Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

The Secret Book (Love Yourself) eps. 1 -Kim Seokjin- [Chap Bonus]


(Author **** POV)

'Langkah kaki ini akan meninggalkan jejak, kemanapun kaki ini pergi maka aku akan mengikutinya. Setiap jejaknya akan menjadi bukti, sebuah bukti yang bisa ditunjukan pada dunia. Bagi siapapun yang melihat dan pernah mendengarnya, membuat mereka tahu dan percaya, bahwa aku juga hidup diantara kalian. Meski pada kenyataannya kalian tak menyadari akan hal itu...'

.

Jendela terbuka, membuat kain putih tipis bernama tirai itu terbang. Bergerak melambai dengan indahnya, seakan tirai itu menari lantaran adanya lantunan lagu lembut. Semilir dingin yang menyejukan masuk begitu saja, mengisi dan menggantikan suhu udara juga oksigen bagi si pemilik ruangan itu.

Sebuah ruang bangunan yang cukup luas, dengan warna putih bersih pada dindingnya. Sebuah ruangan yang diisikan tempat tidur cukup luas dengan berbagai perabotan yang sudah lengkap, bahkan raungan tersebut sepertinya lebih menjurus seperti ruang tamu dari pada sebuah kamar.

Sepertinya kamar tersebut sudah dimiliki seseorang yang mempunyai kekayaan yang cukup mumpuni terbukti dengan adanya bukti kemewahan yang terlihat dan terpajang disana.

Tak lupa disana, lebih tepatnya....

Seseorang yang berdiri dengan santainya, menatap ke sana. Dimana tatapannya terarahkan melalui jendela kamarnya. Pandangannya yang entah sejak kapan masih betah disana, seakan apa yang ia tatap adalah objek yang mampu mengunci semua perhatiannya. Bukan hanya perhatian namun juga waktunya....

Waktu dimana ia gunakan untuk melakukan aktifitas melamunnya, bukan hanya itu saja. Terlihat dengan jelas tangan kanannya yang memegang sebuah buku, buku catatan dengan ukuran cukup tebal. Dimana buku tersebut tersimpan sebuah tulisan penting, dengan sebuah pena yang terselip di dalamnya.

Sebuah pena yang juga meninggalkan sebuah jejak, berbagai jejak yang di buat oleh pemilik buku hitam kecil penting itu. jejak kehidupan dan juga jejak akan pelariannya.

Tapi....

Jika kalian cermati lebih teliti, akan ada sebuah kejanggalan dalam buku itu. dinatara jemari yang menggenggamnya, nampak sebuah sampul yang bertuliskan sebuah nama. Sebuah nama dengan tinta emas yang sudah menjadi cover tersendiri buku catatan itu, terlihat di pinggirnya warna kertas yang coklat dan menguning lantaran dimakan oleh waktu. Tapi, sepertinya hal itu tak dipikirkan oleh seseorang yang menggenggamnya. Bahkan tangan kanannya menggenggam erat buku itu, meski pandangannya tertuju ke depan. Menatap semilir angin sore dan juga matahari yang mulai turun dari posisinya secara perlahan.

Seperti tak bosan, namja berbahu lebar itu tak mengindahkan perhatiannya. Terlalu sibuk dengan kegiatan yang menurutnya jauh lebih penting, menatap dan melihat bagaimana matahari tenggelam. Menikmati ciptaan Tuhan yang tersedia di depan matanya.

.

'Mencintai diri sendiri adalah hal utama bagi setiap orang, mencintai diri sendiri adalah ego tersendiri bagi setiap orang, sejak lahir rasa itu telah ada. Tuhan telah memberikannya, memberikan rasa peduli pada diri sendiri. tapi, apakah dari semua ini? ketika aku mencoba berpikir, justru aku tak mampu untuk mencari jawabannya. Membuatku harus memutar otakku berulang-ulang, dan terus berpikir apa, apa, dan apa...'

.

Mata terpejam, dengan wajah sendu yang nampak di wajah tampannya. helaan nafas pelan dengan tangan yang mengerat, tangan kanan yang mengepalkan buku catatan hitam itu. membuat sebuah nama bertuliskan tinta emas itu tertutup oleh telapak tangannya.

.

'Apakah aku boleh bersikap egois? Sedangkan orang diluar sana juga bersikap egois terhadapku. Bahkan rasa ego mereka jauh lebih besar dari pada rasa kepedulian mereka terhadap satu sama lain. Lalu apakah aku salah? Jika nyatanya aku terlalu mencintai diriku sendiri? padahal dalam kodratnya Tuhan diberikan hak bukan? Hak untuk hidup, hak untuk tumbuh, hak untuk dewasa, hak untuk memilih dan hak untuk menjaga diri sendiri. bahkan kau sendiri mengatakan jika kau menyukai 'Love Yourself'.

.

Cukup lama memang, apalagi dirinya tak sedetikpun mengalihkan aktifitasnya. Tak berpikir jika sebenarnya ada hal yang jauh lebih penting dilakukan, dari pada harus berdiri disini. di depan jendela sembari merenung dalam otaknya.

Tapi, siapa sangka. Jika seorang namja bernama Kim Seokjin mempunyai seribu rahasia. Masa lalu dan juga segala cerita yang ia lalui, semuanya...

Dan masih segar dalam otaknya bagaimana cerita kehidupannya.

Dirinya yang menjalani, takdir yang melintas bersamanya dan juga kehidupan dirinya bersama orang-orang yang menjadi lakon jalan kehidupannya.

.

'Aku terlalu jauh mencintai diriku. Terlalu dalam aku tenggelam di dalamnya. Bagaikan sebuah jurang, membuatku tak mampu untuk menggapai dan naik sampai ke dasarnya, seperti tak menemukan cahaya petunjuk dan tenggelam dalam gelapnya jurang yang aku pilih. Gelap... gelap... gelap.... siapakah yang sudi menjadi cahayaku? Menunjuk jalan yang berujung kepadaku. Sementara cahaya dan penunjuk itu telah hilang dari kehidupan dan hadapanku, membuatku seakan runtuh dan buta...'

.

Tes....

Tes....

Ah, tiba-tiba saja air mata itu jatuh, membuat dirinya segera bergegas mengusap kelopak matanya. ia tidak ingin kelopaknya sembab, ia tidak mau. Bukankah hari ini dia harus nampak sempurna, harus tampil sebaik mungkin. Menjaga penampilan agar setiap yang memandangnya terperangah tanpa berkedip. Menjaga penampilannya adalah hal utama bagi namja sepertinya apalagi yang Seokjin tahu adalah, penampilannya adalah penghasil uang untuknya.

Entah sejak kapan motto gila itu muncul, yang pasti semua benar adanya. Dan apa peduli Seokjin, baginya semua sama saja. Dunia dan juga kehidupannya? Semua sama...

Hanya meninggalkan sakit dan juga duka.

Kehilangan...

Kesedihan....

Tangis....

Sesak....

Sakit...

Lalu, kapan ini semua akan berakhir? Sementara Tuhan belum merestuinya.

.

'Kau tahu saeng? Aku terlalu mencintai diriku.... mencintai diriku yang sekarang. Membuat aku semakin tenggelam olehnya, apakah kau tahu bagaimana kehidupanku sekarang ini? setelah lama kau meninggalkanku dengan waktu, kenangan, pertemuan singkat, dan catatan kecil ini? jujur aku hancur... aku terpuruk, dan aku bukan diriku yang dulu.'

.

Tes...

Tes...

Seokjin ingin sekali menghentikan air matanya, namun entah kenapa air mata itu enggan untuk berhenti. Oh... apa yang terjadi sebenarnya?

Hingga membuat tatapannya semakin tenggelam dalam rasa kesenduan, dengan linangan air mata tanpa henti, bibir yang terkatup tanpa suara. Seakan dirinya menyembunyikan tangis itu sendirian, sendirian... dan sendirian...

Hanya sebuah cengkraman erat di buku itu, membuktikan bagaimana usahanya menahan rasa sesak dan sakit itu sendiri. ya... sesak dan sakit. Seakan itu menghancurkan hatinya, bagaikan debu yang jatuh dari telapak seseorang dan terbang karena hembusan angin.

.

'Kau benar aku adalah seseorang yang tak mampu bangun, kau benar aku hanya namja yang sudah terlanjur tak bangun lagi. Tak bisa bangkit dan hanya berada di posisinya. Entah bagaimana cara dan kapan agar aku bisa bangun, apakah benar jika aku bisa terbebas dengan rasa ketidakbangunan ini hanya karenamu. Karena kita samakah? Atau memang hal lain? Bukankah kau adalah seseorang yang cacat, apakah kau ingat? Kau sendiri yang mengatakan jika kau stigma dan aku awake. Dan kita itu sama, tak ada bedanya... hingga kau menganggap bahwa 'awake dan stigma' semua sama saja.'

.

"Hhhhhhh...."

Helaan nafas, menundukan sedikit kepalanya. Membuat rambut bersurai hitam legamnya itu nampak menutupi dahinya, membuat kelopak mata atasnya sedikit tertutup. Bibir tebal itu bergerak dengan gerakan tak kasat mata, meski pada kenyataannya ada helaan nafas penuh kekecewaan yang keluar dari bibirnya.

Tapi, kecewa karena apa?

'Aku hancur.... hancur karena diriku sendiri. hancur karena diriku, dan aku sekarang merasakannya. Membuatku berpikir bahwa 'Love Yourself' menjadi sesuatu yang tidak baik jika salah dalam menjalani dan memaknainya. Akankah waktu dapat terulang? Agar aku bisa memperbaikinya. Berharap jika di masa depan kejadian ini tidak terulang lagi? Tapi... sepertinya hal itu tak akan mungkin terjadi.'

.

"Aku telah mengotori ranjang kesayanganku dengan seorang jalang hari ini."

Entah kenapa terdengar iba saat dia mengucapkannya. Seperti ada makna putus asa dalam setiap ucapannya.

Membuat dirinya mengulas senyum getirnya, merasa kasihan dengan dirinya. Dengan kehidupannya, kehidupan gelap dan juga takdir buruknya...

"Bahkan aku mendesah puas dan menerima uang jasaku tadi, hahaha sungguh menyedihkannya aku. Harus memuaskan jalang-jalang menyedihkan disana."

Lagi-lagi Seokjin menunjukan senyum getirnya.

,

Dibukanya buku catatan itu, menampilkan sebuah halaman belakang yang kosong, dengan kertas putih di dalamnya. Terlihat sebuah pita pengikat di dalam lubang kertas catatannya. Mencegah agar catatan kecil itu tidak jatuh, tidak hilang dan terpisah dalam catatannya.

Tangan besar itu mengusap kertas putih itu, menatap dengan tatapan sulit diartikan namun teduh. Tak sadar jika sudut bibirnya menyunggingkan senyumnya, membuat bibir tebal itu menampilkan ekspresinya meski tipis.

Tes...

Namun masih sama...

Selalu ada air mata di belakangnya...

.

'For You I could pretend like i was happy when i was sad. For you i could pretend like i was strong when i was hurt.'

.

"Bahkan catatan kecilmu ini begitu menohok diriku yang sekarang Tae."

Ya, benar saja...

Catatan itu miliknya, milik seseorang yang kini dirindukan olehnya. Oleh seorang Kim Seokjin, namja dengan kehidupan pribadinya yang tidak biasa. Seseorang yang telah ia sayangi dan ia anggap seperti adiknya sendiri, rasa rindu dan juga sayang yang ia berikan setara dan sama, seperti halnya rasa rindu dan sayang terhadap adik kandungnya, Kim Jungkook.

Catatan hitam milik seorang Kim Taehyung, yang kini berpindah tangan ke Seokjin. Membuat Seokjin menuliskan suara hatinya dalam halaman tebal buku yang ia bawa, berharap jika masih ada halaman selanjutnya dalam buku tebal itu. meski pada kenyataannya adalah separuh catatan Taehyung ada juga catatan dirinya.

"Jungkook hyung rindu padamu, kapan kau akan pulang?" entah berbicara pada siapa, hanya angin yang mampu mendengarnya.

Membuat dirinya nampak menyedihkan, apalagi dia belum istirahat setelah melakukan pekerjaannya. lebih tepatnya pekerjaan tak biasanya.

"Apakah aku menyerah menunggumu Tae, kau tahu... aku sudah lelah menunggumu. Apakah aku boleh menyusulmu jika kau..."

Jujur sekarang Seokjin tak bisa berpikir jernih, terlalu banyak beban pikiran yang ia rasakan sekarang. Apalagi...

Tes...

"Hikksss... aku merindukan kalian, dongsaeng-dongsaengku. Aku sangat rindu hikkksss... hikkksss.... kapan kalian akan kembali?"

Pertanyaan yang bagus Seokjin.

Kapan mereka akan kembali? Sementara tak ada siapapun yang tahu akan hal itu. hanya takdir dan Tuhan yang tahu....

..............

END (The Secret Book (Love Yourself) eps. 1 –Kim Seokjin- [Chap Bonus])

Mian kalau gaje atau banyak typo di bonus chap ini, jangan bingung kawan. Ini adalah bagian catatan hitam bukunya Tae yang sekarang di bawa ama mak jin, dan istilahnya ini kaya flashback Cuma bagian nyitain khusus catatannya ajjah.

Sistem chapternya sama kaya book 1 yang ada selingan bonus chap.

Setiap judul aku kasih tanda sub judul biar gak bingung hehehe...

Jangan lupa vomment cantiknya ya, bentar lagi nih chap aku PRIVATE biar aman wkwkwk....

Jangan bosan ama ff el dan el juga ya....

Gomawo and saranghae...

Semoga bahagia selalu....

Sampai jumpa....

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro