Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

• New Person •

🍭*-•-•-*🍭

Lucy berjalan cepat berusaha menyamakan langkahnya dengan pemuda berambut merah muda bernama Natsu itu. Senyuman lebar terlukis diwajahnya dengan iris caramel yang terlihat berbinar. Mungkin orang-orang bisa melihat ada efek bunga-bunga yang keluar dari Lucy.

Jauh berbeda dengan Lucy, Natsu hanya memasang ekspresi datar dengan sorot matanya yang tajam. Ia berjalan dengan langkah lebar, ingin menjauh dari gadis aneh yang mengikutinya itu.

Mereka cukup untuk mendapatkan perhatian dari banyak orang selama mereka berjalan di koridor menuju kantin. Banyak tatapan kaget dari mereka, bahkan tatapan takut juga ada. Adapula yang menatap ke arah Lucy dengan prihatin--yang entah apa sebabnya.

Mulai kesal dengan gadis di sebelahnya itu, Natsu menghentikan langkahnya tiba-tiba.

"He? Kenapa berhen---"

"Kau mau apa, ha? Jangan mengikutiku terus, gadis bodoh!" Natsu lebih dulu memotong ucapan  Lucy dengan nada kesalnya yang terkesan sedikit membentak.

Lucy hanya mengedipkan matanya beberapa kali menatap Natsu yang ia tau sedang kesal. Happy diatas kepalanya hanya diam. "Memangnya kenapa?"

Natsu mendecih sebal. "Kau mengganggu ku!"

"Tapi aku ingin mengikutimu." tolak Lucy menggelengkan kepalanya tidak terima dengan Natsu yang mengusirnya.

Natsu memutar bola matanya lalu segera mengambil langkah cepat. Kini tujuannya berubah, ia berbelok ke arah dimana terdapat tangga menuju atap.

"Heh! Tunggu aku!" Lucy berlari mengejar Natsu yang suda berjalan jauh di depan sana.

Happy yang mendengar dan melihat mereka dari tadi dari atas kepala Lucy hanya geleng kepala. 'Aku kasihan pada Lucy jika memang orang itu adalah orang yang dicarinya.' Happy berucap dalam hati.

***

Brakk!!

Pintu atap dibuka dengan sangat kasar, beruntung pintu itu kuat dan tidak hancur. Sang pelaku yang baru saja membuka pintu itu dengan cara menendangnya hanya berjalan santai. Siapa lagi kalau bukan seorang Natsu Dragneel.

Natsu berjalan ke arah pagar pembatas, duduk bersandar di sana. Beruntung panasnya matahari tidak terlalu membakar tubuh hari ini.

"Haduh ... Aku lelah..."

Terdengar keluhan dengan suara feminim dari arah pintu masuk ke atap.

Natsu mendecih sebal melihat siapa yang datang. Ia sepertinya menyesal membantu gadis itu pagi tadi. "Sudah ku bilang, jangan ikuti aku."

Lucy menghela nafas kasar, berjalan dengan menghentakkan kakinya ke arah Natsu. "Kau yang jahat!" ujar Lucy tak terima diusir seraya menunjuk Natsu. "Tega sekali meninggalkanku, padahal aku ingin berbuat baik padamu lho."

"Terimakasih, aku tidak butuh." Natsu menyahut malas.

"Aku ingin berterimakasih ten---"

"Sama-sama. Sudah sana, aku ingin sendiri di sini."

"Tidak mau."

"Kau mau ku hajar ha?"

"Coba saja kalau berani!"

Happy yang mendengar pertengkaran Natsu dengan majikan barunya bernama Lucy itu hanya bisa geleng kepala, speechless. Yang benar saja dia orangnya, begitu pikir Happy menatap Natsu.

"Lucy ... Sebaiknya kita pergi." ajak Happy menggesekkan kepalanya ke rambut lembut Lucy---niat memelas.

"Aku tidak akan pergi sebelum aku mau pergi, Happy. Kau diam saja di kepalaku." Lucy menjawab dengan nada kesal. Bukan, ia bukan kesal pada Happy, tapi pada pemuda dengan rambut merah muda itu. Iris caramelnya kembali teralih pada Natsu, menatapnya dengan tatapan menantang.

"Kenapa kau diam? Kau bilang ingin menghajarku bukan? Ayo, hajar aku jika kau berani!" Lucy berucap lagi, kesal dengan tingkah pemuda itu.

Natsu mendecih sebal, bangkit dari duduk dan berjalan mendekat. Lucy diam ditempat, memangku tangan di depan dada. Dia benar-benar menantang Natsu.

"Pergi atau aku akan serius menghajarmu!" sekali lagi bentakan lolos dari mulut Natsu. Netra onyx miliknya yang terlihat kosong tanpa ekspresi itu menatapnya.

Lucy balas menatap dengan iris caramelnya, membalas tatapan netra onyx Natsu. "Silahkan! Aku tidak takut karena aku berniat baik padamu!" ia sekarang balas membentak Natsu.

Happy yang setia diatas kepala Lucy hanya berdoa agar majikannya nan keras kepala ini tidak apa-apa setelah membalas bentakan Natsu.

"Tch, kau yang memintanya. Jangan menyesal." Natsu membalas dengan kasar. Sebelah tangan nya telrihat mengepal, terangkat, siap mendarat pada gadis di depannya itu.

Begitu tangan itu bergerak padanya, Lucy memejamkan mata. Bersiap jika saja nanti ia akan terluka. Begitu juga Happy diatas kepala Lucy, diam dengan menutup matanya.

"Hoo ... tenangkan dirimu, Salamander. Ingatlah dia itu seorang gadis." Sebuah suara menghentikan tangan Natsu yang tinggal beberapa senti lagi dari pipi Lucy.

Netra onyx nan tajam itu menatap si pelaku—pemuda dengan rambut hitam panjang, wajahnya terlihat menyeramkan, jangan lupakan seringainya itu. Decihan kembali dilontarkan Natsu. Ia menarik kembali tangannya, memasukkan ke dalam saku. "Sialan."

Pemuda itu berjalan mendekat dan menepuk pundak Natsu beberapa kali. "Kau hampir saja jadi pria bodoh karena meninju gadis ini. Gray bisa mengejekmu habis-habisan."

"Tch!" Natsu mengabaikannya dan beranjak dari tempatnya, kembali ke tempat ia duduk semula, kini ia berbaring di sana. Sepertinya memutuskan untuk tidur agar emosinya mereda.

Lucy yang tak kunjung mendapatkan rasa sakit dan mendengar suara lain, membuka matanya. "Ho! Kau siapa?!" Lucy refleks berseru terkejut dan menjaga jarak dari pemuda dengan rambut hitam panjang dengan wajah menyeramkan itu.

Pemuda itu menyeringai lagi. "Gajeel Redfox. Kau?"

"Lucy ... Heartfillia desu." balas Lucy dengan ragu.

"Gihi .." Gajeel memperlihatkan seringainya lagi. "Tumben ada gadis yang mau mendekati Si bodoh itu. Apa kau tidak takut padanya, kelinci kecil?"

Lucy menatap heran pemuda itu. "Tidak. Untuk apa aku takut?"

"Dia hampir saja meninju wajah mu itu, kau tidak takut?"

"Dia orang baik, jadi aku tidak takut."

Gajeel terlihat tertarik kenapa Lucy bisa beranggapan Natsu adalah orang baik padahal gadis pirang itu hampir saja jadi korban pukulan Natsu. Dan juga seorang Natsu sangatlah ditakuti hampir satu sekolah. Gurupun segan padanya, karena orangtua Natsu adalah orang yang sangat berpengaruh disekolah itu. "Kau yakin darimana dia orang baik, hm?"

Lucy mengedipkan matanya dengan polos. "Tadi pagi dia menolongku. Dia bahkan juga tersenyum," jawab Lucy seadanya. Matanya melirik eksistensi Natsu yang tertidur menatap langit biru. "Bukan kasar seperti sekarang." lanjutnya kemudian.

Gajeel cukup untuk dibuat kaget dengan penjelasan Lucy. Yang benar saja si Salamander itu tersenyum, begitu pikirnya sekarang. "Kau serius? Dia tersenyum? Kau tidak salah lihat, hah, kelinci kecil?"

Lucy menggeleng, membuat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk tanda V. "Aku dua rius. Memangnya kenapa?"

"Wow, itu suatu pemandangan langka dari yang terlangka." komentar Gajeel masih tidak percaya Natsu tersenyum. Sudah bertahun lamanya ia bersama Natsu, namun yang ia lihat dari pemuda itu hanya kekerasan, tatapan tajam, sikapnya sangat kasar dan dingin, tatapannya kosong seolah tak ada apapun dalam dirinya.

"Gajeel!!!"

Pandangan mereka teralih pada asal suara—gadis bertubuh pendek (lebih pendek dari Lucy) dengan rambut biru yang kini tengah berjalan menghampiri Gajeel. "Sudah kubilang, jangan bolos terus. Kau selalu bolos pelajaran dan lebih memilih kencan dengan rokok busukmu itu. Bagaimana jika kau tidak lulus ha? Bagaimana jika kau dikeluarkan dari sekolah ini? Dan penampilanmu itu, argh! Aku harus apalagi agar kau menurut padaku?!" gadis itu menjerit frustasi.

Lucy menatap bingung dengan tingkah gadis itu. "Kau pacarnya Gajeel, ya?" tanya Lucy spontan.

"HAH?!" Dan pertanyaan itu langsung disambut dengan seruan terkejut oleh dua insan itu.

Lucy sedikit memiringkan kepalanya, heran. "Kenapa?"

"Aku? Pacar si cebol ini? Oh, tidak mungkin! Dia bahkan sangat rata. Mana mau aku dengan gadis cerewet seperti dia." Gajeel berucap menjawab Lucy.

"Jangan pikir aku mau denganmu. Kau itu dekil, nafasmu bau, penampilanmu berantakan, rambutmu bahkan jarang kau bersihkan, wajahmu seperti preman pasar. Ew! Kau bahkan sangat buruk daripada Natsu." Gadis itu balas mengejek Gajeel.

"Hoo ... Kau berani padaku ha?!"

"Aku jujur kok!"

"Dasar cebol, kau mau aku membuatmu tambah cebol?!"

"Jangan salahkan diriku jika nantinya kau dimarahi oleh Erza!"

"Aku tidak takut dengan Erza! Kau tau itu."

Lucy speechless melihat mereka yang malah bertengkar. Padahal ia hanya bertanya. "Anoo... Jangan bertengkar."

"Tch!"

"Huft!"

Mereka kini saling membuang pandangan. Seperti anak kecil saja, pikir Lucy. "Jadii ..." Lucy berucap, menatap gadis berambut biru dengan penasaran.

"Oh! Aku Levy Mcgarden, wakil ketua kelas 3-1, kelas si bodoh ini dan Natsu." jawabnya memperkenalkan diri seraya menunjuk Gajeel.

"Hei!" Gajeel berseru tak terima mendengar ejekan yang dilemparkan oleh Levy padanya.

Lucy speechless lagi, namun langsung tersenyum ramah detik berikutnya. "Sekelas dengan Natsu? Oh, berarti kau teman sekelasku juga dong. Aku Lucy Heartfillia, yoroshiku na, Levy-chan."

Levy balas tersenyum, "Oh ... Aku ingat, kau murid baru tadi pagi. Yoroshiku, Lu-chan."

"Hei hei hei, kau pergilah sana! Aku tak punya urusan denganmu." Gajeel berucap sambil menepuk-nepuk puncak kepala Levy.

"Erza menyuruhku untuk membawamu ke kelas. Kau tau dia tidak ingin kelas kita dicap sebagai kelas buruk karena dirimu."

"Aku tidak peduli itu. Sana pergi ke kelas!"

"Mou ..."

Dan begitulah Lucy kini hanya menatap diam pertengkaran antara Gajeel dan Levy di depannya. Happy diatas kepala Lucy bahkan entah sejak kapan tertidur. Lucy melirik dimana Natsu tidur.

"Ada yang aneh dengannya.." batin Lucy menatap eksistensi pemuda bersurai merah muda itu.

***TBC***

8 Mei 2019

A/N

Konnichiwa! O Genki desu ka? >~<

Gomenne Shina up lama banget. Dan sekarang Shina nulis lebih banyak dari chapter sebelumnya. Ya ... Gapapa lah, keenakan nulis :v

Btw, Shina malah bikin Natsu jadi bukan Natsu T_T MEREKA SEMUA OOC HWEEE π~π

Ok deh, sampai jumpa di next chapter~

Bubye~

👑 ShinaHeartfilia 👑

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro