Chapter 9: Rumah
Chise ingin sekali melaporkan apa yang ia lihat kepada Nona Lein. Shai dan Rhea mengajaknya ke kediaman mereka.
Kedua orang itu memainkan interior rumah dengan jendela besar serta bahan-bahan kayu, tanaman hias, dan kolam kecil pun menjadi pemanis yang membuat gadis itu senang berada di sini.
"Aku sudah dengar," Rhea berkata. Ia membawa nampan kayu, di atasnya terdapat teh hangat serta satu kotak berisi kue kering. "Kau datang dari dimensi lain."
Sepertinya Shai sudah bercerita.
"Ya, bisa dibilang aku punya misi di sini," jawab Chise. "Kau tidak kaget?"
"Sedikit, tapi―"
Tiba-tiba Ales berlari masuk ke dalam ruang santai, kemudian naik ke dalam pangkuan Rhea.
"Di mana Adrian?" tanya sang ibu, memeluk tubuh mungil Ales.
"Sama Papa."
Chise menatap Rhea sembari menyantap teh di tangan. Rhea pun tersenyum membalas.
"Aku suka rumah ini, Rhea." Ia menatap ruangan ini dengan saksama. Terlebih lagi satu dinding ruangan dihiasi oleh foto-foto yang kuat akan kenangan. Ia bisa melihat foto Adrian dan Ales sedari bayi hingga sekarang.
"Aku dan Shai sepakat memiliki rumah seperti ini. Sirkulasi udara yang baik adalah sebuah keharusan, Shai pun senang dengan kayu dan tanaman. Baginya ini adalah rumah impian."
"Kolam kecil di antara ruang makan dan ruang santai adalah favoritku," Chise menambah.
"Adrian dan Ales kadangkala bermain di situ beberapa bulan ke belakang." Rhea mengusap rambut Ales, "kepalaku sampai pusing saat Adrian masuk ke dalam kolam itu, lalu membasahi lantai sekitar."
Chise terkekeh.
"Boleh main di sana lagi, Ma?" celetuk Ales.
Dan dua wanita itu pun tertawa lepas.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro