3
"Perubahanmu menunjukkan bahwa rasa itu tak sama lagi"
*****
Hari terakhir OSPEK, semua mahasiswa baru akan di arahkan dimana fakultas mereka berada.
Katria yang merupakan dari jurusan hukum berjalan bersama mahasiswa baru lainnya, di pandu oleh Liam yang merupakan senior dari jurusan tersebut. Gedung jurusan ilmu hukum terletak disebelah selatan kampus, sedangkan fakultas ekonomi berada di arah barat kampus.
Katria merasa risih karena sedari tadi Liam menatapnya. Perlakuan Liam pasti menimbulkan tanda tanya dari beberapa mahasiswa yang melihat kejadian tersebut.
Rafka, Zela dan Katria berada di kelas yang sama yaitu di kelas 1.1. Katria merasa sangat senang karena satu kelas dengan dua orang yang sudah ia kenali.
Setelah tau dimana fakultas mereka berada, semua mahasiswa baru di perbolehkan pulang.
Katria menunggu Alvan di parkiran karena tadi di pergi bersama Alvan.
"Kita pulang sekarang kan?" Tanya Alvan
"Gak makan dulu?" Tanya Katria, tidak biasanya Alvan langsung mengajaknya pulang.
"Emang kamu lapar?" Tanya Alvan
"Gak"
"Yaudah kita pulang"
Katria merasa kesal, kenapa dengan Alvan. Kenapa dia bertingkah secuek ini, seingatnya Katria sedang tidak berulang tahun sekarang, dan hari ini juga bukan hari jadian mereka. Lalu kenapa Alvan jadi aneh begini.
"Kok malah bengong? Gak mau pulang?"
"Kamu pulang aja"
"Yakin, yaudah deh. Aku duluan" ujar Alvan
Baru saja Alvan hendak masuk ke mobilnya, sebuah tas berwarna pastel mendarat di kepalanya dengan sempurna. Alvan menatap Katria yang merupakan pelakunya, sedangkan Katria berdiri sambil menatap tajam Alvan.
"Kamu kenapa sih?" Ujar Alvan seraya menyerahkan kembali tas Katria
"Kamu yang kenapa?" Katria menepis tas itu
"Kat, ini di parkiran. Bisa gak sih suaranya di kecilin nanti kita malah jadi pusat perhatian"
"Biarin! Kamu kenapa? Selama kuliah kamu jadi aneh, kamu selalu cuek, kamu gak pernah telpon aku, aku selalu nungguin telpon dari kamu. Tapi apa? Gak ada satu pun pesan dari kamu Van. Kamu selalu bilang kalau kamu sibuk. Sibuk apa emang? Sibuk selingkuh?"
"Kat, kamu kok malah nuduh yang enggak-enggak"
"Aku gak nuduh Van. Semalam di starbucks aku liat cowok mirip banget sama kamu lagi sama cewek. Itu kamu apa bukan?"
"Aku dirumah semalam Kat"
"Tapi kenapa pas aku tanya sama tante Aleta. Dia bilang kalau kamu lagi keluar."
"Aku keluar bentar"
"Keluar kemana? Temuin cewek lain iya?"
"Kat, aku sama sekali gak kayak gitu" suara Alvan meninggi
"Bahkan sekarang kamu udah mulai bentak-bentak aku. Kamu emang udah berubah sekarang, kalau emang gak suka lagi bilang, kalau emang gak sayang lagi tunjukkin secara langsung. Jangan buat aku selalu berpikir bahwa cuma aku yang spesial di hati kamu. Padahal nyatanya hati kamu sudah di tempatkan oleh satu nama lagi selain aku, kalau emang udah gak ada rasa cinta lagi. Kita akhiri sekarang"
"Aku gak mau kita selesai. Please ngertiin posisi aku"
"Posisi mana yang harus aku ngertiin?. Kamu sekarang kayak lagi nutup-nutupin sesuatu dari aku. Aku capek, mau pulang"
Katria mengambil tas nya dan berlalu dari hadapan Alvan.
Alvan memandangi kepergian gadis berambut coklat itu. Dia merasa bersalah, karena belum bisa menjelaskan yang sebenarnya.
****
Katria berjalan cepat, dia bahkan menabrak beberapa orang yang berjalan, Katria meminta maaf, meneruskan jalannya. Hingga dia menabrak seseorang.
"Kat? Kamu kenapa?"
"Aku gak papa" Katria mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya
"Kalau gak kenapa-kenapa. Kamu gak mungkin bakalan nangis. Coba bilang sama aku kamu kenapa?"
"Aku gak papa Ga. Aku mau pulang"
"Aku anterin ya" ujar Raga
"Gak usah. Kamu anterin aja pacar kamu, dia pasti udah tungguin kamu" tolak Katria
"Aku bisa bilang sama dia. Pasti dia bisa ngertiin kok"
"Gak, gak usah Ga. Aku gak mau bikin cewek kamu sakit hati. Walaupun cewek bilang gak kenapa-kenapa. Itu dia pasti lagi nyembunyiin sakit di hatinya. Aku pulang dulu, tenang! Aku baik-baik aja."
Raga membiarkan Katria pergi, dia tau ada sesuatu yang sudah terjadi.
****
Katria turun dari taksi dan masuk kerumahnya, dia merebahkan dirinya di kasur untuk melepaskan penatnya.
Ponselnya berdering, Katria membaca pesan itu dengan malas.
Udah sampek rumah kan?
Pesan dari Alvan membuatnya semakin badmood. Dia mengabaikan pesan itu, hingga sebuah panggilan masuk dari nomor yang sama.
Katria menolak panggilan itu, dia mematikan Ponselnya beralih mengambil laptopnya.
Video Call nya tersambung, dari layar laptopnya terlihat wajah Rhea.
"Rhe gue rindu"
"Kat, lo kenapa? Are you ok?"
"Gue gak kenapa-kenapa Rhe, gue cuma rindu sama lo. Kapan lo pulang kesini? Apa lo belum bisa lupain Raga juga? Ini udah hampir setahun lho. Gue pengen lo ada disini. Gue pengen curhat sama lo, lo balik dong" rengek Katria
"Kuliah gue baru mulai Kat. Gak mungkin gue langsung libur, 4 bulan lagi gue bakalan balik ke indonesia buat liburan"
"Kelamaan" Katria mencebikkan bibirnya
"Dengar-dengar Raga udah punya pacar ya?"
"Iya"
"Sama cewek lain cepat banget jatuh cintanya. Kalau sama gue malah gak bisa"
"Mungkin dia bukan jodoh lo"
Rhea cemberut, sedangkan Katria tertawa lepas menatap wajah cemberut Rhea.
Berjam-jam mereka habiskan untuk saling curhat.
Setelah mandi dan Shalat maghrib Katria kembali menyalakan ponselnya, 10 panggilan tidak terjawab dari Alvan dan juga ada beberapa pesan, Katria mengabaikan pesan dari Alvan dia lebih memilih membaca pesan dari Zela.
Lo lagi jalan sama Alvan?
Katria mengerutkan keningnya, jelas-jelas sedari tadi dia berada dirumah.
Gue dirumah, kenapa Zel?
Zela mengirimkan sebuah foto, nampak wajah Alvan dari samping sedangkan gadis itu tidak terlihat wajahnya karena melihat ke arah lain.
Gue kira itu lo.
Katria melemparkan ponselnya.
"Fuc*"
****
Padahal vote belum mencapai tapi entah kenapa aku pengen update.
Silahkan komentar.
Gimana nih? Masih sayang sama Alvan?
Yang mau gabung di grup boleh chat aku, supaya kalian tau kapan aku bakalan update
Chat aja ke:
Wa:085362964268
Ig:@ulyaalfajri_
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro