when humans get ambition (33)
"Para pengkhianat datang saat mereka menjadi kawan. Dan kawan datang saat mereka membutuhkan."
(Author ***** POV)
(Flashback ***** ON)
Yoongi hanya mengikuti bagaimana alamat itu tertulis padanya. Di belakang ada temannya yang dia khususkan untuk ikut, dia sengaja mengajaknya karena anggapan bahwa hari ini memang penting. Entah apa itu yang pasti seseorang disana memastikan bahwa kedatangannya sangat ditunggu.
"Yoon, bisakah kau jelaskan kenapa kau membawa aku kesini?" Seseorang dengan kacamatanya seakan terusik dia sendiri masih sibuk dengan tugas skripsi perkuliahannya yang menggunung.
"Kenapa kau kesal, aku membawamu karena ada hubungannya dengan jurusan yang kau ambil. Aku ingin kau menemui seseorang dan aku yakin kau tidak akan menyesal." Dia sudah terlalu percaya diri bahkan membawa Seokjin saja harus dengan bujukan besar. Mau tidak mau sebagai sahabat sejati manusia itu menurut saja karena selama ini hubungan mereka seperti timbal balik.
Seseorang datang dengan menggunakan jas putihnya dimana dia baru saja memasukkan salah seorang korban terluka ke dalam ruangan perawatan. "Yoongi, senang sekali kau datang hari ini. Aku pikir kau tidak jadi karena aku sama sekali sudah berspekulasi buruk terhadapmu hahahaha..." Candanya dengan menepuk pundak itu akrab, dia sama sekali melakukannya hanya untuk menyeimbangkan suasana agar tidak terlalu tegang.
"Ya ya ya, aku tahu kalau lawakan mu sungguh tidak lucu. Hei apa kau mau kenalan ini temanku Kim Seokjin, aku sudah membawa dia sebagai janji."
Seokjin mengernyit heran saat dia mendengar hal itu. Yoongi mengatakan hal itu sama seperti melakukan jual beli pada barang, karena sedikit tidak lucu membuat dia meloloskan jitakan di atas kepalanya lumayan keras. Hal itu membuat si empu berteriak kesakitan tanpa disadari.
"Kau bicara apa?! Seenaknya saja. Kalau aku tahu begini aku akan pulang saja." Dia sedikit emosi meskipun ini area ketenangan. Chanyeol dokter yang ramah sehingga membuat suasana seperti semula, tapi Yoongi hampir menjadi perkedel ayam yang maniak.
"Kau pasti Seokjin, aku disini ingin menemui mu karena sesuatu. Bisakah kita masuk ke dalam ruangan ku, aku dengar dari Yoongi kalau kau kuliah jurusan psikolog. Aku akan mengatakan padamu bahwa aku punya penawaran menarik sekaligus ada kelebihannya. Bagaimana?"
Sedikit terkejut saat dia mendapatkan persoalan sedikit menggiurkan. Kebetulan sekali dia membutuhkan uang sebenarnya untuk biaya hidup dan sekolah adiknya. Terlebih lagi dia akan lulus dengan ketuk palu. Sebaiknya dia tidak membuang kesempatan yang datang dari bantuan temannya itu. "Yoon, kau melakukan satu kebaikan untukku. Apakah itu benar?" Rasanya ada yang melompat senang sekarang tapi namja tampan itu tentu saja menahan hal itu agar tidak terlihat bobrok di depan umum.
"Kau tahu, bahkan kau sudah menjitak ku. Aku peduli padamu makanya aku melakukan hal ini." Bibirnya cemberut saat dia mengatakan hal itu. Seokjin merasa tidak bersalah sama sekali dan dia justru terkekeh dengan ramah.
Ketika Chanyeol beralasan tak punya banyak waktu dengan segera keduanya bergerak masuk ke dalam. Belum sampai di ruangannya kegaduhan terjadi ketika salah seorang perawat jatuh terjungkal ke belakang.
"Dok pasien mengamuk, apa yang harus kita lakukan?" Salah seorang suster yang masih baru sedikit ketakutan, pemuda yang tengah berhalusinasi dengan ketakutannya melempari apa yang ada di depannya dengan benda di sekitarnya seperti bantal. Teriakan keras meminta agar ayahnya menjauh adalah salah satu andalan dirinya untuk mencoba menghilangkan pria itu dari pandangannya.
Dia akan diperkosa dan di sentuh para manusia bejat. Hal itu membuat dirinya semakin buruk dan membuat kegaduhan dalam sekitar.
"Ada apa dengannya siapa dia, kenapa dia malah seperti itu?" Yoongi diam akan tetapi kawannya justru langsung maju membantu. Kebetulan Seokjin pernah belajar cara menangani orang yang syok. Dimana dia juga menjadi korban lemparan benda dari sana. Yoongi tidak bisa membantu tapi ketika melihat hal itu dia sadar bahwa Seokjin punya sisi yang dibutuhkan dan berbeda.
Pandai dalam mengatasi orang mengamuk karena tak waras.
Saat itulah dia bertemu dengan Kim Taehyung dalam keadaan berbeda, dimana mereka bertemu dari kata baik.
(Flashback ***** OFF)
.
Yoongi memastikan bahwa ponsel akan selalu di kantongnya. Benda berbahaya ini hanya dia yang boleh memakainya, seseorang di depannya tersenyum sombong seolah dia akan menang. Padahal belum tentu dia akan seperti itu. Mulutnya bergumam kata kasar melampiaskan semua yang ada pada benaknya.
"Lama tidak berjumpa, bagaimana kabarmu Yoongi. Aku harap kau baik saja setelah bertemu denganku." Senyuman tampan dengan dua lesung pipi pada kedua kanan dan kirinya. Yoongi sangat benci dengan hal itu, dia hanya muak melihat keberadaan dokter di depannya. "Aku tahu kau pasti sakit jiwa karena terlalu banyak bekerja disana, apa kau tidak cukup gila melakukan hal ini semua?" Yoongi turut andil sekarang, ada begitu banyak keanehan yang harus dituntaskan.
Tangan kanannya cukup gamblang melepaskan senjata itu agar tetap berada di dalam kantong jaketnya. Chanyeol berjalan mendekatinya, dimana kedua matanya seperti menelisik sesuatu di dalamnya. "Kau masih sama, apakah kau masih dekat dengan Kim Seokjin?" Entah kenapa cara bicaranya menjadi sedikit ganas mengatakan hal itu semua.
"Untuk apa kau menyebut nama temanku, tahu begini kau tidak pantas mengatakannya. Kau hanyalah sekedar sampah masyarakat." Memang menyakitkan benar cara bicaranya, anggap saja dia adalah maniak programmer yang menyukai apa adanya. Ketika Chanyeol menepuk kedua tangannya dan tertawa saat itulah mata elangnya langsung awas.
"Wow, cara bicaramu membuatku merinding tapi sepertinya kau sudah tahu banyak. Bahkan mengenai pria itu bukan?" Itulah mengapa Chanyeol semakin memperkeruh suasana. Membuat Yoongi semakin berniat untuk menghabisinya. Dengan lantang tangannya terangkat dan menunjukkan lubang senjata itu di depan matanya. "Ya dan aku akan mengatakan pada temanku mengenai kebusukan mu." Tersenyum dengan santai, dia sudah siap dengan kaki memasang kecepatan akan dilepaskannya.
"Mati saja kau Min Yoongi!"
DORRR!
Peluru menembus pada dinding hingga lubang itu nampak dan retak pada sekitarnya. Yoongi berhasil lolos walau bahunya tertembak, sial sekali karena dia tidak memasang peluru di dalam benda hitam mengkilat miliknya. Bukan karena dia teledor tapi dia ingat bahwa Seokjin pasti salah mengambil dan dia mendapatkan yang kosong.
"Bodoh, kenapa dia menggunakan barang orang lain. Sekarang aku yang kesulitan, lihat saja Kim!" Gumamnya dengan tegas dimana dia melihat keadaan semakin buruk. Yoongi meringsut lari diantara mobil terpakir dan beberapa tiang besar tembok di sana. "Kau mau lari kemana, jangan salahkan aku kalau kau mati di tempat ini." Kebanggaannya begitu besar hingga dia tertawa terpingkal.
Langkah kakinya berderap pada lantai yang bergesekan dengan sepatu yang dia pakai. Chanyeol langsung mengejarnya dengan pakaian hitam seperti bayangan masuk dalam ruangan begitu gelap. Yoongi dikepung oleh mereka yang notabene adalah manusia bajingan.
Dor!!!
Sesekali Yoongi menunduk dan melanjutkan pelariannya walau pun dia tahu bahwa pistol akan terus menyerangnya sampai kapanpun. Hingga dia bisa ditangkap oleh mereka, dia bukan tumbal ataupun manusia yang bersalah. "Kau tidak tahu apapun soal diriku, dan jangan menyesal saat kita bertemu. Terimakasih sudah membuat pekerjaanku lebih mudah untuk masa lalu. Karena kau tahu bukan Kim Taehyung adalah orang yang susah sembuh."
Yoongi diam dia merasa bahwa dia manfaatkan dulu, kenapa bisa dia melakukan hal serendah itu pada dirinya. Dia sendiri tidak pernah melakukan hal gila itu sampai akhirnya, dia ingin melakukan baku hantam. Dia lupa bagaimana caranya berlari karena sudah tenggelam dalam rasa emosinya. "Bajingan sekali kau! Apa kau tidak tahu bahwa aku tidak suka dimanfaatkan manusia sepertimu!" Gertaknya dengan keras dan Chanyeol sama sekali tidak peduli akan hal itu.
"Tentu saja aku tahu, makanya itu aku menyebutmu sebagai manusia yang cukup bodoh Yoongi. Katakan padaku apa pendapat mu mengenai V."
Duaaghhhh!
"Bagus sekali, tapi kuharap kau tidak memukulnya dengan keras. Akan sangat merepotkan kalau dia mati disini." Itu Chanyeol dan kemungkinan besar dia berjongkok tengah mengambil sesuatu.
Hanya itu yang dia dengar saat semua pandangannya menjadi gelap. Dimana sang Surya tak bisa dia lihat lagi melalui kedua matanya yang hitam. Tubuhnya jatuh ambruk dan dia hanya tahu bahwa tubuhnya diangkat oleh dua orang tengah merangkulnya. Suara itu mendesis dan itu bukan dari bibirnya, apakah mungkin Yoongi berhasil menancapkan pisau itu tepat di perutnya.
"Bawa dia cepat!"
Mungkin suatu kebanggan jika dia bisa melihat hal itu secara langsung, yang dia tahu bahwa dia merasa ada sesuatu yang basah jatuh dari keningnya. Mengental dan itu adalah darah yang berbau anyir dan amis.
Jika dia terlambat bisa saja dia mati, tapi sepertinya Tuhan masih menggantungkan hidupnya sekarang.
.
Pria itu datang tanpa acara dan membuat momentum indah dengan menemui seseorang yang akan membuka jalannya menuju kejelasan sebuah nasib. V tidak akan pernah mengerti kenapa dia begitu menurut, hingga turun dari mobil bersama dengan Seokjin yang kekeh ada di sampingnya.
Pria itu tersenyum dengan kedua tangan merentang bangga seolah menyambut kedatangan anaknya. Anak kesayangannya yang tampan juga sangat dia rindukan sejak dia pergi menghilang. "Anakku Taehyung apakah aku bisa memelukmu? Aku sangat merindukanmu sayang." Dia mengatakan hal itu seolah namja muda tengah menatapnya adalah seorang anak kecil.
V hanya bisa diam dengan pemikiran menerka untuk hal ini. Tapi tangannya sungguh di remat kuat oleh Seokjin yang tak ingin dia pergi bertemu dengan monster itu. Pria itu lebih bajingan dan buruk dari pada manusia yang pernah dia buat babak belur. "Aku tidak akan mengijinkan mu datang kesana sendiri. Kau harus menuruti kataku seperti janjimu bukan?" Setelah mendengar ucapan itu yang ada V langsung meminta lepas dengan kasar. Tatapannya seperti tak nyaman dan entah kenapa dia hampir menangis melihat pria disana.
Dua kali dia bertemu dengannya dan perasaan seperti kerinduan yang dalam masih ada, dia pikir semua itu halusinasi tapi ternyata hal itu bukan kesalahan dalam tebakannya.
"Jangan halangi aku mencari tahu, jika dia memang ayahku kenapa aku harus takut. Bukankah seorang ayah akan selalu melindungi anaknya." V memiliki jalan pemikiran sendiri setelah dia tak sadar bahwa sebenarnya dia itu lupa dengan masa lalu yang bisa dikatakan kelam. Hidupnya tak bahagia seperti di negeri dongeng, yang mana dalam ceritanya akan selalu indah. Seokjin mengencangkan genggamannya dalam pergelangan tangan itu sampai V sedikit merasa sakit.
Tak peduli dengan tepisan itu dan sama sekali tidak peduli kalau V akan terus membencinya dalam hal sama di setiap hari. "Kau pikir seperti itu, tapi tidak dengan ayahmu karena dia berhenti menyayangi anaknya. Kau tidak tahu orang seperti apa dia. Semua ayah tidak sama."
"Kau gila mengatakan hal itu, bukankah dalam perjalanan disini aku sudah bilang kalau aku senang jika aku tahu siapa aku dan ayahku. Kenapa kau seolah tak mau mengerti keadaanku?" Nadanya marah dengan tatapan dimana dia tidak suka diatur. Seokjin seperti kehilangan seorang adiknya yang lalu dan penurut. Dimana V lebih parah dari sebelumnya saat dia diambil dari rumah sakit jiwa.
Si pemilik rambut cokelat tua itu berjalan mendekat kesana menemui pria yang dia tahu adalah ayahnya. Seokjin ingin menyusul tapi pria itu memberikan tatapan mengancam, "jangan sampai membuat hubunganmu dengan anakku rusak. Kau bilang kau kakaknya sebaiknya lebih pengertian pada adikmu yang ingin tahu banyak hal ini." Begitu sombongnya dia hingga membuat namja muda disana ingin melepaskan tinjunya.
Dia menahannya demi Taehyung ketika dia melihat namja muda itu menoleh kesal ke arahnya. "Aku hanya tidak ingin melihatmu menyesal V. Karena aku tahu betapa buruknya ayahmu itu padamu." Kata-katanya juga tidak didengar seperti percuma saja. Karena pada akhirnya dia sendiri yang akan turun tangan melarang keras namja itu.
"Pergi jauhi adikku pak tua sialan! Apakah aku harus menjelaskan pada anda secara langsung kalau kau akan merusak adikku lagi!" Dia jauhi adiknya sampai tangan itu tak bisa lagi menyentuh pria jahanam disana. "Apa yang kau lakukan Seokjin!" V bahkan membentak tapi langsung dibalas bentakan diam oleh namja tampan yang sudah menyentuhnya itu.
"Kau tidak dibayar untuk menjauhkan aku dengan anakku bukan. Aku akan menganggap hal itu sebagai kejahatan anak muda." Dia bisa bicara begitu karena dia ingin melihat V membenci pria yang ada disana. Hingga dia bisa menyaksikan bagaimana kalau dia dan anaknya saling membunuh.
"Jangan sentuh adikku, karena kau hanya menjualnya pada pria dan mafia. V percaya padaku karena dia juga dulu kau sangat menderita, bagaimana kau bisa gila dan berakhir di rumah sakit jiwa itu juga karena pria itu. Jangan percaya dengan apa yang dia katakan, karena aku adalah kakakmu." Seokjin meminta dengan sangat dengan bagaimana kedua matanya menajam menatap disana. V dibawa ke belakang punggungnya dan berusaha agar adiknya tidak interaksi langsung. "Apa yang kau bicarakan bukan kebohongan bukan?"
Seokjin merasa bahwa V anggap dia sebagai orang yang bodoh. Melihat pandangan itu seakan tidak pernah ada kata percaya disana. "Kenapa kau percaya padaku. Aku mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi." Rasanya dongkol tapi dia sendiri menahan itu semua agar tidak terlalu masuk dalam jebakan. Dia tahu bahwa pria disana adalah orang licik di dunia.
"Kalaupun aku tidur denganmu bukan berarti aku percaya padamu Seokjin. Aku mencoba mencari tahu sendiri karena aku bisa melakukannya."
"Tidak! Kau tidak cukup mampu melakukannya. Kau sendiri masih labil, aku ingin kau sadar bahwa-"
Tangan itu membogem pria itu agar diam. Dia tidak suka jika Seokjin terlalu ikut campur dengan urusannya. Kedua mata seorang kakak membola tapi bukan berarti dia akan benci dengan seseorang yang sudah dia anggap sebagai kesayangan. Dia tahu bahwa sebenarnya V hanya kesal dan melampiaskan sebagian emosi juga masalahnya padanya.
"Terserah aku, kau tidak bisa melarangku. Aku tahu dan aku paham tapi kau malah mengganggu." Disini dia seperti mengajak beradu mulut, tapi saat V hendak di rangkul pria itu yang ada malah Seokjin membanting pira itu dengan teknik bela dirinya.
"Jika kau tidak percaya dengan apa yang aku katakan, sebaiknya kau lihat bagaimana pengecutnya pria ini. Ayahmu adalah orang yang di rawat di rumah sakit bukan orang ini, dia hanya germo!" Telunjuk itu menunjuk ke arah dimana seseorang tergeletak dengan kesakitan nya. Tapi V sama sekali tidak bisa menerima hal itu dan langsung mendorong tubuhnya hingga Seokjin sadar bahwa dia seperti seorang pria ditolak gadis.
"Pengacau enyahlah! Kau tidak tahu apapun soal ku. Ini urusanku dan jangan membuat aku benci denganmu. Aku tidak akan mau tidur lagi denganmu, kau penyimpang Kim Seokjin!" V memejamkan mata beberapa detik hanya untuk berteriak keras dengan nada sedikit mengumpat pada cara bicaranya. Dia bukan hanya mengumpat tapi menolong pria itu dengan tangan merangkulnya.
"Kau mengatakan apa, apakah manusia menyimpang ku tidak pantas membelamu. Jangan menyangkal kalau kau pernah mendesah di bawahku V. Apakah kau sekarang ingat siapa dirimu dan memilih pria ini. Apakah kau mengakui dirimu adalah Taehyung?!"
BUGHH!
Beberapa pasang mata sudah memperhatikan sebenarnya sejak tadi. Dimana pria yang menjadi bahan tontonan disana melihat sekitar dan seolah memisahkan V dengan namja yang dia benci itu. Dia ingin mencari nama baik diantara kesempatan pada kesempitan.
Konflik memanas dengan bogeman mentah seperti menandas pada tulangnya, tapi raut wajah namja muda itu sama sekali tidak ada ekspresi. Dia menyembunyikan hal itu semua dengan cara wajah seperti triplek. "Ya, kau memang membuatku nikmat di ranjang tapi kau malah membuat semua menjadi rumit. Bisakah kau sadar diri bagaimana batasan mu, aku hanya jalang di club dan kenapa kau anggap aku sebagai adik. Aku laknat Kim Seokjin!"
"Diam V, kau pikir aku juga tidak?! Kau pikir aku baik dan suci. Memangnya kau bisa memikirkan hal baik? Tidak! Aku bahkan membantumu agar kau bahagia dan terlepas dari masalah. Aku menyimpang dan kau juga, bagaimanapun aku tidak malu tidur tiga kali denganmu."
Masyarakat yang kebetulan bermain disana terkejut dengan mulut ditutup oleh tangan mereka. Dimana mata mereka saling berpandangan satu sama lain. Berfikir bahwa mereka adalah kaum orang gila. Bagaimana bisa manusia dengan hasrat menyimpang bisa hidup.
Kebanyakan anggapan itu adalah kesalahpahaman, karena Seokjin menyukai kejujuran walaupun itu akan membuat hatinya remuk. Dia masih suka gadis tapi pekerjaannya adalah menuntaskan nafsu para manusia yang menginginkan tubuhnya sebagai seks bebas. Manusia itu susah di tebak dan rumit, sama seperti tapi yang diikat ikal dan tak bisa lepas.
"Untuk apa kau peduli padaku, aku bahkan seseorang penuh dosa. Jangan anggap aku adik, karena kau sendiri sudah punya. Aku bukan Taehyung tapi aku adalah V jalang kota dan club."
"Bukan, tapi kau adikku. Kau masih manusia yang aku sayangi dan jangan anggap dirimu rendah. Karena V adalah namja yang berusaha hidup dengan caranya serta punya kebebasan di negara ini. Kau tidak sendiri dan jangan merasa minder, jangan lakukan hal itu."
Sadar atau tidak, V menangis ketika mendengar hal itu. Padahal kedua kelopak matanya terasa berat ketika menampung bendungan cair disana, bukan karena dia kelilipan atau apa. Hanya saja ucapan itu membangkitkan energinya.
"Sial, kenapa aku malah menangis. Padahal aku sama sekali tidak mungkin bisa menerima apa yang kau katakan itu Kim..."
Dari beberapa meter saja pria disana merasa tidak suka dengan keadaan. Seolah dia tidak bisa mendapatkan anaknya lagi. Hal itu tak akan dia biarkan karena ini adalah sebuah kesempatan yang mungkin saja tidak akan dia dapat lagi.
Terlebih lagi Jungkook datang dengan kedua kaki melangkah cepat, dia membawa kabar buruk hingga suaranya hampir habis memanggil kakaknya.
"Jin Hyung, aku dapat kabar kalau Yoongi Hyung di culik."
DORR!
Tiba-tiba saja suara pistol semakin membuat ricuh. Sesuatu menembus dan itu bukan benda melainkan tubuh manusia.
Tes....
Tes....
Tes....
Darah kental keluar mengotori rumput hijau dibawahnya.
.......
Tbc
Aduhh maaf kalau pendek gak tau napa kantuk mulai menyerang dan ini yang buat aku ideku ngandat. Oh ya btw maaf kalau gak puas ama jalan ceritanya author tahu kok kalan ff author makin lama agak amburadul apalagi kualitasnya yang agak gimana gitu.
Oh ya jangan lupa vommentnya, authir juga gak maksa.
Semoga kalian betah ama author, juga lapak-lapaknya ya....
Bahaya banyak typo dan gaje, hehehehehe
Gomawo and saranghae ❤️
#el
30/12/2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro