♧•ー 01 ー•☆
Semangat bacanya kawan, saya pun bosen bacanya karna kebanyakan literasi.
*****
"Hoaamh.. huhh bosannya~ aku mau memasak! Mana sih Rinne-kun?! Minta titip beli beras, bumbu racik dan es krim saja sampai nunggu 1 jam lebih!!" Niki terus menggerutu di sofa sembari mencatat resep dari acara masak yang sedang ia tonton.
"Mumumu..!! Mengesalkan sekali..! Haahh.. perutku jadi lapar karena mengomel terus -ssu, mana snack yang dibeli kemarin sudah habis pula, ditambah musim panas yang menyiksa ini, haaahh.. :(" Keluh Niki sembari mengusap perutnya yang keroncongan.
Tiba-tiba pintu apartemen Niki dibanting dengan kuat, menampakkan sosok bersurai merah pekat dengan tangan yang penuh belanjaan sedang tersenyum cerah mengalahkan panasnya matahari diluar sana.
"Niki! Niki!! Orecchi punya big news nih!! Kyahahah!! Senangnyaa~! ★" tanpa salam iapun dengan terburu" melepas sepatunya dan menghampiri Niki dengan tergesa-gesa, tak lupa Ia menutup pintu terlebih dahulu.
"UGYAA?!! M-Maling?!!! M-m-maafkan aku, aku tidak memiliki duit -ssu! Dagingku juga tidak enak untuk dimakan!-" Pekik Niki sembari memakai remot tv dan bantal sofa sebagai perlindungannya.
"Hah? Kau kenapa sih? Seperti habis melihat hantu saja." Ucap Rinne sembari mendekati Niki, ia menyondorkan es krim rasa vanilla kepadanya.
Niki mengerjap sebentar saat mendengar suara Rinne, iapun mengintip sebentar dari bantal yang sedang menutupi wajahnya.
"R-Rinne-kun kah??.." Tanya Niki sembari toel-toel pipi Rinne.
"Iya donk! Memang siapa lagi yang bisa setampan orecchi sih~?! Kyahaha! ★" Seru Rinne sembari ketawa ala Rinne.
"Hisshh! Kenapa masuk tanpa salam dulu sih -ssu?! Aku kira tadi penculik yang sangar itu masuk loh -ssu!" Kesal Niki sembari menggembungkan pipinya.
"Hehe, maaf, maaf~ orecchi terlalu senang sih tadi! Nih es krim titipanmu, cepat dimakan sebelum meleleh! Berasnya orecchi taruh di meja makan dulu!" Seru Rinne sembari melemparkan senyum lebar kearah Niki.
Niki yang melihat es krim yang disondorkan kepadanya langsung senyum lebar dan disekitar tubuhnya dipenuhi aura kerlipan sangking senangnya.
"Es krim...!!" Seru Niki sembari menerima es krim tersebut dengan senang hati.
"Kyahaha! Berterimakasihlah kepada orecchi yang rendah hati ini! ♪" Ucap Rinne sembari duduk di samping Niki.
"Nahaha~!! Terimakasih, Rinne-kun! Aku suka sekali es krimnya -ssu!" Ucap Niki sambil tersenyum manis.
Rinne yang melihat senyum itu seketika salah tingkah, mulai muncul rona tipis disekitar pipinya.
"Uughh.. i-iya, iya~! Teruslah berterimakasih atas kebesaran hati orecchi! Kyahahah~!!" Balas Rinne dengan cengiran khasnya meski rada gugup.
"Hum hum! Aku akan terus berterimakasih kepadamu -ssu! Dan.. apa kau membeli bumbu raciknya -ssu??" Tanya Niki yang masih memasang senyum manisnya, Ia sangat percaya kalau Rinne membeli segala yang Ia titipkan kali ini.
Namun sayangnya tidak sesuai ekspetasi, Rinne disitu hanya terdiam sembari melirik kearah lain dengan wajah sok polosnya.
"Heeh?? Memangnya kau pernah menyuruh orecchi membeli bumbu racik~??"
"Ya iyalah -ssu!! Bahkan aku menulis listnya secara rapi dan menggunakan huruf kapital -ssu! Masa bisa kau lupa untuk membelinya?! Aahhh..! Padahal aku sudah sangat kelaparan daritadi! >:("
"Berisik sekali! Kau cuman seorang Niki jadinya diam saja! Jangan membentak tuan-mu yang agung ini!" Kesal Rinne sembari menarik rambut ponytail Niki dengan kuat.
"Oucch..!! Awwkh! Sakit -ssu!! Dan kenapa aku yang dimarahi?! Kan seharusnya aku yang memarahi Rinne-kun! :((" Seru Niki sembari memekik saat rambutnya itu ditarik kuat oleh Rinne.
"Ckk, yasudahlah. Kali ini akan orecchi maafkan kau." Kata Rinne yang lalu melepas tarikan di rambut Niki.
"Loh itu seharusnya kalimatku -ssu! Tapi aku tidak akan memaafkan Rinne-kun sih!"
"Aahh? Kau sudah berani menentang orecchi? Nyalimu besar juga ya, padahal cuman seorang budak~" Rinne menarik dagu Niki agar mendekat dengan wajahnya.
"Apa perlu orecchi 'disiplinkan'?- Nggak.. maksudnya 'hukum'~??" Ujar Rinne sembari mengeluarkan senyum menggodanya dan mengelus dagu Niki dengan lembut.
"N-Nni?!! •\\\•" Niki tersentak pelan saat diperlakukan begitu, wajahnya jadi penuh dengan rona merah. Ia terus menahan suaranya agar tidak memekik.
"Hum?? Ada apa dengan reaksimu itu~?? Oohh..! Biar orecchi tebak~!!" Rinne mendekatnya bibirnya ke telinga Niki.
"Apa kau terpikir 'hukuman' yang orecchi maksud ialah berbuat mesum?? Kyahaha~! Niki-kyun ternyata mesum sekali ya~♪" Ujar Rinne sembari berbisik seduktif, tak lupa Ia menjilati telinga Niki secara perlahan.
"Eekh?!!!?!??!?!?!! R-R-Rinne-kun...!!!! '\\\\'" Niki memekik pelan saat telinganya dibegitukan, Ia memukul pelan pucuk kepala Rinne dengan wajahnya yang bak memerah mau meledak.
"Aduhh..~!! >~•)" Rintih Rinne yang suaranya diimut-imutkan.
"Tidak usah berlagak seperti perempuan begitu -ssu, membuatku jijik saja!" Seru Niki sembari menatap ilfeel.
"Apa-apaan tatapanmu itu~! Kau mau orecchi potong rambutnya kah??! Kyahaha~!!★" Rinne merangkul Niki dengan erat dan mengacak-acak surai Niki.
"Jangan begitu -ssu!! Rambutku ini ialah charm point-ku -ssu yo! :'( " Niki segera melindungi rambutnya sembari mendorong agar Rinne menjauh dari dirinya.
"Rambutmu kan sudah panjang! Masa mau dipanjangin lagi sih? Apa jangan-jangan kau mau memanjangkan rambutmu sampai sepanjang Rapunzel?! Kyahaha! Niki-kyun girly sekali~♪" Ujar Rinne sembari mentoel-toel pipi Niki.
"Aku tidak mau memanjangkan rambut sampai sepanjang itu -ssu yo! Bikin gerah saja..! Sudah sana menjauh -ssu, aku kepanasan tahu!" Kesal Niki sembari menggembungkan pipinya.
"Iya dehh~ orecchi juga jadi gerah sendiri kalau memelukmu! Kyahaha~!" Seru Rinne sembari menangkup kedua pipi Niki.
"Mugyuu! Ada apa lagi -ssu??" Niki mengerjapkan matanya kebingungan.
Rinne tidak menjawab dan hanya tersenyum pelan, membuat Niki semakin kebingungan.
Tiba-tiba Ia merasa ada sebuah benda yang lembut nan sedikit basah menyentuh bibirnya.
"...hmffh?!!" Niki terkejut tak main, ternyata Rinne sedang mencium bibirnya.
Rinne yang berhasil mendapat reaksi dari Niki segera melepas ciumannya sembari tersenyum penuh kemenangan.
"Jangan terlalu imut seperti itu donk~ orecchi jadi gemes tahu! ♪"
Rinne pun menjauh dari Niki dan beranjak menuju kamarnya. Meninggalkan Niki yang masih kaget disitu.
"..Ah-" es krim yang sedang ia makan sampai terjatuh ke lantai.
"........ •\\\\\•?!!!" Wajahnya langsung memerah padam, kepulan asap mulai bermunculan dikepalanya.
Ia menyentuh bibirnya secara perlahan, mencoba mengingat tekstur bibir Rinne yang telah merebut first kiss-nya.
"R-R-R-RINNE-KUN BODOH...!!!"
****
Rinne memanglah orang yang sembrono dan suka melakukan segala hal yang Ia sukai tanpa mau dikekang. Hobinya juga bukanlah suatu hal yang bagus, yaitu berjudi. Namun meski begitu dia bukanlah orang yang bejat.
Meski dia sering menggoda Niki dengan godaan dewasanya, selama memulai hubungan dengan Niki, Ia tak pernah sekalipun menyentuh Niki tanpa seizinnya. Bahkan untuk ciuman hanya sekadar di kening ataupun di pipi belaka.
Dulu dia pernah ingin mengajak Niki untuk berciuman, namun sang empunya yang belum siap malah menangis dan mengukir luka dalam bagi Rinne.
Dia tak suka melihat sang pujaan hati bersedih akan perbuatannya meski mengatas namakan cinta.
Ia menginginkan Niki yang tersenyum cerah dan membalas rasa cintanya tanpa membebankan kedua belah pihak.
Semenjak itu Ia tak pernah melakukan hal yang tidak-tidak kepada Niki, kejadian waktu itu dia jadikan pelajaran agar tidak terulang lagi di lain waktu.
Maka dari itu, ciuman kali ini terasa sangat spesial baginya. Meski Niki sekarang sedang merajuk atas perbuatannya, namun dia tidak menolak rasa cinta tersebut. Dia tidak menangis ataupun ketakutan seperti waktu itu.
"Hmph! Hari ini kau tidur di sofa ya -ssu?! Dasar Rinne-kun bodoh! Es krimku sampai jatuh ke lantai -ssu yo! Kau mesti tanggung jawab ya?!" Ucap Niki yang sedang merajuk, dia terus menghentakkan kakinya di kasur bak bocah yang sedang merajuk karena tak dibelikan mainan.
"Maaf dehh~ nanti orecchi ganti es krimnya~ berapapun bakal orecchi belikan!" Seru Rinne sembari mengelus surai Niki dengan lembut, dia tersenyum tipis melihat tingkah laku Niki yang menggemaskan.
Niki yang mendengar hal tersebut perlahan menoleh kearah Rinne sembari menatap penuh selidik, "Kau tidak bermaksud menipuku kan -ssu??"
"Tidak donk! Kapan sih orecchi menipumu~??" Ujar Rinne sembari memberikan senyum yang meyakinkan agar Niki percaya.
"...!! Kalau begitu belikan 5 es krim varian rasa buatku -ssu!!" Seru Niki sembari tersenyum lebar.
"Kyahaha! Boleh, boleh~ ayo sekalian pergi saja sekarang! Orecchi juga mau beli snack buat esok hari nih~!! ★" Kata Rinne sembari mengacak pelan rambut Niki.
"Eeh?! Sekarang -ssu?! Tapi apa tidak panas?? Di dalam rumah saja sudah sepanas ini, apalagi keluar -ssu! :(" Tanya Niki sembari mengibaskan tangannya guna mengipas wajahnya.
"Hahh? Masa cuman karena sedikit panas saja kau jadi lembek begitu! Musim panas itu untuk dihadapi bukannya dihindari~!!" Seru Rinne sembari melipat tangannya bangga.
"U-uughh.. tapi nanti rasanya kulitku akan meleleh jikalau keluar rumah -ssu!" Ujar Niki.
"Hah? Lebay sekali kau ini! seperti ibu-ibu yang habis nonton sinetron saja!" Kata Rinne sembari menyentil jidat Niki.
"Aduuh! Jangan sentil jidatku donk -ssu!" Ucap Niki sembari merintih pelan.
"Cuman disentil sedikit saja juga~ Niki-kyun lebay ah!" Ucap Rinne sembari mengelus bekas sentilannya.
"Huuh...! Rinne-kun kenapa suka sekali menyiksaku sih -ssu?! Tolong ingat bahwasannya aku ini penyelamatmu. Seharusnya aku lebih dihormati donk -ssu!" Ketus Niki sembari mengerucutkan bibirnya kesal.
"Loh kan orecchi udah menghormatimu, orecchi udah coba biar kau memanfaatkan tubuh orecchi tapi terus-terusan ditolak mentah-mentah! Salah sendiri donk!" Ujar Rinne sembari berkacak pinggang.
"Dih, gamau -ssu. Rinne-kun tidak enak, dari aromanya saja sudah bikin tidak selera." Balas Niki sembari geleng-geleng menolak.
"Udah ah ayo buruan pakai bajumu! Biar kita keluar beli es krim dan yang lainnya! Orecchi juga belum beres-beres buat besok pula-" Kata Rinne sembari mengambil ranselnya dan mencari beberapa setelan baju yang akan dipakai dikemudian hari.
"Hah? Rinne-kun beres-beres buat apa -ssu? Memangnya besok mau kemana??" Tanya Niki sembari menatap Rinne bingung.
"Aahh!!! Orecchi belum bilang yah?! Kyahaha~!! Maaf, maaf! Tadi kau ngerocos terus sih~♪" seru Rinne sembari tertawa pelan.
"Kesampingkan itu, jawab pertanyaanku dulu -ssu!! Rinne-kun besok mau kemana??" Ucap Niki.
Rinne menaruh ranselnya di dekat lemari dan kembali mendekat ke Niki.
"Niki, dengarkan baik-baik.." Rinne memegang kedua pundak Niki.
"U-uuh? B-baiklah, aku akan mendengarkannya -ssu..," Niki mendadak tegang sendiri.
"Sebenarnya tadi pas di kasino, teman orecchi ada yang menang lotre ke pantai gratis untuk 6 orang selama 5 hari! Dan orecchi diajak pergi juga!! Gyahahah~! Gasabar dehh! ★"
"Eh? Berarti besok kau mau pergi berlibur kah -ssu??"
"Iyap iyap!"
"Tanpa aku..??"
"Umm.. iyap..?" Jawab Rinne dengan ragu.
"..ah.. begitu ya -ssu..," Niki tersenyum kecut sembari menunduk sebentar, "Kalau begitu selamat bersenang-senang -ssu! Ayo kita cepat-cepat beli bahannya juga agar kau bisa bersiap-siap untuk esok hari~" Ujar Niki sembari tersenyum lebar. Iapun beranjak dari kasurnya guna mencari kaos yang layak pakai di musim panas.
"O-oke.., ayo ayo~"
Rinne melihat Niki yang bersenandung pelan sambil memakai setelannya.
'Apa dia marah ya? Atau sedih? Tapi tadi senyumnya ada yang terlihat dipaksa ..? Huuh.. padahal orecchi mau bawa dia juga, tapi yahh teman orecchi bukannya baik semua, nanti kalau dia diapa-apain sama mereka kan repot juga. Nanti kalau orecchi keduluan bagaimana? Nanti kalau Niki sudah tidak polos lagi bagaimana? Nanti, nanti.., nanti..-' Rinne langsung overthinking disitu sambil menopang dagunya.
"Rinne-kun?? Ayo pergi! Jangan lama-lama donk!" Seru Niki sambil menggandeng kedua tangan Rinne dan menariknya pelan. Senyumnya itu cerah sekali, sampai-sampai mata Rinne mendadak tidak bisa melihat apa-apa sangking cerahnya.
'T-Terlalu terang..!'
Rinne hanya mengangguk pelan sambil memejamkan matanya erat. Ia membalas gandengan Niki, tangan sebelahnya yang luang mengelus kepala Niki dengan lembut.
'Aduh padahal bocah ingusan, tapi kok sayang ya?'
Bersambung ...
Anjir 1,8K word. Isinya gajelas semua pula.
Semoga kalian ga bosen ya liat Rnnk bermonolog (baca: ngebacot).
Hehe boi, boleh nih titipin Vote sama Komennya disini 👁👁
Stay tune buat chapter selanjutnya ya. Lope lope.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro