Kotoba***
❄❄❄
"Selesai!" Teriak Natsu seraya mengangkat hasil rajutannya, "kau lihat Yori-chan? Kali ini bagus bukan?" Natsu memperlihatkan syal rajutannya di depan Yori.
Temannya itu hanya mengangguk pelan, tak selera.
"Aku menyelesaikannya tepat waktu, tepat pada saat musim salju sendiri telah tiba." Natsu kembali berseru, Yori hanya duduk diam di pojokkan kamarnya. Memerhatikan keadaan kosong di balik jendela.
Kali ini dengan semangatnya Natsu menyelesaikan syal rajutannya, tentunya dengan banyak bantuan Yori. Setelah berhenti merajut sekitar satu bulan, akhirnya Natsu menyelesaikannya.
Setelah pernyataan yang diakui Nishimura di festival Tsukimi bulan lalu, Natsu menyadari bahwa harapan-harapannya selama ini selalu hidup. Orang yang sembilan tahun ia sukai, ternyata juga menyimpan perasaan yang sama. Begitu sulitkah bagi Nishimura mengakuinya? Entahlah, Natsu tidak tahu dan tidak peduli, karena ia yakin syal ke sembilannya kali ini pasti akan diterima Nishimura.
Namun, kembali ada yang aneh belakangan ini, bukan hanya Kamura yang semakin menjauhinya, Natsu tahu Kamura masih marah padanya. Tapi Yori, entah mengapa ada perubahan yang begitu signifikan kepada Yori.
Awalnya, setelah hari di festival Tsukimi, Natsu memberitahukan semuannya kepada Yori dan Yori juga menampilkan ekspresi yang sangat terkejut dan terlonjak melompat-lompat kegirangan. Mengatakan bahwa perjuangan Natsu selama ini tidaklah sia-sia. Namun, saat rajutan syal segera selesai, keadaannya seolah berubah total, seakan Yori mempunyai kepribadaian ganda.
Tapi itu tidak mungkin.
Hanya saja, Yori tidak lagi menanggapi cerita Natsu secara berlebihan seperti Yori yang dulu. Dia hanya menanggapi setiap cerita yang Natsu bawakan dengan kalimat pendek, kadang juga hanya anggukkan atau senyum tipis, tidak terdengar sekalipun kekehan atau tawa lebar dari mulutnya.
Sempat Natsu tanya tapi Yori hanya terdiam lama menatap lamat-lamat Natsu dan menjawab datar 'aku tidak apa-apa'.
Mungkin itu masih terdengar biasa saja.
Tapi setelah malam saat Nishimura mengakui perasaannya, mereka sering bertemu, berjalan bersama, dan terkadang juga menonton bioskop bersama. Namun, Yori seolah tidak suka dengan hal itu. Nampak sekali di wajahnya raut kekesalan.
Kamura juga terlihat sama, namun Natsu tahu alasannya. Kamura selama ini menyukainya. Dan Natsu tidak bisa membalas perasaannya, meskipun terkadang detak jantung Natsu sering berkejaran aneh saat Kamura bertindak berani di depan Natsu ataupun hanya tersenyum lebar kepadanya. Akihr-akhir ini Natsu juga berusaha memperbaiki hubungannya, namun Kamura menghindar, seolah tidak lagi menginginkan persahabatan mereka kembali.
Dan Natsu mundur.
Untuk Karin, setelahnya Nishimura tidak lagi berhubungan dengan gadis itu. Nishimura lebih banyak menghabiskan waktu bersama Natsu di bulan November ini, dan sekarang tengah berjalan di awalan bulan Desember. Di sinilah Yori menjadi aneh.
Awalnya juga Natsu mengira hubungannya dengan Kobayashi sedang bermasalah, namun ternyata tidak, Yori seperti tidak menerima hubungan mereka. Oke, sebenarnya Nishimura dan Natsu masih belum menjalin hubungan apapun selain berteman. Tapi mengapa Yori seakan tidak suka dengan kedekatan mereka saat ini? Hal itu yang masih menjadi pertanyaan Natsu sampai sekarang.
Jika kau tahu kabar ini apa kau akan turut senang Matsu-chan?
Malam ini berbintang meskipun awan menutupinya sebagian, serta kepingan salju yang kembali lagi menyelimuti kota Kyoto. Natsu hanya terdiam di dekat jendela kamarnya dengan lampu yang sengaja dimatikan. Semakin gelap semakin jelas bintang terlihat.
Dahinya masih berkerut memikirkan yang terjadi kepada Yori, bahkan saat pamit pulang dari rumahnya siang tadi, Yori tidak menanggapainya sama sekali.
Kepalanya juga dipenuhi oleh kenangan bersama Matsu. Saat gelap di kamar dormnya ini, saat menatap gemintang yang bersinar, saat melihat lampu pesawat yang berkelap-kelip. Terasa Matsu sedang barada bersamanya. Saat-saat bermasalah seperti inilah Natsu sering mengeluarkan keluh kesahnya kepada Matsu.
"Apa yang sedang Matsu lakukan sekarang?" Natsu bertanya dalam hati pada dirinya sendiri. Selama ini Matsu selalu membangkitkan Natsu dalam setiap kesedihan apapun, menemani Natsu kala meminta tolong untuk mendekati Nishimura selama sembilan tahun, dan semua itu jauh lebih lama dibandingkan dengan sahabat-sahabatnya yang lain.
Jika Matsu di sini, mungkin ia juga akan senang mendengar usaha Natsu selama ini berhasil dan mengetahui rasa sayangnya yang tak bertepuk sebelah tangan. Seharusnya Matsu menjadi orang yang pertama dan yang selalu pertama tahu tentang Natsu.
Setelah larut dalam lamunannya, Natsu baru merasakan, ada bayangan yang seperti menggantung di atasnya. Natsu mendongakkan kepala sambil menautkan alis dan menyipitkan mata.
"Surat?" Ragu-ragu ia menarik surat yang tergantung di atas jendela kamarnya, sebelumnya surat ini tidak ada sama sekali.
"Siapa yang mengirim?" Perlahan Natsu membuka surat yang terlipat empat itu, terlihat deretan huruf Kanji tersusun rapi di dalamnya. Sejenak Natsu membulatkan matanya, melihat tulisan yang sangat tersusun rapi itu, melihatnya lagi secara berulang sebelum meyakinkannya bahwa itu tulisan dia.
Dengan cepat Natsu mencari nomor kontaknya di telepon. Setelah ketemu ia sempat berhenti, berpikir sejenak untuk menelpon atau tidak Karena kemungkinan dia tidak akan mengangkatnya jika Natsu yang menelpon.
Akan tetapi, Natsu membulatkan tekadnya. Perlahan ia menekan tombol panggil, meletakkannya di telinganya dengan gerakkan yang tak kalah pelannya. Menunggu yang dituju mengangkat telepon.
Bunyi tuuut yang panjang pada teleponnya seolah mewakili suara detak jantungnya yang berdetak liar. Hingga suara operator telepon yang akhirnya ia dengar.
Natsu mencoba lagi dan lagi, namun hasilnya sama saja.
Dia tidak mengangkat.
❄❄❄
"Natsu, kau lagi mikirin apa?" Nishimura membuyarkan lamunan Natsu, Natsu menolehkan wajah dengan ekspresi yang amat sangat terkejut.
"Ti-tidak ada apa-apa." Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian larut ke dalam lamunannya lagi.
"Kamu yakin hari ini mau pergi? Soalnya pikiran kamu seperti tidak sedang bersamaku." Nishimura menatap tajam wajah Natsu yang terlihat pucat, "atau kamu kedinginan?"
"Tidak Nishi-kun, aku..." Natsu kembali mengambang pada lamunannya. Hening sesaat.
"Kamu kenapa?"
"Nishimura," panggil Natsu lalu menarik tangan Nishimura ke dalam toko karena udara di luar memang terasa dingin menusuk.
"Aku ingin menceritakan sesuatu..." Natsu mengucapkannya cepat setelah mereka berada di dalam toko tersebut, beberapa detik Nishimura masih menatapnya tidak mengerti.
"Aku punya masalah dengan ketiga temanku." Natsu kembali berbicara, terdengar seperti gumaman yang tidak jelas.
"Sebentar, aku akan ambilkan kau cokelat hangat dari mesin, tunggu di sini." Nishimura yang kebingungan memutuskan untuk menenangkan Natsu dengan membelikannya cokelat hangat, selain itu wajah Natsu juga terlihat pucat.
"Ini." Nishimura menyodorkan gelasnya ke depan wajah Natsu, lalu duduk di kursi tepat di depan Natsu. Natsu berterima kasih lalu menyesapnya pelan.
"Sekarang ceritakan kepadaku siapa saja temanmu yang bermasalah itu?" Nishimura menatap dalam mata Natsu yang meredup.
"Ka-Kamura-kun," Natsu mengatakannya ragu-ragu, bingung harus menyebutkan nama siapa duluan.
"Kamura? Kenapa dia?"
"Satu bulan belakangan dia menjauhiku."
"Benarkah? Aneh? Kenapa?"
"Aku ... tidak ... sebenarnya dia menyukaiku." Pelan Natsu mengatakannya dan hal itu membuat Nishimura langsung terdiam menatap Natsu lama.
"Kalau itu aku tahu." Jelas Nishimura datar. "Kapan kau yakin dia menyukaimu?"
"Sudah lama, musi semi kelulusan sekolah."
Sejenak Nishimura terdiam dan berpikir dalam. Di benaknya ia merasakan ketakutan, Kamura sudah terlebih dahulu menyatakan perasaannya saat musim semi lalu, Nishimura dapat merasakannya dengan jelas saat-saat dimana kelopak sakura bergguran dan para remaja saling mengungkapkan perasaan satu sama lain. Sementara Nishimura baru mengatakannya saat musim gugur yang lalu, saat dedaunan yang merah merkah jatuh berguguran. Dia sadar bahwa dirinya sudah selangkah didahului oleh orang lain. Dan yang ia takutkan adalah perasaan Natsu yang mungkin saja bisa berubah.
"Kau menyukainya?" Nishimura memberanikan dirinya menannyakan hal itu.
Natsu terdiam, terlihat berpikir sejenak. Entah apa yang terjadi tetapi Natsu memang tidak menyukai Kamura sama sekali meskipun dirinya juga memberikan ruang yang amat kecil bagi Kamura berada di hatinya. "Ak-aku tidak tahu!" Namun jawaban Natsu barusan amat bertentangan dengan apa yang ia rasakan.
"Lalu, siapa lagi temanmu itu?." Nishimura langsung mengalihkan pembicaraan ke teman Natsu yang kedua. Ia tidak ingin mendengar kenyataan lebih jauh jika Natsu mulai membuka hatinya untuk Kamura meskipun pada kenyataannya tidak sama sekali.
"Yori, dia akhir-akhir ini sangat aneh." Natsu menerawang ke tempat yang sama namun pada pikiran yang berbeda.
"Aneh seperti apa? Padahal menurutku dia yang paling tidak bermasalah."
"Sebenarnya iya, tapi ...," Natsu kembali mengingat kejadian kemarin saat Yori kembali bertingkah aneh kepada dirinya.
"Yori-chan ...," Panggil Natsu sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Yori, lama tidak ada balasan hingga akhirnya Yori membuka pintu meski hanya sebagian. Gadis itu membiarkan dirinya tetap berada di sana seolah tidak membiarkan Natsu masuk.
Benar-benar aneh.
"Aku mau mengambil syal rajutanku, empat hari lagi akan kuberikan kepada Nishimura-kun."
Yori diam, menatap aneh Natsu. Natsu menelan ludahnya.
"Ingat Natsu, aku tidak akan membiarkanmu memberikannya kepada orang yang tidak tepat." Dingin, jarang sekali Natsu mendengar Yori berkata kepadanya sedingin itu.
"Yori, kau kenapa? Ak-aku tidak meng.."
"Kau yakin akan memberikannya kepada Nishimura?" Tanyanya dingin.
Natsu mengangguk pelan, dan Yori akhirnya mempersilakannya masuk.
"Yori aku tidak mengerti, ada apa denganmu akhir-akhir ini?" Natsu membentangkan syal itu di bawah sinar matahari yang menembus jendela kamar Yori, meskipun matahari saat itu tertutupi awan yang tebal bersalju.
"Aku yang tidak mengerti denganmu, Natsu."
"Aku? Kenapa?" Natsu menatap heran karena Yori sedang memutar balikkan keadaaan.
"Kau tidak peka," Yori mengatakan hal itu dan Natsu hanya mengerutkan dahi sambil menggeleng pelan tak mengerti, "coba kau tanyakan pada hati kecilmu yang paling dalam."
"Apa maksudmu? Tidak peka, hati kecilku yang terdalam, apa maksud dari semua ini? coba kau jelaskan semua keanehan ini!" Sekarang Natsu sudah tidak dapat membendung emosinya yang serba tidak mengerti, sudah hampir dua minggu Yori memperlakukannya seperti ini.
Yori mendesah.
"Kamura menyukaimu." Ucapnya langsung.
"Aku tahu."
"Hanya 'aku tahu'?" terdengar Nada suara Yori yang lebih naik. Natsu menarik napasnya kesal. "Baik, Yori-chan aku tahu maksudmu, tapi ini bukan tentangnya..."
"Bukan tentangnya? Lalu tentang siapa?"
"Bukankah kau selama ini juga mendukungku Yori, bukankah selama ini kau selalu membantuku? Kau orang yang selalu mendukungku untuk mendapatkan Nishimura, kan?" Natsu berdengus kesal, napasnya mulai memburu.
"Dia sudah menyukaimu tiga tahun semenjak kau di SMA."
"Dan Nishimura sudah menyukaiku sembilan tahun semenjak aku sekolah dasar." Natsu menatap Yori tajam.
"Tapi apa yang dilakukan Nishimura kepadamu selama ini hah? Menolakmu mentah-mentah? Berpacaran dengan perempuan lain? Ayolah Natsu kau hanya dibodohi."
"Aku tidak bodoh Yori ... aku mengerti perasaannya."
"Seharusnya kau mengerti perasaan Kamura, kau juga pernah merasa terabaikan bukan?" Yori berteriak.
"Jika aku memilih Kamura itu sama saja aku menyakiti diriku dan mengkhianati Matsu!" Natsu balas berteriak dan berbisik lirih saat menyebutkan nama Matsu, kemudian dia berlari pergi.
"Natsu? Apa permasalahanmu dengan Yori?" Nishimura mengulangi kalimat itu untuk yang ketiga kalinya dan setelah itu Natsu baru tersadar dari lamunannya.
"Ap-apa?" Natsu tersentak menyentuh gelasnya higga beberapa tetes cokelat panasnya tumpah. Nishimura hanya tersenyum tipis.
"Kamu melamun lagi." Terdengar seperti bukan pertanyaan.
"Nishimura-kun ...," Natsu menelan ludahnya.
"Ya?"
"Apakah kau benar-benar ... menyayangiku?" Pertanyaan Natsu barusan membuat Nishimura langsung tersedak minumannya sendiri.
"Pertanyaan macam apa itu?" Herannya, tapi tetap tersenyum.
"Aku hanya memastikan kok!"
Nishimura tersenyum puas, "aku menyukai Natsunawa Oichi." Ucapnya tegas. Natsu tersenyum, wajahnya memerah sesaat kemudaian.
Hening, lalu mereka tersenyum bersamaan.
"Natsu-chan ...," Lagi Nishimura memanggil, "tidakkah kau ingin berpacaran denganku?" ia mengucapkannya hati-hati.
Natsu terdiam, menatap Nishimura lama.
Rasanya, seluruh kembang api musim panas, sedang berdentuman di dalam dadanya. Namun, tahukah dia apa yang dirasakannya sekarang?
❄❄❄
Y
U
K
I
-WINTER-
UDAH MAU SELESAI WOii😭😭😭
Sedih Aing:'
Ini naskah author yang jadi pendorong pertama kali untuk menulis meski banyak banget kekurangannya😭😭
Sebelum tamat, siapa yang kalian ship untuk Natsu? Kamura atau Nishimura?
Siapapun yang penting semuanya baik dah😁🙃🎋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro