Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Hari Pertama Yang Buruk***

❄❄❄

Terima kasih, kemarin itu hal yang paling berarti bagiku.

Kepada Oichi-chan, aku tidak pernah mendapatkan teman sebelumnya, terima kasih sudah mau berteman dengan laki-laki kikuk sepertiku, aku akan mengingatmu selalu.

Kamura

Natsu tersenyum mendapati surat itu di loker sekolahnya. Padahal baru hari pertama, tapi Kamura sudah seantusias ini. Natsu senyum-senyum sendiri salama berjalan di lorong sekolah, bahkan orang-orang yang lewat di depannya pun mungkin mengira dirinya sedang tidak waras hari ini. Tapi biarlah, Kamura memang konyol.

Sesederhana itukah baginya? Apakah dia sudah merasa amat senang? Apa mungkin karena dia tidak punya teman? Padahal kemarin hanya bertemu sebentar dan berjalan-jalan ke taman.

Sebetulnya kemarin Natsu kesal saat diacuhkan Nishimura, ia kemudian memutuskan untuk pulang. Yori dan Matsu juga sudah meninggalkannya sendirian di sana, membuat harinya tambah menjengkelkan.

Akan tetapi, dia bertemu dengan Kamura lagi saat berjalan pulang. Mereka mengobrol sebentar sambil menghabiskan waktu perjalanan dan makan onigiri dari minimarket.

Hanya itu. Sespesial itukah? Satu lagi hal yang Natsu tahu dari Kamura. Dia sederhana.

"Ya ampun, lihat teman-teman! Natsu senyum-senyum sendiri setelah dapat surat dari Kamura lagi," teriak Yori membahana di kelas, membuat satu kelas menyoraki Natsu. Natsu terkejut, lantas menutupi wajahnya sambil merayap pelan ke tempat duduk.

Tiba-tiba ada yang langsung menarik surat itu secara paksa. Natsu semakin terkagetkan. "Lihatlah teman-teman, aku bacakan ya di depan kelas." Perempuan itu berjalan ke depan kelas diperhatikan seksama oleh teman kelas lainnya.

"Tsuda hentikan," teriak Natsu, tapi semua terlambat, teman-temannya sudah mendengarkannya. Natsu mendesah akan kejahilan teman sekelasnya.

"Terima kasih, kemarin itu hal yang paling berarti buatku." Sejenak suara cemprengnya terhenti diikuti cekikikan dan teriakan genit teman-teman lainnya.

"Natsu-chan hebat, bisa dekat dengan anak pendiam itu." Yamaguchi mendatangi Natsu.

"Bukankah mereka sudah dekat dari lama?" Yori malah memperkeruh suasana.

"Bukan seperti itu, kalian jangan salah paham dulu." Saat Natsu sudah semakin terpojok dengan tingkah iseng teman kelasnya, akhirnya Kamura datang juga.

Dia datang dengan gaya polosnya lalu mengambil paksa kertas yang ada di tangan Tsuda, membuat perempuan itu terperanjat dan langsung kembali ke tempat duduk.

Seisi kelas kembali hening.

Dia jarang sekali berbicara di kelas, sehingga teman yang lain menjadi diam saat dia mulai angkat bicara.

"Kami berteman." Hanya itu yang dia katakan.

"Kamura-kun, tidak usah bohong." Yori benar-benar menjengkelkan hari ini. Natsu hanya dapat menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Kamura tersenyum tipis kepada Natsu. Kemudian terdengar bisikan-bisikan kecil teman di kelas. "Mungkin kalian akan percaya jika mendengar penjelasan Natsu secara langsung."

Natsu membulatkan matanya ke arah Kamura. Aku? Menjelaskannya? Kepada dua puluh empat murid yang menjengkelkan ini?

Dengan gagap, Natsu maju ke depan. Kamura menyerahkan kertas itu kembali kepada Natsu. Natsu menerimanya sambil menundukkan kepala minta maaf.

"Sebelumnya aku-aku mi-minta maaf...."

"Sudah cepat saja Natsu!" teriak Kobayashi dari pojok kelas.

"Sebenarnya dia, maksudku Kamura-kun, selama ini mengirimkan surat ini kepadaku hanya untuk menghiburku saja!" Natsu menelan ludah. "Maksudnya... aku menyukai orang lain tapi orang itu selalu menjauhiku, untuk itu Kamura-kun mengirimkanku surat agar aku tidak bersedih, itu saja."

Serempak satu kelas mengucapkan 'oh' dan mengembuskan napas kesal karena masih tidak percaya. Terlihat Yori membuka mulut ingin bicara, namun kembali menutupnya lagi setelah melihat mata Natsu melotot ke arahnya.

"Jadi kalian tidak berpacaran?" Tsuda bertanya dari belakang.

"Tidak," jawab Natsu.

"Terus, kalian tidak saling suka?" tanyanya lagi.

"Tidak!" Terdengar penekanan, kali ini dari jawaban Kamura. Hening sesaat di kelas. Natsu melirik mencari sosok Matsu di sana. Di mana dia sejak tadi? Jika dia ada di sini sepertinya semuanya akan lebih mudah.

"Jadi, tiga tahun Kamura kirim surat itu, bukan karena suka sama Natsu?" Kobayashi bersua, Natsu dan Kamura mengiyakan secara bersamaan. "Lalu siapa orang yang Natsu sukai?"

"Nishimura Kaito." Matsu yang menjawab cepat di ambang pintu kelas, membuat perhatian semua orang tertuju ke arahnya. Dia datang, dan waktunya tidak tepat.

"Matsu-chan!" Natsu mendesah lemah. Kamura hanya terdiam, dan Yori menutup mulutnya. Beberapa siswa di kelas ada yang berbisik-bisik. Sepertinya membicarakan orang yang namanya disebutkan Matsu barusan, karena terdengar kalimat seperti 'dia di kelas 3-B'.

Natsu menghela napas panjang. Terbongkar sudah.

"Tidak apa-apa Natsu." Matsu mengambil posisi temannya di depan kelas, berteriak, "sekarang semuanya sudah jelas bukan?"

Semua siswa di kelas terdiam, dan ada beberapa yang menatap iba ke arah Natsu.

Natsu langsung meninggalkan kelas.

Semuanya akan semakin rumit!

❄❄❄

"Pergi dari sini! Kau hari ini benar-benar menyebalkan." Natsu memalingkan wajahnya dari Yori yang baru saja mengambil tempat duduk di depannya pada saat makan siang.

Matsu tertawa kecil tanpa suara ke arah Yori yang memanyunkan bibir.

"Apa kalian berdua tidak mengerti? Hari ini aku ingin sendirian." Natsu masih enggan memandang wajah kedua sahabatnya. Suasana tempat makan siang sekolahnya hari ini terbilang sangat ramai. Seharusnya Natsu ke perpustakaan jika ingin sendirian. Natsu menyesali keputusannya ini.

"Pergi!" Perintah Natsu lagi, kali ini dengan sedikit penekanan. Matsu menggigit acar timun secara kasar dari sumpit. "Apakah kau tidak lihat Natsu?" ucapnya, "semua tempat sudah penuh, jadi kami tidak ada pilihan lagi untuk duduk di tempat lain."

Natsu mengembuskan napas jengkel. Mengambil sumpit dan mulai makan tanpa suara. Tidak lama, ada lagi yang menghampiri meja mereka, sambil menenteng papan makanan yang sudah penuh.

"Hei-hei apa yang kalian lakukan di sini?" Natsu semakin marah.

"Duduk." Jawab salah satu dari mereka, membuat Natsu semakin tak berselera makan.

"Kalian tahu, tadi di kelas kalian sama menjengkelkannya dengan Yori. Terutama kau Tsuda." Natsu menunjuk Tsuda yang memilih duduk di samping Matsu.

"Ak-aku tahu." Dia tergagap. "Tapi kan selama ini kami mengira kau dekat dengan Kamura."

"Diam!" teriak Natsu menggebrak meja, membuat beberapa orang terperanjat.

"Sudahlah Natsu, tidak usah marah lagi." Yamaguchi menyuap cumi saus teriyaki ke dalam mulutnya, mengunyah pelan lalu melanjutkan, "lagipula kami tadi sudah berjamaah dimarahi oleh Kamura, kau tidak lihat wajah Tsuda pucat seperti itu?"

"Aku tidak peduli." Natsu masih belum meredam emosinya.

"Gara-gara kau juga, tadi Kobayashi hampir babak belur oleh Kamura." Kali ini Yori yang berbicara. "Aku sampai terkaget-kaget melihat pria super pendiam itu tiba-tiba marah besar." Dia terkekeh, kedengarannya Matsu dan Yamaguchi juga begitu. Oh, Natsu hampir lupa kalau di sini juga ada Ranmaru. Dia terlalu abai sampai-sampai tidak menyadari sosoknya yang jangkung.

"Tapi aku melihatnya malah seperti penyelamat Natsu, Kamura tadi benar-benar keren!" Hobara tiba-tiba duduk di samping Ranmaru.

Bagus, satu kelas berkumpulah semua di sini. Natsu menyumpahi dirinya sendiri, dan ia akan mendapat banyak karma karena terlalu banyak menyumpahi diri sendiri hari ini.

"Hei-hei sudah! Kalian tidak sadar aku sedang kesal? Berhentilah membicarakan masalah tadi." Semua terdiam mendengar celetukkan langsung dari Natsu. Sesaat semuanya hanya fokus kepada makanan masing-masing.

Sekilas Natsu melihat wajah Tsuda yang ternyata memang pucat. Tadi Natsu langsung saja berlari dari kelas, menangis lagi. Setelah itu dia tidak tahu lagi tragedi apa yang akan terjadi setelahnya di kelas. Ternyata Kamura-kun, menyalurkan amarahnya.

"Ngomong-ngomong, sekarang... Kamura ada di mana?" Natsu bertanya hati-hati.

"Tuh kan, kamu itu masih peduli," celetuk Yori langsung, membuat mata Natsu menghunus tajam ke arahnya.

"Tapi," Yamaguchi bersua, "kamu memang suka ya dengan Nishimura Kaito siswa kelas 3-B?"

Pertanyaan inilah yang Natsu takuti.

Natsu menarik napas panjang, berusaha mengontrol emosinya, masalah tidak akan pernah selesai jika beradu emosi.

"Sudah delapan tahun," jawabnya. Sontak seluruh anak perempuan di meja itu terperangah tak percaya, hanya saja Matsu nampak biasa saja karena dia sudah tahu. Yori juga tahu, tapi dia pura-pura terkejut mengikuti siswi lainnya.

"De-delapan tahun?"

"Lama sekali, saat itu umurku mungkin baru sembilan tahun." Tsuda melepas gagang sumpitnya. Natsu hanya tersenyum tipis, lama sekali? Tapi rasanya tidak ada apa-apanya.

"Memangnya Yamaguchi-chan kenapa bertanya?" Natsu menatap penasaran. Cepat Yamaguchi menggelengkan kepalanya. "Tidak, hanya saja... maksudku delapan tahun itu sangat lama, apakah dia tidak ada rasa sedikit pun kepadamu?"

"Atau dia tidak tahu?" Tsuda menambahkan.

"Dia tahu." Matsu yang menjawab, semua menjadi semakin iba melihat Natsu.

"Sekarang kalian mengapa menatapku seperti orang kasihan begitu? Di kelas tadi seperti itu juga, ada apa sih dengan Nishimura, memangnya aneh ya aku suka dengan dia?"

Semuanya kembali terdiam, sebelum akhirnya Yamaguchi mengakuinya.

"Sebenarnya Natsu, tapi jangan marah, ya." Ucapannya membuat perasaan Natsu menjadi tidak enak. "Sebenarnya aku kenal dengan seseorang bernama Karin Ishida, dia sisiwi kelas 3-B juga, dan...," Yamaguchi menjeda, "dan setahun ini mereka sudah dekat."

Deg.

Natsu melebarkan bola matanya ke arah nasi putih yang masih belum tersentuh di papan makanannya. Jadi namanya Karin? Dan sudah setahun? Diakah gadis musim dingin itu?

"Aku dengar mereka belum pacaran, tapi Nishimura sendiri menyebutnya gadis musim dingin, setahuku seperti itu." Yamaguchi menjadi tak enak menceritakannya kepada Natsu.

Tanpa melihat secara langsung, Natsu tahu jika Yori dan Matsu turut menatapnya dengan iba saat ini.

Natsu masih diam, menerawang kosong papan makanannya.

"Natsu-chan, aku minta maaf! Aku tidak menyangka kalau kau lebih lama menyukai Nishimura, kau hebat." Terlihat Yamaguchi tersenyum getir. Natsu menggigit bibir, tangannya yang bergetar ia sembunyikan di bawah meja.

"Natsu tidak perlu bersedih, mereka kan hanya dekat, tidak pacaran." Terdengar suara Tsuda mencoba menghibur.

"Ak-aku tahu." Natsu berusaha tersenyum. Yori dan Matsu mengerutkan dahi.

"Natsu, apa-apan ini? Kau tahu?" Matsu tak percaya. Natsu berusaha mengatur napasnya agar tak terisak, salju mulai pulang dan rasanya hatinya semakin beku saja.

"Aku pernah melihat dia, Karin, yang memberikan syal kepada Nishimura." Natsu berkata lemah. Yori dan Matsu mengangakkan mulutnya tak percaya.

"Dia." Matsu menggeram. "Dasar bocah tak tahu diri!"

"Matsu hentikan!" Natsu melirik ke arah teman-teman yang lainnya, semua terlihat kaget dengan perkataan Matsu tadi.

"Tidak! Kali ini biarkan semua orang tahu bahwa—"

"Matsu!" Natsu memejamkan matanya, "kumohon... ini sudah jadi hari burukku. Jangan tambah lagi." Pintanya dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya.

Matsu tak punya pilihan selain mengikuti permintaan Natsu. Ia kembali diam meski dengan wajah yang masih tak terima.

"Sekali lagi aku minta maaf, Natsu." Yamaguchi kembali terlihat menyesal.

"Aku juga." Hobara juga meminta maaf, kemudian orang-orang yang lain turut meminta maaf.

"Ayolah teman-teman." Natsu memaksakan satu kekehan. "Ini bukanlah acara pemakaman! Kalian tidak perlu berlebihan seperti itu."

"Ya, lagipula Natsu tidak akan memedulikan Nishimura lagi." Yori melirik usil ke arah Natsu. "Kan ada Kamura yang kapan pun siap mengamuk untuknya." Gurauannya membuat semua orang di meja itu tertawa kembali kecuali Natsu. Natsu malah memukul keras lengan Yori, membuatnya mengaduh meski masih cekikikan tak berarti.

Disitulah Natsu melihatnya, saat ia memukuli Yori, dari kejauhan ia menangkap Nishimura ternyata sedang diam memandang datar ke arahnya.

Natsu rasa dia mendengar semuannya.

❄❄❄

-WINTER-

Telat Update🤣🤣🤣

Maaf yaa🙏🙏🙏🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro