Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PART 9 | Kenyataan Yang Sesungguhnya


HOYYY GENG XD

Lama gak bersuara, dan gak berpidato wkwkwk

Kangen cuap-cuap panjang nih, risih ya bodo amat kalian ini yang risih *bleeee

Hebat yah, part kemarin satu hari aku dapet komen 130 dersss.. hahahaha

Bahkan komen Shareno tidak pernah serame itcuuh.. ih kalian so sweet deh :3

Dan semua KOMPAK bilang kalau icha KOPLAK XD

Sesungguhnya authornya lebih koplak :v

Kasian deh yang tebakannya salah :p kalian harus kasih cowok ganteng ke aku wkwkwk

Aku agak gimanaa gitu sama part ini, bikinnya pas abis nangis sih :v gara2 nonton film :3

Noh di MULMED, MUKA YANG MUNGKIN COCOK BUAT MUSHKIN. SILA, PILIH YANG MANA.. KALIAN YANG TENTUKAN.

KALAU BUKAN DUA ITU PUN YA BIAR MENJADI IMAJINASI KALIAN AJA~

SUDAHLAH. CUSS~


-

-

-

-


Ada yang berbeda dengan Icha ketika Mushkin menjemputnya di Renova. Hari ini dia memakai jilbab! Catat! Hari ini Icha memakai jilbab. Blazer panjang berwarna biru tua dan rok panjang berwarna biru muda, kerudungnya senada dengan warna rok nya, tetapi caranya memakai kerudung berbeda sekali dengan Sharen. terkesan apa ya, Mushkin sulit menjelaskannya.

Tidak ada motor disana, gadis itu muncul dengan berjalan masuk ke Renova, apakah gadis itu tidak membawa motornya?

"Lo ngapain pake jilbab? Edisi ramadhan?" Ucap Mushkin begitu Icha duduk di sampingnya.

"Enak aja edisi ramadhan, gue melindungi diri gue tau."

"Hah? Memangnya lo terancam?" Tanya Mushkin. Icha mengangguk dengan yakin.

"Sama siapa?"

"Lo lah."

"Kok?"

"Nih ya, kentang mustopa.. gue melakukan riset katanya kalau seseorang yang pernah melakukan hubungan sex pasti akan ketagihan, dan mengingat kita berdua bekerja sama, gak menutup kemungkinan kalau ada penyemprotan sperma lo ke dalam rahim gue lagi."

Ya, Tuhan!

"Dan nih ya, kalau gue pakai jilbab begini kan gak mungkin lo samber-samber buat nyosor gue."

Baik, gadis ini benar-benar tidak beres. Entah kepalanya terbentur entah otaknya bergeser entah otot-ototnya mengkerut entahlah pokonya gadis ini tidak beres sama sekali.

"Liat, gue pan pake blazer, pake rok juga. Tapi di dalemnya gue pake celana panjang da manset yang ketat banget. Kalau mau buka, susah banget. Gimana, gue hebat kan?"

Icha tersenyum dengan senang, hebat? Katanya?

Dasar medusa. Hebat bagaimana? Kehebatan gadis ini satu-satunya adalah otaknya yang dapat berpikir lebih mengerikan dan mencengangkan dari otak orang kebanyakan.

Masalah operasi saja belum selesai, sekarang timbul masalah baru. Jilbab?

Ya Tuhan,, apa Mushkin bisa menyetorkan nyawanya sekarang?


*****


"LO NGAPAIN?!" Mushkin berteriak karena terkejut, ketika memasuki proyek pembangunan Apartement, Icha mengangkat rok nya tinggi-tinggi dan berjalan seperti ibu-ibu yang akan segera rebutan sayur.

"Jalannya susah pak, saya gak biasa pake rok. Haduh, mana gerah lagi." Gerutunya. Oke, baik. Gadis pembuat frustasi ini tidak akan berhenti menguras darahnya sampai habis.

"Tolong dong, gannisya.. kamu kan pake rok. Yang anggun sedikit, kalau rok nya kamu angkat begitu nanti pegawai lain malah memperhatikan kamu."

"Memperhatikan apa sih pak? Toh betis saya segede talas begini."

"Ya tetap saja kamu itu wanita. Segala macam bentuk tubuh wanita tetap mengundang hasrat seorang pria. Kamu gimana sih? Lagipula kan kamu pakai jilbab, masa begitu? memangnya kamu pernah melihat Oki Setiana Dewi angkat rok tinggi-tinggi begitu?"

"Ya elah pak, jangan samain sama OSD dong, saya berasa hina banget." Keluh Icha. Baik, Mushkin diam. Terserah gadis itu, mau berbuat apa. terserah, Mushkin akan semakin frustasi kalau menghadapi Icha terus.

"Kamu bereskan pekerjaan kamu, saya mau pergi dulu sebentar." Instruksinya, Icha tidak menjawab dan Mushkin langsung masuk kembali ke dalam mobilnya, memacu cepat mobilnya ke arah Paleo. Dia harus bertemu Reno sekarang.

Mengajak Icha menikah sama dengan menguras air laut, tidak akan pernah bisa. Hanya membuatnya lelah saja. gadis itu bahkan tetap bersikap seperti biasa, sementara Mushkin bahkan tidak bisa tidur sama sekali. Ia benar-benar cemas, dengan apa yang terjadi di dalam rahim Icha seiring berjalannya waktu.

Bukan, sebenarnya bukan hal itu juga yang ia pikirkan, tetapi hal lain.

Ia sudah merusak Icha, rasanya kompensasi yang paling tepat menurut dirinya adalah dengan menikahi Icha dan bertanggung jawab penuh untuk hidupnya selamanya.

Selamanya, Mushkin ingin tertawa.

Mobilnya sudah sampai di Paleo, dengan cepat Mushkin memarkirkannya dan berjalan menuju lift yang akan membawanya ke ruangan Reno.

Kepalanya sudah seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja, seperti gunung api yang sudah dalam kondisi waspada. Ini benar-benar berbahaya. Untuk kelangsungan hidupnya dan kelanjutan kewarasannya.

"Reno!!!!" Mushkin berteriak, menjambak rambutnya dengan kencang begitu sampai di ruangan Reno dan menatap Reno yang sedang fokus pada laptopnya.

"Kenapa lagi Mus?"

"Gue gak tahan," Adunya. "Gue bener-bener gak tahan no! itu cewek kenapa keras kepala banget sih. Gue harus gimana? Lo tau, udah mau dua minggu dia masih belum berhenti ngomongin operasi selaput dara, dan hari ini dia malah pake jilbab, katanya mau melindungi diri dari gue. Astagaa, dia manusia bukan sih? Salah gue apa? gue bener-bener frustasi! Belum pernah gue nemu cewek kayak si Gannisya."

"Apa? Icha? Dia kenapa?" Mushkin membulatkan matanya, itu.. suara Sharen kan?

Menoleh ke samping, Mushkin mendapati Sharen sedang duduk bersama Hasya dan Putra yang tertidur di bagian sofa yang kosong di sampingnya.

Oh, tidak..

Sharen..

Ya Tuhan..

"Mushkin? Icha kenapa? Itu tadi operasi selaput dara, maksudnya apa?"

Mushkin menelan ludahnya dengan berat, menatap Reno untuk sekedar meminta pertolongan tetapi ayah beranak tiga itu malah kembali fokus pada laptopnya. Sial, Reno! Di saat seperti ini sahabatnya tidak membantu sama sekali.

"Mushkin.."

Oke, baik! Ini mungkin saatnya memberi tahu Sharen. entah Mushkin di pukuli atau di rajam, ia tidak tahu nasibnya setelah memberitahu Sharen nanti.

"Bu bos, oke.. gue mau bilang sesuatu. Tapi tolong, jangan ngamuk dan jangan potong dulu."

"Kenapa? Ada sesuatu yang buruk kah?"

BINGO! Belum apa-apa Mushkin sudah ketahuan.

Kembali menelan ludahnya, Mushkin mencoba menenangkan dirinya. baiklah, Jujur meringankan, bohong berdosa. Dia sudah membuat dosa besar, dan tidak mungkin menumpuk dosanya menjadi semakin besar.

"Gue gak ada maksud apa-apa, oke. Langsung ke inti aja, Sharen.. maaf, gue dan si Gannisya tanpa sengaja minum obat perangsang, kita berdua―gak, gue lepas kendali. Dan pada akhirnya.."

Ketika Mushkin memperhatikan Sharen, ia bisa melihat luapan amarah yang siap meletus dalam kepala Sharen, Mushkin rasa istri Reno utu sudah menangkap semuanya dengan cepat.

"Gue―"

"Mushkin!! Kok kamu gak bisa jaga asisten sendiri sih?!"

Baik, sudah mulai meletus sepertinya.

"Sha.."

"Ya Tuhan, Mushkin.. kalian umurnya beda jauh loh. Icha masih muda banget, kok tega sih? Terus dia gimana? Dia kan selalu pengen berkarir, punya prestasi di mana-mana, sekarang dia malah begini." Wajah Sharen penuh penyesalan, sementara Mushkin hanya bisa diam.

"Sekalipun kalian itu ribut terus! Kamu juga bisa anggap dia adik kamu Mushkin. Ya Tuhan, Icha.."

Reno bergerak dengan cepat, dia berpindah posisi menjadi duduk di samping Sharen dan menggenggam tangannya.

"Sha.."

"Kamu juga by! Udah tau mereka pernah kecelakaan ciuman, kamu kok gak cegah sih, sekarang terjadi kan kecelakaan yang lebih besar. Icha, ya ampun.. dia pasti terpukul banget."

Mushkin ingin tertawa, yang terpukul bukan Icha, tetapi dia.

"Boro-boro terpukul bu boss, Si Gannisya malah minta uang seratus juta."

"Hah? Buat apa?"

"Buat operasi selaput dara. Katanya dia mau perawan lagi, dia gak nyesel udah lakuin itu sama gue. Toh itu kecelakaan, dan masih bisa di perbaiki."

Sharen menganga, "Kalau dia hamil?"

"Dia bilang sperma gue gak mungkin sehebat itu, bisa sekali jadi."

Astaga.. apa ini?

"Gue minta maaf Sharen, gue juga merasa lalai. Merasa bejat banget udah rusak asisten gue sendiri. gue udah mikir sampe buntu, gue gak bisa makan dan tidur sama sekali, dan gue udah bilang mau nikahin dia. Tapi sahabat lo, sama sekali gak mau."

Oke, masalahnya ada disatu titik. Icha!


******


"Darimana aja sih pak? Ambil uang ya?" Mushkin mengerutkan keningnya, ambil uang? Ambil uang apa?

"Saya ada urusan gannisya, pekerjaan kamu sudah selesai belum?"

"Udah kok pak. Yah, kirain ambil uang. Jadi kapan dong bapak kasih saya seratus juta?"

Seratus juta? Lagi?

"Kamu seriusan mau operasi?"

Icha mengangguk.

"Operasi selaput dara? Serius?"

Icha mengangguk lagi.

"Kamu gak malu memangnya operasi itu, kalau dokter tanya kamu mau bilang apa?"

"Ya apalagi, saya bilang aja selaput dara saya dijebol tanpa sengaja, saya pengen operasi biar nanti suami saya di masa depan gak tau saya udah di perawanin."

"Dan itu berarti kamu sudah bohongi suami kamu nanti Gannisya."

"Gak kok pak, kan sensasi perawannya terasa. Eh bapak kalau penasaran searching gih pak, saya mau kirim email dulu buat pak Reno ya pak."

Icha melenggang pergi, meninggalkan Mushkin yang saat ini masih seperti orang bangun tidur yang sedang mengumpulkan nyawanya yang tercecer kemana-mana.

Baiklah, Mushkin harus mencari tahu nya untuk mengetahuinya.


Biaya untuk melakukan operasi ini adalah Rp. 12 juta hingga puluhan juta tergantung dari layanan yang lita pilih (ekonomi, Vip, atau VVIP)

Ada beberapa prosedur yang harus di lalui agar dapat mendapatkan layanan ini. harus melalui pengecekan kesehatan secara umum dan konseling dengan psikolog. Bila tidak ada masalah, maka akan masuk ke sesi operasi untuk memulihkan keperawanan. Selaput dara akan langsung di rekonstruksi atau tampannya akan di kembalikan ke kondisi sebelum mengalami kerobekan.

Setelah menjalani operasi tersebut, maka sensasi keperawanan sudah siap untuk di rasakan di malam pertama.


Mushkin menelan ludahnya, sensasi keperawanan? Sialan, siapa yang membuat kalimat tersebut ? terdengar tidak nyaman sekali olehnya.

Mencari tahu mengenai operasi itu sama sekali bukan hal yang bisa membuatnya tenang, tidak.

Sekalipun gadis itu bersikeras bahkan sampai Mushkin kehabisan seluruh kesabarannya, Mushkin harus tetap menikahinya.

Lagipula sekalipun sudah mencaci makinya, pada akhirnya Sharen juga mengatakan padanya bahwa ia akan membantu Mushkin untuk berbicara dengan Icha. Ya, semoga saja jika di ajak bicara oleh pewangnya, gadis itu mengerti.

"Pak, udah belum cari infonya?" Mushkin terperanjat, tiba-tiba saja wanita bulat berkerudung biru sudah berada di hadapannya. Eh, tidak. Wanita itu tidak berkerudung sekarang,

"Jilbab kamu kemana?" Tanya Mushkin. Icha tersenyum, "Tadi niatnya mau benerin pak ke toilet, tapi saya gak betah, belum siap ah, nanti aja."

Dasar labil! Umur Icha berapa sih? Mushkin seperti menghadapi anak TK saja.

"Nanti deh saya pake jilbab nya kalau udah operasi aja." Sahut Icha. Mushkin memijat pelipisnya pelan.

"Bisa gak sih kamu gak bahas operasi itu?"

"Kenapa? Bapak gak mau kasih saya uang segitu? Ya udah deh saya diskon jadi 95 juta aja gimana?"

ARG!!!

Tidak ada yang lebih menyebalkan dari Ichaa!!!

"Operasi itu, kamu tau gak menyeramkannya di operasi gimana?"

"Ya, kan di bius pak."

Oh, Tuhan!! Panggil Mushkin sekarang, cabut nyawanya sekarang juga!!

"Gannisya.. kenapa sih susah banget di ajak bicara?" Gerutu Mushkin, icha mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Apa menikah dengan saya seburuk itu? kenapa kamu gak mau? seratus juta, daripada di pakai operasi lebih baik saya pakai untuk mas kawin kita nikah." Ucap Mushkin Frustasi. Icha tersenyum, "Kalau nikah mas kawinnya seratus juta, bulan madunya harus keliling dunia dong pak!"

"Oke! Terserah, mau keliling dunia mau keliling planet! Terserah kamu, yang penting kita nikah."

"Ih kok bapak maksa sih? Ngebet banget ya pak sama saya? Pokonya saya gak mau nikah sama bapak. udah, itu aja. kalau bapak tetep maksa saya nikah sama bapak, saya tambahin hutang bapak jadi 150 juta, 50 juta nya buat gantiin kontrak saya disini."

Dasar penguras harta!! Setiap hal selalu dia sangkut pautkan dengan uang. Mushkin benar-benar frustasi.

"Saya mau pulang, nanti kamu di jemput sama supir mama saya." Putus Mushkin kemudian.

Menyambar jas nya, Mushkin langsung pergi meninggalkan Icha seorang diri.

"Dasar gak peka! Ajak nikah kok kayak ngajak ribut." Gerutu Icha.

"Lagian. Dia mau nikahin gue kesannya kayak mau beli gorengan sih, gampang banget."


******


"Ilhaaaaam.. tolongin gueeee." Lagi-lagi, Reno mendapati Mushkin menerobos ruangannya dan memasang wajah super menyedihkan bercampur frustasi.

"Kenapa lagi Mus?"

"Gue harus apa? gue harus gimana? Itu cewek susah bener cuman di ajak nikah doang." Keluh Mushkin. Reno menghampirinya, duduk disampingnya dan menepuk pundak Mushkin dengan pelan.

"Lo memangnya nikahin dia atas dasar apa?"

"Hah?"

"Kan, gak bisa jawab." Ucap Reno. Mushkin sama sekali tidak mengerti.

"Di awal-awal pernikahan gue, tiap gue ribut sama Sharen kalau lo gak lupa, dia selalu tanya alesan gue nikahin dia apa, pertanyaannya sensitiv banget kan?"

Mushkin terdiam.

"Gue jawabnya memang gue pengen jadiin dia istri gue, sama ibu nya Haru. tapi nyatanya dulu gue malah memperlakukan dia sebagai ibu haru aja, bukan istri gue. Ya, gue rasa icha pun begitu sih."

"Maksud lo?" Mushkin masih tidak mengerti, sementara Reno malah menertawakannya.

"Mus, Mus! Lo dulu sering banget nasehatin gue, seolah-olah lo paling bener di muka bumi ini. lah sekarang, lo sama sekali gak punya jalan keluar buat diri lo sendiri."

"Gue terlalu pusing nooo." Mushkin menjambak rambutnya.

"Coba deh Mus, lo ngomong baik-baik sama Icha, dan kalau memang iat lo nikahin dia karena hubungan semalem kalian, kalau kata gue mending gak usah Mus. Bener juga si Icha, mending lo kasih uang buat dia operasi."

"Kok lo jadi dukung dia operasi sih?"

"Ya, kayaknya memang lo terlalu terburu-buru buat ngajak dia nikah. Seolah-olah lo pengen cepet-cepet nutupin semua ini."

Bagus, kepala Mushkin makin sakit sekarang.

Reno menambah beban pikirannya.

Argggg!!!!


******


"Eh, Sharen ngapain lo kesini?" Icha di kagetkan dengan kedatangan Sharen yang tiba-tiba ke kantornya. Ada apa gerangan?

"Gue kan bu boss Cha, mau ngontrol aja gimana kinerja karyawan gue." Ucap Sharen, Icha mengerucutkan bibirnya, "Gue ga bakalan bikin suami lo rugi, tenang aja. eh, lo kesini sama siapa? Mana si kembar?"

"Si kembar di cegat sama karyawan di lobby, gue kasih aja itu anak dua ke mereka."

"Dasar ibu kurang ajar lo,"

"Gak apa-apa Cha, sesekali. Bapaknya juga gak akan tau." Timpal Sharen. Icha tidak menjawabnya, ia mengambilkan air minum untuk Sharen dan memberikannya.

"Jadi lo kerja disini ya Cha, baru pertama nih gue ke Hyde. Tadi pagi lo ke lokasi proyek ya?"

"Iyap, betul Sharen."

"Lo betah disini?"

Sharen bertanya dengan tiba-tiba, membuat Icha mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

"Terakhir kali lo bilang, lo gak mau kerja bareng Mushkin."

"Ya, gimana lagi. ujung-ujungnya gue mentok ke dia. Curiga masa depan gue juga sama dia lagi." Gerutu Icha. Sharen tertawa sebentar, tapi kemudian suasana mendadak hening.

Baik Sharen maupun Icha, tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Keduanya masih kebingungan, terlalu banyak hal yang ingin di sampaikan tetapi mereka berdua belum memiliki keberanian secara penuh.

Hingga pada akhirnya, Sharen mendekat dan merentangkan tangannya di hadapan Icha.

"Sini.." gumam Sharen. Icha mengigit bibirnya, sedetik kemudian ia langsung melemparkan dirinya pada pelukan Sharen, dan tanpa bisa ia cegah, tangisnya muncul dari kedua matanya.

"Gue udah tau semuanya Cha, antara lo sama Mushkin." Ucap Sharen. Icha melepaskan pelukannya pada Sharen dan menatapnya dengan air mata yang berjatuhan.

"Gue.. Sharen.. GUE UDAH GAK PERAWAAAAN.." Isaknya dengan kencang. Sharen mengusap air mata Icha, "Gue takut, nanti.. nanti kalau gue hamil gimana? Shareeen.. gue takut. Nanti pak Iskandar pecat gue jadi anak, nanti orang-orang omongin gue, nanti nama gue tercoreng, nanti pasti semua mikir yang aneh-aneh tentang gue. Padahal kan itu cuman kecelakaan. Gue juga gak mau itu terjadi, tapi gimana lagi."

Tangis Icha sangat kencang, sharen hanya bisa mendengarkannya dan mengusap tangannya.

Menemui Icha benar-benar hal yang sangat tepat memang, dia bisa tahu bagaimana semua situasi ini dalam persepsi Icha. Mushkin memang frustasi, karena sikap Icha. Tetapi lebih dari itu, Icha juga terlihat terpukul sekali, tetapi ia mencoba menyembunyikan semuanya dan bersikap biasa saja. sahabatnya yang malang.

"Mushkin kan mau nikahin lo Cha, lo khawatirin apa?" Tanya Sharen. Icha langsung menghentikan tangisnya, matanya langsung berkilat-kilat begitu mendengar nama Mushkin.

"Dia nikah sama gue buat apa? buat nutupin perbuatan kita aja ren, dia gak bener-bener niat buat nikahin gue."

"Jadi, alasan lo minta seratus juta buat operasi?"

"Sialan, gila aja kalau gue mau operasi begituan. Kemarin aja gue di perawanin sakit banget, gue baca testimoni orang-orang, katanya sakitnya lebih dahsyat kalo operasi. Gue gak mau lah."

Sharen tersenyum, "Jadi niat lo sebenernya apa Cha?"

"Ya, niat gue cuman itu. memang pada dasarnya dia harus tanggung jawab, memang bagus dia mau nikahin gue. Tapi dia mutusin buat nikahin gue kayak berak pas lagi kebelet Sharen, cepet banget."

"Jadi lo mau nikah sama dia?"

"Gak, gue gak mau. kalau dia nikahin gue buat nutupin ini semua, ya gue gak mau."

"Kalau niat dia bener-bener?"

"Ya, gila aja Sharen. gue nolak mentah-mentah orang yang nikahin gue karena niat baik. Lagian kan gue juga lelah menjomblo, kenapa nggak?"

"Meskipun itu Mushkin?"

"Ya, mau gimana lagi? dia udah ngerasain gue. Gue juga udah ngerasain dia, semacam kita udah bikin kontak batin gitu lah."

"Jadi lo sebenernya mau mau aja nikah sama dia?" Tanya Sharen, Icha mengangguk.

"Yah, tapi kan cewek harus mempertahankan harga Sharen, masa ia gue langsung bilang mau. dia gak ada perjuangan sama sekali dong. lagian gue nya juga kan sebel sama dia. gimana ya, gue juga masih bingung. kalau gue hamil ya dia mesti tanggung jawab. semoga aja gue gak hamil, tapi gue udah ga perawan, masa suami gue di kasih bekas sih? jadi ya satu-satunya cara ya cuman nikah sama dia aja. halah, hidup gue. boro-boro mau romantis-romantisan kayak lu ren, kalo nikah sama dia mah gue bisa kurus. ya tuhan.. kalau tau bakal gini mending jomblo aja lah udah."

Sharen terperangah, tadi Icha menangis dengan kencang kan?

Kenapa sekarang dia malah berbicara kemana-mana dengan wajah datar dan tanpa ekspresi apa-apa?

Sejak dulu memang sahabatnya ini makhluk yang paling sulit di mengerti.

Sebentar menangis, sebentar tertawa, sebentar berbicara aneh-aneh.

Icha benar-benar tidak ada duanya.

Sharen jadi bingung sendiri, niatnya menasihati Icha menjadi buyar dan berantakan.


*****


Kalo lo udah yakin sama niat lo, jangan minta ke anaknya, langsung ke bapaknya.

Mushkin mengenggelamkan kepalanya dalam bantal di kamarnya, sekarang sudah jam satu dini hari, lewat tengah malam dan ia masih belum terlelap juga, lalu Reno.. pria itu pasti sudah berperang dengan istrinya, kalau tidak.. tidak mungkin jam segini masih bisa mengiriminya pesan. Dasar bos mesum!!

Isi pesan Reno masuk ke dalam kepalanya dan kembali menambah beban pikirannya.

Niatnya menikahi Icha.. niatnya.. niatnya yang sesungguhnya, dalam hatinya.

Arg! Benar-benar memusingkan!

Tetapi ayah Icha, WOW! Jika anaknya saja medusa, apa kabar ayahnya?

Mushkin bergidik ngeri.

Tetapi kalau mengajak Icha sulit sekali, tentu saja ia harus menemui ayahnya dan mengatakan semuanya. Lagipula dalam sejarah hidupnya, ia belum pernah bermasalah dengan orang tua kan?

Oke! Baik! Mari kita coba.

Mushkin bangkit dari ranjangnya dan membuka laptopnya, ada data lengkap Icha yang belum pernah ia baca sampai tuntas.

Disana pasti ada data orang tua nya.

Mushkin harus mendapatkannya, mau tidak mau.


Nama ayah : Haris Iskandar

Pekerjaan : Pengusaha

Perusahaan : Haris Property


Mushkin membulatkan matanya.

Tunggu dulu..

Iskandar? Pak Iskandar?

Pak Haris?

Haris Iskandar?

Yang mempunyai kompleks dan beberapa perusahaan properti bernama..

HARIS PROPERTY???!!

ASTAGA! Itu adalah rekan bisnisnya! Tempo hari Mushkin bertemu dengannya saat mendapatkan oleh-oleh dari Amerika.

Dan anak Pak Haris adalah...

GANNISYA ARADYA ISKANDAR?

YA TUHAN! HIDUPNYA BENAR-BENAR DALAM MASALAH!!!



TBC



Hahahaayyy :3

SALAM KOPLAK DERSS HAHAHAHA

Tuh udah kejawab ke koplakan si Icha yang kalian teriaki di part kemarin.

Okay lah, sampai jumpa di part depan yaaa..

Sesungguhnya ders, Haris Iskandar adalah nama sepupu gueh hahaha

Dadaaah..

Aku sayang kalian :*




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro