Chapter 3
Halilintar melempar kunci mobilnya hingga membentur meja dan menimbulkan bunyi yang keras
Ia menjatuhkan dirinya di sofa yang ada di seberang meja
Membuka tiga kancing baju teratasnya dengan kasar lalu menutup matanya gusar
'Brengsek!'
Halilintar menarik tangan kanannya menutupi kedua mata
"Yah, lagipula seorang jenius dan berbakat sepertimu tidak akan mempedulikan hal kecil seperti itu kan?"
....
Mata merahnya kembali terbuka dengan paksa
Hali-kun
....
Halilintar mencengkeram dada kirinya
'Sakit.. perasaan apa ini?'
Diriku baru tau kalo ternyata si hali gak peka-
Author: urusai! Lanjutin aja napa
Iye iye
Rasa sakit itu semakin menjadi-jadi ketika suara bening itu kembali mengalun mengusik pikirannya
"Nakashima (Y/n) sudah mati"
"Aku yang membunuhnya"
Oh, Tuhan. Sebenarnya apa yang terjadi pada gadis itu?
Mengapa gadis itu kembali muncul di kehidupannya?
Mengapa ia malah menyukainya?
_________________________________________
-Kimi No Sei-
_________________________________________
(Y/n) pov
Aku berlari
Aku berlari sekencang-kencangnya menjauhi tempat itu… menjauhi… pemuda itu
Sial..
Kenapa ia, Boboiboy Halilintar, harus kembali muncul di kehidupanku?
Pikiranku kosong, yang aku tahu saat ini adalah… aku harus menemui Kaito secepatnya
Hanya dia yang bisa memberiku ketenangan di tengah pikiranku yang dipenuhi kekalutan ini
Aku hanya ingin melihat mata biru indah, rambut Goldenrod halus dan senyuman hangat Kaito
Ia adalah cahayaku, matahariku yang mampu menerangi dan menghangatkan dasar hatiku yang sudah lama beku
Aku menghentikan langkahku di depan rumah besar yang ada di hadapanku
Rumah yang kutinggali bersama dengan Kaito
Dengan terburu-buru aku membuka gerbang dan segera berlari masuk ke dalamnya
Aku menekan bel pintu dengan tidak sabar
TING TONG
TING TONG
Bel itu terus berbunyi seiring dengan tanganku yang semakin cepat menekan tombol putih itu
Berharap segera melihat senyuman sambutan selamat datang dari pangeranku
Pangeran hatiku..
Namun, harapan itu luntur ketika yang membuka adalah sesosok wanita cantik berambut oren
"(Y/n)-chan apa yang terjadi? Kenapa wajahmu pucat seperti itu?" tanyanya khawatir. Ia menuntunku masuk ke dalam
'Ah, iya. Kenapa aku bisa lupa? Kaito kan sedang melanjutkan kuliah S-2nya di luar negeri? Bodoh
"Ayuka-sama, aku baik-baik saja" Aku hanya menggeleng lemah
Sementara wanita cantik di hadapanku ini kembali menatapku lembut, benar-benar mirip dengan tatapan anaknya
Tatapan yang bisa membuat hatiku tenang
Seakan semua masalah yang menimpaku menguap begitu saja
"Ayuka-sama?"
"Sudah kubilang panggil aku ibu" Ayuka mengerucutkan bibirnya, mengetuk-ngetukkan kakinya dengan tidak sabar ke lantai
Astaga, sikapnya itu benar-benar kekanak-kanakan
Tidakkah dia sadar bahwa ia sudah berumur 50 tahun?
Aku hanya tersenyum tipis menanggapi sikapnya itu
"Ibu.." Ucapku pelan
"Nah, begitu kan lebih baik" Ayuka tersenyum lebar
"Oh, ya tadi Kaito meneleponku"
DEG
Jantungku berdetak keras ketika mendengar nama Kaito disebut
"Kaito nii-sama... menelpon?" Aku benar-benar seperti orang linglung, mengulang perkataan orang lain seperti ini
Cih, ini sama sekali bukan sifatku
Ayuka mengangguk dengan semangat. "Dia bilang akan pulang dalam waktu dekat, saat ini ia masih sibuk dengan penelitiannya… Oh ya, (Y/n)-chan… dia bilang dia ingin berbicara sesuatu yang penting denganmu"
'Hah? Apa? Apa maksudnya sesuatu yang penting?'
Apa dia berniat melamarku? Astaga (Y/n) hentikanlah pikiran-pikiran bodohmu itu
Tanpa sadar aku menepuk-nepuk pipiku seakan tidak mempercayai apa yang baru kudengar barusan
Hal itu tentu saja kembali membuat Ayuka kembali bingung
"Ah, ano. Aku ingin beristirahat." Aku kembali menjadi kikuk ketika Ayuka menatapku bingung
Ia segera tersenyum kemudian melambaikan tangannya padaku
"Beristirahatlah… kau pasti lelah"
"Arigatou" Aku membungkukkan tubuhku memberi hormat
Lalu segera berlari menuju ke kamarku yang terletak di lantai dua
Aku membuka kenop pintu perlahan kemudian masuk ke dalam kamar yang masih terlihat rapi itu
Yah, hampir delapan tahun aku tinggal disini
Delapan tahun sejak Kaito menemukanku hampir mati tenggelam terbawa arus sungai
Delapan tahun sudah aku mengubah nama belakangku. Sekaligus menghapus keberadaan Nakashima (Y/n) dari muka bumi ini
Sudah delapan tahun sejak aku mencintai pria bermata indah itu sepenuh hati
Delapan tahun pula aku memendam perasaanku
Aku mendudukkan diriku di tepi ranjang. Membuka cardigan yang melekat di tubuhku
Lalu menatap pergelangan tangan kiriku yang dipenuhi bekas luka sayat yang mengerikan
Vertikal, horizontal, diagonal, bahkan ada yang memanjang hingga ke siku
Aku heran kenapa aku masih belum mati setelah urat nadiku disayat-sayat sadis seperti ini?
Kenapa urat nadiku masih saja tersambung padahal sudah berkali-kali aku berusaha memutuskannya sendiri?
Kenapa aku menginginkan kematianku sendiri?
Bukan..
Ada yang lebih menginginkan kematianmu, (Y/n)
Orang itu…
ya benar orang yang dulu sempat kau cintai sepenuh hati
Hali-kun?
"HUAAAAAGGGHHH" Aku menjerit memegangi kepalaku yang berdenyut-denyut
Memikirkan namanya saja bisa membuatku gila
Mataku menatap nanar ke segala arah seolah berusaha mencari sesuatu
Seolah mendapat petunjuk, aku membongkar laci meja belajar dan mengambil pisau cutter di dalamnya
"Fufufufufufu" Entah kenapa aku sama sekali tidak bisa menahan mulutku yang tiba-tiba saja mengeluarkan tawa yang menyeramkan
"Hihihihi" Sial, sepertinya tubuhku kembali dikuasai oleh sisi gelapku
Oh ayolah (Y/n)
Sudah lama kau tidak merasakan kenikmatan itu kan?
Kenikmatan yang muncul dari sensasi benda tajam yang menggores permukaan kulitmu
Kurasakan tanganku bergetar hebat
Di satu sisi aku menyukai rasa sakit yang ditimbulkan sayatan-sayatan itu nantinya sedangkan akal sehatku masih berusaha menahan diriku agar tidak mengulangi perbuatan bodohku itu
Hei, bukankah sejak dulu kau ingin mati?
Mata hitamku melebar
Bukan hanya kau saja yang menginginkan kematianmu, tapi banyak orang yang menginkan kau mati kan?
Tidak tidak..
Aku menutup kedua telingaku berusaha menghilangkan bisikan-bisikan itu
Menggeleng-gelengkan kepalaku dengan kuat sementara air mata mulai mengalir deras di kedua belah pipiku
Tidak tidak..
Ah, benar… bukankah ada satu orang lagi yang sangat menginginkan kau mati?
Aku meringkuk menutup telingaku dengan erat. Air mata tak henti-hentinya mengalir menghalangi pandanganku
Sudah hentikan, kumohon..
Cinta pertamamu, orang yang kau cintai sepenuh hati membencimu
Bahkan menginginkan kau mati (Y/n)
"HENTIKAN!!"
Aku tidak tahan lagi dengan semua ini
Kaito...
Kumohon tolong aku...
"Nakashima (Y/n), sebaiknya kau mati saja" Suara baritone dingin yang khas itu kembali menggangguku
"Hn" Mata merah menyala itu menusuk jantungku, menghancurkan hatiku
HAH…
HAH…
HAH…
Aku merasakan napasku terputus-putus
Dengan kasar aku kembali mengambil pisau cutter dan menggoreskannya ke lengan kiriku
Darah mengalir keluar dari luka sayatan itu
Sensasi aneh yang menyenangkan kembali melanda diriku
Namun ketika aku hendak melakukannya untuk kedua kalinya aku merasakan ada yang menghentikanku
"(Y/n)-chan!"
Itu suara Kaito...
Aku melihat bayangan Kaito berlari ke arahku
Memeluk tubuhku berusaha memberi kehangatan untukku
"Berjanjilah padaku kau tidak akan melakukan hal bodoh ini lagi" ujarnya khawatir, mata biru cerah itu menatapku lurus
Aku tak dapat berkata apapun
Perlahan kesadaranku telah muncul sepenuhnya
Aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku
Tapi tak ada sedikitpun sense keberadaan Kaito
Akhirnya aku sadar bahwa aku hanya berhalusinasi
Aku menunduk mencengkeram rok yang ku kenakan
"Maafkan aku Kaito. Aku hampir saja mengingkari janji yang telah kubuat denganmu"
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Huwee maap kalo chapter ini jelek ato gimana:(
Oke, see you in next chapter!
Don't forget to voment minna ttebara
Babay!
Salam kematian
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro