Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

17

Sohyun mengobrak-abrik buku perkuliahannya yang sebelumnya tertata rapi di rak. Biang keladinya adalah Taehyung. Sebab, ucapan pria itu berhasil membuat Sohyun lupa segala hal.

Apalagi besok ada jadwal Taehyung mengajar di kelasnya. Sohyun tidak mau sampai salah tingkah, apa sebaiknya dia membolos saja? Dirinya belum siap bertatap muka dengan pria yang secara terang-terangan mengajaknya berhubungan layaknya pasangan kekasih.

Pasangan kekasih?

Hm,

"Tidak!"

Sohyun menggeleng. Di umur Taehyung yang seharusnya sudah matang dan dewasa, mana mungkin mengajak Sohyun hanya sekadar untuk berpacaran? Akan menguras waktu saja. Gadis itu yakin, Kim Taehyung menyorot hal yang jauh lebih serius daripada sekadar berpacaran.

Sohyun memperhatikan pantulan dirinya di depan cermin. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menyentuh dahi, dimana pada poin itulah tadi Taehyung mendaratkan sebuah kecupan.

Ah, memalukan!

Pipi Sohyun langsung memerah, memanas. Ia pun bergerak merangkak ke atas tempat tidur. Tengkurap! Memasangkan bantal di atas kepalanya seraya berteriak tidak jelas!

"Aku pasti cuma mimpi kan?! Pak Taehyung!!! Ada apa dengan Bapak?!"

***

Benar sekali. Sekarang ini Sohyun duduk dalam keadaan tegang di dalam kelas, sementara Taehyung menjelaskan materinya begitu lihai tanpa beban. Seolah tidak terjadi apapun semalam.

Sohyun memainkan pensilnya gelisah. Pandangannya tidak penuh ke depan, ia sedang memikirkan hal lain, yaitu 'bagaimana cara menghindari tatapan dengan Pak Taehyung?'

"Jadi.. ketika kalian mendapatkan klien yang menguntungkan.."

"Langsung lahap saja! Seakan-akan itu santapan pembuka yang nikmat!"

Sohyun tersentak ketika tiba-tiba saja Taehyung sudah berdiri di sebelah tempat duduknya.

Gadis itu semakin beringsut, menyembunyikan wajahnya yang kepanikan.

"Kalau klien kalian adalah tipe yang sukar disentuh,"

"maka jangan segan, untuk menarik dagunya dan membiarkan kedua matanya menatap kalian!"

Sohyun tersentak untuk yang kedua kali, ketika Taehyung sungguh memperagakan apa yang ia terangkan pada diri Sohyun. Seluruh pasang mata menyaksikan ke arah keduanya. Dimana disaat yang sama, mereka semakin meyakini sebuah desas-desus. Kabar yang awalnya agak diragukan, kini di hadapan mereka terpampang makin jelas.

"Lihat, Pak Taehyung sepertinya memang suka pada Sohyun."

"Jadi gosip itu beneran?"

"Gosip mana?"

"Kalau Sohyun itu 'wanita'nya Pak Taehyung.."

"Hm.. tapi Sohyun kelihatannya nggak seburuk itu.."

"Jadi, maksudmu mereka murni saling mencintai?"

"Bisa jadi.."

Sohyun yang mendengarnya jadi merasa malu sendiri. Ia meraih tasnya, memasukkan buku-bukunya ke dalam sana dan segera izin mengakhiri perkuliahan dengan alasan tidak enak badan.

Taehyung berdiri kaku, memperhatikan kepergian Sohyun. Namun, sebuah senyum simpul kemudian muncul. Membuat formasi wajah tampannya menjadi semakin sempurna. Taehyung berhasil mengalahkan topik di kalangan mahasiswanya hanya gara-gara senyuman yang jarang mereka lihat itu.

"Wah, Pak Taehyung bahkan tersenyum hanya karena Sohyun.. sepertinya memang ada sesuatu di antara mereka."

"Tapi masa bodoh, pemandangan ini tidak boleh disia-siakan!"

Lalu, suara kamera yang memotret keindahan luar biasa itu mengalun dimana-mana. Taehyung tidak sadar, bahwa dirinya telah dijadikan objek penelitian dari para gadis yang menghadiri kelasnya. Para gadis yang lapar akan kehadiran pria tampan.

Tentu saja, visual yang Taehyung miliki akan menjadi tameng pelindungnya ketika namanya atau bahkan harga dirinya mulai dijatuhkan orang lain.

Tidak, Taehyung tidak semudah itu untuk dijatuhkan. Terlebih, keberadaan Sohyun membuat tekad lelaki itu semakin bulat. Ia akan bertahan di kampus tersebut sampai ia benar-benar sukses mendapatkan hati Kim Sohyun. Alhasil, pria itu lupa akan tujuan awalnya datang kesana.

***

Glek.

Glek.

Glek.

Air mineral yang menyegarkan mengalir begitu mulusnya di dalam kerongkongan Sohyun. Melegakan dahaganya yang mendadak muncul tanpa sebab. Gadis itu menyandarkan punggungnya pada kursi taman. Lalu, ia pijit kepalanya pelan.

"Apa aku sanggup tinggal disini sampai lulus?"

"Aku saja tidak yakin bisa bertahan hidup sampai dua hari ke depan.."

"Ah, aku harus jawab apa???"

Sohyun membuka botol minumnya lagi kemudian memasukkan cairan itu secara brutal ke dalam rongga mulutnya.

"Ingat, dua hari."

"Uhuk-uhuk!!"

Sohyun menyemburkan sisa air yang tersendat di tenggorokannya. Suara yang tiba-tiba muncul itu membuat Sohyun jadi ketar-ketir.

Basah sudah baju yang ia kenakan..

"Hati-hati minumnya.. Jadi basah semua kan?"

Sapu tangan itu pun terusap di bibir Sohyun melalui tangan orang lain.

Sohyun tak bisa berkomentar, apalagi mengambil tindakan. Apa yang dilakukan Taehyung, benar-benar membekukan kesadaran Kim Sohyun.

Kemudian, tangan itu terhenti. Perlahan, Taehyung merendahkan posisi sapu tangannya dari bibir Kim Sohyun. Ia singkirkan benda itu agar tak menghalangi pandangannya.

Seandainya kemarin malam Taehyung lebih 'berani', sudah pasti bukan kening gadis itu.. melainkan bibirnya lah yang menjadi sasaran.

Memang Taehyung sudah gila. Hanya bertemu Sohyun beberapa hari saja, ia sudah berubah drastis. Sosoknya yang selalu abai pada perempuan, kini mulai bergeser. Itu pun karena Sohyun yang menjadi dorongannya.

Cuma Sohyun dan hanya Kim Sohyun.

"Pak?.."

"Iya?"

"Ap-apa Bapak serius soal kemarin malam?"

Taehyung terkekeh.

"Kalau aku tidak serius, aku pasti tidak akan menciummu."

Sohyun merona. Taehyung mengingatkannya soal ciuman itu lagi..

Meskipun cuma di kening, itu saja sudah cukup merusak ketenangan Sohyun. Terutama, hal itu menjadi kali pertamanya dicium oleh laki-laki.

"Tapi kan.. Bapak bisa saja nganggap saya seperti anak sendiri.."

Taehyung mendelik. Ia terkejut akan pembicaraan Sohyun. Anak?

"Anak?"

"Bapak kan tau, umur Bapak lebih tua dibandingkan saya.. Ketika Bapak mm..mencium..," ucap Sohyun terhenti karena ragu.

"Ketika Bapak mencium di kening saya, rasanya saya seperti dicium sama ayah kandung sendiri. Kemudian, ayah pasti akan mengatakan 'belajar yang benar, ya Nak.' Bukankah begitu?" Lanjutnya dengan begitu naif.

Taehyung menghela nafas. Sohyun-Sohyun... Kau berhadapan dengan orang yang tidak tepat. Beruntungnya Taehyung bisa menahan emosi, kalau tidak, kau pasti sudah habis ditelannya bulat-bulat.

"Jadi maksud kamu, ciumanku kemarin kayak ciuman bapak ke anak?"

Sohyun mengangguk kecil.

"Ya Tuhan.. lagipula aku tidak setua itu Kim Sohyun! Kita cuma selisih berapa tahun sih?"

Sohyun terheran, kalimat Taehyung berangsur berubah menjadi lebih informal. Terkesan santai seolah mereka seumuran.

"I-iya kan.. Bapak.. udah.. pernah nikah.."

Sohyun buru-buru membungkam mulutnya. Apa dia salah bicara?!

Nyatanya, ekspresi wajah Taehyung menjadi sedikit menyeramkan.

"Aku memang duda Kim Sohyun, tapi aku masih terlalu perjaka untuk kau sebut bapak-bapak!"

"Astaga.. ingat, akan kubuktikan kalau aku masih lumayan muda. Dan ya.."

"Dua hari! Dalam dua hari ke depan, kau harus memberiku jawaban."

Taehyung bangkit dan berbalik pergi, menyisakan Sohyun dalam pikirannya yang tidak bisa ditebak.

'Mengapa tiba-tiba Pak Taehyung memilihku?'

***

"Tuan, semuanya 28.700 won."

"Terima kasih atas kunjungannya, Tuan."

Taehyung berjalan menenteng sebuah bungkusan ke dalam mobilnya. Sedari tadi, lengkungan senyum tak lepas dari bibirnya. Ia tampak begitu bahagia.

Kemudian, saat hendak masuk ke dalam mobil, kedua mata Taehyung menemukan seseorang.

"Eh.. dia mau bikin tato?"

















To be Continued.

Hai hai.. author is back.

Aku publish cerita ini sekalian mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang beragama Islam.

Hehe..

NEXT?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro