Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

book 12; summer coat

b o o k 12
summer coat

—"jangan begitu," kata lockwood. "kau tahu aku rela mati untukmu." dia tergelak.—
Lockwood & Co. The Hollow Boy (Jonathan Stroud)

.
.
.

pukul setengah dua belas malam.

apa di zaman sekarang perpustakaan adalah tempat di mana kamu bisa merasakan hal luar biasa selain membaca buku? hal-hal luar biasa lain seperti perasaan yang menggebu-gebu dan tak tertahankan misalnya. maka jawabannya, iya. untuk dua insan itu setidaknya.

meski pikirannya belum sepenuhnya percaya akan apa yang baru saja terjadi pada dirinya, arabel masih bisa fokus membaca novel (judul baru. summer coat. mantel musim panas adalah suatu kemustahilan. begitu juga seperti hal-hal aneh yang hannah inginkan, hannah berusaha mewujudkannya. usia 17 tahun yang tidak akan membosankan).

duduk bersila, bersandar ke rak, mulut yang terkadang menggumamkan sesuatu. sama halnya yang dilakukan oleh si cowok. bedanya, yang ia pandang adalah arabel?

"ke-kenapa ngeliatin?" fokusnya akhirnya terpecah, yang sebenarnya memang sudah pecah-pecah dari awal.

cowok itu senyum di balik tangannya yang ditopang di dagu. "masih gak nyangka aja. ada cewek yang suka ke gue sampe segitunya." bahunya terangkat. "boong kalau gue bilang gak seneng. dari ekspresi gue aja udah keliatan, kan."

kembali menunduk. "diem. gue serasa ke-gap."

si cowok tergelak. "bagus kali. biar gue bisa bales perasaan lo."

"kesannya kek gue yang nyuruh gitu, ya?"

bagi si cowok, itu adalah sebuah kelucuan. "gak perlu lo suruh juga, gue udah inisiatif sendiri." tangannya yang semula ditopang, ia lepas. "lagian, ya, diceritain panjang lebar kayak gitu ke temen-temennya, di-confess, sumpah, ya, bel, kalau selama ini lo berani bilang ituan ke cowok-cowok yang pernah lo taksir, lo bakal jadi idaman, sih."

kening arabel mengkerut.

"tapi, yah. untung cuma gue doang yang lo gituin. kalau gak, mungkin lo udah jadi—"

"heh, gue gak mau pacaran, ya."

"maunya langsung dilamar, ya?"

gudubak!

novel summer coat yang lumayan tebel itu, arabel lempar ke si cowok yang sekarang jadi punya hobi tertawa juga, sama kayak temen-temennya. kenapa sih selalu saja mereka tertawa di atas arabel? di saat ia tidak tahu hal apa yang lucu.

"setau gue lo orangnya gak banyak omong." arabel menyerang dengan kekecewaan yang dibuat-buatnya. "kok sekarang jadi tukang goda, sih."

"jatuh cinta bisa ngerubah orang kali."

tidak juga. berkali-kali arabel merasakan itu, sifatnya masih begini-begini saja perasaan, tidak ada kemajuan atau kemunduran, masih saja dipendam.

"lo masih belum tau nama gue, ya?" tiba-tiba cowok itu bicara lagi. lalu tergelak, namun tertahan. "kesian amat."

"bodo. bodo. gak pengen tau."

"oke, gue yang nanya kalau gitu." lah, curang. "gue pengen tau, semua tentang lo."

eh.

di situ si cowok yang nanya-nanya ke arabel terus. dan berbagai kenyataan tersembunyi pun perlahan-lahan terungkap di antara mereka (yang seharusnya dari dulu mereka sudah tahu).

arabel yang kelas sebelas ipa. arabel yang suka bersikap lucu, makanya temen-temennya ketawa mulu. arabel yang hobi ngamatin orang diem-diem (bukan stalker, karena gak sampe ngutit). arabel yang jadi suka baca buku semenjak ketemu sama si cowok. arabel yang tulus menyukai cowok tanpa ingin disukai balik.

"sumpah, gue beneran ngerasa gak asing."

"gak asing gimana?"

"kayaknya gue pernah ketemu lo sebelumnya."

.
.
.

pukul dua belas kurang.

jadi gini rasanya ngebucinin cewek.

di dalam diri viktor sesungguhnya ia menyangkal perbuatannya saat ini. ia jenis yang suka jaga image meski masih terkesan cuek samar-samar (ya buktinya dia nyembunyiin hobi baca bukunya). ia agak merasa malu menyadari pertahanannya benar-benar telah dihancurkan dengan cukup mudah.

suka ke cewek. namanya arabel.

viktor berpikir tidak pengen dulu merasakan yang menye-menye itu. sama siapa pula. gak ada waktu buat itu. tapi, yah, yang namanya anu, diem-diem emang suka bikin kesel.

setengah hati berusaha mempertahankan prinsip. setengahnya lagi, dari lubuk hatinya yang paling dalam, sebetulnya viktor pengen bucin.

"gak adil banget gue doang yang nanya-nanya." mereka berdua masih bertahan di posisi itu, dengan arabel yang kali ini lebih bersikap cuek (mempersibuk diri dengan membaca buku). "gak pengen tau gitu, gue namanya siapa."

masih saja itu yang viktor urusi. mungkin ia akan bangga nantinya mempunyai nama yang sekeren itu, arabel juga pasti ikutan bangga. absurd sekali. hey, ke mana pikiran-pikiran tenangmu itu? jatuh cinta benar-benar telah mengubah dirimu, ya.

"oke, coba tebak pake tebak-tebakkan." malah ngeganggu konsentrasi membaca arabel. "menurut lo, gue pantesnya punya nama apa?"

arabel malah mengikuti, mengamati wajah lawan tebak-tebakkannya dengan mata disipitkan. "nama pasaran atau nama bule?"

"bule." percaya diri sekali, anda!

"hmm." ini kok arabel keliatannya gak gugup gitu. viktor juga enggak sih sebenernya, cuman bahagianya saja yang terlalu terlihat. "jonathan?"

"awalannya v."

"valdy?"

"lebih keren lagilah."

"itu udah keren."

"kurang."

"vincent. vernando. virgiawan. vahlevi. vonny. vanessa. vannelope. vina."

"tau, ah."

lupakan. mari kita mulai serius. hilangkan soal kebucinan. kenapa juga sifat mereka jadi terbalik. viktor banyak bacot, arabel nyimak. dahlah. gunain perpustakaan dengan benar.

viktor pun mendadak sibuk. serius nyari judul novel non percintaan yang tebel bukan main, dan bahasannya berat, biar pikirannya sangat teralihkan dari arabel.

tidak, cuma kesal saja.

delapan menit nyari, gak disamperin sama arabel sama sekali, cowok itu pun untuk pertama kalinya, akhirnya duduk di meja baca yang tersedia, bersikap sangat normal sebagai pengunjung.

namun sesampainya di sana, ia malah nyerocos di dalam hati.

kenapa, sih, gue.

gini amat, ya.

kelewat seneng akhirnya ada cewek yang suka sama gue? emangnya itu yang lo harepin selama ini? gak juga, tuh.

sumpah, ini beneran perubahan besar. untuk viktor. seperti kehilangan jati diri agaknya. orang perfeksionis itu susah. segalanya dipikirin harus sesuai teori dan kebenaran. kenapa ia senang kepribadiannya berubah saat jatuh cinta?

tau, ah.

orang introvert terkadang tidak suka saat dirinya merasa telah banyak bicara, yang tidak penting. menunjukkan sisinya yang lain ke satu orang, yang memalukan, itu suatu yang bikin argh.

stop, viktor. kendaliin diri lo.

lalu di tengah malam itu pun berakhir dengan arabel yang menghampiri tempat duduk viktor. logatnya tampak seperti tahu saat ini viktor sedang banyak pikiran. mungkin telah merasa malu?

arabel senyum. "lo kenapa, sih?"

gak ada jawaban.

dan sekarang, sebagai pembalasan, arabel tertawa. "oke, kalau ini bikin lo gak nyaman ...."

alis viktor mengerut, sambil berani menatap arabel.

"mau kayak gimana pun lo, gue tetep suka sama cowok yang namanya viktor."

.
.
.

5 chapter menuju ending

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro