Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3

Suasana yang tak terlalu cerah, serta angin yang berhembus sepoi-sepoi menambah kesan pagi itu semakin indah. Keistimewaan datang hari ini, dimana para mahasiswi tengah ramai mengerubungi seorang pria yang rumornya dinobatkan sebagai dosen baru Fakultas Ekonomi Bisnis. Tak hanya pintar, kabarnya dosen tersebut berparas rupawan. Memiliki rahang yang tegas serta mata yang indah dan tajam. Ketika tersenyum, seolah surga datang menghampiri jiwa para gadis kesepian yang menatapnya.

Pria bertubuh jangkung itu melangkah menaiki beberapa anak tangga. Di sisi kanan kirinya, beberapa mahasiswi tiada henti terkagum-kagum. Dosen itu sungguh sangat tampan.

"Itu dosen baru kita? Ya ampun, tampan sekali.."

"Kayaknya, aku nggak akan bisa fokus belajar kalau seperti ini."

"Cool banget.. lihat caranya berjalan dan menatap. Sungguh berkarisma!"

Mengabaikan bisik-bisik beberapa mahasiswa tersebut, si dosen muda terus berjalan menuju tujuannya. Hingga, tanpa sengaja seorang gadis menabraknya.

"Hei, Nona. Kalau berjalan, tolong perhatikan ke depan."

Protes dosen itu sembari berjongkok memunguti buku-bukunya yang terjatuh.

"Maaf. Maaf Tuan. Saya yang salah."

Gadis berkuncir satu yang terlihat begitu polos meminta maaf, ia membungkuk dan ikut membantu merapikan buku-buku si dosen yang berantakan.

Dosen tampan itu mendongakkan kepalanya, ingin memarahi mahasiswi polos yang begitu ceroboh saat berjalan. Namun, melihat wajah si gadis membuat jantung dosen tersebut hampir berhenti.

"Seoyun..?"

Panggil dosen itu.

"Seoyun? Maaf Tuan, tetapi nama saya Sohyun. Kim Sohyun."

Ya, Kim Sohyun lah pelaku yang menabrak calon dosen barunya.

Sohyun terus menundukkan kepala, ia takut kena marah. Tetapi, apa yang dilakukan dosen tampan itu justru membuat Sohyun terkejut. Dosen itu memeluknya erat.

"Seoyun?? Kau masih hidup? Kau kemana saja, Sayang? Aku merindukanmu! Pulanglah!"

"Permisi.. saya Sohyun. Saya bukan Seoyun!"

Sohyun berusaha melepas pelukan dosennya, sayangnya tidak berhasil. Sampai ketika, si dosen mengecup kening Sohyun, barulah Sohyun merasa terancam.

"Saya bukan Seoyun, lepaskan!"

"Seoyun, ini aku.. Taehyung. Apa kau lupa? Sayang? Apa kau lupa ingatan?"

"Sayang, Sayang, apaan sih? Aku bukan Seoyun! Jadi lepaskan!"

Dosen yang mengaku bernama Taehyung menangkup kedua pipi Sohyun. Tak menunggu lama, kejadian heboh pun terjadi!

Dosen bernama Taehyung itu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Sohyun di hadapan para mahasiswa lainnya! Menjadikan seisi fakultas begitu ricuh!

"Hah? Itu Sohyun 'kan?"

"Iya! Itu Kim Sohyun! Pak Taehyung menciumnya!"

"Ini gilaaaaaa!"

"Wah! Bagaimana bisa?? Sohyun?? Gadis cupu itu?"

"Aku iri! Sumpah! Aku iri!!"

Sohyun terdiam sejenak! Astaga, benda apa yang menempel di bibirnya?? Apakah ini rasanya dicium? Oh, tidak! Ia sudah tidak polos sekarang!

Demi apapun, Sohyun tak berniat menyerahkan ciuman pertamanya pada seorang pria tua seperti Taehyung. Ia menjaga bibirnya selama ini hanya untuk Kim Hanbin. Lelaki yang ia cintai sejak kecil.

Nasib memanglah kejam! Sohyun tak mengerti mengapa alur hidupnya terjadi sebegini sial!

Sohyun tersadar saat para mahasiswi membicarakan tentang dirinya. Aktivitas bibir Taehyung yang masih menikmati milik Sohyun pun terpaksa harus berhenti karena rasa nyeri yang Taehyung rasakan pada pangkal pahanya. Sohyun menedangnya dengan keras!

"Pria gila! Mesum!"

Sohyun menampar pipi Taehyung.

Plak.

Lalu kabur begitu saja.

Taehyung memegangi pipinya yang memerah. Serta selangkangannya yang kesakitan. Jika itu Kim Seoyun istrinya, tidak mungkin ia mempermalukan Taehyung di depan umum begini. Dengan menjaga wibawanya, Taehyung berusaha mengontrol wajah. Ia tak boleh terlihat kesakitan ataupun lemah.

Ya Tuhan, baru sehari jadi dosen.. aku sudah melakukan kesalahan besar!

..........................

Sohyun memasuki kelasnya dengan napas tersengal-sengal kemudian duduk di bangkunya setelah berhasil kabur dari Taehyung.

Sungguh pagi itu adalah pagi paling menyeramkan dalam hidupnya. Bagaimana mungkin ia--

Ia melakukan hal seintim itu di hadapan umum? Bagaimana kalau kejadian tadi pagi tersebar luas di seluruh kampus? Sohyun bisa sangat malu dan mungkin tak akan berani lagi menginjak ubin kampusnya.

"Kim Sohyun!"

Sohyun mendengar seruan sahabat sekelasnya.

"Chaeyoung? Kamu ngagetin aku!"

"Maaf.. eh apa bener kalo barusan-"

"Sst! Diam. Jangan bilang kamu mau bahas soal ciuman, iya kan?"

"Jadi bener, Hyun? Lo dicium sama Pak Taehyung?"

"Pak Taehyung? Siapa?"

"Yah, dasar kurang update! Makanya, sekali-kali lo harus ikutin gosip anak-anak, dong! Dengerin ya, Pak Taehyung itu dosen baru di fakultas kita."

"Hah?"

Tak lama setelah Chaeyoung memberikan informasi, seorang pria datang dari arah pintu dan membuka kelas mereka dengan suasana yang cukup menegangkan.

Tentu tak menegangkan menurut para gadis... Karena yang tiba adalah si dosen tampan, Taehyung.

"Selamat pagi, semua! Perkenalkan, saya Kim Taehyung. Saya dosen baru yang akan mengajar mata kuliah marketing management selama satu semester ke depan."

"Pak Taehyung.. ganteng banget!"

"Itu dosennya? Bener kata lo, itu mah malaikat.. bukan dosen killer.."

"Yah, saingan cowok di kelas kita jadi bertambah. Gimana gue bisa dapetin Chaeyoung?"

Begitulah desas-desus di kelas ketika Taehyung memperkenalkan diri. Ada yang merasa kagum, terkesima dan jatuh cinta dalam sekali pandang. Namun, ada pula yang merasa cemburu, terutama para cowok di kelas yang merasa cewek incaran mereka menyukai dosen barunya yang tampan.

Dia?! Orang itu??

Mereka semua bahagia, kecuali Kim Sohyun.

Baru pagi tadi gadis ceria itu menampar dan menendang selangkangan seorang pria mesum yang ternyata itu adalah dosennya sendiri!

Kesialan Sohyun pun jadi bertambah.

Mengetahui hal itu, segera Sohyun mengangkat bukunya untuk menutupi wajah.

Semoga, Pak Taehyung tidak melihatku.

Sebuah anggapan dan harapan Sohyun yang sia-sia, karena sebenarnya Kim Taehyung telah mengetahui bahwa gadis yang mempermalukannya tadi adalah mahasiswinya di kelas tersebut.

"Baiklah, silakan buka buku kalian di halaman 4. Kita akan mempelajari tentang konsep dasar manajemen pemasaran."

............................

"Aku harus apa, Chaeyoung. Aku sudah melakukan kesalahan pada dosen itu!"

Curhat Sohyun begitu frustasi.

"Salah lo juga sih, Hyun. Ya gue tau, Pak Taehyung udah nyium dan meluk lo secara tiba-tiba. Tapi ya lo nggak perlu nendang selangkangannya juga kali.. Ehm.. tapi gue penasaran. Enak nggak dicium sama dosen ganteng itu?"

Sohyun kesal. Bagaimana Chaeyoung sempat menanyakan pertanyaan konyol macam itu? Apa ia tidak bisa merasakan kegelisahan Sohyun? Tentang kemungkinan ia bisa di drop out dari kampus gara-gara berperilaku tidak sopan pada dosen baru?

Setidaknya, Son Chaeyoung dapat memberikan solusi.

"Hai, Sohyun."

Seorang gadis yang tampak lebih dewasa datang menyapa Sohyun.

"Eh, Kak Jihyo.."

"Udah makan siang?"

"Belum, Kak."

"Mau makan siang bareng?"

Sohyun melirik Chaeyoung sahabatnya. Sementara yang ditatap justru menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku mau makan siang sama Hanbin nih. Kamu yakin nggak ikut?"

Tambah gadis itu.

Mendengar nama Hanbin disebut membuat Sohyun seakan terhipnotis. Apapun yang menyangkut Hanbin, Sohyun pasti tertarik.

"Baiklah, Kak. Aku ikut!"

"Ya udah, yuk."

"Chaeyoung, aku duluan ya!"

Sohyun melambaikan tangannya ke Chaeyoung.

"Ya ampun, Hyun. Gue udah berusaha nyelametin lo dari rasa sakit.. tapi lo malah menantang diri lo sendiri."

Ucap Chaeyoung setelah Sohyun pergi.

........................

"Hai, Sayang!"

"Hai! Kamu udah dateng?"

"Iya. Lihat, aku bawa siapa?"

Kim Sohyun muncul dari balik punggung Jihyo. Senyum Hanbin semakin lebar.

"Sohyun? Aku nggak tau kalau kamu bakal ngajak dia. Ayo, duduk! Kita makan siang bareng!"

Hanbin menggeret sebuah kursi. Sohyun senang, ia merasa diperhatikan oleh Hanbin. Sohyun pun duduk pada kursi yang disiapkan Hanbin. hanbin selalu melakukannya ketika makan siang bersama Sohyun. Tetapi..

"Ehm.. Sohyun, maaf. Kursi ini untuk Jihyo. Bisa kau pindah ke sebelah situ?"

Kata Hanbin sedikit sungkan.

"Eh, ma-maaf Kak. I-iya.. aku pindah ke sana deh."

Harusnya Sohyun sadar! Dirinya disana hanya sebagai obat nyamuk saja. Jihyo adalah kekasih Kim Hanbin. Tentu kursi itu Hanbin siapkan untuk Jihyo, bukan Sohyun!

Rasanya, penyesalan Sohyun sudah terlambat. Ia terlanjur terjebak di sana, menikmati pemandangan Jihyo dan Hanbin yang saling menyuapi.

Hatinya sakit sekali! Mengapa harus berakhir seperti ini?

Sohyun yang menemani Kim Hanbin sejak lama. Ia menunjukkan perhatian lebih pada pria itu. Tetapi, Hanbin tak pernah menyadarinya sedikit pun. Menyadari bahwa Kim Sohyun menyukainya.

Sohyun melukai perasaannya sendiri, sudah berulang kali ia tertipu. Berulang kali ia sakit hati! Jihyo pasti mengajak Sohyun dengan tujuan memberikan gadis itu pengertian secara tidak langsung. Jihyo ingin memberitahu bahwa Hanbin sudah memiliki kekasih, yaitu dirinya. Dan dengan kemesraan yang mereka umbar, Jihyo berharap agar Sohyun menjaga batasannya terhadap Hanbin.

"Ehm.. Kak Hanbin, Kak Jihyo. Aku sepertinya harus pulang duluan. Ada urusan penting yang harus aku kerjakan."

"Mau kuantar?"

Tawar Hanbin.

Sohyun melihat ke arah Jihyo, namun tatapan gadis itu menjawab semuanya. Ia ingin Sohyun pulang sendirian tanpa kekasihnya perlu mengantarkan.

"T-tidak, Kak. Aku bisa pulang sendiri."

"Baiklah, kamu hati-hati di jalan.."

Sohyun pergi. Sepanjang jalan, dirinya hanya melihat ke bawah. Ia melihat pergelangan tangannya yang berhiaskan sebuah gelang. Beberapa bulan lalu, saat ulang tahun, Hanbin menghadiahkan gelang tersebut pada Sohyun. Sohyun pikir Hanbin juga mulai merasa suka padanya dan ingin mengungkap perasaannya tepat di hari ulang tahun Sohyun. Namun, apa yang terjadi malah menyakitkan hatinya.

Di hari ulang tahunnya, Hanbin mengatakan bahwa ia telah memiliki kekasih baru. Namanya Park Jihyo. Seakan, kabar itu pun menjadi kado paling buruk di antara hari ulang tahun yang pernah Sohyun lalui.

"Kak Hanbin.. Kenapa Kakak membuatku terluka lagi? Harusnya Kakak berhenti mengkhawatirkanku. Gara-gara perhatian Kakak, aku jadi susah move on."

Tiiinnn....

Sohyun yang tak memperhatikan jalan hampir saja tertabrak sebuah mobil. Untung si pengemudi begitu sigap menginjak rem. Kalau tidak, Sohyun pasti sudah celaka!

"Nona, perhatikan jalan dengan baik! Hampir saja saya menabrak Nona!"

Tegur pengemudi itu setelah turun dari mobil.

"Maaf, Tuan.."

Sohyun terlejut melihat wajah pengemudi itu. Begitu pula sang pengemudi.

Oh Tuhan.. kenapa harus dia lagi?

Batin Kim Sohyun seolah berharap pertolongan segera datang.





















To be Continued..



Lanjut(?)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro