CHAPTER 8
What I have to do?
........................................
"Yoo Jung~a...apa kau baik-baik saja?"
Yoo Jung dengan wajah kebingungan langsung berlari meninggalkan Min Rae dan si anjing yang masih terus menggonggong dengan talinya yang dipegang erat oleh Min Rae.
..............................
"Yoo Jung?? Apa maksudnya? Bagaimana dia bisa melihatku?"
Sohyun berdiri dengan berbagai pertanyaan aneh yang mengitari otaknya. Ia pun berbalik dan memandang dirinya pada sebuah kaca jendela di sebuah toko kue.
"Wah....DAEBAK!! Apa aku benar-benar sudah berada dalam tubuh gadis itu? Gadis kejam itu? Yang di taman waktu itu?? Woahhh.. benar-benar ajaib. Sesange!"
Sohyun terkesima menyadari perubahan yang ada pada dirinya. Ia terus-terusan menatap kaca dan memutar-mutar tubuhnya seakan masih tidak percaya bahwa ia sekarang sudah menjelma menjadi manusia. Tepatnya di dalam tubuh gadis yang ia harus rubah image nya.
Tiba-tiba, seorang pria muda muncul dari dalam toko dan meneriakinya. Memanggil namanya.
"Yaa!! Yoo jungie!! Apa itu kau??"
Siapa pemuda itu? Bagaimana dia mengenal gadis ini?. Sohyun mulai membatin.
"Yaa! Yoo Jung, bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar imo (bibi)? Apa kalian baik-baik saja?"
"Hei... aku Sohyun." Raut muka Sohyun tampak kesal karena ia terus menerus dipanggil dengan nama Yoo Jung.
Ups! Aku lupa.. aku sudah menjadi Yoo Jung, secara otomatis aku pun harus menggantikan dirinya dalam kehidupannya.
"Sohyun?? Apa yang kau bicarakan sih! Makin aneh saja.. ya sudah. Mari ke rumahmu. Aku sudah datang jauh-jauh dari Busan supaya bisa mengejutkan kalian, eh ternyata kita sudah bertemu duluan disini. Setidaknya aku masih bisa mengejutkan ahjumma ku."
Dengan tanpa berpikir apapun, Sohyun mengikuti langkah pemuda itu.
.................................
Semua persiapan sudah selesai. Mulai dari panggung, dekorasi, lokasi fanmeeting.. semua sudah siap. Namjoon masih tampak sibuk dengan telepon dari berbagai pihak yang turut membantu promosi album baru Taehyung. Sedangkan Suga, ia mengambil cuti hari ini karena belakangan badannya agak kelelahan. Taehyung masih berada dalam studio rekamannya dan memegang kertas pereda rasa gelisahnya.
"Kehidupanku benar-benar membosankan sekali. Aku tidak pernah bisa merasakan bebasnya alam. Aku ingin sekali berjalan-jalan di sekitar taman... (menghela nafas).. tapi aku nggak bisa. Aish... suntuk sekali!"
"Taehyung ah.. makanya.. kau carilah pendamping hidup supaya kau tak merasa bosan.." sahut Namjoon dari ruangannya setelah mendengar keluhan Taehyung.
"Hyung..berhentilah membahas itu. Aku sedang tidak mood.."
"Wae?? Kau masih menunggu gadis itu? Lupakan saja. Itu bagaikan kau menunggu tokoh anime yang akan jadi nyata. Mustahil."
"Aku rela menunggunya. Karena dia benar-benar istimewa bagiku. Eh... kenapa jadi membahas ini sih. Bagaimana perkembangan comeback-ku?"
"Tenang saja. Semua lancar. Lebih baik sekarang kau pulang dan beristirahat di rumah. Karena pada hari-H nanti saatnya kau bersinar dalam konser."
"Ah..bisa saja kau, Hyung! Arasseo... aku akan pulang duluan. Hyung jaga diri dan kesehatan baik-baik yaa.. aku akan lemah tanpamu hyung"
Taehyung pun meninggalkan ruangan dengan senyum kotaknya itu. Sungguh pria muda tampan nan imut. Bagaimana para gadis korea tidak mencintai baby face nya itu? Pantaslah dia punya banyak fans dari kalangan yeoja muda.
................................
"Yoongi? Kau kah itu?"
"Ye...eomma. Apa makan malam hari ini?"
"Ae Young-ssi membuatkan bibimbap dan juga chapchae. Apa kau lapar? Tunggulah sebentar lagi ya. Duduklah... ayoo..."
Wanita yang dipanggil eomma itu menarik tangan putranya yang sudah jarang ia jumpai. Kapan lagi dia bisa melayani putranya, selagi Yoongi berada di rumah, ia berusaha membuatnya nyaman dan betah.
"Ae Young siapa eomma?"
tanya Yoongi
"Ahjumma baru yang bekerja di rumah kita. Dia sangat baik dan perhatian. Taehyung sangat menyukainya."
Raut muka Yoongi berubah ketika eomma nya menyebut nama Taehyung. Yoongi masih belum bisa rasanya menerima pria muda itu sebagai adiknya karena itu selalu membuat Yoongi mengingat penyesalannya seumur hidup.
"Eomma....aku pulang..."
Suara besar kekanakan itu terdengar dari arah pintu. Rupanya Taehyung sudah pulang dari studio.
"Uwaa... eomma... chapchae??"
"Ne... kesukaanmu kan? Eoh? Cepatlah berganti pakaian dan bergabung bersama kami."
"Okee...kajja!"
Taehyung bukannya berganti pakaian, malah ia langsung duduk di meja makan dan menyantap makanan kesukaannya itu.
Yoongi melihatnya kesal. Ia pun tanpa permisi meninggalkan meja makannya dan menuju ke kamar.
"Ya Tuhan... kenapa harus dia yang jadi adik tiriku?? Aku benci padanya.. sangat membencinya meskipun aku tak ingin. Rasanya sakit sekali setiap kali melihat senyumannya, rasanya iri sekali setiap kali ia mendapat perhatian dari banyak orang disekitarnya, terutama eomma. Kapan semua kebencianku berakhir?"
Yoongi merebahkan badan di atas kasurnya. Iapun terlelap dalam pertanyaan menyedihkan yang mungkin akan menggelayuti mimpinya juga.
...........................................
"Hey.. jangan tarik-tarik tanganku. Kencang sekali tarikanmu.. appoyo..."
Sohyun mengeluh pada pemuda itu.
"Euuuhhh... kau ini. Begitu saja sakit. Ayo cepat masuk. Mana kunci rumahmu?"
Sohyun mulai merasa gelisah. Ia bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.
Kunci rumah? Dimana gadis itu menyimpannya? Pikir Sohyun dalam hati. Apa mungkin di bawah keset, di bawah pot, atau di ventilasi di atas pintu?
Sohyun mencoba meraih tempat-tempat yang ia pikirkan tadi. Namun tiba-tiba pemuda itu meraih pinggul Sohyun dan menyentuh pantatnya. Secara spontan, Sohyun marah dan menampar pemuda itu tanpa ampun.
"Yaa!! Dasar mesum! Apa yang kau lakukan barusan? Eoh?"
"Ahh.... sakit tau! Kau ini berlebihan sekali. Aku bahkan dulu tak sengaja menyentuh dadamu dan kau membiarkannya saja...padahal.. aku cuma mau ambil ini."
Pemuda itu menunjukkan sebuah kunci rumah yang sekarang berada di tangannya. Sohyun tiba-tiba merasa malu. Lalu... ia berpikir kembali. Pemuda itu kini tengah memasukkan kunci ke dalam lubang kunci. Tangan Sohyun menepis tangan pemuda itu kemudian dengan segera ia merebut kunci rumah dari pemuda itu.
"Kau... kau pasti penguntit. Bagaimana kau bisa tahu dimana aku menaruh kunci..dan dimana rumahku? Aku bahkan tak pernah bertemu denganmu. MALIINGGGG...MALINGGG... TOLONG...!!!"
Sohyun berteriak sangat kencang sehingga membuat tetangganya datang dan memukuli pemuda tadi.
.....................................
"Yoo Jung... kau keterlaluan sekali! Bukan begini cara mengerjai sepupumu sendiri..."
"Eomma..aku... mianhae... aku benar-benar tak mengenali wajahnya. Mianhae..."
"Imo... bukankah aneh jika ia tak mengenaliku? Dia pasti sengaja!"
"Hey.. kau! Jangan sembarangan bicara. Sudah kubilang kan, aku tak begitu mengenalmu. Kau... kau.. sepertinya agak berubah. Pasti operasi plastik? Kan?!"
"Imo... apa dia waras? Dia terus mengatakan hal-hal yang tak masuk akal. Tolong tanyakan padanya. Aaahh..aaww.. sakit imo.."
Pemuda itu terus merintih kesakitan. Eomma Yoo Jung saat ini sedang mengobati memar-memar di sekujur tubuh pemuda itu.
"Yoo Jung.. sepupumu benar. Apa terjadi sesuatu padamu? Bagaimana kau bisa melupakan sahabat kecilmu sekaligus sepupumu yang setiap tiga bulan sekali selalu datang kemari jauh-jauh dari Busan."
"Imo.. biar aku perkenalkan diriku padanya. Yaa!! Yoo Jung-ssi... aku Park Jimin. Saudara paling tampan dan digandrungi para wanita. Seorang dancer terhebat sepanjang masa... dan aku jauh lebih tua dua tahun daripadamu. Puasss??!! Apa kau masih berpura-pura hilang ingatan? Hemm?"
"Mollayo....aku pusing. Aku mau istirahat ke kamarku."
Sohyun melangkah pergi menuju ke sebuah pintu.
"Yoo Jungie... kamarmu kan di atas. Itu kamar eomma.."
Sontak Sohyun melangkahkan kaki ke tangga dengan perasaan malu tak tertahankan.
"Ada apa dengannya?"
Jimin dan Ae Young saling melirik penasaran.
...........................................
Hari mulai pagi. Suasana dingin semakin terasa sementara langit terlihat begitu ceria.
Ae Young berjalan menuju dapur dan dikagetkan oleh keberadaan putrinya disana.
"Yoo Jung? Mwoya ige??? Kau.. mencuci piring dan memasak???"
"Ne.. eomma. Aku kan perempuan. Jadi, harus terbiasa melakukan pekerjaan rumah. Cobalah makanan buatanku eomma!"
"Ehm... kau memasak ikan ini begitu lezat. Darimana kau belajar memasak? Kau bahkan tidak pernah meminta eomma mengajarimu."
"Jin oppa yang mengajariku!"
Aduh. Sohyun.. apa yang kau lakukan? Mana mungkin ahjumma ini mengenal jin oppa?
"Jin? Siapa yang kau maksud?"
"Jin... dia itu temanku waktu di SMA. Anak itu sangat pandai memasak."
Wajah Ae Young sedikit berubah. Namun kembali tersenyum ke arah Sohyun.
"Aroma wangi apa ini?? Astaga! Yoo Jung, kau memasak?"
"Tentu saja. Nah.. cobalah makan. Maafkan aku kemarin yaa... aku benar-benar tidak begitu mengenalmu. Mungkin karena suasananya mulai malam. Dan aku agak kelelahan."
"Oke... nggak masalah. Wah.. kau benar-benar berubah."
"Iya kan? Aku memang berencana untuk menjadi Yoo Jung yang baik. Aku akan berubah mulai sekarang."
"Benarkah Yoo Jung? Eomma senang mendengarnya."
...........................................
Kring.....kring....kring.....
Jam beker milik Yoongi terus berbunyi. Sementara itu, Yoongi masih tertidur dalam lelahnya.
Kemudian, ponsel Yoongi berdering. Sepertinya, ada seseorang yang sedang berusaha menghubunginya.
Mendengar ponselnya bergetar, Yoongi langsung terbangun dan buru-buru mengangkatnya.
"Yeoboseo?.."
"Ne... bagaimana perkembangannya?"
"Apa? Memburuk? Bagaimana mungkin? Aku tidak mau tahu. Pokoknya kalian harus mengusahakannya lebih keras lagi!"
Yoongi terlihat sangat frustrasi. Ia membanting ponselnya dan merebahkan diri lagi di atas kasur. Sebelum ia benar-benar mengambil jaketnya dan pergi meninggalkan rumah menuju ke suatu tempat.
"Yoongi hyung... mau kemana?"
Taehyung yang berada di ruang tamu melihatnya pergi terburu-buru. Bahkan, Yoongi sedikit pun tidak meliriknya.
..........................................
Setelah selesai sarapan, Ae Young segera berpamitan dengan putrinya.
"Yoo Jung.. eomma harus segera berangkat kerja. Kau.. jagalah rumah baik-baik. Jika keluar, jangan lupa mengunci pintu. Dan kau Jimin...jagalah Yoo Jung baik-baik. Awas kalau sampai terjadi sesuatu padanya!"
Sohyun yang posisinya sekarang menjadi Yoo Jung terlihat tertawa kecil. Ia merasa sangat bahagia sekarang karena bisa merasakan kehidupan manusia.
"Eomma..kalau aku boleh tahu, dimana eomma bekerja?"
"Tenang saja.. eomma bekerja pada keluarga yang baik kok. Nggak perlu khawatir."
"Baiklah eomma. Hati-hati di jalan!"
Ae Young sudah berangkat. Punggungnya pun sudah tidak tampak dari kejauhan.
"Yaa! Jung jung.. aku bosan di rumah terus. Ayo jalan-jalan keluar!" Ajak Jimin.
"Boleh juga... ayo."
Mereka berdua pun segera berangkat.
"Ayo naik motorku... seperti kemarin."
"Mwoya?!!! Shireo! Aku mau muntah rasanya kau bonceng kemarin. Naikmu ugal-ugalan sekali. Bikin takut aja." Sohyun mengeluh.
"Hey.. kemarin aku hanya mengerjaimu saja. Aku janji akan mengendarai motorku dengan pelan...dan hati-hati."
"Ehm... oke. Janji ya?"
"Janji."
"Geunde... mau kemana kita?"
"Ke tempat kesukaan kita. Naiklah cepat."
.............................................
Taehyung sampai di kantor agensi. Ia sekarang menemui Namjoon membahas persoalan persiapan konser besok malam.
"Hyung... kau di dalam?"
"Masuklah Tae!"
Taehyung masuk dan mulai men-scanning ruangan yang ia pijaki.
"Wae?? Kenapa kau melihati ruanganku seperti itu? Pati curiga lagi kalau aku memecahkan barang."
"Enggak kok. Aku hanya mengira bahwa Yoongi hyung ada disini. Rupanya tidak."
"Yoongi? Apa dia menghilang lagi?"
"Aniyo...hyung. tapi.. tadi pagi ia tampak terburu-buru pergi mengendarai mobilnya."
"Mungkin ada urusan mendesak dengan relasi atau klien yang kerjasama dengan kita."
"Mungkin saja hyung... ngomong-ngomong, apa tiket konserku terjual habis?"
"Seperti yang kau pikirkan. Ternyata penggemarmu banyak juga."
.......................................
"Sampai! kau mau pesan apa?"
"Aku....."
"Baiklah. Aku akan pesankan rasa kesukaanmu. Ice cream vanila dengan taburan kacang dan saus coklat."
"Bbbaik..lah. "
Sebenarnya Sohyun tidak tahu harus memesan apa. Tapi, karena jimin bilang itu adalah rasa kesukaan Yoo jung, ia harus menerimanya.
"Ta..da... ayo... kita makan ice cream kita. Ini punyamu.."
Mereka berdua pun makan bersama. Seusai makan, keduanya bergegas keluar kedai ice cream.
"Jimin~a... liat.. ada anak-anak yang sedang bermain gelembung sabun disana. Ah.. lucu sekali."
Sohyun tersenyum memperhatikan anak-anak yang bermain ceria. Namun, tanpa disadari, ada sebuah mobil yang melaju cepat dari arah kanan dan posisi salah seorang anak itu berada di dekat jalan raya tepat dimana mobil itu melaju kencang. Sohyun semakin panik dan segera menolong anak kecil itu. Ia berlari laju dan menyingkirkan anak kecil itu dari jalan raya. Waktunya tepat! Bahkan sebelum mobil itu sempat menyerempet tubuh mungil yang baru saja diselamatkannya. Begitu pula dengan tubuhnya.. Anehnya, Sohyun tidak segera pergi dari tempatnya.
"Yoo Jungie.... pergi.... mobil itu semakin kencang! Apa yang kau lakukan Pabo!!!! Cepat menyingkir.!!"
Jimin terus meneriaki Sohyun tetapi ia tak kunjung pergi. Hingga akhirnya... pada jarak 1 meter tepat mobil itu berada di hadapan Sohyun dan Sohyun langsung pingsan ketika mobil mendarat tepat satu inci dihadapan wajahnya. Semua panik! Begitu pula jimin.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro