UNWANTED HUSBAND (FOUR)
Tiga Tahun Kemudian~
Suara musik elektrik menghentak sangat keras di seluruh penjuru ballroom. Lampu warna-warni yang membutakan mata menyorot setiap sisi panggung, tempat dimana para wanita cantik dengan gaun warna-warni yang indah sedang berlenggak-lenggok memamerkan gaun musim gugur rancangan desainer dari Prancis. Salah satu dari wanita itu adalah Yoona. Dia adalah model utama dalam fashion show malam itu. Dengan gaun fushcia panjang yang menjuntai hingga ke lantai dan batu-batu swarovski yang menghiasi setiap detail rumit di bagian dadanya, Yoona tampak memukau dan bersinar seperti bintang. Sang desainer berjalan di sampingnya dan dengan bangga memperkenalkan Yoona pada semua orang yang hadir malam itu.
Yoona begitu senang berada di sana, menjadi bagian dari dunia yang penuh dengan gemerlap lampu dan gaun-gaun mahal. Seluruh kerja kerasnya selama ini akhirnya terbayarkan. Bola matanya menyapu ke seluruh penjuru ruangan. Dia bisa melihat semua orang dari tempatnya berdiri dan semua orang bisa melihatnya dari tempat duduk mereka. Dia adalah pusat perhatian. Yoona begitu bangga dengan fakta itu. Dia berhasil mengikuti jejak mendiang ibunya untuk menjadi seorang supermodel.
"Tadi itu luar biasa. Kau bersinar seperti bintang, Yoongie!"
Crystal Kim, sahabat sekaligus asistennya, berceloteh dengan heboh sambil menggenggam sebuah flute champagne. Fashion show telah berakhir sekitar satu jam yang lalu. Mereka sedang berada di after party untuk makan malam dan berpesta dengan para tamu vvip. Para model biasanya menggunakan kesempatan itu untuk menggaet para pria kaya yang tampan dan memesona untuk menjadi kekasih mereka. Atau hanya sebagai one night stand.
"Thanks, Kim. Aku tidak bisa berada di titik ini tanpamu."
Yoona menyesap winenya dengan kalem. Dia telah berganti pakaian dengan mini dress hitam dengan belahan dada rendah yang sangat mengekspos lekuk tubuhnya. Tapi itu adalah bagian dari daya tariknya. Yoona menyadari potensinya ketika dia berumur lima belas. Dia selalu menjadi perhatian teman-teman prianya di sekolah karena lekuk tubuhnya dan parasnya yang cantik. Dia membuat semua aset-asetnya berguna untuk menunjang karirnya sebagai seorang supermodel. Tapi tidak lebih dari itu.
"No. Kau sangat bekerja keras sejak tiga tahun terakhir. Karirmu melesat sangat pesat. From zero to hero. Cheers."
Crystal mendentingkan gelasnya dengan milik Yoona sebelum menyerap champagnenya banyak-banyak. Dia kemudian menyenggol lengan Yoona dan membuat gestur ke arah seorang pria berambut tembaga yang sedang berjalan ke arahnya.
"Siwon sedang berjalan ke sini. God, dia sangat seksi malam ini. Kau benar-benar terkutuk jika melewatkan pria selezat itu."
"Aku sudah menikah, Kim. Ingat itu."
"Ck, aku tak menyangka kau masih mengingat suamimu setelah tiga tahun tidak pernah menemuinya. Aku penasaran, apakah pria itu bahkan masih mengingatmu sebagai istrinya?"
"Aku juga penasaran. Tiga tahun tanpa pesan dan tanpa telepon darinya. Kupikir dulu dia akan menelponku dan berkata, hey, aku suamimu. Kita sudah menikah. Tapi mengejutkannya, dia tidak. Grandpa juga tidak pernah menyinggung apapun soal pria itu di telepon. Grandpa sepertinya sudah cukup senang aku menikahi pria itu."
"Apa kakekmu tahu bahwa kau tidak pernah bersinggungan dengan pria misterius itu selama ini? Maksudku, apakah kakekmu tahu bahwa rumah tangga cucunya tidak sedang baik-baik saja?"
"Ck, kami baik-baik saja. See, kita tidak saling menghancurkan dan tidak saling menuntut. Bagiku ini sudah lebih dari cukup."
"Tetap saja, kau terikat pada pria itu. Kau tidak bisa menikah dengan pria lain jika statusmu masih menjadi istrinya. Kau tidak bisa mengencani si seksi Siwon jika pria misterius itu masih menjadi suamimu."
Yoona terdiam sejenak. Siwon sudah semakin dekat ke mejanya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa Crystal benar. Siwon sedang menuju ke arahnya dan Siwon mengincarnya. Yoona bukannya tidak bergetar mengetahui bahwa pria sekaya dan setampan Siwon menginginkannya. Tapi dia hanya tidak ingin merusak karir cemerlangnya. Dia perlu fokus untuk membuat pijakannya stabil sebelum dia memikirkan tentang berkencan, bertunangan, dan menikah. Pernikahan yang nyata. Bukan pernikahan yang terburu-buru karena tuntutan dari kakeknya.
"Menurutmu bagaimana jika aku menceraikannya?"
"Wow, itu pasti akan sangat menyakitkan. Tiga tahun dan tiba-tiba kau menceraikannya."
"Tapi kami tidak pernah saling bersinggungan dan kami tidak pernah saling menyentuh. Siapa yang tahu apa yang telah dia lakukan selama tiga tahun terakhir? Dia mungkin telah memiliki kekasih, atau tunangan, yang ingin segera ia nikahi, tapi dia terhalang dengan status kami."
"Wow, easy. Kau berpikir terlalu jauh. Menurutku jika suamimu benar-benar memiliki seorang tunangan yang akan dia nikahi, dia pasti sudah menghubungimu untuk membicarakan tentang perceraian itu. Tapi dia tidak."
"Mungkin dia hanya tidak ingin mengecewakan Grandpa. Sama sepertiku, dia pasti menghormati Grandpa karena dia tidak mungkin menyetujui permintaan Grandpa untuk menikahiku jika dia tidak respek pada kakekku."
"Atau mungkin dia hanya kasihan pada kakekmu. Jangan tersinggung," Crystal berbicara dengan cepat sebelum Yoona sempat membantah.
"Kita semua tahu seburuk apa kondisi kakekmu selama ini."
"Yeah, itu juga yang kupikirkan selama ini. Thanks karena kau sudah mengeluarkannya dari pikiranku. Sekarang aku merasa tidak terbebani lagi. Sudah saatnya aku mengakui bahwa Grandpa sudah tua dan kondisinya tidak sebugar dulu lagi. Selama ini aku hanya membohongi diriku sendiri karena aku sangat takut kehilangan Grandpa. Dia satu-satunya keluarga yang kumiliki."
"Not anymore. Sekarang kau memiliki pria misterius itu sebagai keluargamu. Dia suamimu."
Yoona mengerutkan keningnya, meneguk habis seluruh wine yang masih tersisa di gelasnya.
"Tapi aku mulai berpikir untuk mempertimbangkan idemu."
"Yang mana? Berkencan dengan Siwon atau menceraikannya?"
"Keduanya. Sudah saatnya aku membuka hatiku untuk seseorang."
"Hai. My gorgeous lady."
Tepat saat itu Siwon datang dan menyapanya. Siwon mengambil telapak tangan Yoona dan mencium punggung tangannya dengan lembut seperti seorang gentleman.
"Keberatan jika berdansa denganku?"
"Tidak, tentu saja tidak."
"Kalau perlu seret dia juga ke ranjangmu, Siwon," Crystal berseru dengan mulut besarnya.
"Kim!" Yoona melotot dengan sebal ke arah sahabatnya sebelum dia menatap Siwon dengan tatapan meminta maaf.
"Jangan dengarkan mulut besarnya. Kurasa dia mulai mabuk."
"It's ok. Sulit berpaling dari wanita secantik dirimu, Yoona," jari-jari Siwon terulur dan mengusap pipi Yoona yang merona dengan lembut.
"Mari kita lihat, apakah akan ada kesempatan untuk membawamu ke ranjangku setelah kita berdansa?"
"Mari kita lihat," Yoona balas menyeringai ke arah Siwon.
Dia menoleh ke belakang sekilas untuk melambai pada Crystal.
Siwon merangkul pinggangnya dengan lembut, menuntunnya ke tengah-tengah ballroom. Yoona menikmati tatapan iri setiap wanita yang diarahkan padanya. Tidak bisa menyangkal bahwa dia bangga dengan apa yang dia miliki saat itu. Karir yang cemerlang, fisik yang indah, dan janji masa depan yang menggiurkan.
"Kau sangat cantik malam ini, Yoona."
Wajah Siwon memenuhi seluruh pandangannya. Itulah masa depan yang dilihat oleh Yoona. Seorang pria setampan dan sesolid Siwon adalah apa yang ia cari selama ini.
"Thanks. Kuharap aku cukup memukaumu malam ini."
"Kau mengalihkan seluruh duniaku sejak pertama kali aku melihatmu satu tahun yang lalu di Las Vegas."
"Itu... Yeah, malam yang amazing."
Siwon menarik pinggang Yoona mendekat ke arahnya. Telapak tangannya dengan lembut membelai punggung telanjang Yoona, memanjakannya dengan setiap sentuhannya. Mereka berdansa dalam alunan musik klasik yang merdu dan syahdu. Tatapan mata mereka terkunci satu sama lain. Dalam jarak sedekat itu, Yoona hampir tidak menemukan cela sedikitpun dalam diri Siwon. Wajah yang tampan, senyum yang mempesona, dan kepribadiannya yang sehangat matahari pagi. Yoona mengakui dirinya meleleh berada di dekat Siwon.
"Aku telah mengagumimu selama satu tahun terakhir, Yoona. Aku selalu memperhatikanmu dan hadir di setiap fashion showmu."
"Aku sangat menghargainya. Terimakasih banyak."
"Aku ingin lebih dari sekedar dihargai."
Yoona mengangkat sebelah alisnya. Bukanya dia tidak bisa menangkap sinyal-sinyal dalam kata-kata Siwon. Tapi dia hanya ingin sebuah kejelasan yang akan membuatnya yakin untuk memilih Siwon.
"Aku menginginkanmu. Dengan utuh."
Siwon memutar tubuh Yoona ketika tempo lagu berubah menjadi sedikit lebih cepat. Dia kemudian menarik Yoona ke arahnya hingga tubuh mereka saling berbenturan. Siwon mendekap Yoona erat-erat di dadanya dan berbisik dengan lembut di telinganya.
"Jadilah wanitaku, Yoona. Aku mencintaimu."
Kata-lata Siwon tidak meninggalkan apapun selain keterkejutan yang membuat Yoona terpana. Dia belum pernah mendengar seorang pria mengatakan sesuatu yang seromantis itu padanya selama ini. Bahkan tidak dengan suaminya.
"Baby, jawab aku," Siwon mengangkat dagu Yoona dengan lembut.
"Siwon... Aku..."
Tak sengaja Yoona melihat ke arah Crystal yang sedang melambai-lambai ke arahnya sambil menggenggam ponselnya. Crystal melambai sekali lagi ke arahnya dan menggumamkan sesuatu seperti call dan urgent.
"What?"
"Maaf, aku harus pergi. Crystal memanggilku."
"Dan jawabanmu?"
"Aku akan menjawabnya setelah aku menemui Crystal."
Yoona buru-buru melangkah ke arah Crystal. Dia mulai dihantui kepanikan karena Crystal tidak bisanya menginterupsinya saat dia sedang bersama seorang pria. Persahabatan mereka selama bertahun-tahun membuat Crystal begitu mengetahui dirinya, luar dan dalam. Mereka telah sepakat sebelumnya bahwa Crystal hanya boleh menginterupsi Yoona ketika dia benar-benar memiliki sesuatu yang penting, yang berhubungan dengan kakeknya.
"Ada apa?"
"Huh, syukurlah kau melihat ke arahku. Aku hampir frustrasi untuk memanggilmu."
"Katakan padaku ada apa, Kim. Kau membuatku khawatir. Apakah ini tentang kakek?"
"Aku tidak yakin."
Crystal mendorong ponsel putih itu ke arah Yoona. "Seseorang ingin berbicara denganmu."
Yoona mengerutkan keningnya membaca sedert nomor tak dikenal di layar ponselnya. Itu adalah ponsel pribadinya. Dia memiliki dua ponsel yang berbeda untuk urusan pribadi dan pekerjaan. Selama ini dia hanya membagikan nomor pribadinya pada orang-orang yang benar-benar dekat dengannya dan dia hanya menyimpan nomor orang-orang yang ia anggap penting baginya.
"Dia tidak ada dalam daftar kontakku. Aku tidak perlu mengangkat teleponnya."
"Pria ini bersikeras ingin bicara denganmu. Aku telah mengatakan padanya bahwa kau sedang bersama seorang pria dan tidak bisa diganggu. Dia memintaku untuk memanggilmu dan dia akan menelpon lagi. Katanya ini tentang kakekmu."
Yoona harap itu bukan hanya sekedar prank. Dia segera menepi ke sudut ballroom yang sepi dan tenang sebelum mengangkat panggilan itu.
"Im Yoona. Siapa ini?"
"Kau pikir siapa yang akan menelponmu untuk membicarakan tentang kondisi kakekmu?"
"Kau siapa? Darimana kau mendapatkan nomorku. Dan aku telah memiliki seseorang yang benar-benar kupercaya untuk menjaga kakekku. Jadi kecuali kau adalah dokter yang menangani kakekku, aku tidak mau berbicara denganmu."
"Aku bukan penipu."
"Lalu darimana kau mendapatkan nomor pribadiku?"
"Darimu."
"Tidak mungkin. Aku tidak membagikan nomorku dengan sembarangan. Siapa kau sebenarnya?"
"Kau terbukti telah membagikan nomormu dengan sembarangan."
"Dan katakan padaku siapa kau sebenarnya. Aku memiliki urusan penting dan kau hanya membuang-buang waktuku."
"Baiklah, nona sok sibuk. Aku adalah Dokter Lee Donghae. Suamimu. Kembalilah ke Chicago malam ini juga karena kakekmu sedang kritis. Hidupnya mungkin tidak akan lama lagi."
Genggaman Yoona di ponselnya melemah. Ponsel itu meluncur dengan keras di atas lantai dengan suara Lee Donghae yang serak dan dalam sedang memanggil-manggil namanya.
Yoona tidak tahu apa yang membuatnya syok saat itu. Kabar tentang kakeknya yang sedang kritis, ataukah karena dia akhirnya mendengar suara suaminya setelah tiga tahun hidup tanpa mengenal suaminya sendiri?
Note: Terimakasih buat yang udh DM dan beli ebooknya. Aku terharu bgt karena kalian masih seantusias itu buat baca karya2 aq. Sekali lagi terimakasih ^^ Kalian yang bikin aku semangat nulis dan berkarya <3 LOVEEEE
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro