CHAPTER 39
Hari demi hari terlewati. Tiga hari yang akan membuat hidup Sohyun terasa jauh lebih berat kini sudah di ujung penantian. Hari dimana ia akan menjadi milik orang lain dalam ikatan pernikahan. Hari dimana ia tak dapat lagi membuka hatinya untuk cinta pertamanya.
Semua terasa jauh berbeda. Bagaimana rasanya jika kau memilih untuk menikah dengan orang yang baru kau kenal? Dengan orang yang tak kau cintai? Meskipun orang itu bersikap baik dan manis terhadapmu, apakah kau bisa merelakan cintamu untuk pergi selamanya?
Beginilah setidaknya yang dirasakan Kim Sohyun. Gadis manis yang kini sudah berkelut dengan baju pengantin sederhananya, ia menatap ke depan cermin dengan butiran bening yang terus menetes melalui sudut matanya. Bahkan, beberapa kali dia harus membenahi make up karena jejak-jejak kesedihan yang terukir jelas ada di wajah cantiknya itu.
Mengapa mencintai itu mudah, tetapi melepas cinta itu rasanya sulit sekali? Pertanyaan yang masih berulang kali mengganjal di benak Sohyun, apakah cinta pertama itu sungguh sangat sulit dilupakan? Apa kalian masih terbayang, siapa cinta pertama kalian? Jika iya, maka kalian pasti senasib dengan Sohyun yang masih belum bisa melepaskan dirinya dari pesona seorang Kim Taehyung.
Mengagumi seorang sunbae, memperhaikannya setiap hari, mengirimi memo-memo penyemangat, dan juga puisi. Ingatlah! Sohyun hanya secret admirer yang sampai kapanpun tersembunyi dibalik karya rendahannya. Dia bukan apa-apa jika dibandingkan Yoojung, saudara kembarnya yang cantik dan menarik serta jauh lebih berani dan menonjol dalam hal percintaan.
Sohyun yang malang. Sekarang, dia tengah melangkah menuju altar pernikahannya dengan Yoongi. Sebentar lagi, marga Kim nya akan tergantikan. Dan marga Min akan segera tersemat di depan nama Sohyun.
Min Sohyun, dan bukan Kim Sohyun. Andai dia yang berada di posisi Yoongi, pasti namaku tak akan berubah.
Kuatlah, Sohyun! Kau harus melakukan ini demi membahagiakan adikmu. Dia sudah cukup menderita karena kau mengambil segalanya dari dia.
Dan disanalah pria itu. Pria dengan tuxedo warna hitam dan kemeja putih yang terkesan sangat apik dan cocok membalut di tubuhnya. Walaupun Yoongi tidak terlalu tinggi, namun penampilan hot dan cool-nya membuat dia terlihat sangat keren. Ia juga tampan. Gummy smile itu terpampang di bibirnya membuat Sohyun semakin gugup akan pernikahan yang segera ia jalani.
“Tidak apa-apa Sohyun, semua akan baik-baik saja. Lihatlah.. dia tersenyum ke arahmu.”
Ucap Park Jaehyun, paman kesayangannya sekaligus adik ipar dari eommanya dan appa dari sepupunya, Jimin. Park Jaehyun harus mewakili posisi appa nya Yoongi, berhubung appa Yoongi sudah meninggal sejak ia masih 7 tahun.
Sejauh ini semua berjalan dengan lancar. Sohyun kini sudah berdiri sejajar dengan Yoongi. Dan Yoongi masih menatap ke arah Sohyun membuat Sohyun semakin salah tingkah. Bukan karena Sohyun menyukai Yoongi, hanya saja Sohyun tak pernah ditatap seperti itu oleh lelaki manapun. Kecuali, saat ia menjadi Yoojung dan Taehyung memberikan tatapan yang sama.
“Ah.. kenapa dia terus menatapku..” Batin Sohyun.
“Baiklah.. mari kita mulai upacara pernikahannya.”
Pendeta pun mulai memandu keduanya untuk melangkah semakin dalam. Mereka harus mengucapkan sumpah masing-masing dan harus menerima satu sama lain. Yoongi dan Sohyun harus mengucapkannya bergantian. Namun, ketika giliran Sohyun tiba… seseorang berteriak dan menghentikan semuanya.
“STOP-!!! BERHENTI!”
………………………………
Dua hari sebelum hari pernikahan Yoongi dan Sohyun….
Taehyung dan Yoojung sedang makan malam bersama di sebuah restoran yang mewah. Taehyung sengaja membiarkan Yoojung untuk memilih tempat dinner mereka. Dan benar saja, Yoojung langsung memilih Yeontabal BBQ Restaurant yang ada di daerah Gangnam , restoran trendi yang dindingnya sudah dipenuhi oleh coretan tanda tangan para artis.
“Dua hari. Aku hanya butuh dua hari untuk membuktikan segalanya..” gumam Taehyung dalam hati.
“Kau mau pesan apa, chagi?”
“Wah.. kau romantis sekali, Chagi…”
Percakapan mereka yang penuh penekanan di kata chagi.
“Aku mau pesan… korean beef tenderloin "
Korean beef tenderloin, sebuah masakan bbq dengan daging sapi khas korea. Sebuah makanan dengan kisaran harga setara Rp 640.000,00.
Taehyung seorang artis terkenal. Tentu saja ia punya banyak uang dan tidak masalah dengan pilihan kekasihnya. Namun, bukan itu alasannya sedikit terkejut.
"Pelayan! Tolong berikan kami satu porsi korean beef tenderloin."
"Hanya satu?" Tanya Yoojung
"Ya."
"Kau tidak makan?"
"Aku hanya sedang mematuhi nasihat gadisku yang memberikanku saran agar aku makan-makanan yang sehat dan bergizi."
"Aduh.. chagi.. kenapa membahas itu lagi. Pesan saja lah.. selagi kau ada disini. Kapan lagi kau bosa mengjabiskan waktu untuk makan-makanan enak seperti ini?" Bujuk Yoojung.
Taehyung tetap teguh dengan pendiriannya. Ia tidak akan memesan apapun kecuali segelas lemon tea segar. Minuman kesukaannya.
Beberapa lama kemudian, Taehyung dan Yoojung sudah keluar dari restoran tersebut. Sekarang, mereka hendak pergi ke suau mall untuk berbelanja.
Di dalam mall, Yoojung terlihat sangat antusias dengan pakaian-pakaian mewah dan bermerk 'Gucci'. Tentu saja... Yoojung yang ia kenal memang sangat menyukai style dan fashion terkini. Tapi... bukan itu yang di khawatirkan Tae.
"Bukankah pakaian ini terlalu mencolok untukmu? Ada banyak corak dan hiasan di kainnya."
"Ini bagus. Kau saja yang tak tau perkembangan zaman. Sekarang, pakaian bermotif ramai seperti ini sedang menjadi trend."
"Aku hanya mencoba mengingatkan. Kalau kau suka sesuatu yang terlihat polos, sederhana, dan tidak terlalu mencolok."
"Aish.. terserah kau saja. Pokoknya aku mau ini! Titik."
Ya. Sekali lagi, Taehyung menuruti Yoojung dan membelikannya semua yang dia mau.
Tujuan terakhir. Masih di area mall yang sama. Di sana ada kedai es krim yang cukup ramai. Mereka menyempatkan untuk mampir ke kedai itu dan membeli dua buah es krim yang lezat.
"Ahjussi.. tolong es krim vanila dengan taburan kacang yang banyak."
Taehyung sedikit tercekat. Namun, dia kembali diam dan bersikap biasa-biasa saja.
"Tolong, es krim vanila tanpa taburan kacang. Dan berikan olesan selai strawberry di atasnya." Pesan Taehyung.
Sekarang, keduanya sudah memegang es krim dan berjalan ke basement untuk segera pulang.
Setelah sampai di apartemen, Taehyung yang sudah kewalalahan akhirnya memutuskan segera masuk ke kamarnya dan berbaring di sana. Namun tanpa disangka, Yoojung mengikutinya dan ikut berbaring di ranjang Taehyung.
Taehyung semakin risih karena Yoojung selalu menempel pada tubuhnya, membuat ia sesak dan kegerahan.
Setelah Yoojung tertidur pulas, Taehyung melarikan diri dan memutuskan untuk tidur di sofa ruang tamu.
"Mari kita lihat.. sejauh apa kebenaran ini terungkap_"
Keesokan paginya, sehari menjelang pernikahan Sohyun dan Yoongi. Taehyung terlihat tengah bersiap-siap pergi ke rumah eommanya untuk membantu segala hal terkait pernikahan kakaknya. Yoojung yang juga sudah wangi, diajaknya segera berangkat ke lokasi.
"Yoojung-ah.. chagi.. apa kau ingat bagaimana kesan awal pertemuan kita?"
Tanya Taehyung pada Yoojung yang masih sibuk dengan telepon genggamnya. Mobil mereka kini tengah melaju di jalanan macet Kota Seoul.
"Tentu saja menakjubkan. Aku sangat menyukaimu saat pertama kali melihatmu. Kau sangat tampan dan berbakat. Kau juga HOT saat di atas panggung."
Jelas Yoojung yang posisinya masih tidak teralihkan dari handphone-nya.
Taehyung kemudian kembali bertanya satu hal.
"Yoojung-ah... apa yang menjadi segalanya bagimu? Dan jika kau kehilangan itu maka sama saja seperti kau kehilangan hidupmu."
Tanpa berpikir keras dan panjang Yoojung menjawab pertanyaan itu dengan gamblang.
"Tentu saja uang. Tanpa uang, kita tidak bisa melanjutkan hidup. Bahkan, tanpa uang aku tak dapat melihat ke konsermu."
Taehyung semakin mengerti dan paham satu hal.
Gadis di sebelahnya memang bukan Kim Yoojung yang dia kenal!
Hari-H pernikahan Sohyun dan Yoongi.
Semua orang terbagi dalam kesibukannya masing-masing. Nyonya Ji dan Dan Ae Young yang sedang menyambut tamu yang datang. Namjoon yang sedang membantu Yoongi mempersiapkan pakaian. Jimin dan Yoojung yang membantu seorang kurir membawa kue pernikahan. Dan disanalah, Taehyung yang sedang berdiri tanpa tujuan.
Dia saat ini ada di lantai atas. Di atap terbuka sebuah gedung lokasi pernikahan, menikmati udara segar dan sejuknya Kota Seoul sendirian.
Tak ada seorang pun yang mencarinya karena semua orang terlalu sibuk sendiri-sendiri. Baguslah. Sekarang, dia bisa memikirkan nasibnya dengan matang tanpa gangguan Yoojung yang menyebalkan.
"Apa yang harus kulakukan? Apa ini masuk akal?"
"Tapi jika aku tak percaya, kenapa hatiku begitu gusar?"
"Kenapa aku merasa pernikahan ini tidak dibenarkan?"
"Kenapa aku merasa, Sohyun.......... terlihat begitu spesial seperti 'dia' "
"Siapa sebenarnya yang aku cintai. Siapa yang aku cintai??!!!"
Taehyung mulai berteriak tidak jelas. Membiarkan suara husky-nya terpantul bebas di antara gedung-gedung pencakar langit.
"Yoojung? Sohyun?"
"Siapa?!!!"
"Siapa kau Kim Sohyun?! Kenapa kau tiba-tiba muncul dan seketika sifat Yoojung ku berubah??!!"
"Siapa yang coba mempermainkanku seperti ini?!"
"Siapa yang tega membohongiku?!"
"Siapa??!!! Jawablah aku... siapa pun ku yang tahu semua hal merumitkan ini.."
Teriakannya semakin mengecil . Taehyung memejamkan matanya sejenak. Menetralkan kembali emosinya agar ia beepikir jernih.
Taehyung menghela nafas kasar.
"Baiklah! Aku akan membuktikan semua dugaanku di hadapan semua orang. Aku akan lakukan!"
"AKU HARUS MENGHENTIKAN PERNIKAHAN MEREKA!"
...............................
“STOP-!!! BERHENTI!”
Semua pasang mata menoleh ke arah sumber suara itu. Mengetahui siapa yang telah menarik perhatian di saat-saat pernikahan, Yoongi menjadi terkejut. Begitu pun Sohyun.
"Sunbae..." ucapnya lirih.
"Hentikan pernikahan ini. Dan biarkan aku memastikan satu hal!"
Orang itu mendekati kedua mempelai yang sebenarnya tinggal selangkah lagi akan sah menjadi suami istri.
"Biarkan aku bicara dengannya! Sebentar saja. Aku ingin mengklarifikasi sesuatu darinya!"
Lanjut orang itu.
"Berani sekali kau Tae! Pergi! Dan biarkan kami menikah! Menyingkirlah!"
Ujar Yoongi yang terlihat begitu tempramen pada adik tirinya, Taehyung.
"Tolong Hyung... sebentar saja.."
Pinta Taehyung yang bahkan sebelum disetujui Yoongi ia sudah nyelonong menarik tangan Kim Sohyun untuk membuatnya berhadapan dengan diri Taehyung.
"Tatap mataku Kim Sohyun!"
"Jawab yang sejujurnya!"
Tegas Taehyung.
"Katakan! Apa nasihat yang Yoojung selalu berikan terkait makanan ku?!"
"A-ap-apa yang kau tanyakan?? A-aku tidak p-ppaham.."
Ujar Sohyun terpatah-patah.
"Jawab saja dengan JUJUR!"
Taehyung terlihat semakin membentak. Menuntut kebenaran dari bibir Kim Sohyun. Kini, tangan Taehyung mencengkeram kedua pundak gadis manis itu.
"JAWAB AKU!"
"Y-ya. Aku akan menjawabnya!"
Respon Sohyun dengan menitihkan air mata.
"Makan-makanan yang bergizi. Kau seorang idol. Kau harus menjaga tubuhmu dengan baik."
"Bagaimana style yang kamu sukai?" Lanjut pertanyaan Taehyung.
"Sesuatu yang terlihat sederhana. Polos dan tidak mencolok."
"Makanan apa yang paling kau hindari dan kenapa kau menghindarinya?!"
"Kacang. Karena aku alergi terhadap kacang.."
Taehyung melonggarkan cengkramannya. Semua orang masih menatap ke arah keduanya. Dan disana, Yoongi masih berdiri mematung. Sedangkan Yoojung, ia berdiri tak percaya akan apa yang dilakukan Kim Taehyung. Yoojung mencoba mendekat dan menarik Taehyung dari depan sana, namun tangan Jimin mencegahnya.
"Bagaimana kesanmu saat pertama kali kita bertemu?"
Taehyung mengamati mata Sohyun tajam. Begitu pula Sohyun. Sekarang keduanya sedang beradu tatap. Keadaan semakin tegang karena tak satu pun orang yang bergerak maupin berbicara. Sangat hening.
"Pertama kali kita bertemu..."
Sohyun agak ragu melanjutkan. Namun, pada akhirnya ia mengungkapkan jawabannya.
"Pertama kali kita bertemu.. kau adalah pria bermasker yang menyebalkan. Dan mesum."
Taehyung kini melepaskan kedua cengkramannya dan beralih memegang kedua pergelangan tangan Sohyun dengan lembut. Wajh Taehyung kini mulai mendekati wajah Sohyun. Sohyun bisa merasakan deru nafas Taehyung yang menjalar di permukaan wajahnya hingha membuat seluruh tubuhnya merinding.
"Jawab satu hal lagi. Jawablah sebagai Kim Sohyun... apa sesuatu yang paling berharga bagimu, dan jika kau kehilangan itu maka hidupmu tak berarti apa-apa?"
Sohyun menjawab tanpa ragu.
"Oppa. Jin oppa adalah segalanya bagiku. Dia paling berharga dalam hidupku. Ketika ia meninggalkanku, hidupku juga ikut pergi. Aku hidup tapi serasa mati... semuanya hambar dan aku benar-benar tak dapat bernafas lagi.."
"Kaulah orangnya! Orang yang aku cintai, adalah seseorang dengan pemikiran sederhana, orang yang sama dengan orang yang pernah sekali menyebalkan bagiku, seseorang yang perhatian dengan kesehatanku serta seseorang yang penuh kasih sayang tidak mengatasnamakan uang sebagai segala-galanya. Sekali lagi.. gadisku adalah orang dengan pemikiran sederhana.."
"Tapi..."
Taehyung masih menggantungkan pernyataan terakhirnya.
"Hanya ada satu cara aku membuktikannya bahwa kaulah orang itu."
Semua orang masih terdiam. Mereka penasaran akan apa yang bakal dilakukan seorang Kim Taehyung bersama pengantin kakak tirinya sendiri.
Taehyung semakin mendekat ke wajah Sohyun. Kini kepalanya agak tertunduk ke bawah. Mencoba memiringkannya dan mengepaskan posisi bibirnya pada bibir Kim Sohyun. Benar, Taehyung akan mencium pengantin kakaknya.
Namun, Kim Sohyun tidak menolak. Dengan keadaannya yang masih kaku.. dia tetap berdiri dan membiarkan Taehyung melanjutkan apa yang ingin ia lanjutkan.
Sekarang, posisi bibir Taehyung sudah hampir menyentuh milik Kim Sohyun. Keduanya pun memejamkan matanya. Mengabaikan semua pandangan tamu dan keluarga yang masih mengelilingi mereka.
Chup~~
Sebuah kecupan manis berakhir di labium milik Kim Sohyun. Tidak ada lumatan di sela-sela kecupan itu. Itu hanyalah sebuah ciuman, menempelkan kedua bibir dengan penuh perasaan.
Perlahan Taehyung membuka matanya. Ia mengamati gadis yang ada dihadapannya masih dalam posisi yang sama. Taehyung pun melepaskan pelan ciumannya dari bibir gadis itu.
Yoongi yang sedari tadi mengamati mereka, kini terlihat emosi dan meninggalkan gedung pernikahannya. Semua orang terlihat ricuh dan ribut sendiri-sendiri. Eomma Taehyung dan Ae Young juga terlihat bingung dengan situasi yang sedang terjadi di depan mata kepala mereka sendiri.
"Eomma... ahjumma... Jimin... mianhae.. maaf karena aku sudah merusak acara pernikahan ini.
Aku sungguh-sungguh minta maaf. Jika perlu, kalian bisa mencaci makiku sesuka kalian. Kalian berhak mengatai dan menyumpahi diriku atas apa yang baru saja aku lakukan. Tapi sungguh eomma.... aku mencintai asisten pribadiku, Kim Sohyun. "
"Kami saling mencintai eomma. Dia adalah orang yang aku cintai selama ini dan bukan Yoojung!"
Taehyung melirik Kim Yoojung. Seketika, Yoojung kesal dan meninggalkan lokasi.
"Eomma.. jika aku menjelaskannya, Eomma tidak akan pernah mengerti. Karena ini perasaan cinta yang datang dari hati dan masih menggunakan bahasa hati. Hatiku berkata, bahwa dia adalah debaran kencangku. Dia adalah desiran darahku. Dia adalah bunga tidurku. Dia adalah cintaku. Bukankah cinta tidak pernah bohong? Cinta datang dati hati dan hatiku menyangkal Yoojung dan justru menerima Sohyun. Sinyal di antara kami cukup kuat eomma! Eomma tidak akan paham karena ini hubungan batin.."
Pandangan Taehyung kini beralih pada Sohyun yang masih setia menatapnya.
"Katakan, apa kau mencintaiku?"
Pertanyaan yang cukup simple. Sohyin menatap lekat manik Kim Taehyung dan mengatakan bahwa,
"Ya. Aku mencintaimu. Aku rasa, oppa memang sengaja mempertemukan kita agar kita bersatu."
"Sohyun-ah.. mianhae karena aku tak mengenalimu. Tapi sungguh, setelah kau pergi, aku merasakan banyak perbedaan di antaramu dan Yoojung. Dan sekarang aku tahu jawabannya. Itu semua karena kaulah yang aku cintai. Dan bukan Yoojung. Tapi Kim Sohyun."
Taehyung dan Sohyun saling berpelukan. Mereka terlihat sangaaaat bahagia. Senyuman kelegaan muncul dalam wajah mereka masing-masing.
"Satu hal lagi, aku mencintaimu sejak kita SMA sunbaenim.. apa kau ingat?"
"Berikan tanganmu, genggamlah tanganku dan selamatkan aku
Dengarlah detak jantungku
Ia memanggilmu seperti yang ia inginkan
Karena dalam kegelapan ini
Kau bersinar begitu terang"
Lanjut Sohyun yang membuat Taehyung tercekat dalam pelukan mereka. Taehyung semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Sohyun. Kemudian, mengubah posisi wajahnya kembali berhadapan dengan Sohyun.
"Jadi kau? Kau yang sudah mengirim kalimat ajaib itu? Kau yang sudah menghapuskan segala kegugupanku? Dan kau adalah gadis penuh kelembutan yang selalu kutunggu-tunggu itu?"
Sohyun hanya tersenyum kecil. Tapi, senyuman itu berhasil membuat Taehyung semakin jatuh hati pada sosok Sohyun. Seorang penggemar rahasia yang selalu ia nanti-nanti.
"Rupanya kita memang diciptakan untuk bersama Sohyun. Kita dipertemukan bukan tanpa alasan. Bahkan kita sudah dijerat sejak bertahun-tahun saat kita masih berada di lingkungan sekolah."
"Aku tidak akan melepaskanmu lagi Sohyun. Kau adalah milikku."
"Tidak Sunbae... bukan hanya aku yang menjadi milikmu. Tapi kau juga menjadi milikku. You're mine."
Meskipun kita sempat terpisah begitu lamanya, dan kita bertemu dalam kondisi yang berbeda.. rasa cintaku tak ada ubahnya pada dirimu. Semua masih tetap sama. Aku mencintaimu bahkan meski kau tak pernah mengenali wajahku.
Aku mencintaimu Sohyun. Aku mungkin tak mengenali wajahmu. Namun, semua perasaan cinta ini tidak bisa membohongi hatiku. Hatiku terus berkata bajwa aku selalu merasa kehilangan dirimu ketika kau semakin jauh dariku. Hatiku tak berbohong, ketika tanpa sengaja ciuman itu membekas dan menyisakan rasa manis yang sampai sekarang aku gunakan untuk mengenali cintaku. Sungguh. I'm really love you.
................................
"Yoojung-ah...berhentilah membenci kakakmu. Dia tidak bersalah. Jangan salah paham padanya.."
"Oppa.."
"Yoojung-ah... oppa sangat menyayangimu. Sangat sangat menyayangimu.. oppa tak pernah membedakan kalian berdua.. oppa membelikannya cincin itu karena Sohyun tak pernah meminta apapun dari oppa saat dia berulang tahun. Oppa hanya berharap bisa menghadiahinya sesuatu yang akan ia kenang seumur hidup. Dan mungkin.. sesuatu itu akan menjadi hadiah pertamanya dariku. Aku tahu, Sohyun tak akan meminta lebih."
"Oppa.."
"Yoojung-ah... berjanjilah padaku.. sayangi kakakmu dan lupakan semua kebencianmu.. oppa menyayangimu.."
"Oppa!!.."
Yoojung terbangun dari mimpinya. Keringat dingin kini mengucur di sekujur tubuhnya. Ia menangis. Air mata berlinang membasahi pipinya yang kemerahan.
"Oppa.. mianhae..aku janji padamu.. aku akan memperbaiki semua kesalahanku. Aku tak akan membenci Sohyun.. dan kami akan bersatu kembali. Aku janji."
..............................
Hari ini Yoongi pergi ke sebuah mall untuk bertemu klien. Berita kegagalan pernikahannya seolah-olah sudah menyebar di seluruh penjuru kota. Walaupun begitu, Yoongi masih tetap tegar menghadapi apapun yang mengusik ketentraman pikirannya. Pikiran yang tadinya sempat kacau balau akibat pengantinnya dan adik tirinya sendiri.
"Kapan klien kita akan datang Joon? Ini sudah hampir 15 menit."
"Sabarlah Yoonie. Klien kita kali ini seorang designer ternama. Kerjasama dengannya akan sangat menguntungkan bagi kita. Dengan berbagai produk pakaian rancangannya, ia akan menjadi sponsor terbaik untuk pendukung promosi penjualan album V."
"Permisi.. selamat siang. Maaf saya terlambat.."
Seorang wanita cantik datang dari balik pintu ruangan. Ketika mata Yoongi yang sipit bertemu dengan mata wanita itu, keduanya saling terkejut.
"Park Hana!"
"Min Yoongi!"
Dan cinta pertama itu, datang kembali dalam kehidupan seorang Min Yoongi setelah kejadian apa yang sudah menimpanya beberapa hari lalu.
........................
Yah... akhirnya. Bagian akhor dari cerita wattpad pertamaku : You're Mine berhasil terselesaikan.
Aku menulis part ini dari pukul setengah 12 malam. Dan baru selesai pukul 2 pagi. Wow.
Jadi gimana menurut kalian ending dari cerita ini?
Sekali lagi. Terima kasih atas kunjungan kalian ke cerita pertamaku. Aku sangat menghargainya dan aku sangat senang menulis.
Seseorang memberiku inspirasi.. bahwa menulis itu seauatu yang harus dinikmati. Menulis itu kenikmatan tersendiri yang membuat kita merasa lega dan nyaman. Tidak peduli berapa banyak orang yang alan membacanya. Tetaplah menulis dan menikmati waktu luangmu dengan orang2 yang selalu setia bersamamu.. setia membaca apapun yang kamu tulis.
Setelah bab ini, aku hanya akan menambahkan epilog. Dan berakhir sudah cerita You're Mine.
Mian.. atas typo yg bertebaran✌✌✌
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro