Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Problem and Danger (27)

"Memulai dengan cara yang sama dan mengakhiri dengan cara yang sama pula. Ini seperti sebuah kesempatan untuk memperbaiki sebelumnya."

(Author ***** POV)

Sebelum semua terjadi ada kisah menarik terjadi tanpa banyak orang tahu. Setiap manusia memiliki cerita kehidupannya masing-masing. Konflik besar memang akan terjadi saat ada orang memerangi. Sama seperti nasib wanita ini, dia sedang berjuang dalam kebimbangan.

Sebelum seseorang melakukan baku hantam, cerita lama sudah terlahir menjadi sebuah proses.

"Kumohon bisa, kumohon diangkat." Katanya gugup, melakukan panggilan ke delapan kalinya. Dia risau dan takut jika saja pria itu malah sudah melakukan hal menakutkan terlebih dahulu.

Yoona menghubungi seseorang dengan tangan bergetar, semua rasa takutnya menjadi satu saat dia berada di kamar salah satu temannya. Dia terpaksa menginap untuk menghindari bahaya, dia meneken nomor panggilan itu dan berharap bahwa seseorang segera mengangkatnya.

"Kau kenapa, tanganmu bergetar ketakutan, ada apa denganmu Yoona?" Di Go Eun, salah satu batender di club yang kebetulan cuti tiga hari. Gadis ketakutan dengan tubuh keringat dingin adalah salah satu hal paling mengkhawatirkan. Dia bahkan menyiapkan teh hangat dan hijau saat kedatangan Yoona tiba-tiba memeluknya dengan ketakutan.

"Aku tidak apa, hanya saja aku tadi ditodong orang jahat. Aku menginap disini tak apa bukan?" Matanya menatap takut tapi bibirnya memiliki nada biasa seolah berani. Dijawab anggukan sebagai jawaban yang bisa menenangkan. Yoona bisa bernafas lega dan langsung mengatakan halo ketika mendengar seseorang mengangkatnya.

"Paman apakah kau sibuk? Ada hal yang harus aku katakan padamu paman." Nafasnya tersenggal tapi dia berusaha menjelaskan secara rinci. Dirasa ini adalah waktu yang akan membahayakan. "Kau kenapa? Ada apa denganmu Yoona. Kau dalam masalah?"

Tes...

Tes....

Tes....

"Paman orang itu hikkss... Orang itu kembali, dia menagih janji dan aku tidak mengatakannya. Hanya saja aku takut kalau dia benar-benar membunuhku. Dia membawa senjata walau aku menggunakan pistol. Paman kau tidak lupa bukan wajahnya? Dia sedang mencari Taehyung." Yoona mengatakan hal itu dengan nada sedikit berbisik, dia melirik ke belakang saat melihat teman kerjanya sedang mengambil selimut dalam lemari.

Wajah Yoona menjadi serius ketika seseorang di seberang sana seperti ketakutan. Bahkan deru nafasnya saja nampak di pendengarannya. "Aku tidak akan mengatakan apapun. Tapi setidaknya jangan biarkan dia menemukan Taehyung. Atau kita bawa dia ke di tempat itu?" Semakin lama keduanya mengobrol semakin sadar bahwa Yoona sedikit menghindar dari temannya.

Go Eun mendengar hal itu tapi dia bungkam, dia tahu mana batasan pribadi dan mana tidak. Hanya saja semakin aneh saat Yoona meminjam laptopnya dengan mencari sesuatu file. Sungguh apapun itu dia tak sengaja melihat password aku Facebook itu. "Aku akan mencari informasi keberadaannya, tapi bisakah kau menjamin jika dia aman?" Kuku itu dia gigit dengan gugup, wajahnya penuh dengan kebingungan saat dia melihat keseriusan disana.

Sepertinya semakin tertutupi akan semakin merepotkan, Taehyung adalah salah satu tokoh penting yang mengulas seluruh kejadian disini. Yoona memperhatikan sekitar dan wajahnya masam saat dia melihat teman kerjanya seperti menguping.

"Apa yang kau lakukan disini, apa kau bisa beri aku privasi. Jangan membuat masalah denganku ya." Hatinya kesal dengan suasana kacau, dimana setiap permasalahan menjadi satu dalam otak.

"Hei, jangan marah seperti itu. Aku tidak sengaja, karena kau gusar aku menjadi khawatir. Apakah sesuatu yang buruk terjadi padamu?" Wajahnya nampak merasa bersalah, dia tidak bermaksud seperti itu. Yoona menganggap dia seperti melakukan kesalahan besar, karena panggilan sudah dimatikan secara sepihak dari sana membuat dia menjadi tenang.

Dia mendekat ke arah Go Eun, merangkul wanita itu dengan akrab. "Maafkan aku, aku tidak sengaja melakukan itu. Tolong temani aku menghabiskan pizza yang aku bawa oke." Ucapnya dengan senyum manis, dimana Yoona menunjukkan makanan khas Eropa di sana. Go Eun, tersenyum dengan mood yang menjadi lebih baik dari sekarang.

Yoona menatap masalahnya seperti angin lalu.

.

Sang ayah hampir kehilangan segala tempat dan ruang untuk bernafas. Dia tidak bisa menjelaskan banyak hal mengenai semua ini, tapi di satu sisi keadaan V yang begini membuat semua nampak jelas. Anaknya dalam bahaya.

"Paman, kau tak apa? Kenapa kau nampak gusar?" Tanyanya dengan wajah sedikit curiga. Seokjin mendengar hal itu secara tak sengaja, dimana percakapan di antara seseorang dengan tatapan mata lain. Seokjin masih memperhatikan bagaimana V yang dibalut dengan perban, beruntung karena namja itu sadar dan memilih untuk tidak dibius karena kemauannya.

Seokjin tersenyum tenang saat V melihat wajahnya dari pintu kaca. Dia merasa bahwa ada seseorang begitu memperhatikannya dan membuat terharu. "Yang benar saja dia memperhatikanku, bagaimana kalau aku meleleh dan salah tingkah?" Pertanyaan itu muncul dalam diri hatinya, saat dia benar-benar mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak peduli.

Dari sini saja Seokjin terpingkal dengan senang, dia takjub dengan V yang memiliki ketahanan tubuh kuat. Padahal batu yang dilempar cukup besar, dalam dirinya dia bersumpah menghajar orang itu jika tahu. Ketika sang ayah melihat keadaan sang anak di sana membuat dia bisa bernafas lega tapi wajahnya tanpa senyum.

"Aku bersyukur anakku baik saja, terima kasih karena sudah bersusah payah mengantarnya ke sini. Aku yang renta belum tentu bisa melakukan hal itu." Nada bicaranya bergetar dengan perasaan amburadul, informan itu dia terima dan membuat perasaan nya kacau. Apakah ini saatnya dia harus terbuka agar kejelasan ada. Sementara dia tahu bahwa tak semua rahasia mampu di tutupi lama.

"Jangan mengatakan hal itu, aku melakukan nya karena V seperti adikku. Dia sama seperti Taehyung, seseorang yang sudah aku cari sekian lama dan kuyakini dia masih hidup." Tatapannya fokus  ke depan. Tak sadar bahwa pria di sampingnya seperti menelan ludah kesusahan. Dia seperti di cekik sebuah tali dengan kuat. Lilitannya membuat dia tak berdaya untuk mengatakan hal itu semua.

"Kau mengatakan nama seseorang, apakah dia adik yang kau sayangi?" Mencoba mengulas senyum, dimana setiap deretan gigi kuningnya adalah kegugupan dia sembunyikan. Seokjin memang menyadari hal aneh, melihat bahwa setiap manusia punya rahasia terbesar. Selama dia disini dia memperhatikan dan tak menemukan bahwa kejelasan mengenai V sebenarnya.

Senyum licik dengan wajah dikatakan serius. Dia sudah mengingat bagaimana Taehyung akan selalu takluk dan takut pada traumanya. Dia hafal dengan segala tatanan dalam otaknya, sampai dia menatap layar ponsel dalam diam.

"Tentu saja aku menyayanginya, aku yang susah payah melepaskan dia dari ayahnya yang bejat. Dia menjual tubuh anaknya, Taehyung tidak bisa melawan karena keadaan." Kedua tangannya meremat dimana bahu itu juga bergetar. Dia akan menjadi pembunuh sadis karena itu, dendam dalam dirinya mewakili Taehyung.

"Kalau begitu kau sangat bertanggung jawab, aku tahu kau namja kuat dengan simpati besar. Lalu kau menganggap V sebagai Taehyung, apa kau tidak merasa terbebani?"

Diam sejenak, memikirkan ucapan pria itu matang-matang. Jika kata terbebani adalah sebuah kata baku dengan ungkapan besar maka itu salah. "Yang menjadi beban ku adalah ketika aku menganggap V sebagai Taehyung. Aku merasa dekat dengannya sebagai Taehyung. Dia berkali-kali mengatakan namanya V dan bukan Taehyung."

"Anakku memang galak, tapi percayalah yang keluar dari bibirnya adalah sebuah kejujuran." Seperti menutupi sesuatu dengan senyuman ramah di bibirnya. Kedua manik mata itu mengatakan bahwa dia berat sebelah sebenarnya.

"Aku pikir awalnya begitu, tapi hati ku terus mengatakan bahwa dia Taehyung. Aku harus bagaimana? Karena naluri katanya jujur."

Ketika mengingat keributan itu saja membuat dia terpingkal. Cukup lucu menurutnya karena disana lah keduanya bertemu dengan perasaan mabuk dan cukup panas. Dewasa, merupakan usia dominan. Dia tidak akan menyalahkan semua masa lalu akibat dari hasil dia dapatkan, Taehyung menghilang dan V adalah manusia yang serupa.

Wajah dan kepribadian yang beda. Tapi aura dia punya sama seperti milik adiknya. Bohong kalau sebenarnya keyakinan Seokjin berubah saat mendengar ungkapan V.
Tak sadar kalau sebenarnya ada pria yang tersenyum melihat siapa sosok Seokjin sebenarnya. Tak main-main sebenarnya.

Bahkan kedua tangannya menjadi gugup dengan pandangan anak muda yang tengah menerka. "Anda memikirkan apa? Seperti ketakutan jika aku mengambil anak anda. Bukan begitu aku hanya ingin mencari tahu bahwa sebenarnya V itu benar adikku dan bukan jalang luar biasa dari club."

Ringkasannya, Seokjin ingin tahu apakah mungkin pria itu tidak menahan lagi segala kesempatan. Untuk berfikir bahwa, V akan membenci semua jika tahu akan kebenarannya. Sebelum dia sendiri tahu dengan perantara manusia lain, lebih baik terjadi daripada terlambat.

Fatal!

Ketika dia memperhatikan V, kedua matanya begitu yakin bahwa dia akan senang hati mencari tahu. Dimana dirinya sebenarnya, butuh kejelasan dan perlahan namun pasti.

"Aku akan menemukan jati diri putramu sebenarnya." Bukan ancaman tapi permintaan. Meskipun dua kata ini beda tipis. Hingga pada akhirnya V meminta pada suster untuk membuat seorang Kim Seokjin masuk ke dalam.

Begitu juga ayahnya yang dia yakini sebagai seluruh keputusan dalam dirinya.

.

Seokjin pernah bersumpah akan membenci seseorang yang sudah membuat V terkapar tak berdaya tadi.

Sekarang....

Tersangka berada di depan matanya dengan pandangan mengelak dan kalap. Membuat si korban tak kuasa menahan amarah, meloloskan bogeman nya hingga tersangka ambruk. V hampir kalap dan mengamuk jika Seokjin tidak menahannya dan Yoongi menarik mundur tubuh Jungkook. Tenaga V bukan main dan membuat lebam itu bangkit beberapa detik.

Jungkook menganggap bahwa manusia di depannya adalah calon petinju dengan bakat alami. "Keparat kau Kim! Kau ingin menghajar ku, sudah berapa banyak kesalahanmu selain merebut kakakku!" Jungkook tak ingin dibantu saat Yoongi mencoba untuk menahan gerakannya, dia menepis tangan itu dengan satu sentakan. Tanpa memberikan tatapan langsung pada manusia di sampingnya.

V menganggap bahwa semua ini lucu, dia baru saja mendengar seseorang mengatakan bahwa dia perebut. Sebenarnya lebih dari perebut karena V juga pernah menjadi Patner satu malam. Gila dan menyimpang membuat image dalam dirinya buruk. Tentu saja karena siapapun akan menjadi terkenal saat membuat masalah dan skandal.

"Kau lihat Seokjin? Seseorang sudah membuatku semakin membenci seseorang yang mirip denganku. Dia membawa masalah bagi dirinya dan orang lain." Mendecih muak dengan wajah yang bisa dikatakan jengkel. Membuat kalemnya V hilang sudah bagaikan di telan bumi.

Yang disebut menjadi diam sejenak dan beberapa detik kemudian menatap V dengan tajam. Di sisi lain dia marah dengan Jungkook, tapi rasa kesal akibat nama adiknya telah disebut sebagai manusia menyusahkan membuat dia jengkel dalam diam.

"Jangan mengelak gila, kau bahkan semakin gila setelah disini bersama kakakku. Apa kalian punya hubungan dekat menjijikan? Apa kalian juga akan hidup sebagai pasangan, kalian gay!" Jungkook meludah mengenai baju V dan membuat namja muda itu berteriak dengan keras karena jijik.

Sebegitu buruknya dia? Bahkan ayahnya saja tak pernah melakukan hal ini padanya, di bawah sinar lampu yang menerangi rambut kecoklatan hingga berkelip miliknya tersimpan dengan jelas sebuah rasa.

Amarah....

Harus punya nyali besar untuk bisa menghadapi V sekarang, bahkan seseorang lebih tua seperti Seokjin saja dibuat bungkam. Yoongi ingin berpendapat tapi mulutnya seakan di lakban oleh tatapan intimidasi seseorang disana, dia harus berhati-hati dalam bicara soal logika.

Salah paham itu tidak bagus, terlebih bisa jadi pertarungan antara saudara jika memang terjadi besar. Seperti sekarang ketika Seokjin meminta Jungkook untuk mengakui dan minta maaf. Bagaimanapun adiknya hampir menghilangkan nyawa.

Decihan sang adik menjadi sebuah propaganda lantaran dia sangat enggan untuk minta maaf. "Katakan padaku bahwa kau peduli, buka orang itu. Atau memang aku bukan adik kandungmu dan kau sengaja menganggap ku demikian. Apakah kau juga tidak mengalami kelainan lainnya?" Meragukan sang kakak sendiri adalah hal sebagian orang lumrah karena beberapa hal, tapi sebagian juga itu menyakitkan.

Awalnya dia membutuhkan sebuah proses untuk sejauh ini, di usia dia menginjak dewasa hingga semua. Kedua tangan itu mencengkram kuat dan ludah dia telan.

"Tidak, aku hanya punya satu kelainan. Kau pikir aku akan mengoleksi penyakit dalam diriku. Aku sadar bahwa setiap kali aku berusaha untuk bangkit, yang ada adalah perasaan dimana aku akan menyukai satu hal. Kau pasti tahu bahwa sejak dulu aku tidak pernah serius soal percintaan. Aku juga ingin sembuh, dan bisa menjadi kakak yang baik." Sedikit lirih di akhir kata, dia mengulum senyum untuk dirinya. Yakin bahwa suatu hari nanti akan terjadi membuat V bisa melihat dari satu sisi.

Seokjin mengalami gangguan perasaan terbalik, dia seharunya mendapatkan dukungan penuh untuk usaha kesembuhan. Bisa dikatakan jikalau dia memang gagal sembuh itu bukan salahnya, lingkungan juga trauma masa lalu adalah penyebab terbesar terciptanya watak seorang manusia.

"Aku benci padamu Jin Hyung, kau membuatku semakin jijik setelah kau mengakui satu hal itu." Dia menatap kakaknya dengan penuh kebencian, V ada disana dan dia marah entah kenapa. Bagaimana pun, seburuk apapun seorang kakak jika pada adiknya maka mereka juga punya rasa sayang. Lalu kenapa adiknya menganggap Seokjin seperti residivis.

Dia akhirnya maju untuk mengatakan sesuatu pada Jungkook yang dia anggap sebagai pemuda masih labil. Dengan satu jemarinya dia mendorong jidat itu ke belakang, sengaja tidak sopan karena pada dasarnya manusia seperti itu pantas untuk di perlakukan galak.

"Katanya kau seorang adik, kenapa watak mu tak jauh dari seorang penjahat. Adik mana yang tega mengatakan bahwa kakaknya adalah pendosa, kau menganggap penyimpangan itu kesalahannya?! Aku tanya, apa kau pantas menjadi seorang adik?!" Suaranya mencelos keluar dengan kedua mata seperti samurai. Jungkook bisa saja menghajarnya, bila dia tidak merasakan ngilu di pipinya.

V tersenyum sinis mendapatkan tanggapan diam, dia merasa bahwa dia pemenang nya. "Aku malas menuntut maaf, tapi aku ingin kesadarannya untuk akui kesalahanmu. Ayahku khawatir setengah mati karena ulah mu. Ketika dia kesal dia meninju dinding di salah satu tembok sebelahnya, membuat Seokjin lantas meminta agar V tidak melakukan hal membahayakan.

"Lihatlah kau sekarang menjadi pusing, apa kau lupa tadi kepalamu bocor." Suara lembut dengan satu perhatian, membuat seorang Jungkook merasa bahwa mereka sudah semakin gila. "Kalian pendosa, dan aku benci dengan itu. Bisakah kau mencari jalang lebih benar dan membuang dia? Bahkan dia juga pria sama seperti kita Hyung!" Bentrok dengan hati, dan membuang sisi dimana dia harus memahami.

Sementara jalur prestasi untuk masuk dalam rasa salah paham itu pun semakin besar. Saking kesalnya V membuat pikiran egois untuk melakukan hal itu agar yang muda semakin berkobar. Dia bergerak cepat dan membuat kedua mata itu terbelalak marah. Wajah pria itu tertutup akibat tingkahnya, membuat Seokjin bagaikan sebuah patung.

"Apa yang kau lakukan keparat!" Jungkook hendak ingin menghajar tapi Yoongi sudah menahan beban tubuhnya. Dia sama sekali tidak bisa mengatakan dengan jelas perasaannya, kakaknya dicium dan ini ulah manusia yang dia kenal sebagai Taehyung. "Kau lihat sendiri bukan, kau marah ketika aku melakukan hal demikian. Bagaimana amarahmu padaku saat aku katakan bahwa kakakmu sudah tidur dengan ku dua kali, kami mendesah dengan segala rangsangan."

Siapa sangka jika seorang V akan membuka aib, membuat yang muda semakin kesal. Mencoba melepaskan diri dari cengkraman Yoongi. Mulutnya juga bicara kotor. "Kim Taehyung kau akan aku tuntut, beraninya kau menggoda kakakku. Aku akan membuatmu menyesal!"

Merasa bahwa di bukan Taehyung, membuat V memang berani melakukan hal ini. Dia maju dan mendekat, berusaha meninggikan suara agar mereka disana tahu tanpa sia-sia. Tangannya menunjuk sebuah  perban di kepalanya dengan angkuh. Kedua manik mata Jungkook melihat dirinya dengan gejolak amarah. Begitu pula dengan Seokjin yang sudah kembali nyawanya secara penuh.

"Kau khawatir, kau marah dan kau memakiku atas dasar perbuatan berdosa. Itu artinya kau sayang kakakmu, lalu kenapa kau menyalahkan orang bernama Taehyung? Sementara dia bisa saja korban. Kau naif bocah dan kakak mu bahkan diam. Jangan salahkan dia karena sesuatu bisa terjadi dan kau menyesal. Tidak benci atau apa, hanya saja kau tidak menyadari perubahan terjadi apapun dalam hal manusia." Ucapan Taehyung menampar dirinya, membuat kosa kata bijak dengan satu penegasan utuh.

Jungkook bungkam dengan pandangan menerka, dia juga tidak mendengar namja di depannya mengakui dirinya sebagai Taehyung. Kedua matanya melihat bagaimana V masih menggunakan softlens birunya. Dia tersenyum dan membuat perasaannya meragu bahwa dia Taehyung.

Tapi sayang, dia juga belum mengakui kesalahannya. Justru melihat kakaknya dengan pedih. Ada bekas ciuman dari penyimpangan disana dan membuat dia melemparkan tisu ke arah kakaknya. "Bersihkan sisa najis disana, jika kau memang bukan homo!" Memperhatikan tisu yang jatuh ke lantai dengan perasaan diam.

Entah kenapa perasaan nya gundah sekarang.

.

"Kau ingin aku menjelaskan sesuatu bukan? Tapi percayalah jika aku mengatakan jujur. Karena aku tahu hal ini pasti serasa tidak akan mungkin." Itu Yoongi dia ingin hal semacam ini rampung, ada yang lebih membahayakan lagi. Sama seperti nyawa seseorang tengah diincar sekarang.

Setelah waktu panjang dihabiskan dengan perdebatan, membuat V meminta untuk tetap disini tanpa kembali ke rumah sakit. Dia merasa bahwa segala kesalahan tidak akan hilang jika dia melenggang pergi saja. V masih menunggu hutang pengakuan dan minta maaf dari orang itu. Sementara dia sendiri malah duduk di samping Seokjin yang bungkam.

Duduk di sampingnya seperti ini membuat hatinya berteriak bahwa dia Taehyung. Dia juga melihat jemari lentik itu sama dengan sebuah cincin di bagian tengahnya. V melihat hal itu dan tersenyum tipis, dia merasa kasihan sekaligus salut atas kesabaran yang lebih tua. Bagaimana pun dia sudah baik menolong dirinya hingga susah sendiri. Jungkook diam walaupun kedua matanya melihat sang kakak disana, memang benar dia masih sayang meski dia tidak akui akan hal itu.

Di depan meja mereka ada foto, beberapa dokumen dan foto seorang pria. Foto itu ada gambar Seokjin dan Taehyung saling berangkulan. Juga seorang pria yang menjadi salah satu buronan polisi dari dulu hingga sekarang, juga beberapa bukti yang Yoongi dapatkan masih baru. Gambar dimana komputernya sekarat akibat perbuatan orang itu yang sengaja mencari sesuatu di studionya.

"Orang itu mencari mu V dan kau Seokjin juga diincar. Dia adalah pembunuh kelas kakap, pernah tiga kali keluar masuk penjara dengan kasus sama. Membunuh, karena pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran sejak usia 17 tahun."

Pria itu pernah masuk dalam kamarnya, mana mungkin dia akan lupa. Cukup berbahaya walau dia tahu bahwa dirinya juga lebih berbahaya jika sudah mengamuk. "Aku tahu, dia mengatakan itu saat menatap layar cctv di rumahku. Mengincar Taehyung dan menghabisi nyawaku. Aku tahu, karena itulah aku tidak bisa diam saat memang itu perbuatanya. Aku kira yang melukai V adalah pria itu. Tapi ternyata dugaan ku melenceng."

Sepertinya Jungkook masih dibahas dan Yoongi mendesah lelah saat hal ini masih terjadi. Beruntung V yang punya cara bicara tegas menghentikan hal itu dan minta agar mereka fokus. "Katakan padaku, Taehyung itu siapa. Jika memang benar aku, kenapa bisa aku tidak ingat. Namaku V aku penggoda di club. Sudah aku katakan bahwa anggapan kalian mengenaliku salah. Bahkan ayahku mengambilku dari panti asuhan."

V memainkan jemarinya dengan pandangan mata serius menelisik ke arah mereka. Yoongi diam tapi memberikan pendapat. "Kau yakin? Mengadopsi anak haruslah punya keluaran harmonis. Selama enam bulan itu pula pihak panti akan mengawasi orang tua yang merawat anak mereka. Lalu ibumu dan ayahmu selalu bertengkar, apakah mungkin? Kau bahkan tidak ingat sebagian masa kecil mu bukan?"

V merasa bahwa Yoongi seperti mengatakan bahwa dia linglung. Tapi dia mencoba untuk kekeh pada dirinya juga ucapan ayahnya bahwa dia anaknya bukan orang lain.

"Aku V, aku adalah aku. Bukan Taehyung atau siapapun, anggapan mu salah dan tolong jangan membuat aku disalahkan di depan orang seperti itu." Melirik Jungkook tak suka sementara dia mendapatkan sudut perhatian dari mata Seokjin. Taehyung dan V keduanya sama dalam aspek gaya busana dan sikap.

Menurut Seokjin ada yang sama dari keduanya, yaitu hati. Sama-sama baik dan memiliki pendapat hampir sama walau beda penjelasan.

"Kalau begitu tunjukkan dokumen lengkap mengenai adopsi. Cari dokumen dari rumahmu atau tanyakan pada pihak panti siapa dirimu disana, kalau kau punya status maka benar kau anak adopsi. Jika iya kau Taehyung, maka tanyakan pada ayahmu. Dimana kau ditemukan dan rahasia apa disimpan oleh ayah mu."

Diam diantara semua dengan keheningan tiba-tiba datang. Meski dia tidak bisa memikirkan hal itu dengan baik tapi bibirnya terus berkata lirih.

"Lalu bagaimana kalau pendapat mu salah, aku merasa yakin bahwa aku V."  Hampir emosi dengan menggebrak meja, dia malu melakukan hal itu kala ingat nasihat untuk namja muda di depannya. Yoongi memberikan dokumen di depannya, sebuah biodata dan ijazah Taehyung. Dia dapatkan dari tempat tinggalnya dulu, dan membuat Seokjin mendelik.

"Kau dapatkan dari mana data itu Yoon?!" Ada yang terkejut dan itu Jin. Dia heran dengan membawa berkas yang menampilkan profil. V juga melihatnya dan membaca alamat itu. Dia merasa bahwa alamat dan juga nama sekolah dasar itu terasa tidak asing.

"Rumah pribadi ayahnya. Ketika aku menemukan saat, Taehyung mengatakan ingin mati dengan tulisan darahnya."

Yoongi mengatakan hal mengerikan.

.......

TBC....

Chapter berat dengan konflik sudah ada di puncak, tinggal mencapai resolusi agar masalah selesai hehehe...

Maaf jika hasilnya jelek, typo dan banyak berserakan kata majemuk. Semoga tidak bosan dengan fanfic saya.

Jangan lupa bahagia, jaga kesehatan, selamat beraktifitas dan jangan dengarkan apa kata orang yang menjatuhkan dirimu.

Tetap semangat...

Gomawo and saranghae ❤️

#ell

12/12/2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro