You False, It's Not His (6)
" Berjalan dengan sejuta pertanyaan dalam benak, setiap orang mengira dan aku tidak tahu akan hal itu. seperti halnya aku berjalan dalam sebuah kegelapan, sebuah pilihan yang sulit..."
.
.
.
(Author **** POV)
Menjatuhkan tas belanjaannya, V yang terperanjat akan tatapan yang seperti terkejut kearahnya. Siapa dia dan mengapa? Tak ada yang tahu bahkan V sendiri menjadi canggung lantaran di tatap namja aneh menurutnya. Dia berpikir apakah dia salah satu pria mesum yang keluyuran dari sebuah club malam?
"Taehyung?" sapanya yang tak digubris oleh namja dengan segala produk belanjaan di tangannya itu. mencoba mencampakan ucapan namja itu hingga akhirnya langkahnya kembali tertahan karena halangan seseorang di lengannya.
"Kim Taehyung!"
"Hah? siapa yang kau maksud sialan! Aisshhh... bedebah kau menjatuhkan belanjaanku dan kau malah memanggilku dengan sebutan yang tak aku mengerti!" entah kenapa emosinya melonjak dia sadar betul jika di daerah ini harus menjaga etika. Tapi, menurutnya dia menghadapi masyarakat yang lebih gila. Jauh gila dari lingkungan kerjanya.
"Minggir!" ucapnya dengan menghalau namja dengan mata sipitnya. Seperti diintimidasi dan membuat namja yang bernama Yoongi ini enggan walau hanya menggeser kakinya beberapa centi.
"Kau ini Kim Taehyung bukan?!" tanyanya dengan wajah yang mengkerut heran, bahkan dirinya sendiri pun sedikit meragu tapi dia tak salah lihat dan mungkin tebak. V merasa jika namja di depannya adalah badut pelawak yang gila.
"Yaaaakkk!! Bedebah kau memanggil namaku dengan sebutan nama lain, dan sekarang kau menghalangi jalanku. Kau preman atau hanya pengganggu heh!"
Sepertinya V salah menghadapi seseorang, entah kenapa Yoongi merasa jika ucapan namja yang ia kira sebagai adik angkat sahabatnya ini cukup kurang ajar di umurnya yang ia kira lebih muda darinya. Merasa jengkel hingga tangan kanannya mendapat cukup tenaga dan langsung meremas kuat, membuat V yang merasa sakit segera melepaskan cengkramannya dengan paksa.
"Kau bermacam-macam denganku bocah!" mengintimidasi namja itu dengan tatapan menakutkannya, V yang merasa jika langkah mundurnya tak membuah hasil justru merasa kelimpungan. Tangannya bergerak untuk melepaskan cengkraman kuat yang sejak sedetik lalu menyakiti kerongkongannya. Meminta tolong? Sepertinya percuma.... tenaga Yoongi yang ia belum tahu namanya sangat membahayakan. Apa benar dia bermacam-macam dengan salah satu preman? Bodoh kau V.
"Kau Kau pikir aku takut denganmu, kau hanya manusia yang berani dengan tatapan elangmu." Mungkin dia gugup, tapi dia lebih dari gugup. Ketakutan yang ia sembunyikan membuat kedua mata V memutar kemanapun asal tidak bertatapan langsung dengan namja menyeramkan di depannya. dia tak ingin mati muda, ingat!
Yoongi tersenyum, dia tersenyum lucu dengan tingkah manusia yang ia curigai ini. seperti anak ayam ketakutan yang menyembunyikan sesuatu yang besar. Apakah ini aneh? Ah, tidak... dia sudah lama tidak melakukan hal ini. apa pedulinya dengan tatapan orang terhadapnya, bahkan jika Yoongi menghajar manusia di depannya untuk mengaku. Apa dia bisa? Ah... dia juga tak mau disalahkan oleh sahabatnya. Mungkin dia akan mencari jalan lain, membuktikan bahwa namja di depannya itu jujur atau tidak.
"Siapa namamu dude?" tak ingin membuat suasana rusuh, Yoongi menghempaskan sedikit kasar namja muda tersebut. Membuat dirinya sempoyongan dengan badan yang hampir ambruk kebelakang, jika saja dia tak memegang salah satu tiang lampu di dekatnya. Sialnya setelah tarikan kerah di leher yang sempat menekannya terlepas, rasa batuk itu ada membuat di setiap tenggorokannya terasa tertohok.
"Untuk apa kau ingin tahu, apakah kau pembunuh yang akan membunuhku setelah tahu identitasku?" V menyentuh lehernya, dia merasa pita suaranya akan hilang karena tingkah kasar namja di depannya. Sungguh laknat, padahal dia hanya pengunjung yang tiba-tiba menjadi korban.
"Jika kau tidak terima dengan masalah tadi, jangan kau melakukan kekerasan. Ini negara hukum bung!" membuang ludahnya, ia merasa jika dia terlihat lemah pasti akan mendapat derita diskriminasi lagi. Ah, tidak boleh... jika memungkinkan dia akan lari ke tempat keramaian, mencari bantuan atau berlari hingga sampai di kantor polisi yang ada diseberang sana. Mungkin sejauh lima ratus meter.
"Kau yang tidak bisa diajak kerjasama, kau bahkan tak mengakui siapa dirimu." Remeh Yoongi dengan tatapan masa bodohnya, ia bahkan menepuk baju lengan panjangnya. Seperti menghilangkan sebuah debu yang menempel. Menurut V apa yang dilakukan namja di depannya adalah kesombongan luar biasa yang masuk dalam tujuh dosa terbesar yang pernah ia baca.
"Manusia macam apa kau!" ingin mengenyah meski dia tak punya nyali, sadar dia pasti akan kalah tanding. Membuat dirinya pun ingat bahwa tenaganya tak sebanding.
Sepertinya cukup untuk hari ini, mungkin saja Yoongi mengira bahwa apa yang ia kira bukanlah seperti apa yang ia lihat. melihat kenyataan bahwa ternyata Kim Taehyung bukan namja aneh dengan dandanan nyentrik seperti itu. Bahkan Yoongi sendiri cukup membenci aroma tubuh yang menempel di tubuh namja itu tadi, bau alkohol dengan kadar rendah.
"Cih! Sepertinya dia bukan namja itu. Baunya sangat rendahan seperti yang dia minum, apa dia tak kuat mabuk? Hhhh.... Kim Seokjin aku akan membunuhmu jika kau menyuruhku menginterogasinya." Menggelengkan kepalanya, dan membenarkan sedikit rambutnya yang berantakan. Yoongi mengatakan hal tadi dengan suara lirih yang mampu dia dengar. Bahkan V yang hampir ketakutan tercekik disana segera berlari dan menatap punggung miliknya was-was. Yoongi hampir tertawa terpingkal saat melihat wajah ketakutan namja yang tadi. Ah, dia lupa untuk memaksa tahu siapa namanya.
Lain pihak dia memilih menengok ke belakang, bukannya menemukan namja tadi yang ada dia melihat bagaimana namja tersebut lari tergopoh dengan barang bawaannya yang tak jauh beda dengan seorang pemborong yang boros. Sialnya, Yoongi punya penyakit satu juta umat yaitu kemalasan.
"Apakah manusia itu yang membuatmu hampir setengah gila. Bahkan kau belum pulih sejak kepergian adikmu hhh..." Yoongi merasa kasihan tapi dia bisa apa, jika kenyataannya waktu belum bisa menjawab semua. apakah Tuhan akan beri jawabannya? Jujur saja Yoongi merasa gemas sendiri dengan jalan kehidupan sahabatnya, terlalu banyak hal yang dialami hingga dia melihat sebuah kenyataan.
Kematian dan apa itu pergi....
"Kau bahkan berdiri disana, mengawasiku... apa kau takut aku menyakiti terlalu jauh namja tadi? Dasar protektif, kau belum tahu dia adikmu atau bukan tapi tatapanmu menusuk, dasar kau." Yoongi tersenyum tipis, dia berjalan dan berpura tak peduli sementara dia tahu jika seseorang disana bersandar pada mobil ferarinya. Apakah dia orang kaya baru? Anggap saja dia adalah manusia yang menikmati kekayaannya dengan jalan sesat. Mungkin saja....
Bodoh... Yoongi menganggap semua ini bodoh. Bahkan ia juga tahu jika sahabatnya pun belum tentu berani untuk melawan namja tadi. Pertanyaannnya... bagaimana jika namja itu Taehyung dan bukannya orang lain. Atau lebih parahnya ingatan itu hilang dan dia terjebak dalam ruang lingkup lain. Bahkan Tuhan pun masih memberi teka-teki yang rumit ini.
Tentu saja... ini masih permainan panjang, atau sebuah permulaan.
.
.
.
"Sayang bisakah kita pulang, aku sudah terlalu gerah menunggumu di dalam."
Dia yang membuat pikiran penuh Seokjin hilang, saat sebuah komentar wanita muda kaya yang ia anggap sebagai 'pelanggan'. Beranggapan bahwa pelanggan adalah raja dan semua itu sudah masuk dalam daftar misinya. Memuakkan tapi bagaimana lagi hidup penuh modal dan juga usaha.
Jungkook, adiknya itu yang dia ingat untuk bertahan dalam dosa pahit ini. masuk dalam mobil atau akan ada complaint dia malas dan tak ingin berdebat. Sudah cukup dia memperhatikan tingkah laku V yang membuat tanduk Yoongi sahabatnya keluar. apa dia khawatir? Entah semua terasa membingungkan dalam hatinya.
Sampai akhirnya, dia harus rela mendapat gelayutan manja wanita muda yang kurang belaian di sampingnya. Memakai kacamata hitamnya dan menyetir sesegera mungkin, berharap jika namja yang ia lihat sebagai bayangan adiknya tak melihatnya. Karena ia tak ingin siapapun melihat kelaknatannya, sayang... Tuhan mampu melihatnya dan tak ada yang bisa menutupi penglihatannya.
Bahkan Seokjin sendiri terjebak dalam kebohongan. Bohong jika dia menikmati pekerjaannya.
"Kita kembali ke hotel dan bersenang hem..." seperti menggoda dan membuat sang wanita seakan bersemengat. Bahkan merasa tak malu, padahal si pria juga merasa jijik. Bukan karena tingkah hanya saja, dia mencium bau alkohol dengan persenan tinggi. Pemabuk berat, menurut analisanya dan Seokjin sendiri sangat membencinya.
Mau tak mau, iya atau tidak ini sudah jalannya. Mungkin saja jika Jungkook ditemukan olehnya maka semua usai. Bahkan Seokjin berniat akan melupakan Taehyung adiknya, dan melupakan langkah pencahariannya. Karena dia takut jika adik kesayangannya kembali pergi karena dirinya dan alasan yang sama. Dia tak ingin hal itu terjadi lagi...
"Maafkan aku Tuhan." meminta maaf dimanapun dia, bahkan dia tahu ini salah meski kehidupan yang memaksanya. Bunuh saja jika dia memang putus asa...
.
.
.
V merasa jika waktunya di panti asuhan sudah sangat jarang. Mungkin saja anak-anak akan membutuhkan mantel hangat berbulu dan lagi akan datang musim dingin. Cuaca dingin tak baik bagi tubuh anak, harus banyak menjaga suhu badan kesehatan. Melihat beberapa mantel yang dipajang di toko tersebut membuat V ingat akan anak-anak. mereka menggemaskan dan V sangat suka anak kecil. Apalagi saat menggendong si kembar rasanya dia seperti orang tua yang punya banyak anak.
"Sepertinya mereka akan cocok sekali." membayangkan dengan seulas senyum di wajahnya, kehadiran V membuat penjaga toko penasaran. Lantas dia bertanya dengan sopan santun menyambut pelanggan.
"Apakah anda berminat tuan?" seperti biasa wanita anggun dari toko ini akan bersikap sopan guna memancing pelanggan, sepertinya dia merasa kehadirannya disambut dengan baik. V tersenyum senang dan menanyakan produk mantel yang dilihat serta harganya, dengan segera pelayang cantik itu mempersilahkan pelanggannya masuk.
Tapi siapa sangka, ketika dirinya masuk jauh dari sana ada yang tak sengaja melihat. Tatapan terkejut dengan mulut membungkam. Apakah ini, sebuah takdir. Ah tidak! Mungkin orang yang sama. Sadar atau tidak dia memilih untuk pergi, menjauh dari keramaian karena ia sendiripun tak ingin terlihat. Bersembunyi....
Tapi...
Bagaimana jika dia memang orang itu.
"Takdir macam apa ini?" seperti sampanye yang menyentuh lidahnya, mendadak pahit dan panas namun membuat semua pikirannya berkecamuk. Sepertinya ada jalan lain yang harus dipilihnya, tapi pertanyaannya. Dalam kisah yang rumit ini, siapakah dirinya...
Musuh atau teman...
Menarik bukan?
...........................................
Tbc...
Sudah lama nih ff gak aku updete sampai tahun 2020 baru aku sentuh, bukannya apa hanya saja banyak pekerjaan dan membuat ff seperti genre ini cukup sulit. Aku sekarang berpikir kenapa dulu aku bisa membuat genre awal seperti ini di buku s1 dan sekarang malah sedikit lupa dengan s2
Kuharap dukungan kalian bisa membantuku agar bisa membuat diriku membangun semangat. Bukannya apa, hanya saja mungkin karena aku terlalu banyak imajinasi hingga membayangkan cerita ini akan jadi seperti apa. ini rahasia... hehehe.
Semoga kalian menikmati rangkaian kata yang belum indah ini, semoga rasa bosan kalian hilang dengan kedatangan chapter ini. dukungan kalian adalah semangatku, tetap sehat dan jangan sampai sakit. Semoga indonesia segera membaik.
Save your heathly...
Saranghae and gomawo...
01/04/2020
#ell
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro