Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

☆Yeoubi || Itsuki Shu×Kagehira Mika☆

"Ada apa, Kagehira?" Itsuki Shu, laki-laki berambut merah muda itu menghampiri seseorang yang memasang wajah murung.

"Aah... oshi-san." Lelaki bernama Kagehira Mika menggeleng sambil tersenyum lebar, tampaknya ia sadar bahwa Shu sedang mengkhawatirkannya. "Ngg, aku tidak apa-apa, sungguh. Hanya saja musim panas sudah datang, cuacanya agak terik."

"Benar ya, sudah musim itu ...." Shu menatap ke luar jendela. Sinar matahari memancar memasuki ruangan lebih terang dari biasanya. Suara jangkrik juga lebih kedengaran daripada biasanya.

Musim panas memang salah satu musuh besar bagi manusia, terutama lagi bagi para idol yang tetap harus menyanyi dan menari meskipun hari begitu panas. Namun, tetap saja, musim panas juga adalah salah satu kesempatan bagi mereka, Valkyrie, agar dapat selangkah lebih maju dari sebelumnya.

Akhir-akhir ini, Valkyrie melakukan berbagai macam hal, berusaha untuk mengembalikan nama baik mereka serta sekali lagi kembali menyebarkan seni mereka ke seluruh Jepang--lebih tepatnya ke seluruh dunia. Mereka telah berusaha dengan sangat baik, terlebih lagi Mika. Sesekali mereka perlu beristirahat--atau paling tidak, begitulah yang dipikirkan Shu.

"Mika-chan." Terdengar sebuah suara tinggi yang feminim memanggil Mika.

"Mado-nee, ada apa?" balas Mika dengan dialek Kansai-nya yang khas.

Sekarang di depannya muncul seorang perempuan berambut pirang dengan iris mata emerald indah.

"Eh?! Mado-nee berubah menjadi manusia?!" teriak Mika, tidak bisa mempercayai matanya.

"Hora, Kagehira, kamu berlaku tidak sopan kepada Mademoiselle. Aku tahu Mademoiselle itu cantik seperti boneka, tapi kamu tidak seharusnya mengatakannya seperti itu," tegur Shu.

Mademoiselle tertawa ringan. "Tidak apa-apa kok, Shu-kun. Mika-chan sungguh imut ya?"

Sementara Mika masih kebingungan dengan situasi saat ini. Mademoiselle menepuk kedua tangannya.

"Bagaimana kalau kita semua pergi ke pantai?" saran Mademoiselle. "Fufu, sebenarnya Shu-kun yang ingin mengajak Mika-chan pergi, tetapi kelihatannya dia agak malu."

"Mademoiselle--" Shu berusaha membantah namun kalimatnya segera dipotong oleh Mademoiselle.

Mademoiselle tersenyum. "Mari pergi bersama ya?"

Shu berusaha menemukan kalimat yang tepat untuk dilontarkan, namun tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Kagehira, jangan menatapku seperti itu--ah! Mademoiselle juga!"

Shu akhirnya menyerah dan menyetujui saran Mademoiselle. "Ugh, aku mengerti, aku mengerti. Mari pergi ke pantai."

Mata Mika terlihat berbinar-binar, perkataan Shu sukses membuat Mika sangat bahagia sampai-sampai ia melupakan rasa lelah dan seberapa panasnya cuaca hari ini. Oshi-san mengajaknya ke pantai bukan untuk melakukan kegiatan idol melainkan liburan!

"Yatta ne, Mika-chan?" Mademoiselle mengangkat kedua tangannya. Mika mengulurkan tangannya untuk melakukan highfive dengannya. "Yey~"

"Hmm!" Mika mengangguk antusias.

Shu yang melihat tingkah mereka berdua hanya bisa menggeleng sambil tersenyum kecil. Melihat kebahagiaan Kagehira juga telah menjadi kesenangan tersendiri baginya.

*

Hari terus berganti meskipun Mika sangat bersemangat dan hampir tidak bisa tidur sama sekali. Ia sangat tidak sabar untuk menjemput hari esok.

"Akhirnya, hari ini tiba!" ucapnya saat melihat tanda senyum besar di kalender yang ada di sebelahnya.

Terlihat beberapa tas dan koper telah siap dan berjejer di bawah tangga. Hari ini juga mereka akan pergi ke pantai di Okinawa dan juga menginap di sana selama sehari lalu pulang keesokan harinya.

"Semua sudah siap kan?" Mata Shu menyapu sekali lagi ke arah koper-koper dan tas mereka untuk mengecek, memastikan tidak ada yang tertinggal.

"Hm! Lengkap semua!" Mika membalas, tersenyum sambil mengacungkan jempolnya mantap.

"Sudah lama bukan kita tidak bepergian bersama?" Mademoiselle menuruni tangga lalu merangkul lembut tangan Shu dan Mika.

Mereka menaiki pesawat yang sudah dipesan Shu beberapa hari lalu. Penerbangannya memakan waktu cukup lama, jadi Shu menyuruh mereka untuk beristirahat terlebih dahulu.

Mika yang masih sangat bersemangat, beberapa kali mengintip ke luar jendela pesawat, melihat langit biru dan awan-awan. Shu yang sudah biasa naik pesawat hanya duduk diam dan mengeluarkan sketchbook-nya, berusaha mencari ide untuk desain kostum baru Valkyrie.

Mademoiselle juga biasanya mengikuti Shu menaiki pesawat untuk bepergian, namun kali ini rasanya menyenangkan melihat ada keberadaan Mika di samping Shu.

"Mado-nee, mau permen?" Mika merogoh kantongnya dan mengulurkan beberapa butir permen dengan rasa yang berbeda kepada Mademoiselle.

Mademoiselle mengangguk dan meraih salah satu permen dari tangan Mika. "Tentu, dengan senang hati. Terima kasih ya, Mika-chan."

"Oshi-san juga mau?" Pandangan Mika kini beralih kepada Shu. Disodorinya tangan yang penuh permen itu kepada Shu.

Tangan Shu yang mulanya bergerak gesit di atas kertas--menggambar sketsa kasar model pakaian--kini berhenti. Shu kemudian memfokuskan atensinya kepada Mika.

"Maa ... kali ini aku akan menerimanya," balas Shu sambil meraih satu permen dari Mika, "tapi ingat jangan makan terlalu banyak permen, kau juga harus makan dengan benar."

"Ehehe~ Aku mengerti." Mika mengangguk lalu bersenandung ria. Ini adalah hari terbaik!

*

"Pantai!" Di depan Mika sekarang terbentang pasir-pasir, sederet gigi putihnya terlihat. Benar, Shu telah memesan hotel yang berada tepat di seberang pantai agar mereka bisa bermain sepuasnya.

Shu berteriak dari belakang, menyuruh Mika untuk ikut mengangkat koper dan tas-tas itu sampai ke hotel dulu.

"Non, non, non! Kagehira, bagaimana bisa kau membiarkan Mademoiselle mengangkat ini sendirian?" ucap Shu dengan lantang sambil memegang dahinya.

"Aah, gomen, oshi-san. Aku lupa." Mika menunduk lalu segera meraih tas sebanyak yang ia bisa.

"Mika-chan sudah tidak sabar ya." Mademoiselle tertawa pelan.

Mika mengangguk lalu menatap ke tanah. "Nngah, gomen, mado-nee. Aku terlalu bersemangat ...."

"Tidak apa-apa, Mika-chan. Aku senang melihatmu senang," balas Mademoiselle menepuk pelan bahunya. "Ayo cepat kita pindahkan barang-barang ini ke hotel ya?"

"Hmm ...."

Jam menunjukkan pukul 10. Hari masih panjang, mereka masih bisa bersenang-senang!

"Makan siang dulu," ucap Shu sehabis mereka selesai merapikan koper di kamar. "Kau perlu makan, Kagehira."

"Nnaa, aku mengerti." Wajah Mika menjadi sangat muram, dia sangat ingin segera turun ke pantai.

"Yang dikatakan Shu-kun itu benar, Mika-chan. Kita harus makan terlebih dahulu agar mempunyai tenaga untuk bermain bukan?"

Mendengar perkataan Mademoiselle yang masuk akal, Mika segera mengangguk mengerti. "Benar juga. Arigatou na, Mado-nee!"

Setelah makan siang selesai, Mika akan segera pergi ke pantai--itulah yang dipikirkannya, namun tampaknya dia lupa satu hal.

"Nggh?! Harus menunggu?" Benar, setelah makan tidak boleh langsung melakukan aktivitas.

"Uwaaah. Benar jugaaa! Aku telah ditipu!"

Akhirnya Mika harus duduk selama satu jam tanpa melakukan apa-apa. Yah, setidaknya mereka bisa melihat pemandangan indah dari kamar hotel dan latihan vocal selama itu.

"--uketsuide tsukurou ... warera tomo ni ...."

"Selanjutnya kita akan latihan lagu apa, oshi-san?" tanya Mika yang kelihatannya hampir lupa tujuan dari perjalanan ke Okinawa hari ini.

"Sampai di sini saja, Kagehira." Shu melihat jam yang ada di kamar hotel. "Kamu bisa istirahat dan bermain sekarang."

"Ah, benar, kita kan sedang ada di Okinawa. Kenapa aku malah melupakan hal ini!" Mika menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ayo, oshi-san, Mado-nee! Kita pergi bersama!"

Mika menarik tangan Shu dan Mademoiselle dengan antusias.

"H-hora, Kagehira! Pelan-pelan, pelan-pelan."

Setelah sampai, Kagehira melepas sepatunya lalu berlari-lari dengan riang di atas pasir.

"Mika-chan bersemangat sekali," ujar Mademoiselle sambil duduk santai di atas kain dengan payung di sampingnya.

"Ya ... dia sudah bekerja keras, setidaknya hari ini biarkan dia bersenang-senang," balas Shu.

Mademoiselle tersenyum tipis. "Seharusnya kamu mengatakan hal itu di depannya, Shu-kun. Mika-chan pasti akan sangat gembira mendengar hal itu."

"Hmph."

"Tidak mau jujur, ya?" Mademoiselle tertawa. "Suatu hari aku yakin kamu akan bisa mengatakannya."

Tiba-tiba, sebuah percikan air mengenai Shu.

"Ugh, apa ini--" Shu memandang asal datang percikan air tersebut, namun yang dilihatnya malah wajah cengengesan Mika.

"Nngah, gomen, oshi-san ...."

"Kau yang meminta ini ya, Kagehira!" Shu kembali membalas Mika.

Mika tertawa. "Wah, itu curang, oshi-san!"

"Terima ini!"

"Fufu. Wajah kalian berdua saat ini terlihat seperti anak kecil," ucap pelan Mademoiselle, mengamati mereka berdua dari kejauhan.

*

"Sudah saatnya pulang ya?" Mika menatap matahari yang mulai terbenam.

"Lebih tepatnya, kita akan tidur di hotel hari ini dan pulang besok pagi," balas Shu.

Cahaya merah kejinggaannya terlihat sangat indah dan hangat, membuatnya merasa seperti ingin menangis. Mika sangat bersyukur dapat bertemu dengan Shu, ia tidak dapat membayangkan hidupnya tanpa Shu.

Sejenak terlintas di pikirannya bagaimana jika di saat itu Shu tidak bolos dari lesson-nya dan berakhiran di prefektur Mika. Jika Mika tidak lari dari panti asuhan di hari itu, apakah semuanya akan berbeda?

Shu sudah lebih menganggapnya sebagai seorang manusia sekarang, bukan hanya sebagai bonekanya. Tentu saja hal ini membuatnya senang. Meskipun sebenarnya, ia tidak peduli apa yang terjadi padanya. Asalkan Mika bisa menjadi berguna bagi Shu, semua itu sudah cukup. Mika segera menggeleng dan menepis segala pemikirannya itu.

"Kita sudah cukup puas bermain bukan?" tanya Shu sambil memalingkan pandangannya pada Mika. Dia sudah sangat lelah.

"Kamu menikmatinya, Mika-chan?" tanya Mademoiselle.

Mika mengangguk. "Sangat! Sampai rasanya aku masih tidak ingin pulang."

"Kagehira."

"Ada apa, oshi-san?"

"Kagehira!"

"Uwah, suara oshi-san semakin keras."

"Kagehira! Tidur sembarangan lagi? Ayo, cepat bagun." Shu menepuk tangannya.

Mika mengucek-ngucek matanya. "Are oshi-san? Ah? Mado-nee sudah kembali menjadi boneka."

"Apa yang kamu katakan, Kagehira? Masih setengah tidur kah?" Shu menggeleng-geleng kepalanya.

"Daripada itu, cepat lihat desain baru kostum Valkyrie yang baru kubuat. Jika dikombinasikan dengan lagu baru kita. Trés bien! Dengan ini, Valkyrie akan semakin mudah menyebarkan seninya pada dunia! Kha kha kha kha!" Tawa khas Shu kembali terdengar bergema di ruangan.

"Kita akan sibuk lagi, Kagehira. Persiapkan dirimu!"

"Shu-kun, tidak hanya itu kan? Kamu ingin menyampaikan sesuatu yang lain lagi untuk Mika-chan bukan? Tadi kamu mengatakan ingin mengajaknya liburan ke pantai." Shu berbicara dengan suara tingginya sambil menggerakan Mademoiselle.

Shu membantah. "Non! Aku tidak pernah mengatakan hal seperti itu. Liburan ke pantai itu kan idenya Mademoiselle."

"Lagi-lagi, Shu-kun tidak mau jujur ya? Ayo, Mika-chan sedang menunggu loh."

"Kenapa kau tersenyum seperti itu, Kagehira?" Shu merasa risih dengan sikap Mika.

Mika menggeleng. "Aku hanya senang melihat oshi-san juga senang!"

"Hmph, tiba-tiba mengatakan hal seperti itu, kau memang aneh ya, Kagehira." Shu menggeleng-geleng kepalanya.

Mimpi musim panasnya terkabul, ya?

*End

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro