PART 28 | Icha si Mrs. Nunga!
"Loh? kamu kok disini?" Begitu Mushkin masuk ke dalam ruangannya, Icha sudah ada disana, sedang berdiri menghadapnya dengan wajahnya yang cemberut.
"Kamu kenapa yaang?" Tanyanya, menghampiri Icha.. Mushkin menyentuh wajah istrinya. Dan apa gerangan yang terjadi, kenapa Icha malah memasang tampang cemberut yang sangat menyedihkan sekali?
"Aku jadi 50 kg yaaang sekarang!" Satu hentakan berasal dari kakinya, Icha seperti anak kecil yang sedang merajuk. Lain hal nya dengan Mushkin, wajah pria itu cerah, dia tersenyum sampai matanya.
"Loh, bagus dong yaang! Iya sih, pantes kamu kurusan."
"Kok bagus sih?! Aku kan lagi hamil!"
Astaga! Benar sekali. Icha sedang hamil!
"Oke, kita periksa ke dokter sekarang."
"Periksa apanya? ih yaaang kepala kamu korslet ya? aku barusan dari dokter! Makannya aku tahu berapa berat badan aku."
Mulut Mushkin hanya membentuk huruf o, dan kepalanya mengangguk-angguk.
"Terus kata dokter?"
"Dokter bilang, baby nya sehat. Mungkin penurunan berat badan aku bisa aja sebelum hamil, dan waktu trimester pertama. Aku kan gak cek berat badan aku."
"Oh, gitu. Yah, alhamdulillah kalau baby kita sehat." Mushkin mencium pipi Icha. Oh tapi gadis itu malah mendelik tajam ke arahnya.
"Bagus apa sih! Aku gak suka kalau aku turun berat badannya yaang!" Satu kakinya menghentak lagi ke lantai. Mushkin menggaruk tengkuknya, "Kenapa? Bukannya katanya kamu ga suka badan kamu yang bulet? Katanya kamu mau kurus lagi,"
Tatapan Icha semakin tajam padanya, cepat-cepat Mushkin menambahkan, "Ya, kalau aku sih gak apa-apa yaang kamu begini, aku bahagia kok. Icha yang aku nikahi, yang jadi ibu dari anak-anak aku, seperti apapun dia, selama dia Icha si wanita langka yang wajib di lestarikan, aku akan sangat bahagia."
Rona merah muncul di pipi Icha, "Iiih... gombalnya... aaaaa.. yaaang. Gendong!" Tangannya di rentangkan ke depan, Mushkin tertawa atas ulahnya. Perlahan pria itu mendekat dan meraih tubuh Icha lalu menggendongnya.
"Dasar manja kamu yaang!" Ledek Mushkin.
"Tapi yaang! Aku bener-bener gak suka kalau aku turun berat badan!!" Icha memprotes lagi, sembari berjalan menuju sofa, Mushkin menatapnya penuh tanya, "Kenapa?"
"Ya, aku suka mikir aja. aku kenapa sih, aku mikirin apa, kenapa berat badan aku turun? Dan lebih parahnya! Aku gak suka kurus, nanti orang-orang mikir kalau aku gak dikasih makan lagi sama kamu! Kamu mau jadi suami yang di cap penganiaya istri karena bikin istrinya kurus? Gak kan? nih yaang.. image suami itu penting, dan tubuh istri juga penting. Kalau istrinya sehat, suaminya berhasil. Kalau istrinya kurus, suaminya kejam!!"
Mushkin mengerutkan keningnya, "Kenapa teori kamu selalu melenceng begini sih?" Tanyanya. Icha mengedikkan bahunya.
Ingatan tentang teriakan astrid membuatnya terkekeh, sekarang wanita itu sedang apa ya? tadi Icha langsung pergi saat Astrid berteriak.
"Yaang? Gak kesurupan kan? kenapa senyum-senyum begitu?"
Icha malah semakin melebarkan senyumnya. Jelas saja ia tersenyum, sekarang perasaannya sangat sangat sangaaat bahagia! Oh, pantas saja di luar sana banyak yang suka menyiksa orang. Menyenangkan sih! Astaga, pikiran macam apa itu!
Menatap Mushkin, Icha mencium bibirnya sebentar kemudian berkata, "Si tas Channel yang namanya kayak jarak umur kita yang jauh yaang, aku pake buat buang tikus ke kucing betina. Hehe, kamu jangan marah ya?"
Jangan marah..
Jangan marah..
Jangan marah..
APA KATANYA? APA KATA ICHA BARUSAN?
Tas 43 juta yang di belinya Cuma-Cuma di gunakan untuk membuang seekor tikus? Icha sudah gila? Ya Tuhaaan!!! Icha!! Oh, Astaga!!!
"SIKSA AJA AKU CHA! SIKSAAA!!!" Mushkin menggeram marah, tangannya meraih rambutnya dan menjambaknya dengan sangat kencang. Oh Tuhan.. tidakkah Icha tahu apa yang sudah di lakukannya? Bayangkan.. 43 juta.. oh, tidak. Ia benar-benar kehabisan kata-kata.
Melihat kilat di mata Mushkin, Icha turun dari pangkuannya, "Huuu dasar mustopa, mau di siksa yang mana yaang? Yang enak apa yang nikmat?" Godanya.
"Aku sedang tidak bercanda! Ganisya!!" Pekik Mushkin. dan Icha bisa merasakan, bahwa Mushkin benar-benar marah sekarang.
"Kok kamu marah?"
"Ya jelaslah aku marah! Perilaku kamu gak wajar Icha!"
ICHA! HAHA. Pria marah ternyata menyeramkan.
"Yaudasih biasa aja."
"Aku udah biasa! Kamu yang selalu luar biasa! Sampai kapan kamu mau kekanak-kanakkan begini? Aku tahu, umur kita berbeda jauh, dan aku tahu kamu memang luar biasa, tapi untuk membuang seekor tikus pake tas seharga 43 juta, otak kamu dimana sih? Kamu gak mikir?"
Apa katanya?
"Aku―"
"Aku gak mempermasalahkan, terserah.. kamu mau minta apa, kamu mau beli apa, asal pake sama kamu yaang! Hargai aku! itu kan jerih payah aku, senggaknya kamu pake. Atau kamu kasih mama kamu, sodara kamu, silakan. Tapi kamu buang―" Mushkin berdiri, melonggarkan dasinya dan melepas satu kancingnya untuk memberinya udara.
"Hahh, dari dulu memang kamu paling jago bikin aku kehabisan kata-kata!"
****
Rencana mereka gagal total! Setelah Mushkin berteriak, Icha marah dan memutuskan untuk pulang sementara itu kedua anak kembar Reno mendadak demam entah kenapa, sehingga rencana untuk bersenang-senang harus mereka undur. Terlebih lagi, sekarang seorang wanita sedang berdiri di hadapan Mushkin dengan air matanya yang mengalir dengan deras. Cobaan apalagi ini? amarahnya bahkan belum mereda.
"Aku gak nyangka, kamu malah punya istri yang perilakunya sama sekali gak berprikemanusiaan!"
'Yakali pancasila, kemanusiaan yang adil dan beradab! Kalau ada disini, Icha pasti jawab begitu'
Mushkin menatap jengah padanya, "Istri aku, bukan urusan kamu Astrid. Lagian ngapain kamu kesini?"
"Aku kesini mau minta pertanggungjawaban!" Astrid melemparkan sebuah amplop putih ke hadapan Mushkin.
"Apa ini?"
"Baca aja."
Menurut, Mushkin membuka amplop tersebut dan membacanya. Sebuah surat keterangan dari dokter yang menerangkan bahwa kondisi jantung Astrid bermasalah.
"Liat! Aku gak boleh mengalami kejadian mengejutkan, atau di kejutkan apapun itu."
"Terus? Hubungannya sama aku?"
"Hubungannya sama kamu? Istri kamu al!! apa kamu tahu apa yang dia lakukan? Hari ini dia dateng ke kantor aku, dia kasih aku tas yang berisi tikus hidup! Kamu bayangin aja, siapa yang gak kaget kalau dapet hadiah seperti itu!"
Tas? Berisi tikus?
"Si tas Channel yang namanya kayak jarak umur kita yang jauh yaang, aku pake buat buang tikus ke kucing betina. Hehe, kamu jangan marah ya?"
Jadi, tas itu.. Icha berikan pada Astrid?
"Pokonya istri kamu jahat! Dia kejam! Dia bukan wanita! Dia bukan manusia! Tega banget, astaga.. dimana kesopanan dia! Kenapa dia malah begini sama calon kakak iparnya?"
Alih-alih terpengaruhi, Mushkin malah tertawa, "Kamu sadar, kamu sedang melakukan apa Astrid? Hey, kamu jelek-jelekkin calon adik ipar kamu. Lagian, kalau Icha bukan wanita, dia gak akan bisa hamil."
'Yakali gue naena sama cowok tiap malem. Kan jijik! Masa gue main pedang-pedangan! Gue itu penganut lubang-batang! Dan Icha punya lubang, gue punya batang, dan kita saling melengkapi. Sumpah ya ni cewek!!'
"Aku gak jelek-jelekin dia! Al! lihat! lihat kan hasil dari dokter? Kalau misalkan aku kena serangan jantung, terus aku mati, kamu mau istri kamu di penjara gara-gara aku mati?"
Oh, Tuhan..
Apa-apaan wanita di hadapannya ini. mushkin menatapnya muak, "Icha gak akan gangguin kamu, kalau kamu juga gak gangguin dia."
'Lagian kalo lo mati, ya di kubur lah! Emangnya mau di apain? Di bikin baso? Kaga bakalan enaaaak!'
Tangan Astrid terkepal, air matanya terhenti. Dia menatap Mushkin lagi, "Selama ini, aku mendekati dia, tapi dia selalu ketus sama aku, aku nanyain kabar dia juga, tapi dia malah.. ya ampun.. mas muda.. aku gak nyangka adik dia begini. Al.. seharusnya, kamu bisa mencari yang lebih baik dari aku, bukan wanita bar-bar yang punya tindakan kayak kriminal begitu."
Astrid benar-benar menyulut api! Seluruh perkataannya membuat Mushkin mengepalkan tangannya kuat-kuat. Kalau saja Icha belum pernah meninggalkannya, Mushkin mungkin akan terpengaruh dan semakin meluapkan amarahnya pada Icha, tetapi setidaknya Icha pernah meninggalkannya, sehingga membuat pikirannya lebih tajam, perasaannya lebih peka, dan tentu saja ilmunya mengenai perempuan bisa bekerja sekarang.
Mushkin tahu, apa yang di inginkan Astrid.
Wanita itu ingin memisahkan Icha dengannya.
Ya Tuhan, jadi sebenarnya wanita ini yang berbahaya? Alena bahkan langsung menyerah, tetapi wanita ini benar-benar!
Mushkin jadi menyesal pernah memacarinya dulu.
"Jadi intinya mau kamu apa?" Mushkin langsung menuju topik pembicaraan. Wanita itu kembali mengeluarkan air mata, "Aku gak minta apa-apa, aku Cuma.. istri kamu.. astaga.. jahatnya.. tolong, senggaknya kamu didik dia. Buat dia supaya tahu diri."
"Oh, gitu ya? setahu aku Astrid. Yang harus tahu diri disini itu kamu."
Ya? Astrid mendongak, "Maksud kamu?"
"Kita bukan siapa-siapa lagi, dan kalau kamu di ganggu sama Icha, bilang aja sama kakaknya, bukan sama aku. kamu yang punya hubungan sama kakaknya Astrid, jadi biar kakak Icha yang menghukumnya sendiri. kalau istri aku salah, aku pun wajib memperingatinya, karena aku yang bertanggung jawab untuk dia. Tapi jangan sekali-kali kamu salahkan pilihan aku karena aku menikahi dia. Kamu gak tahu apa-apa. dan mengenai Icha yang menjahili kamu padahal kamu bersikap baik sama dia, aku kasih satu cara.. mungkin kamu gak tulus sama dia. Hey, saat aku lamar dia aja. butuh berkali-kali meyakinkan dia kalau aku tulus dan tanpa memiliki maksud yang tidak baik. Jadi, coba perbaiki maksud kamu ya? dan tolong jangan komporin aku. icha sudah aku marahi tadi, dan aku benar-benar menyesal. Aku gak mau kamu mempengaruhi aku dan membuat aku semakin menyesal. Oke? Urusan kita selesai. aku berharap kamu gak pernah menemui aku lagi, kalau sekali-kali kita bertemu, ya.. anggap saja teman lama. Terimakasih, sudah menyadarkan aku kalau aku salah telah memarahi Icha. Yah, semoga kamu menikmati tas 43 juta itu ya."
Dan setelah itu, Mushkin pergi dari ruangannya. Meninggalkan Astrid yang menatapnya dengan terperangah, mulutnya terbuka, tangisnya berhenti, dan tangannya mengepal dengan kuat.
Sialan! Apa yang sebenarnya sudah dilakukan Icha pada Mushkin? kenapa pria itu berbeda dengan saat bersamanya dulu?
Dengan penuh amarah yang menguasainya, Astrid kembali berteriak sampai menggema di penjuru ruangan. Ia benar-benar marah. Sangat marah.
******
"Liaaaat!! Ganteng kaaaaan!" Icha menunjukkan foto di ponselnya pada ketiga teman yang berada di hadapannya.
"Wah, hebat ya Cha! Laki lu ganteng banget,"
"Iya doong.. ini gaya nya lagi begini, kalau lagi senyum menawan.. wihhhh kalian pasti meleleh! kasian deh, envy ya pasti sama gue? aaah ayang Mus! Eh, tapi laki si Sharen lebih ganteng tau!"
"Serius?"
"Juta rius! Tapi, yah.. karena dia mau sama gue, dan cinta mati sama gue, ya dia lah yang nomor satu di hati. Ahiww!"
Ketiga teman-temannya tertawa, "Yah, akhirnya ada spesies yang mau melestarikan lo Cha.."
"Sialan lo," Gerutunya.
"Terus sekarang dimana laki lo?" Tanya salah satu temannya.
"Hng, lagi kerja. Tapi gue sebenernya lagi sebel sama dia."
"Sama aku nggak kan?" Icha menolehkan kepalanya, seorang pria yang memakai baju Chef membawa empat mangkuk eskrim dan menyajikannya di meja yang berada di hadapannya. Wajah Icha berubah cerah, "Adrian?" Tanyanya terkejut. Adrian tersenyum, "Halo Cha..apa kabar?" sapanya.
"Baik! Baik! Hiii.. kok kamu disini?"
"Ini Café aku."
"Oh ya?" Icha terkejut, Adrian mengangguk.
"Iya.."
"Wah, aku mah gak tahu. eh sini dong, kita ngobrol. Oh iya, ini temen kampus aku. yang itu yang rambutnya kayak cowok, si Eva.. temen aku waktu dulu les, yang sering nemenin aku nyekil kamu." Icha mengatakannya dengan sangat ringan, membuat ketiga temannya menyenggol-nyenggol bahunya sementara Adrian malah tertawa karena melihat tingkah lucu Icha.
Kemudian, mereka terlibat dalam sebuah pembicaraan yang sangat menyenangkan.
Dan di sudut sana, Mushkin yang hendak membelikan eskrim untuk meminta maaf pada Icha menghentikan langkahnya. Matanya terkunci, pada sebuah meja dimana empat wanita berkumpul dengan satu pria yang bergabung bersama mereka. sialnya pria itu duduk tepat di sebelah istrinya, dan mereka tertawa bersama.
Bahkan, ketika bersama Mushkin Icha tidak pernah tertawa seperti itu. gadis itu selalu berteriak-teriak marah, dan kesal, seolah-olah Mushkin memang selalu membuatnya kesal. padahal Icha selalu membuatnya tertawa.
Kalau di pikir-pikir lagi, kapan Icha tertawa karena dirinya? rasa-rasanya belum pernah.
Sementara Adrian, pria itu membuat Icha benar-benar tertawa dengan sangat lepas.
Hahaha! Apa-apaan! Pikiran macam apa yang melintas dalam kepalanya ini?!
Apa sindrom kehamilan Icha menular lagi padanya? Oh, sialan!!!
****
Ketika Icha sampai di rumah, Mushkin sedang tengkurap di atas sofa. Kepalanya tenggelam diatas bantal, dan yang membuat Icha heran adalah lagu menyedihkan yang sedang di dengar oleh suaminya itu.
Hell, apa yang terjadi dengan suaminya?
Icha berjalan mendekati Mushkin, menyentuh punggungnya,"Babang Mus!" Bisiknya. Kepala Mushkin bergerak, ia menatap Icha dengan sendu, "Udah pulang?" Tanyanya. Icha mengerutkan keningnya, pria ini kenapa?
"Kenapa sih?"
Mushkin menggelengkan kepalanya, ia menatap Icha dalam-dalam.
"Cha.. aku nyebelin ya?" Tanyanya. Icha mengangguk penuh keyakinan. "Sangat-sangat!"
Tentu saja! raja menyebalkan dan suaminya ini, dan ratu menyebalkan ya dia. Oh Tuhan, betapa jodoh selalu berpasangan.
"Maaf yah yaang, aku bisanya bikin kamu kesel terus. Aku suami macam apa sih ya.."
Icha menatap Mushkin, "kamu suami macam-macam! Kenapa sih? Aneh begini. Kamu gak kelilipan sendal kan yaaang?"
Mushkin tertawa, "Tuh kan.. gimana pun caranya, kamu selalu bisa bikin aku ketawa. Sementara aku, selalu bikin kamu kesel."
Icha semakin tidak mengerti, "Jangan-jangan kamu keselek gagang pintu yaang?"
Mushkin menggeleng, tawanya semakin bertambah, "Tuh kan.. ya Tuhan.. kamu bener-bener power buat aku yaaang.. tapi aku apa? aku malah kehancuran buat kamu."
Tunggu dulu..
Sebenarnya pria ini kenapa?
Sejak tadi berbicara nya aneh, melantur, dan menyedihkan, dan tolong hentikan lagu yang sedang ia putar!! Telinga Icha gatal karena nya.
"Yaang, kalau misalkan kamu gak bahagia sama aku.. aku harus lepasin kamu ya? kalau misalkan kamu bahagia nya sama orang lain, aku harus kasih kamu sama orang lain juga ya? kira-kira aku sanggup gak ya? rasanya.. aku gak sanggup banget."
PLETAAAK!!!
Satu tepukan keras Icha daratkan di kening indah suaminya.
"Ini laki kenapa sih? Apa-apaan ngomongnya? Maksud kamu apa? tiba-tiba bilang aku gak bahagia sama kamu?!"
Mushkin menenggelamkan kepalanya dalam-dalam, ketakutan muncul dalam dirinya. ia benar-benar ketakutan, kalau-kalau Icha tidak bahagia, dan Adrian lah yang bisa membuat Icha bahagia.
Mushkin masih ingat, ketika tadi dia bertanya pada Sharen, dan Sharen menjawab bahwa Adrian adalah orang yang pernah di sukai oleh Icha.
Dan memangnya dia siapa? Dia pria yang tanpa sengaja bertemu dengan Icha dan memaksa gadis itu untuk menikahinya?
Bisa saja kan Icha tidak benar-benar mencintainya? Bisa saja Icha hanya memaksakan perasaannya, karena Mushkin adalah suaminya.
Jadi bisa saja kan, Icha mungkin menderita berada di sisinya.
"Heh! Mustopa sayang! Kenapa sih? ngomong napa. Kalau gak ngomong! Aku gak mau buka celana nanti malem."
Astaga..
Mushkin ingin tertawa, tetapi ia malah merasa sangat sedih. Ia sangat suka ketika Icha berlaku agresif padanya, lalu kalau ia melepaskan Icha, pria lain akan mendapatkan perlakuan agresif Icha.. dan ia benar-benar tidak rela. Ia tidak mau!
"Hiiiii.. Mushkin alataaaaassss! Kenapa sihhh?" Icha benar-benar kesal. setelah membentak-bentaknya tadi. Bukannya meminta maaf, pria ini malah terlihat mengenaskan seperti ini.
"Yaaaang!"
Mushkin membenahi posisinya, ia duduk dan menghadap Icha, "Tadi aku mau beli eskrim, buat bujuk kamu. Ternyata aku liat kamu sama si Chef ganteng disana, kalian ketawanya lepas banget. sementara sama aku, kamu gak pernah selepas itu. jadi aku mikir, mungkin kamu lebih bahagia sama dia."
Icha menganga.
"Aku tanya Sharen, katanya Adrian itu kecengan kamu ya? kalau kamu gak nikah sama aku, mungkin kamu bisa nikah sama dia."
Mulut Icha semakin menganga dengan lebar. Coba katakan sinetron apa yang di tonton oleh suaminya sehingga ia bisa berpikir seperti itu!
"Kamu sehat yaang?" Tanya Icha. Mushkin mengangguk, "Tapi kalau aku lepasin kamu, kayaknya aku gak bisa jamin kalau aku bisa sehat."
Ya Tuhan..
Icha benar-benar ingin tertawa dengan sangat keras sekarang.
"Yaaang, kalau cemburu ya cemburu aja. gak usah sampe mengenaskan dan mendramatisir begini. Aku dengernya jadi pengen seblok kamu tau gak."
Mushkin mengangguk. Iya! Dia cemburu. Ya, dia sangat cemburu. Tapi, kenapa cemburunya malah mengundang sebuah perasaan menyesakkan begini? Bukannya marah-marah, ia malah terlihat sangat menyedihkan begini. Astaga, Mushkin sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya sekarang.
"Om Mus ku tersayang―"
"Jadi gimana Cha? Aku gak bisa lepasin kamu."
PLETAAAK!
"Lepasin lepasin! Kamu daritadi bilangnya lepasin mulu! Mau lepasin apa? lepasin baju aku? ya, ayo! Langsung laksanakan, jangan pake kode-kode begitu, heran deh kenapa aku yang harus mulai sih? Lama-lama aku gak mau ngangkang buat kamu!!!"
Mushkin masih mengenaskan begitu Icha menatapnya lagi.
"Aduh yaaang, kenapa sih? Kamu kalau merasa bersalah sama aku ya minta maaf yang bener. Bukannya bilang yang nggak-nggak! Emangnya aku apaan, dari kamu di kasih ke yang lain. Kamu lupa? Yang mau sama aku kan kamu aja. jadi sampai kapanpun aku gak pernah mau ninggalin kamu."
Icha mengedipkan matanya dengan cepat, tersenyum menggoda pada Mushkin. dia mendekat dan mencium bibir Mushkin.
"Aku cinta nya sama kamu yaang, gak usah mikir yang aneh-aneh, sampe mikir mau lepasin aku Cuma karena aku ketawa sama orang. Kalau misalnya aku ketawa sama Sule, kamu juga mau kasih aku ke Sule? Begitu?"
Mushkin menggeleng kuat, "Aku lebih ganteng yaang." Sahutnya.
"Yapp! Kamu lebih ganteng, tapi tetep.. gantengan pak Reno." Icha terkekeh, tapi begitu melihat rasa mengenaskan yang masih terpancar di wajah suaminya, cepat-cepat ia meralat ucapannya, "Tapi cinta aku buat kamu kok yaaang.. kalau Kajol punya Shahrukh khan, aku punya kamu."
"Apaan! Shahrukhkan bukan suami kajol."
"yaaa.. pokonya begitu lah. Aku kan gak bisa gombal! Emang kamu, playboy." Icha mencibir. Mushkin tertawa, "Iya.. aku playboy..tapi aku udah stuck sama satu cewek. Udah mentok, gabisa kemana-mana lagi."
Icha menatapnya, "nah kan.. kita gak bisa kemana-mana lagi, ke belakang, atau ke samping. Kita cuman bisa ke depan. Berjalan bersama ke depan yaaang. Yah, Adrian.. itu kan masa lalu, sama seperti kamu yang punya masa lalu, aku juga punya masa lalu."
Benar, Mushkin mengangguk untuk mengiyakan.
"Iya , kita gak bisa kemana-mana. Tapi aku bisa kok yaang, aku bisa keluar masuk."
APAAA?
Wajah Icha memerah.
Kalau sudah mesum begini, Mushkin sudah kembali seperti sedia kala!
"Yah, yah terserah kamu aja lah! Dan buat Adrian, dulu aku suka doang sama dia, kalau sama kamu kan aku cinta yaaang. Dan lagian kan aku juga ngangkang buat kamu, bukan buat Adrian. Jadi kamu jangan mikir yang macem-macem ya?"
Ya Tuhan.. dasar Icha!! Selalu saja! yang di katakannya tidak akan jauh-jauh dari nungging dan ngangkang. Ya ampun..
"Dasar miss nunga!" Gerutu Mushkin. Icha hanya tertawa, dia memeluk Mushkin dengan erat lalu menciumi wajahnya.
Aaah, suaminya hari ini kenapa menggemaskan sekali sih?
Sebegitu cinta nya kah ia pada Icha?
Wow.. hebat sekali..
Seblok : di guyur air
TBC
Hahahahaha
Jangan anggap part ini tolong..
Part ini hanya sekedar lewat saja! buat nyatuin feel yang sempet ilang dan susah di bangun karena aku lagi garalau ders wkwkwk makannya pendek jugaaa..
HAHAHAHAHA MARI TERTAWA BERSAMA DERSS!
DAN MARI MENGGILA BERSAMA WAKTU LIAT SI KEENAN!
Kalau begini terus aku bisa trauma sama keenan pearce, soalnya selalu inget ketika Mus cium Icha, gendong Icha, peluk Icha, aaaakkkk jodoh mana jodooohhh... hastagahhhh.. ternyata bikin beginian nyiksa diri sendiri. nasib lu khaaaa -__-
Oh ya, dan soal umur Icha.. muuph aku typo kemarin -__-
Memang bener Icha 23 tahun, nah kemarin itu maksudnya Icha bilang tanggal lahirnya, 29 begitcu derrrss :3
ITU FOTONYA DI EDITIN TEMEN AKUUU SI MAYA !!!
dia sempet gak mau karena mus nya kumisan katanya geli, ujung2nya dia mau wkwkwk
Dan maaf ya lama bangeeeeet :D aduh aku sendiri sampe stress nih, pusing sendiri. mumet rasanya.
Kena musibah, dan mendadak sibuk.
Aku bener-bener kangen kalian tau derrrsss.. rindu pokonya..
Rinduuuu.. rindu serindu-rindunyaaaaaaa~ *goyang ikan /?
Dan ders..
TOLONG SEMANGATIN AKUU!!! AKU BUTUH PENDONGKRAK!! AKU BUTUH DORONGAN KUAT BIAR BISA KEMBALI GILA BERSAMA MUSICHA!!! AYOOO KOMEN PANJANG PANJANG SEPANJANG JALAN KENANGAAAAAAAAN..
dan ayo tingkatkan peringkat Musicha lagi!!!! peringkat 111 soalnya sekarang wkwk tenggelam diaaaaa
Oke.. aku sayang kalian :*
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro