book 7; ghost on the top floor of Hotel Pourelenny
b o o k 7
ghost on the top floor of Hotel Pourelenny
-mei bukanlah pengunjung. karena dia tinggal di sini, di galeri, di gedung ini.-
Another (Ayatsuji Yukito)
.
.
.
pukul dua belas lima enam.
"lo pasti gak inget dan gak nyadar kan kalau selama ini ... gue selalu merhatiin elo?"
arabel tidak bisa berkata-kata.
"perlu gue bilang semuanya?"
meski sedang ditanya pun, arabel tidak bisa membuka mulutnya.
cowok itu menghela napas, agaknya tahu kalau perkatannya itu pantas membuat arabel seterkejut ini. "gue nemuin lo di perpus dan pas itu gue langsung ngerasa kalau gue kayak yang ngenalin lo."
lha, dia ngeliat gue juga?
"besoknya di kafe, gue gak bisa ngerjain kerjaan gue gara-gara ada lo di sana, dan gue cuma mandangin lo doang, sambil berusaha nginget siapa lo sebenernya."
di cafe? pas gue baca novel itu?
"besoknya lo nyamperin gue di pinggir jalan. liat lo nangis, gue lantas ngajak lo ke kafe, kali aja lo mau curhat. eh taunya lo nyeritain soal gue, ke gue sendiri, cuman lo-nya aja yang gak nyadar."
ealah, dia si abang-abang itu rupanya.
"besoknya, gue ketemu lo di bis. lo duduk sama cowok lain, dan lo nyangka kalau cowok itu adalah cowok yang lo cari. gimana gak kesel gue dengernya. sampe gue hampir aja mau ngaku saat itu juga."
ealah, dia si orang gak jelas itu rupanya.
"sama tadi-"
"stop." arabel sampe memeragakannya dengan tangan. "jangan ceritain lagi."
arabel maju tiga langkah, udah lebih berani natap si cowok yang ngaku-ngaku itu.
"lo serius?" pandangannya putus asa. "gue gak mau ngarep lebih jauh lagi. kayaknya gue lagi ngekhayal sekarang. atau mungkin, lo cowok buaya, ya?"
raut wajah si cowok juga tidak kalah berantakannya, seperti aksi pengakuannya itu sedang sangat diuji sekarang.
"lo kasihan sama gue, ya? gara-gara gue bilang gue ngarep cowok takdir gue itu lo, makanya lo langsung ngaku-ngaku gitu aja?"
kenapa juga arabel bisa berpikiran seperti itu. apa ia sedang mempertahankan diri dari serangan cowok buaya? apa untuk mengetes ketangguhan cowok ini? atau sekadar ingin dicap sebagai 'cewek yang susah didapetin'?
gak mungkin rasanya, gak mungkin.
gak mungkin ada cowok yang segini nunjukkin rasa sukanya ke gue.
arabel merasa dirinya menyedihkan. seberharap itu ia ingin ada cowok yang balas menyukainya. sampai-sampai berkhayal seperti ini.
mana mungkin. apalagi untuk cowok sekeren cowok di depannya sekarang.
"lo lagi nguji gue?" tidak lagi ramah, suara itu terkesan agak dingin. "lo kira, lo gak pantes dicintai?"
"emang iya. pasti lo kasihan sama gue, kan? cewek tukang kegeeran yang suka halu bakal ada cowok yang mau sama dia."
"gue mau sama lo."
"tuh kan, ih. jangan kepaksa kayak gitu juga dong. kesannya kek gue nyuruh lo buat mau sama gue. gak adil itu, gak adil." arabel sudah menangis lagi. ternyata mengalami ini semua, di saat mungkin semua pengharapannya sudah terkabul, tidak segampang itu pun arabel percaya akan sebetulnya kenyataan itu. arabel malah menangis dan mengingkarinya.
bahu cowok itu menurun, tampak tidak sedang baik-baik saja. "ya udah."
arabel mendadak resah. "ya udah apa?"
"enggak."
.
.
.
pukul satu lebih sebelas.
tidak henti-hentinya viktor menghela napas muram tanpa pandangan yang berarti ke depan. hatinya sakit? hm, sedikit. ada rasa kurang puas juga dalam dirinya. seperti, segitu saja belum cukup, lo masih harus berjuang lagi.
apa-apaan gue.
bukan rencananya untuk menyatakan perasaan saat itu juga (walau secara tidak langsung). hanya saja viktor merasa kalau ia perlu bertindak, daripada hanya berdiam menunggu ada yang merebut.
ia tidak berpengalaman, tentu saja. ini bukan gayanya. viktor pernah berpikir kalau ia tidak akan terlibat dulu oleh masalah romansa. lagipula, tidak ada yang menarik perhatiannya selama ini. walau viktor tidak tahu, bisa saja ada yang diam-diam menyukainya dari jauh.
namun ini, viktor sendiri yang memulainya. sepertinya cewek itu juga. mereka sama-sama bergerak dengan caranya masing-masing. namun ketika mereka berdua akhirnya saling menyampaikan perasaan, ternyata tidak segampang itu.
tidak bisa sepenuhnya menyalahkan si cewek. itu haknya untuk merasa tidak percaya karena belum terbiasa mengalami. di sini viktor juga yang harus memperjuangkan lebih.
tau, ah.
sambil mengacak-acak rambut kemudian, viktor memutuskan untuk menyerah.
ia masuk ke pintu perpustakaan, bersiap terjun ke pelayarannya yang biasa.
mari kita membuka lembaran baru. ada novel berjudul ghost on the top floor of Hotel Pourelenny di sana. jelas bergenre horror. blurb-nya berbunyi tentang gangguan-gangguan yang dialami oleh pegawai sana setiap membereskan kamar tempat tamu selesai berkunjung. begitu saja, tidak ada yang tertulis lagi.
ribet banget ya ngurus cewek.
sebenarnya pikirannya masih tertuju ke objek cantik yang beberapa menit lalu berada di sampingnya. viktor sudah bersila, menempelkan punggung pada rak, dan buku bacaan di pangkuan.
bagaimana pun kerasnya viktor mencoba fokus, rasanya sulit sekali. jika sudah penasaran dengan suatu hal, viktor akan mengabaikan hal lainnya sehingga tidak ada apa pun yang bisa mengganggu.
ia masih penasaran?
walau sudah tertolak?
tapi bukannya cewek itu juga kayaknya suka?
ada gak sih buku cara memahami cewek.
kebetulan kan viktor suka baca buku, bukan jadi masalah. malah jika kedua favoritnya itu bersatu, viktor akan sangat semangat menjalaninya.
di saat masih overthinking, telinganya mendengar sebuah suara langkah sepatu mendekat. buru-buru ia berdiri, seperti takut ketahuan. padahal itu cuma petugas perpus.
"kenapa kusut gitu mukanya?" mas-mas itu nanya.
viktor gak mau bilang, karna kemungkinan ini akan menjatuhkan harga dirinya yang ternyata tidak bisa mengerti perempuan.
"oh ya, lo udah ketemu sama arabel belum?"
arabel? nama yang asing. "kenapa emang, bang?"
"dia nyariin elo mulu dari kemaren-kemaren. katanya, 'cowok yang ada di sini pas tengah malem hari rabu, dia bakal dateng lagi gak?'."
"lo jawabnya apa?"
"'dia emang suka dateng ke sini pas tengah malem'. tapi sayangnya, tiap dia ke sini, lo-nya gak ada mulu. suka gak pas waktunya."
arabel? mungkinkah cewek yang saat ini sedang menjadi pusat perhatiannya? dia ... nyariin viktor?
"naksir lo tuh kayaknya dia. sampe berjuang banget pengen ketemu lo."
dan lo-nya sendiri langsung nyerah gitu aja?
pengen ketawa rasanya. sungguh permainanan yang sangat menantang antara dua orang yang saling mencari dan saling menumbuhkan ego. viktor tidak pernah merasa sesenang ini sebelumnya, saat dirinya harus berurusan dengan perempuan.
arabel, ya.
.
.
.
10 chapter menuju ending
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro