1
Selama Katria berada di Aula dia sama sekali tidak menemukan Alvan, lelaki itu seperti hilang atau memang dirinya tidak hadir hari ini? Tapi tidak mungkin, tadi pagi saja Alvan meminta menjemput Katria, namun gadis itu menolak karena tidak mau merepotkan pacarnya.
Ospek hari pertama telah usai, jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Katria berjalan ke parkiran seorang diri, dia dan Rafka sudah berpisah karena tidak satu kelompok walaupun berada di jurusan yang sama.
Katria membuka pintu mobilnya, namun saat hendak masuk ke mobilnya, seseorang menepuk pundak Katria, Katria berbalik dia pikir itu Alvan, nyatanya bukan. Dia kesal kenapa harus menatap orang yang berdiri di harapannya sekarang.
"Hai, lama gak ketemu. Lo makin cantik aja"
"Lo ada perlu apa sama gue?" Sinis Katria
"Uh, seremnya. Jangan cuek gitu dong. Gue takutnya makin suka"
"Apa mau lo sebenarnya kak Liam?"
"Gue mau kita pacaran" jawab Liam santai
"Lo gila ya? Gue udah punya pacar"
"Tinggal putusin kan gampang"
"Lo kebanyakan mimpi. Bangun makanya"
Katria hendak masuk ke mobilnya, namun lagi-lagi Liam menarik tangan Katria hingga gadis itu kembali berdiri menatapnya.
"Lo kuliah disini sama aja kayak nyamperin gue"
"Gue sama sekali gak tau kalau lo kuliah disini, gak usah kepedean! Kalau gue tau lo kuliah disini. Gue gak akan sudi kuliah disini dan satu kampus sama lo"
"Udah di bilangin jangan serem gitu, pakek melotot pula. Tapi kayaknya kita emang sengaja di pertemukan disini atau jangan-jangan kita jodoh" Liam menaikkan sebelah alisnya.
Saat Katria hendak menjawab pertanyaan Liam, datanglah orang yang sedari tadi di cari oleh Katria.
"Kak Liam" sapa Alvan
"Hai"
"Lagi ngapain?" Tanya Alvan
"Cuma lagi ngobrol aja sama temen SMP adik gue"
"Michelle apa kabar?" Tanya Alvan
"Gak sebaik dulu"
"Michelle kenapa?" Tanya Alvan
"Dia baik. Hanya saja gak sebaik dulu, gue duluan"
Liam meninggalkan Katria dan Alvan, Katria tidak mengerti apa maksud dari ucapan Liam barusan, kenapa dengan Michelle. Semenjak lulus SMP Katria tidak pernah lagi bertemu dengan Michelle yang selalu menjadi rival nya dalam meraih peringkat kelas, mereka tidak bermusuhan. Hanya saja Michelle terlihat seperti membenci Katria.
"Kok bengong?" Ujar Alvan
"Eh gak kok. Eum, kamu tau kalau kak Liam kuliah disini juga?" Tanya Katria
"Tau, kenapa?"
"Dia kuliah jurusan apa?" Tanya Katria lagi
"Hukum keknya"
Katria menepuk pelan jidatnya, kenapa dia harus berada di jurusan yang sama dengan seseorang yang tidak ingin dia temui.
"Kamu kenapa sih?"
"Gak papa"
"Kenapa sih, aku penasaran"
"Gak apa Van. Aku duluan ya, capek banget soalnya"
Alvan membiarkan Katria pergi meskipun masih banyak hal yang mengganjal di hatinya.
*****
Setelah mandi serta Shalat Maghrib, Katria berbaring di kasurnya melepaskan penat karena terlalu capek mengikuti Ospek tadi.
Ponsel yang dia letakkan di atas nakas berdering, Katria meraih ponselnya. Awalnya dia pikir Alvan yang menelepon nya ternyata bukan.
"Halo, ini siapa?" Tanya Katria, karena nomor yang menelepon nya tidak tersimpan di ponselnya.
"Gue"
Suara itu, tanpa perlu bertanya pun Katria sudah tau siapa pemilik suara serak yang berada di seberang sana. Katria hendak mematikan sambungan ponselnya, namun tidak jadi.
"Jangan matiin, kalau lo matiin gue bakalan kerumah lo"
"Darimana dapat nomor gue?" Tanya Katria langsung
"Lo itu mahasiswa baru, terlalu gampang buat cari nomor lo"
"Kalau lo gak perlu apa-apa gue matiin sekarang"
"Tunggu"
"Jadi lo perlu apa sama gue"
"Jadi pacar gue"
"Lo kebanyakan mimpi"
Katria mematikan sambungan telepon bahkan mematikan ponselnya, malas jika Liam kembali meneleponnya.
Katria berbaring sambil mengingat masa lalunya.
William Reanza, lelaki yang Katria kenal sebagai kakak dari teman sekelasnya yang bernama Michelle. Awalnya Katria hanya sekedar berteman dengan dengan Liam. Namun lambat laun dia mulai jatuh hati pada lelaki yang usianya terpaut 2 tahun lebih tua darinya.
Katria ingat bagaimana dulu dirinya pernah menyatakan perasaannya, namun saat itu dewi fortuna tidak berpihak kepadanya. Liam mengatakan bahwa dirinya memiliki pacar saat itu. Mulai hari itu, Katria sudah jarang bermain dengan Michelle, Michelle juga terlihat semakin membencinya saat Katria sudah berteman akrab dengan Rhea dan Zela.
Sejak saat itu pula, dia mulai mengangumi Alvan dan melupakan Liam. Katria tau bahwa cintanya kepada Liam hanyalah cinta monyet, karena setelah jatuh hati kepada Alvan dia tidak pernah tertarik dengan lelaki mana pun.
Lalu kenapa dengan sekarang?
Kenapa Liam kembali hadir?
Katria bingung dengan rencana yang sudah di atur oleh sang maha kuasa. Katria tidak tau apa yang bakalan terjadi kedepannya. Hanya satu yang terlintas di benak Katria sekarang.
Bagaimana kah keadaan Michelle sekarang?
Dimana gadis itu sekarang menempuh pendidikannya?
Katria ingin bertemu Michelle, ingin bertanya bagaimana keadaan teman SMP nya itu. Hanya dari Liam dia bisa mendapatkan Informasi, namun dia terlalu malas jika harus bertemu dengan lelaki itu.
Katria lelah berpikir, dia tertidur karena kelelahan.
****
Thanks buat 50 Vote
Next part 70 Vote bisa? Sertakan komentarnya.
Aku tunggu😊
Di bab ini Michelle sudah muncul, yang berstatus sebagai seseorang di masa lalu Katria
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro