kamu.
Rasanya seperti baru saja bertemu denganmu beberapa waktu lalu. Aku menaiki sepeda dan kau berlari berusaha mengejarku. Aku jatuh dari sepeda sebab tidak melihat ada batu di tengah jalan, dan roda sepeda yang kukayuh keras itu melintas di atasnya, lalu aku kehilangan keseimbangan. Kau panik dan berkata ada darah di lututku. Hari itu malah aku yang harus menenangkanmu, sebab kau bisa saja menangis di tengah jalan melihat lutut berdarahku.
Hari berlalu. Aku melihatmu—untuk kesekian kalinya setelah bertahun-tahun—dengan keadaan yang hampir sama, tapi kau tidak lagi terlihat panik. Kau mengusap kepalaku seraya berkata, "Kakimu hanya boleh berjalan denganku saja. Sekarang kau hanya milikku."
Bahkan pisau berlumuran darah itu masih terlihat mengkilat. Ah, seharusnya aku tidak menenangkanmu di hari itu. []
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro