Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 11: Tidur

Setelah panjang lebar, Chise menangkap Adrian yang tertidur di dalam pelukannya. Namun, saudara kembar bocah itu masih betah mendengar.

"Kau belum mengantuk, Ales?" Chise berkata, lalu mengusap kepala laki-laki itu. "Masih ingin dengar?"

"Iya," responnya tanpa ragu.

"Sini." Chise merentangkan lengannya yang bebas, meminta Ales masuk ke dalam kehangatan yang ia tawarkan. Sang bocah pun bergeser perlahan, kedua tangan mungilnya memeluk pinggang kiri milik gadis itu. Kepala Ales mendongak, siap memperhatikan kisah yang masih berlanjut.

"Kita bicaranya pelan-pelan, ya. Nanti Adrian bangun kalau suaranya besar."

Ales mengangguk menyetujui.

Cerita pun kembali melangkah. Chise sebisa mungkin menjelaskan kedatangannya ke dunia ini dengan cara yang lebih mudah dicerna oleh Ales.

"Jadi, Kak Chise ke sini karena ada tugas," simpul Ales.

"Benar, tugasnya adalah membawa sebuah alat agar papa dan mama bisa berbicara dengan temanku."

Kepala Ales sedikit miring ke kiri, bertanya-tanya. "Teman Kak Chise kenapa tidak ke sini?"

"Karena dia sibuk sekali, mungkin lain kali ia bisa bermain kemari."

"Semoga teman Kak Chise bisa berkunjung."

Lalu, suara ketukan di pintu berbunyi lagi.

"Chise, apa kau belum tidur? Apa di sana ada anak-anak?"

"Itu suara mama," sahut Ales, berbisik. "Mama marah?"

Wanita itu tersenyum, "lebih tepatnya khawatir. Kalian ada di sini bersamaku dan mama tidak tahu."

Ales pun mengeratkan genggamannya.

"Tidak apa-apa, aku yang bicara pada mama, ya." Chise mengelus punggung Ales menenangkan.

"Masuk saja, Rhea."

Rhea terlihat bernapas lega ketika melihat Ales dan Adrian ada di dekat Chise. Di belakang wanita itu ada Shai yang melepas ekspresi lega.

"Ales, kenapa kau di sini? Ini sudah malam." Rhea pun beralih kepada Adrian yang tertidur, membuang napas. "Dia juga tertidur di sini."

Shai berjalan mendekat. "Maaf, Chise, mereka jadi mengganggu tidurmu."

"Tak apa, aku senang mereka mau mengobrol denganku."

"Ales, yuk, kita tidur," ajak Shai sembari mengangkat tangan. "Papa tidur sama Ales dan Adrian sekarang."

Ales semakin menempel pada Chise.

"Ales, Sayang, kita tidur sama-sama berempat, ya. Mau?" Rhea mengambil satu langkah penuh.

"Mau tidur sama Kak Chise, Adrian juga tidur di sini."

"Ales," ucap Rhea sedikit memaksa.

"Biarkan mereka di sini, Rhea, Shai." Chise tidak tega melihat Ales yang tidak mau pindah tempat, apalagi Adrian yang sudah nyaman tertidur di sampingnya.

Shai memeluk pundak Rhea. "Baiklah, jika tidak merepotkan."

Menimbang beberapa saat, akhirnya istri pria itu mengizinkan si kembar tidur di kamar ini. Ia pun mewanti-wanti Ales agar tidak membuat gaduh atau mengganggu istirahatnya.

"Terima kasih, Chise," ucap Rhea. "Selamat tidur, kalian bertiga."

"Selamat tidur, Mama, Papa." Ales melambaikan tangan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro