jadi, ia mengatakan hal lain secara perlahan. "Okaasan, musim semi ini Natsu kelulusan."

"Oh ya?" Tidak terdengar nada terkejut sama sekali dari suara ibunya barusan, dan itu membuat Natsu semakin tidak enakkan, "sudah memilih universitas?"

"Sudah." Natsu berkata pelan. Ia takut ibunya menanyakan hal itu.

"Nishimura memilih universitas yang sama denganmu?" Natsu menelan ludah, akhirnya ibu menanyakannya, ibunya memang tahu tujuannya ke Kyoto selama ini.

"Anu, aku tidak tahu."

Hening, ibunya hanya diam di sana, seperti sedang menunggu Natsu berbicara yang sebenarnya. Namun, Natsu masih sulit untuk mengatakannya, pembicaraannya dengan ibunya kali ini terdengar seperti bukan antara anak dan ibu.

"Ibu, musim semi ini ... aku, aku sepertinya aku tidak pulang." Natsu menggigit bibirnya, ia siap menerima reaksi ibunya selanjutnya.

"Ibu tahu." Terdengar lebih dingin, "kau harus melakukan tes!"

"Tapi awal musim panas, aku akan pulang ke rumah untuk beberapa hari."

Lagi, hanya hening yang menjawab Natsu. Natsu menutp matanya perlahan berharap ia berada di sisi ibunya sekarang ini.

"Apakah ibu ... mau datang ke kelulusanku nanti? Setelah itu, ibu boleh pulang kalau ibu mau. Tidak apa jika Oji-san dan Nene tidak datang yang penting ...."

"Ibu akan berusaha lebih keras agar dapat membiyayaimu di Kyoto."

"Terima kasih, tapi jika ibu berkenan ...."

"Ibu tutup dulu telponnya."

Natsu terdiam mendengar sambungan telpon yang terputus, jawabannya berarti tidak. Natsu menutup wajahnya dengan kedua tangan, wajah ayahnya seketika muncul dalam benaknya. Malam ini, bintang bersinar lebih terang dari biasanya.

❄❄❄

Sehari sebelum kelulusan, Kamura menanyakan masalah itu lagi kepada Natsu, dan kali ini Natsu dapat menjawabnya dengan perasaan yang lebih melegakan.

"Oichi-chan." panggil Kamura saat itu, Natsu mendengarkan, namun tidak menoleh sama sekali, tangannya sibuk memainkan kelopak sakura yang berguguran.

"Pertanyaanku yang waktu itu...aku serius menanyakannya."

Natsu menoleh dengan Dahi yang berkerut, "yang mana? Masalah Tokyo lagi? Jawabanku adalah tidak!" Natsu kembali memainkan kelopak sakuranya.

"Untuk itulah aku bertanya," Kamura berdeham, "jika Nishimura yang pergi ke Tokyo, apakah kau juga akan pergi?"

Pertanyaan Kamura membuat Natsu berhenti memainkan kelopak sakura, pertanyaan ini begitu menjebaknya, Natsu diam beberapa saat seraya menerawang ke depan.

"Bukankah waktu itu kau bilang kalau kau selalu ingin bersama dengan Gadis Musim Panas itu?" Natsu menoleh ke arah Kamura dan tersenyum, "kita sudah membahasnya kan? Saat kau jatuh cinta dengan seseorang, kau pasti ingin selalu berada di dekatnya, selalu ingin bersamanya, benar bukan?"

Kamura menatap lekat Natsu, seolah mengamati setiap detail bentuk wajah temannya.

"Jadi begitu ya?" Kamura memalingkan wajahnya, "jawabanmu, iya."

"Jika aku menanyakan hal yang sama padamu pasti jawaban kamura-kun juga akan sama denganku, ya kan?"

Kamura tersenyum, lalu merangkul bahu Natsu, "Oichi-chan benar!" Kamura menarik tubuh Natsu lebih dekat kepadanya.

"Hufft, kenapa Oichi-chan selalu benar ya?" Kamura tersenyum manis, Natsu tertawa mendengar ucapan laki-laki itu barusan.

🌸🌸🌸

"Apakah kau nanti mau meminta kancing kemeja nomor duanya Nishimura San?" Matsu bertanya sambil menarik selimut, malam ini mereka tidur bersebelahan. Sama-sama mendoakan satu sama lain memiliki nilai yang baik saat kelulusan esok.

"Ya, aku sudah lama menunggu hal ini." Natsu menatap temannya dari balik cahaya bulan yang remang-remang, mereka berdua sudah mematikan lampu kamarnya.

"Bagaimana jika tidak dapat?" Matsu bertanya kemudian.

Natsu hanya terdiam, menerawang langit-langit kamarnya.

"Tidak apa-apa, lagipula aku tahu kancing kemejanya untuk Karin meski kadang aku masih berharap banyak." Natsu menjawab lemas.

"Jangan begitu, mereka kan tidak ada hubungan apapun."

"Matsu, bagaimana dengan keluargamu, apakah mereka datang besok?" Natsu mengalihkan pembicaraan.

"Yah, begitulah. Oka-san dan Oto-san akan datang saat kelulusan besok. Aku harap, nanti namaku dipanggil masuk jajaran sepuluh siswa terbaik, aku ingin mereka sedikit banyaknya bangga saat mendapati anaknya yang merantau ke pusat kota ini berhasil."

Natsu menatap kosong ke depan, dia sangat tidak yakin namanya akan dipanggil di sepuluh siswa terbaik. Jangankan sepuluh siswa terbaik, sepuluh siswa setelahnya pun Natsu sangat tidak yakin. Namun, untuk Matsu ataupun Kamura, Natsu tak dapat menyangkalnya lagi.

"Kau pasti masuk Matsu-chan, pasti." Natsu menarik napas pelan, "bahkan aku yakin kau masuk lima besar, Paman Kagutsu pasti bangga pada putrinya."

"Terima kasih Natsu!"

"Ngomong-ngomong, ayahmu sudah tahu kau akan masuk Universitas Kyoto?"

"Kalau Oto-san, dia tidak terlalu peduli. Tapi kalau Oka-san dia mendukung, apalagi saat tahu nilaiku lulus tanpa harus tes disana, dia sangat senang." Natsu mendengarkan, dia sangat suka saat Matsu terbuka kepadanya, "kalau aku ambil Tokyo sih, semua jurusan harus masuk melalui tes terlebih dahulu. Aku penasaran seperti apa Kamura nanti."

"Aku rasa dia bisa menyelesaikan tesnya dengan baik." Natsu selalu yakin jika temannya yang satu itu dapat menyelesaikan segala urusan pelajaran dengan sangat baik.

"Saat kelulusan nanti, dia pasti menyampaikan pidato singkat. Aku...kagum."

Di sekolahnya memang seperti itu. Setiap siswa dengan lulusan terbaik, atau lebih jelasnya lagi yang pertama sekali dipanggil ke depan saat kelulusan, dia akan menyampaikan pidato singkat untuk menyampaikan ucapan terima kasih. Dia juga akan ditanyai siapa yang telah memotivasinya hingga saat ini atau dia akan melanjutkan pendidikan di mana. Kebanyakan para alumni dengan lulusan terbaik mengatakan mereka akan melanjutkan pendidikannya di Universitas terbaik Jepang, sebut saja Universitas Tokyo, Hokkaido, Waseda, Osaka, juga termasuk Kyoto dan tidak sedikit pula yang lanjut ke luar negri.

Natsu sependapat dengan Matsu, Kamura pasti akan menjadi lulusan terbaik, dan dia akan mengatakan Universitas Tokyo-lah yang akan di tempatinya.

Pria dingin yang banyak digemari adik kelas, yang banyak disukai permpuan angkatannya, yang hanya mempunyai satu orang teman dan Natsulah orang itu. Natsu akan merindukan Kamura, suatu hari nanti dia ingin bisa bertemu dengannya lagi.

"Jangan begitu Matsu-chan, aku tahu selama tiga tahun satu kelas dengan Kamura-kun, kau selalu di bawahnya. Tapi kau juga harus tahu, bagiku dan Yori kau adalah teman kami yang sangat berbakat." Natsu mencoba menghibur, pasalnya dari SMP di Ine dulu, Matsu ingin menjadi lulusan terbaik. Namun, belum tersampaikan, dan sekarang persaingan di pusat kota Kyoto justru semakin menyulitkannya. Belum lagi, saat kelas satu, mereka sudah satu kelas dengan siswa yang jenius, membuat Matsu semakin kewalahan.

"Kalau kau sendiri Natsu?" Matsu balik bertanya, "apakah keluargamu akan datang, bagaimana dengan Nene? Kau sudah menelpon ibumu?"

Pertanyaan Matsu kembali mengingatkannya pada percakapan terakhirnya dengan ibunya, Natsu sedih ibunya tidak datang kali ini.

"Mereka tak akan datang." Jawab Natsu singkat.

"Nani? Bukankah ... oh baiklah." Matsu mengerti, semenjak ibunya mengetahui alasan Natsu pergi ke Kyoto, hubungan mereka berdua tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

"Kalau kau mau, aku bisa meminta orang tuaku menyampaikan salammu kepada ibumu, bagaimana?"

"Kau selalu mengerti aku, Matsu." Nada suara Natsu sekarang terdengar labih baik.

Mereka kembali membisu, jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, Matsu masih belum bisa tidur. Ia tidak sabar menunggu hari esok, sementara Natsu tak dapat tidur karena memikirkan masalahnya dengan ibunya.

"Oh iya, besok para anak perempuan pasti banyak meminta kancing baju Kamura." Matsu kembali berbicara, sepertinya Kamura menjadi topik pembahasan paling banyak malam ini.

"Tidak sampai sepuluh menit setelah kelulusan nanti, aku rasa kancing bajunya akan habis dari atas sampai bawah." Mereka tertawa bersama.

"Natsu satu-satunya orang yang dekat dengan Kamura-kun, apakah kau akan meminta Kancing kemejanya Kamura?" Terdengar aneh saat Matsu menanyakan hal itu.

"Aku tidak tahu, tapi tujuan utamaku hanya Nishimura."

"Hah, selalu seperti itu." Matsu menghembuskan napas, Natsu tertawa, mendekatkan tubuhnya lebih dekat lagi dengan Matsu.

"Ngomong-ngomong masalah Karin, kenapa kau begitu yakin Nishimura menyukai perempuan itu?"

Natsu kembali terdiam, meskipun menyakitkan tapi rasanya Natsu sudah dapat menerimanya, ternyata kenyataan begitu menyenangkan jika kita dapan menerimanya secara baik. Mungkin sekarang Natsu harus menceritakan semua itu kepada temannya. Toh, Matsu orangnya selalu terbuka, Natsu selalu nyaman berbagi dengannya.

"Kau ingat Matsu, saat kita belajar persiapan ujian kelulusan. Saat Kamura juga ikut denganku di rumah Yori."

"Oh iya, hari itu, setelah mengumumkan rekomendasi Kamura ke Tokyo kau tiba-tiba menghilang begitu saja, kemana kau saat itu? Saat tidak ada kau, Kamura seperti mayat beku." Natsu merasa Matsu sedang menatapnya meskipun di bawah kegelapan.

"Iya, hari itu aku menemui Nishimura. Dia ... ada di depan rumah Yori."

🌸🌸🌸

-SPRINGS-

Hi, guys!!!
Perlu diketahui kayaknya author lagi ada masalah sama motivasi nih.

Galau banget rasanya cerita gak ada yang baca dan followers malah menurun terus. Tapi gak apa-apa, Author yakin ini cuma kerikil kecil menuju kesuksesan.

Karena gak ada yang ngasih semangat:') jadinya Author kasih semangat untuk diri sendiri aja.

Semangat Thor👌👌👌

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro