Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PART 29 | HOLIDAAAAY!!


"Abang! Pokonya kalau setengah jam lagi bang Muda gak muncul disini, Icha sumpahin nanti anak Icha sebel sama bang Muda dan gak mau ngakuin kalau abang om nya!!!"

Muda memejamkan matanya, adiknya yang super cerewet itu sejak tadi terus menerus mendesaknya untuk mengikuti keinginannya. Muda sudah bersyukur, hari dimana Icha mengajaknya karaoke batal, oh tetapi hari ini lebih parah lagi, bukan lagi karaoke, tetapi berlibur selama tiga hari ke vila di gunung. Astaga, musibah macam apa yang akan menimpanya.

"Muda, kamu kok masih disini?" Haris masuk, menatapi anak sulungnya dengan tatapan penuh tanya.

"Males pa, lagian Muda gak kenal sama semua orang disana."

"Loh, gak kenal gimana? Jangan kayak anak TK yang takut karena gak punya temen dong, bener nih kata si Icha, kamu kurang piknik."

Muda mendesah, ayahnya ini.. "Muda banyak kerjaan."

"Yang kasih kamu kerjaan kan papa, sekarang kamu samperin Icha. Dan, oh ya.. tadi papa udah kasih tahu Astrid, suruh dia berkemas. Kayaknya sebentar lagi dia sampe disini. Kalau barang-barang kamu udah papa suruh siapin ke mama, nanti katanya biar Icha yang ambil kesana."

Bagus. Jadi, Muda tidak punya pilihan lain ya?


****


"Cha! Mana abang lo?" Alena duduk di samping Icha yang tengah memainkan rambut Mushkin, suaminya itu sedang memakai sepatu, dan Icha malah memainkan rambutnya.

"Ecieee.. ngapain lo nanyain abang gue? dih, naksir ya?" Godanya. Alena mendengus, "Naksir? Lo juga tahu, siapa yang gue taksir. Iya gak Al?" Alena melemparkan pandangannya pada Mushkin, dan Icha bersumpah kalau yang ia mainkan adalah rambut Alena, ia akan mencabutnya sampai ke akar, biar botak sekalian.

"Enak aja!" Sahut Icha, "Mas Al itu punya gue tahu,"

Mushkin tertawa. Jadi kalau terdesak, Icha memanggilnya semanis itu ya? mas Al? lucunya..

"I love you yaaang." Mushkin menolehkan kepalanya dan berkedip pada Icha, "I love you too!" Sahut Icha.

"Haish! Jadi, gue nonton drama sekarang?" Alena mencibir, tetapi Icha dan Mushkin malah saling memandang seraya terkikik geli. Dasar pasangan abnormal!

"Aduh geeeeng! Kenapa lama banget sih? Yok! Cuss dooong, kita berangkat!" suara melengking tak tertahankan milik Maryam terdengar. Wanita paruh baya itu berjalan seraya menggandeng suaminya dan menghampiri Icha, Mushkin, juga Alena.

"Dududu Mus.. kok kamu kayak yang punya istri dua?" Tanya Maryam, Mushkin tertawa, "Aduh taaan.. punya istri dua. Satu aja udah kewalahan sama nafsunya taaaan, gimana dua."

Dan jawaban dari Mushkin mendapat satu jeweran di telinganya oleh Icha.

"Nafsu! Nafsu! Dasar laki! Yang ada di pikirannya nafsu mulu! Tobat maaas.. inget umur, malu sama kandungan istri, malu juga sama bayi. Calon bapak kok ngomongnya begitu."

Mushkin mengerjapkan matanya. Apa yang barusan Icha katakan? Malu pada umur, istri, dan anak?

Padahal ia hanya mengatakan kata-kata lumrah yang tidak ambigu sama sekali, dan tentu saja tidak vulgar. Sementara Icha, wanita itu kalau berbicara tidak mengenal apapun kan? kamusnya tidak pernah ada saringan.

Dan.. kenapa Icha berbicara seolah-olah Mushkin sudah berkata hal yang sangat tidak boleh di katakan sama sekali?

"Mus.. kayaknya anak kamu bakal jadi ustadz deeh, mungkin sengaja di kirim untuk menyadarkan kalian supaya hidup dengan baik Mus." Sahut Maryam. Mushkin hanya mendengus, tapi Icha tersenyum cerah, dan mengamininya dalam hati. Sementara Alena memandang Icha dengan tatapan penuh keheranan. Kalau dipikir-pikir, hari ini Icha seperti orang yang mendapatkan hidayah. Apa wanita itu baru saja bertemu Oki Setiana Dewi?


****


"By.. udah semua kan?" Sharen memastikan bahwa barang bawaan yang sudah di siapkannya tidak tertinggal.

"Bhiii.." Putra bergumam, membuat Sharen dan Reno tertawa bersama.

"Anak papaaa.. udah bisa bilang bhii sekarang?" Tanya Reno. Hasya yang berada di sebelahnya tertawa.

"Lah, Hasya kok ngetawain Putra?" Tanya Reno lagi. kedua anaknya kini malah tertawa bersama, Putra seraya bergumam 'bhii' dan Hasya seraya memasukkan tangannya ke dalam mulut. Anak perempuannya ini lebih ekstrim, sama sekali tidak terlihat anggun sejak bayi. Satu kepalan tangan kecilnya, benar-benar masuk ke dalam mulutnya.

Sharen berjongkok di depan stroller kedua bayinya, "Hasyaa.. tidak nak, tidak ya.." bujuknya seraya menarik tangan Hasya. Bayinya itu memasang ekspresi yang sangat menggemaskan, ia menyerah dengan tangannya karena Sharen menahannya.

"PAPAAA! Kata oma ayo berangkat! Om Mus sama tante Icha udah siap.." Haru berlari menghampirinya. Anaknya yang sekarang sudah bertambah tinggi itu senang sekali, sudah lama ia tidak liburan seperti ini.

"Haru mau sama Oma aja! papa sama mama sama baby kembar ya. dah papa, sini Haru cium dulu." Tangannya melambai-lambai. Reno tertawa seraya membungkukkan dirinya, menyambut satu ciuman dari anaknya.

"Nah, mama gak di cium?" Sharen memasang wajah cemberutnya, Haru tertawa, ia juga melambaikan tangannya pada Sharen dan menciumi ibunya lebih lama dari ayahnya.

"Dasar anak mama!" Desis Reno. Sharen hanya tertawa, ia menjulurkan lidahnya pada Reno dan tertawa dengan puas saat suaminya memasang tampang yang sangat kesal.


****


Wajah Icha berubah cerah begitu mendapati satu mobil sport milik kakaknya menepi di rumahnya.

"Abaaaaang!" Ia berlari, menghiraukan perutnya yang sudah terlihat membesar dan meloncat di sisi pengemudi.

"Gak usah kayak yang gak ketemu satu tahun gitu ah Cha." Ucap Muda begitu ia menurunkan kaca mobilnya.

"Ih dasar abang jahat. Icha kan kangeeeen.." Adunya. Matanya menangkap seseorang yang duduk di samping Muda, "eh.. mbak Astrid? Apa kabar mbaak?" Icha menampilkan senyum tiga jarinya, tapi cepat-cepat ia kurangi jaraknya karena tiga jari terlalu lebar. Astrid yang duduk dengan angkuh disana menatapnya dengan malas, tapi karena ada Muda di sampingnya, wanita itu memasang senyuman di wajahnya dan membalas sapaan Icha, "Oh.. halo Cha." Sahutnya. Sama sekali tidak ikhlas menyapa Icha.

"Udah siap kan? kita berangkat sekarang."

Icha menganggukkan kepalanya, ia memanggil Mushkin untuk memasukkan semua barang mereka ke dalam bagasi. Mobil Reno sudah berangkat lebih dulu, begitu pula mobil Maryam. Alena sedang masuk ke dalam rumahnya karena mendadak ia ingin ke kamar mandi. Icha terkikik, memikirkan reaksi Astrid yang melihat Alena nanti.

Di belakang, Mushkin menggerutu seraya memasukkan barangnya satu per satu ke dalam bagasi. Kakak iparnya ini masih tetap saja belum bersikap baik kepadanya, bukannya membantunya malah duduk manis di balik kemudinya, mentang-mentang mobil miliknya sendiri.

Baiklah, berulangkali Mushkin menggumamkan dalam hatinya. hari ini ia menumpang! Dan sebagai orang yang menumpang, ia harus bisa tahu diri. Ya, benar.

Setelah selesai, Mushkin berjalan mendekati Icha yang wajahnya mendadak secerah mentari ketika menunggunya memasukkan barang.

"Kamu kenapa? Seneng banget kayaknya."

"Hee.. kita kan mau liburan yaang."

Hanya itu jawaban Icha. Mushkin mengerutkan keningnya, sepertinya ada yang tidak beres dengan wajah super cerah bin sumringah milik istrinya ini.

"Ale―" ucapan Mushkin terhenti, begitu mendapati Astrid mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil untuk mengintip keluar.

Oh sial, dia lupa satu hal. Muda itu kekasihnya Astrid, dan kakak iparnya lah yang akan membawanya menuju villa milik Maryam hari ini. dia terjebak dalam suasana yang tidak menyenangkan sepertinya.

"Oh, hai Al.." Astrid menyapanya, dengan tatapan penuh minat sementara Mushkin amat sangat muak melihat wajahnya.

"Halo.." sahutnya. Icha terkikik mendapati respon Mushkin yang tidak bersahabat padanya. Tempo hari Mushkin sudah menceritakan kedatangan Astrid yang meminta pertanggung jawaban atas apa yang sudah Icha lakukan padanya. Dan Icha benar-benar merasa bahagia karena suaminya ternyata sama sekali tidak mudah terpengaruh oleh bisikan-bisikan jahat dari Astrid.

"Cha! Udah kan? cepet dong!" Muda berteriak, dengan cepat Icha menarik Mushkin untuk masuk ke dalam mobil Muda.

"Udah kan? kita pergi sekarang!"

"Eh,tunggu bang! Ada satu penumpang lagi."

"Siapa?"

"Temen aku! dia kan mau ikut."

Muda memutar matanya, "Ya udah cepet. Dia dimana?"

"Sebentar, dia masih di kamar mandi. Eh tapi bang.. maaf, temen aku ini gak bisa duduk di belakang. Kalau naik mobil, dia harus selalu duduk di depan."

Mushkin menatap Icha penuh tanya, sejak kapan Alena tidak bisa duduk di belakang? Dan sejak kapan Alena menjadi teman istrinya?

Muda menggaruk kepalanya, apa-apaan adiknya ini. ia kan membawa Astrid bersamanya, "Kenapa gak sama yang lain aja sih?"

"Tadinya mau sama tante Mar, tapi tante Mar jadinya bareng sama Sharen. kalau temen aku ikut di mobil Sharen, masa ia dia duduk sama suami si Sharen? abang mau Sharen ngamuk-ngamuk sama aku?"

"Lah kamu, memangnya kamu juga mau Astrid ngamuk sama kamu?" Muda membalikkan kata-katanya. Icha menatap Astrid penuh permohonan, "Mbak Astrid kan baik, gak mungkin ngamuk-ngamuk. Iya gak mbaaak?"

Dan mau tidak mau, Astrid tersenyum, "Hmm.. i.. iya sih. A.. aku. gak apa-apa mas.. aku di belakang aja." Ucapnya dengan amarah dalam hatinya. Muda menatapnya tak tenang, "Kamu beneran gak apa-apa?"

"Gak apa-apa kok mas, lagian kasian temennya Icha. Aku biar di belakang aja." Ucapnya. setelah itu ia pindah duduk di belakang, tepat di samping Icha. Karena tentu saja Icha langsung bergeser dan menghimpit Mushkin di pojok. Enak saja kalau Mushkin harus berada diantara ia dan Astrid, bunuh diri kali.

"Nah, sekarang mana temen ka―"

"Itu dia!" Icha berucap dengan keras. Seorang wanita bertubuh tinggi, dan langsing yang memakai celana pendek berwarna merah dengan atasan belang sampai leher juga rambut panjangnya yang di ikat berjalan menghampiri mobil. Matanya memakai kacamata hitam, dan bibirnya berwarna merah.

Astrid mencibir geli, wanita murahan macam apa yang akan duduk di samping kekasihnya! Tetapi begitu menatapnya lagi..

"Abang! Kenalin, ini temen aku. Alena."

Jederrr!!!

Mata Astrid langsung terbelalak dengan sempurna! Tangannya mengepal dengan kuat dan dadanya langsung naik turun dengan sangat cepat.

Wanita iblis itu!!!!!!

"Saya Muda.. kakak Icha." Muda tersenyum sekilas, setelah itu ia mengemudikan mobilnya dalam diam.

"Eh Alena, ini pacarnya bang Muda. Lo harus minta maaf sama dia, posisinya duduk di depan tergeser." Icha mengucapkannya dengan penuh sindiran, dan penekanan pada kata yang terakhir.

Alena menoleh ke belakang, ia tersenyum miring pada Astrid yang menatapnya dengan tajam, "Maaf ya.. mbak..."

"Astrid! Namanya Astrid!" Ucap Icha.

"Oh, iya. Maaf ya mbak Astrid. Aku gak bisa duduk di belakang soalnya.." Ucapnya penuh rengekan. Astrid semakin mengepalkan tangannya, tetapi ia mencoba menahan amarahnya.

"Gak apa-apa." Sahutnya.

Dan ucapan Astrid, membuat rangkulan Icha di tangan Mushkin semakin terasa kencang sekali. mushkin menatapnya, meminta penjelasan sementara Icha hanya tersenyum, mencium pipinya dan bersandar di dadanya.

Well, rasanya Mushkin merasa sesak sekali sekarang.

Berada dalam satu mobil bersama dua mantan pacarnya, satu kakak ipar yang membencinya, dan satu istrinya yang menguasainya, oh Tuhan....


******


"Loh? ini kan! wow! Ini limited edition.. mas dapet darimana?"

Astrid mengepalkan tangannya dengan kencang. Alena memanggil Muda dengan sebutan Mas? Apa? Mas? Oh, sialan!

Sementara Icha bersorak dalam hatinya.

"Oh, ini saya dapet dari rekan bisnis. Kebetulan dia suka desain saya."

"Oh, beruntung banget mas! Saya cari-cari miniatur ini, gak dapet-dapet." Alena menatap kagum pada miniatur rumah berbentuk mobil yang berada dalam kotak kaca dan menggantung sebagai hiasan di mobil Muda.

"Kamu suka arsitektur begini?" Tanya Muda. Alena mengangguk antusias, "Saya Arsitek, sebenarnya. Yah.. kalau mau tahu, rumah Icha pun saya yang desain."

"Oh, pantes bentuknya unik. Sudah berapa lama di dunia arsitektur?"

Dan pembicaraan mereka berlanjut semakin dalam, membahas dunia arsitektur yang sesungguhnya tidak di mengerti oleh Icha maupun Astrid. Yah, ternyata mudah juga membuat Muda dan Alena dekat. Ya, meskipun Muda hanya menjawab dengan beberapa patah kata dan wajah lurus, tapi setidaknya obrolan mereka bisa membuat Astrid merasa tersisih disana. icha terkikik lagi.

"Kenapa sih yaang?" Mushkin menatapinya lagi. icha menggeleng, ia semakin mengeratkan pelukannya pada tangan Mushkin.

"Dasar manja! Bilang kalau mau di peluk." Mushkin mengangkat tangannya yang di peluk Icha, ia memegang bahu kanan Icha dan merapatkan tubuh istrinya dengan tubuhnya.

"Hihi.. ciummm." Pinta Icha. Mushkin tertawa, ia tidak peduli dengan orang-orang dalam mobil, ia mengabulkan ucapan Icha dan mencium bibirnya dengan cepat.

"Udah, sekarang mau apa lagi?" Tanyanya. Icha menggeleng, "Udah cukup yaaang.. aku mau tidur."

"Ya udah, tidur aja. nanti kalau udah sampe aku bangunin."

"Gak mau di bangunin, gendong aku aja sampe villa."

Mushkin tergelak, "Oke.. aku gendong sampe villa, sampe kamar." Bisiknya pada kata-katanya yang terakhir. Icha tersenyum lagi, ia mencium pipi Mushkin kemudian menenggelamkan kepalanya di dada suaminya.

Astrid yang ada di samping mereka mengepalkan tangannya dengan sangat kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Di depan sana Muda dan Alena terlibat pembicaraan mengenai arsitektur dan di sampingnya Icha dan Mushkin bermesraan dengan sangat-sangat menjijikan! Sementara ia, heyy! Ia bukan makhluk tak terlihat disini. Kenapa semua orang seolah lupa dengan kehadirannya?! Setelah ini, Astrid benar-benar harus menyusun rencana agar semua orang benar-benar melihatnya!


****


"Ma, kok Alena gak ikut kita sih?" Reno bertanya seraya mengeluarkan barang-barang dari dalam bagasi mobilnya. Maryam yang sedang memindahkan Hasya dari stroller menggelengkan kepalanya, "Gak tahu, si Icha ngotot mau bareng sama Alena. Mereka udah sahabatan kali Ren.."

"Duh, si Mus bahagia dong ma, mantan sama istri akur. Berasa punya istri dua dia!" Sahut Reno. Maryam tertawa, sementara Sharen mendengus, "Yakin deh, Alena pasti jadi istri muda yang tersakiti banget. icha kan sadis. Aku jamin Alena gak akan bisa tahan."

"Kamu lupa Sha, Alena nekat.."

"Ah, ya.. Icha sadis, Alena nekat. Mereka satu stel ya, pantes aja sekarang bersahabat." Maryam menimpali.

"Tapi kayaknya, ada telor di balik nasi goreng deh ma.. kayaknya Icha sama Alena lagi beraliansi buat―"

Chup!

Satu ciuman mendarat di pipinya, Sharen mendelik pada pria yang memberinya ciuman tiba-tiba. "Biarin aja mereka, ibu beranak tiga gak usah ikut-ikutan. Inget anak, udah tiga." Ledek Reno. Dan Sharen hanya bisa mengerucutkan bibirnya.

Lima menit kemudian satu mobil menepi di dekat mobil mereka. Alena keluar dari mobil lebih dulu, "Hai mommy!" sahutnya pada Maryam. Setelah itu, Mushkin keluar seraya menggendong Icha di punggungnya.

"Jangan ledek gue. bumilnya lagi manja, jadi sekarang Ilhaaam! Coba tunjukin kamar gue sama Icha karena gue butuh simpen Icha di kamar biar gue bisa lurusin badan gue." Sahut Mushkin. reno tertawa, ia segera memberikan satu kunci kamar pada Mushkin sehingga pria itu bisa dengan cepat membawa istrinya ke dalam.

Muda keluar bersamaan dengan Astrid yang memasang wajah kesalnya, menatap Maryam, Sharen, dan yang lainnya, Muda merasa canggung.

"Gak usah malu-malu bang Muda! Kita kan keluarga, kesini juga buat Have Fun!" Sahut Sharen. muda menggaruk tengkuknya.

Maryam tersenyum menatap Muda, "Kok kamu ganteng ya? beda sama si Icha!" Sahutnya, reno langsung menyadarkan ibunya. "Iya lah ma, Icha kan cewek. Mana bisa dia ganteng."

"Eh, mommy.. mas Muda ini Arsitek juga loh, sama kayak Alena." Alena berucap dengan sangat antusias. Dan mendengar itu, Maryam ikut antusias. Sehingga mereka kembali terlibat obrolan sederhana seputar pekerjaan Muda. Dan lagi-lagi, Astrid kembali tersisih di antara mereka.

"Hello! I'm invisible?" dalam hati, ingin sekali Astrid berteriak seperti itu pada semua orang. Hanya saja, ia harus menahan dirinya bukan.


*****


Villa milik Maryam ini berada di daerah tertinggi di kota Bandung. Satu villa yang memiliki sembilan kamar ini di kelilingi oleh pesawahan dan sungai yang airnya masih begitu jernih. Ada satu kolam ikan yang terdapat begitu banyak ikan, beberapa meter di sebelahnya ada satu kolam renang besar untuk dewasa dan anak-anak. Oh, tentu saja satu yang tidak boleh terlewatkan adalah sebuah tempat karaoke terbuka di yang berada di depan kolam pancing. Sepertinya itu salah satu bentuk dedikasi Maryam pada kesukaannya terhadap menyanyi, mungkin.

Sore ini, ketiga pria yang berada disana; Reno, Muda, dan Mushkin duduk bersampingan seraya menatap lurus ke depan alat pancing mereka yang masih belum juga bergerak. Meskipun ikan disana banyak, rupanya kalau menggunakan alat pancingan, tetap saja mereka harus menunggu.

Ah, Mushkin selalu tidak suka kegiatan semacam ini. memancing! Memang laki-laki sekali, tetapi tetap saja memancing itu diam! dan menunggu! Bukan gayanya sekali. alih-alih memancing ikan, Mushkin lebih suka memancing kehebohan bersama para wanita dalam hidupnya. sekarang karena sudah memiliki Icha, Mushkin lebih memilih memancing Icha untuk menyebutkan namanya dengan frustasi berkali-kali. Oh Tuhan.. indahnya pikirannya yang satu ini.

"Baby kalian, gimana sekarang?"

Oho! Tunggu dulu. Mushkin tidak salah dengar kan? pria di sampingnya, hmm tidak.. lebih tepatnya di samping Reno, bertanya padanya?

"Sehat bang, Alhamdulillah." Sahutnya sumringah. Sialan, ditanya oleh kakak iparnya yang membencinya setengah mati kenapa membuatnya berbunga-bunga seperti ini. mushkin masih mencintai Icha kan? jantungnya masih berdebar untuk Icha kaan?

"Oh, ya sudah kalau sehat."

Dan jawaban dari Muda membuat senyumannya mengerut seketika. Tetap saja, ternyata ia masih belum bisa melelehkan hati kakak iparnya. Benar-benar, Muda seperti Abishek bhachan! Untung saja muka nya tidak seram.

"Eh Mus! Noh pelampung pancingan lo gerak-gerak! Lo dapet ikannya." Reno menyenggol bahunya, dengan cepat Mushkin memutar alatnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

Whoooaaa.. benar sekali. dia mendapatkan ikan kali ini!

Ichaa! Mushkin benar-benar ingin memamerkan hasil pancingannya ini pada istrinya.


******


Astrid mengeluarkan suara menyedot ingusnya dengan keras. Air matanya tak berhenti mengalir, rasa perih di matanya benar-benar membuatnya tersiksa. Dan astagaaa.. dari semua pekerjaan wanita yang bisa di kerjakannya, kenapa ia harus mengerjakan pekerjaan macam ini? mengupas bawang merah yang jumlahnya... oh, astaga.. banyak sekali!

"Sabar ya, suami aku dulu sampe pake kacamata loh, dan dia manusia tertampan dalam sejarah yang mengupas bawang pake kacamata item!" Sharen duduk di sampingnya seraya menyusui bayi laki-lakinya. Astrid tersenyum sekilas.

"Oh ya, udah berapa lama sama bang Muda?" Tanya Sharen lagi. Astrid mendelik, kalau tidak salah wanita di hadapannya ini adalah temannya Icha. Jadi, wanita ini sepertinya berbahaya juga. Dan.. tolong jangan katakan semua orang disini berbahaya.

"Hmm.. yah, berapa ya? hampir dua tahun kayaknya."

Sharen mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Mbak Astrid tahan juga ya, pacaran sama si bangMud! Dia kan dingin banget, dan bicaranya suka irit, dan super tega banget."

Icha sudah selesai dengan kegiatannya mencuci sayuran, ada Alena yang mengerjakan sisanya bersama Maryam, jadi ia bisa dengan bebas menyiksa Astrid secara perlahan sekarang.

"Mas Muda baik kok.. yah, aku bisa nerima dia. Namanya juga cinta kan."

HUEEEEK!!!!

'cinta sih cinta, tetep aja kalo si mustopa begitu gue kagak pernah mau! enak aja, laki kok dingin banget. kan gue butuhnya laki yang hangat, biar menghangatkan hatii.. ahiwww!'

"Yah, manusia kan memang sudah di pasangkan ya. suami aku untungnya gak pendiem kayak bang Muda, cuman dia cerewetnya minta amin. Percaya deh, kalau udah ngomel.. ibu-ibu yang rebutan sayur aja kalah."

Icha tertawa, "Kalau suami aku mbak.." Icha sengaja menekankan kata-katanya, terlebih saat menyatakan bahwa Mushkin adalah suaminya, miliknya, "Dia mah menggemaskan banget. masa cemburunya melow pisan atuulah.. menyedihkan pokonya. Gemes kan, jadi makin cinta. Eh mbak.. coba-coba, si bang Mud pernah gemesin gak?"

Astrid mengeratkan pegangannya pada pisau. Muda, pernah menggemaskan? Astaga, sejak kapan. Pria itu begitu cuek padanya, ia malah seperti berbicara pada batu saja setiap berbicara pada Muda.

"Hmm.."

Ayolah.. berpikir..

Berpikir...

Bagian mana dari Muda yang menggemaskan. Pasti ada! Yang membuatnya tertawa.

Tertawa? HAHA! Yang benar saja, kapan dia pernah tertawa bersama Muda?

"Ah, ya.. waktu itu―"

"Ma.. makasih mas Muda!" Suara seorang wanita menginterupsi mereka, dan mengalihkan fokus ketiganya.

Alena disana, tengah memegang baskom berisi sayuran dan bahunya di pegang oleh Muda. Sepertinya gadis itu hampir saja terjatuh karena posisi tubuhnya miring ke belakang. Dan tolong, sinetron apa yang sedang di lakukan oleh wanita menyebalkan penghacur hubungannya bersama Mushkin dulu? Amarah Astrid sudah benar-benar berkumpul di ubun-ubun kepalanya.

"Lain kali hati-hati. Kaget boleh, tapi jangan sampai mencelakakan diri sendiri." Muda mengucapkannya seraya melepaskan tangannya dari bahu Alena lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Semua orang yang melihatnya hanya bisa mengerjapkan matanya. Terkecuali Astrid! Wanita itu sudah benar-benar mengeluarkan asap dari kepalanya sekarang.

Dengan penuh kekesalan, ia hendak menyusul Muda, tetapi Maryam malah lebih dulu meminta pertolongannya untuk membantunya membersihkan ikan.

Oh, Tuhan!!! Sudah mengupas bawang, sekarang membersihkan ikan? Kenapa tidak sekalian saja menyuruhnya mengulek semua bumbu yang ada?

Dan ternyata, sebuah kekesalan bisa di anggap sebuah harapan oleh Tuhan. Selesai mencuci ikan, Astrid benar-benar mengeluarkan tenaganya untuk menyiapkan bumbu untuk ikan. Sialnya, ia benar-benar harus mengulek semuanya.

Arggg!!!! Ia benar-benar ingin mengamuk saat ini juga!!!!


*****


Icha mencium tangan Mushkin, dan Mushkin mencium puncak kepalanya. mereka baru saja selesai sholat maghrib berjamaah di dalam kamar. Dengan masih menggunakan mukenanya, Icha mundur dan bersandar di dekat ranjang sementara Mushkin mengambil Al-qur'an untuk ia baca.

Semenjak Icha hamil, setiap malam sesudah Sholat bersama, Mushkin tidak pernah absen dalam membacakan ayat suci Al-qur'an untuk bayi dalam kandungan istrinya. Termasuk ketika ia sholat di mesjid, sesudahnya ia akan mengaji untuk anaknya. Tentu saja, untuk mengimbangi Icha yang selalu mendengarkan lagu dangdut bersama bayi dalam kandungannya. Padahal, menurut beberapa pakar, bayi dalam kandungan akan terlihat sangat kesal ketika di perdengarkan lagu dangdut! Oh tidak, jangan sampai anak mereka lahir dengan muka kesalnya. Anak mereka harus lahir dengan senyuman penuh ketenangan dalam wajahnya, cahaya dari semua surah yang Mushkin bacakan untuknya.

Icha selalu senang mendengarnya, tentu saja hal ini adalah satu dari sekian banyak alasan yang bisa ia utarakan pada dunia betapa ia mencintai suaminya, dan betapa suaminya adalah imam yang baik untuknya. Meskipun memang kelakuan dan bicaranya sering tidak wajar, tetapi sisi yang satu ini benar-benar membuat Icha akan berbangga terhadap suaminya.

Selesai mengaji, Mushkin membereskan alat sholat mereka. ia membantu Icha melepaskan mukena nya dan tersenyum menatapi wajah menggemaskan istrinya.

"Makin hari, aku kok makin seneng liatin kamu yaang. Jadi bener ya, kalau wanita hamil itu bercahaya waktu hamil."

Icha terkikik, "Bercahaya! Ya kali aku bawa bohlam."

Nah kan, selalu saja. seperti biasa, Icha selalu di luar dugaan.

"Seneng kek, di rayu suami." Cibir Mushkin.

"Iyaa.. seneng kok yaang.. eh.. mas.." Ralatnya seraya menudukkan wajah karena malu.

"Mas, mas.. kayak manggil tukang bubur aja! aku gak mau di panggil mas sama kamu yaang, aneh rasanya."

"Hiiih. Kok gitu? Jadi senengnya di panggil apa? Mushkin? gitu?"

"Yah, terserah aja. mau aa juga boleh.."

"aa? sunda banget yaaang."

"Kalau gitu kayak Sharen, manggil Reno hubby!"

Icha menggeleng kuat, "Aku gak mau ikut-ikutan mereka! aku kan anti mainstream."

Iya, benar! Icha kan anti maintsream.

"Ini kenapa jadi masalahin panggilan sih yaaang?" Mushkin menjawil hidung Icha dengan gemas. Wanita itu menggosok-gosok hidungnya, dasar suami menyebalkan! Sudah jelas hidung Icha tidak semancung hidungnya, terus saja di perlakukan seperti itu.

Mushkin menatapnya seraya tersenyum, wanita langka satu ini.. setiap harinya benar-benar membuatnya gemas.

"Wo ai ni.."Bisik Mushkin. icha malah mencubit pipinya, "Gak usah pake bahasa mandarin segala! Kamu gak akan berubah jadi kopaja yaang."

"Hah? Kopaja? Apaan itu?"

"Koko mapan dan manja." Icha tertawa dengan keras, sementara Mushkin malah menganga. Astagaaa.. singkatan apalagi ini..

"Besok-besok, aku kayaknya harus daftarin kamu ke Muri yang.. selain jago bikin teori aneh, perkataan aneh, kamu juga kayaknya jago bikin singkatan."

"Oh jelas dong. Kamu mau tahu singkatan nama kamu apa?"

"Apa?"

"Muslihat masa Kini."

"APA?"

Mushkin benar-benar tercengang. Ichaaaa.. jahatnya, memberikannya nama seperti itu. Oke, lupakan yang satu ini sejenak, Mushkin penasaran dengan yang lainnya.

"Sharen?"

"iStri sHAlih beranak RENceng."

Astagaaaa..

"Maryam?"

"Mertua yang menyenangkan."

"Mareno?"

"Menyayangi anak rupanya emang sifatno."

"Ngaco kamu yaaang.. kalau Muda?"

"Mulut Dadas!"

"Kok dadas?"

"Ya, kan mulutnya si bang Muda itu kayak yang dadas yang, kayak yang terluka parah, makanya dia jarang ngomong."

Mushkin setuju dengan ucapan Icha yang satu ini. satu nama membuatnya penasaran. Menatap Icha hati-hati, Mushkin bertanya, "Kalau Alena?"

"Alena itu Awak Leuleus Euweuh nu alusna!"

Dan Mushkin langsung tertawa dengan sangat keras. Oh astaga, Icha sepertinya masih menyimpan dendam pada Alena.

Cukup.. cukup, jika Alena saja sudah separah itu, sepertinya Astrid lebih parah dari itu.

"Oke yaang cukup,"

"Kenapa?" Tanya Icha. Mushkin tersenyum, "Karena aku cinta kamu."

EEEEEE? Dasar om-om genit!


*****


You are my everything

Nothing your love won't bring

My life is yours alone

The only love I've ever known

Your spirit pulls me trough

When nothing else will do

Every night I pray on bended knee

That you will always be..

My everything..


Mushkin mendengus. Argg.. selalu saja. dalam setiap moment apapun, kenapa Reno selalu bisa menciptakan suasana se romantis mungkin? Lihat saja sekarang. di hadapan kolam ikan, di bawah tenda besar yang terpasang layar besar juga sound system lengkap juga monitor untuk memilih lagu, Reno sudah membius seluruh wanita yang berada disini. Jangan ditanya reaksi Sharen yang selalu berbunga-bunga mendengar Reno bernyanyi, lihat sekarang wanita langka bernama Gannisya Aradya Iskandar! Matanya tidak berkedip sama sekali, dan berkali-kali ia berteriak histeris karena mendengar lirik yang di nyanyikan oleh Reno.

Baik, Mushkin akan membuktikannya! Memangnya Reno saja yang bisa menyanyikan lagu untuk istrinya? Ia juga bisa, waktu pernikahannya, ia juga menyanyikan lagu yang manis kan?

Mushkin bergeser untuk memilih lagu, oh tetapi Maryam sudah lebih dulu mendahuluinya untuk memilih lagu dan mengambil mic. Sepertinya neli yang satu ini akan memulai acara bersenang-senangnya.

"Mus! Ayo goyaaang! Eh gak jadi, ada papa.. sini pa, goyang sama mama!" Maryam menarik suaminya ke depan untuk menemaninya bernyanyi. Suara musik sudah terdengar, semua orang tertawa kemudian Maryam segera bernyanyi.


Yo konco ning nggisik gembiro

Alerap lerap banyune segoro

Angliyak numpak prahu layar

Ing dino minggu keh pariwisoto


Haru yang berada disana ikut bergoyang bersama neneknya, sementara Reno hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Icha sudah gatal ingin berjoget, tetapi Mushkin menahan tangannya.

Sementara Muda mengasingkan dirinya di pojokan. Ah, ia kurang suka suasana ramai begini. Astrid apalagi, sejak berangkat kesini ia lah yang paling tersiksa. Sekarang melihat kelakuan semua orang, ia malah bergidik ngeri.

"Go mommy!!!!" Alena berteriak dengan antusias.

Lagu yang di nyanyikan Maryam sudah selesai, Icha sudah tidak sabar, ia memilih lagu dan merebut mic yang di pegang oleh Maryam.

"Oke, guys.. ini lagu buat kentang mustopa tersayang yang sempet galau takut aku tinggalin." Icha berucap dengan bangga, "dia kalau cemburu aneh, malah melow. Ugh, mengenaskan pokonya." Ucap Icha lagi. mushkin mengorek telinganya, pura-pura tidak mendengar ucapan Icha padahal ia sudah menahan rasa malunya sejak tadi.

Musik dangdut lagi-lagi terdengar. Mushkin membulatkan matanya. Astagaaa.. dangdut lagi? apa kabar bayinya di dalam sana?

"Mus, Icha dahsyat kalau lagi nyanyi dangdut. Tolong, kendalikan dia." Sharen terkekeh di sampingnya. Sementara Icha di depan sudah asik sendiri begitu mendengarkan intro lagu yang akan di nyanyikannya.


Mata ini, mata ini punya abang


Icha berkedip pada Mushkin.


Bibir ini, bibir ini punya abang

Pipi ini, pipi ini punya abang

Hidung ini, hidung ini punya abang

Percayalah abang, percayalah sayang

Aku tetap punya kamu


"Huuu! Gak mau pulaaaang.. maunya di goyyyangg!!" Icha berteriak pada saat musik terdengar, Mushkin tertawa seraya menggelengkan kepalanya. dasaaaaar.. istrinya ini, astagaa. Tahu saja ia, cara membuat Mushkin tertawa bahagia dan bersyukur karena sudah memilikinya.

Icha maju, menarik tangan Mushkin dan mengajaknya bergoyang bersama. Semua orang tertawa, dan bertepuk tangan untuk kedua pasangan ini.

Icha menatap Mushkin menggoda, ia bernyanyi lagi.


Dada ini, dada ini punya abang


Astagaaa.. Mushkin sudah tahu! bagian itu milik dia!


Pinggul ini, pinggul ini punya abang

Jantung ini, jantung ini punya abang

Hati ini, Cuma cinta sama abang..

"I LOVE YOU BABANG MUUUUSSSS!!!" teriak Icha begitu selesai menyanyi. Mushkin gemas, ia ingin sekali mencium Icha habis-habisan, tapi ia bukan Reno yang bisa mencium di manapun dan kapanpun. Enak saja, semua orang tidak boleh melihat ekspresi Icha saat berciuman dengannya! Tidak! Adegannya dalam mobil tadi di kecualikan, itu karena ia ingin membantu Icha menyisihkan Astrid.

"Dasar norak kamu Cha, malu-maluin abang aja!" Muda mendesis di pojok sana. Icha tidak menghiraukannya, ia menjulurkan lidahnya.

Dan acara mereka berlanjut, bersenang habis-habisan dengan bernyanyi dan bergoyang sepuas-puasnya.

Dan ini dia, akhirnya setelah menyanyikan banyak lagu yang orang lain pilih, Mushkin berhasil mengambil Mic, menguasainya, dan memegangnya erat-erat.

"Yah, untuk wanita langka yang wajib ku lestarikan sampai ajal memisahkan." Mushkin mengedipkan matanya pada Icha.

Sementara Icha yang duduk karena kelelahan menantikan apa yang akan Mushkin nyanyikan untuknya.

Begitu intro lagu terdengar, Icha menahan napasnya..


I praise Allah for sending me you, my love


Ya Tuhan!!


You've found your home, it's here with me
And I'm here with you
Now let me let you know
You've opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along
Oh
And there's a couple of words I wanna say

For the rest of my life
I'll be with you
I'll stay by your side honest and true
'Til the end of my time
I'll be loving you, loving you
For the rest of my life
Through days and nights
I'll thank Allah for opening my eyes
Now and forever I
I'll be there for you
I know it deep in my heart

Suara Mushkin memang tidak sebagus suara Reno, tapi lagu yang di pilihnya, pancaran ketulusan di matanya, benar-benar membuat Icha berkaca-kaca. Hatinya benar-benar menghangat dan ia benar-benar ingin memeluk Mushkin saat ini juga.

I feel so blessed when I think of you
And I ask Allah to bless all we do
You're my wife and my friend and my strength
And I pray we're together in Jannah

Setiap hari, jika boleh ia katakan. Salah satu do'a yang Mushkin panjatkan adalah satu hal itu, bahwa ia benar-benar ingin bersama Icha selamanya, bahkan sampai surga nanti. Semoga Tuhan benar-benar mengabulkannya.


Finally now I've found myself, I feel so strong
I guess everything was changed when you came along
Oh
And there's a couple of words I wanna say

For the rest of my life
I'll be with you
I'll stay by your side honest and true
'Til the end of my time
I'll be loving you, loving you
For the rest of my life
Through days and nights
I'll thank Allah for opening my eyes
Now and forever I
I'll be there for you
I know it deep in my heart

And now that you're here
In front of me I strongly feel love
And I have no doubt
And I sing it loud that I will love you eternally

tanpa menunggu Mushkin selesai dengan lagunya, Icha langsung berlari dan memeluknya, matanya yang sudah berkaca-kaca kini mulai mengeluarkan air mata. Dari semua ungkapan yang Mushkin ucapkan padanya, lagu yang ia nyanyikan kali ini adalah yang terindah dari semuanya. Jika lagu dipernikahannya membuatnya berpikir untuk jatuh cinta pada Mushkin, lagu saat ini membuatnya berpikir bahwa ia benar-benar tidak bisa hidup tanpa Mushkin.

"Dasar om-om mantan playboy!" Desis Icha. Mushkin tertawa, "I love you yaaang." Bisiknya. Icha memukul bahunya, "I Love you too! I love you much more, I love you more than the air I breathe.. pokoknya I love you. Udah, jangan lepasin pelukan akuu.." Rengek Icha, Mushkin tertawa lagi.

"Jadi, si neneng pe'a ini cinta banget ya sama babang Mus?" Tanyanya. Icha menganggukkan kepalanya, dan semua orang tertawa dengan tingkahnya.

Yah, hari ini benar-benar berakhir bahagia untuk mereka. tapi, tentu saja tidak untuk Astrid.

Sejak awal kedatangannya kesini adalah sebuah kesalahan, dan sekarang.. ia harus melihat Icha dan Mushkin bermesraan seperti ini? oh, tidak. Ia butuh bernapas sekarang juga! Ia butuh oksigen yang sangat banyak! Atau setidaknya ia butuh lapangan luas untuknya berteriak dengan sangat kencang selepas-lepasnya.

ARRRRGGGGG!!!!



TBC


Dadas : luka, hmm kayak kegores aspal, kan menimbulkan luka tuh. Itu namanya dadas.

Awak leuleus euweuh alusna : badan lemas gak ada bagus-bagusnya

Bohlam itu lampu pijar ders, yang warna kuning!

Dan oh ya, perihal bayi yang pasang tampang kesel waktu denger lagu dangdut, itu bener tahu. aku kata temen aku wkwk kalau diperdengarkan al-qur'an bayinya senyum, kalo lagu dangdut mukanya mengerut kesal wkwk

Ini dia, judul lagu-lagunya :

-My Everything : lupa siapa yg nyanyi, aku taunya si ayang donghae :*

-Prahu layar : gak tahu siapa yang nyanyi. Yg pasti dangdut, dan mantep banget, ini lagu favorit aku!

-Punya abang: Selvi kitty (ini temen aku suka nyanyi kalau lagi karaoke, dan aku keingetan Musicha XD)

-For The Rest of My Life : Maher Zein (INI DIAAAAA.. LAGU IDAMAN SEPANJANG MASAA... BERHARAP NANTI SUAMI NYANYI LAGU INI. HAHA AAMIIN)

Mungkin ada pertanyaan..

Kenapa aku selalu banyak nyantumin lagu-lagu atau scene mereka nyanyi disini

Sederhana aja ders, buat aku.. kalau gak bisa ungkapin lewat kata, cukup ungkapin lewat lagu BHAHAHAHA

KAYAK LAGU UNGU YANG CIDAHA ITU DERS, WIHH NANGIS GUE TIAP NYANYI *galau

DAN MAAPIN KALAU AKU SELALU MEMBAWA DEMAM DANGDUT DISINI *CEKIKIKAN

OKE DERS.. AKU MINTA MAAF UNTUK PART KEMARIN YAAA..

Serius, aku bilang jangan anggap part itu karena itu cuman penyatuan feel aja. dan buat judulnya, wkakakaka

Ada yang bertanya-tanya, ada yang langsung ngeh apa itu artinya.

SERIUS DEH.. AKU NANTI DICEKAL KALAU BIKIN JUDULNYA GAK DISINGKAT WKWKWK

Dan maaf ya ders, cerita ini bukan cerita dewasa tapi menuntut kalian untuk berpikir dewasa ehm..

Abis gimana , namanya juga humor ders, kalau di sensor ya lawaknya sebelah mana.

Daripada cerita aku penuh uhh ohh ahh ga jelas kan /?

Jujur nih ders, aku pengen banget bikin cerita ini versi cetaknya. Tapiii.. kalau dikirim penerbit, ini lulus sensor kagaaa? Kebanyakan nungging ama ngangkang! *nangis di dada papa reno

Maaf ya, jangan anggap aku hancurkan generasi muda, jangan anggap aku juga wanita yang penuh dengan pernunggingan dan perngangkangan, cukup anggap aku somplak aja. kalau bisa anggap aku cantik aja, atau anggap aku super sholehah biar dapet mas Fahri *mulai -_-

Pokonya.. cerita ini murni untuk menghibur ya sayangku.. murni untuk ketawa ketiwi, kalau bisa ya murni untuk mencari jodoh *CUKUP!!

Oke sekian, selamat imlek, selama hari senin malam, selamat bekerja besok, selamat hidup bahagia, selamat sejahtera, selamat sentosa!

BONGKAR!!!!

Aku sayang kalian bebehhh :*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro