Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

▶ A Beautiful Waiter [Jongsang]

"Jadi ini restoran baru katamu tempo hari?" tanya Jongho saat San berhenti di depan sebuah restoran minimalis dengan sedikit sentuhan jepang.

"Iya. ayo masuk, aku sudah lapar." ujar San sembari menyeret Jongho masuk ke dalam.

Saat didalam mereka agak kesulitan mencari tempat duduk yang kosong karena hari ini pengunjung cukup penuh, namun akhirnya mereka berdua mendapat tempat duduk tidak jauh dari meja kasir.

Sementara San sibuk bermain ponsel, Jongho mengedarkan pandangannya ke sekitar, mengamati desain interior retoran sebelum matanya menangkap wajah tidak asing yang berdiri tidak jauh di belakang meja kasir.

He saw the beautiful face of his crush.

"Kak! Kenapa tidak bilang kalau Kak Yeosang bekerja part time sebagai waiter disini?" Tanya Jongho heboh sembari menggoyang-goyangkan tangan San.

"Hah aku tidak tahu. Mana orangnya?" Tanya San celingak-celinguk.

"Itu." Jongho menarik kepala San mendekat kepadanya dan menunjuk ke arah Yeosang.

"Ah semakin cantik saja.." gumam San terpesona.

Jongho memukul belakang kepala San gemas, membuat sang empu memekik keras.

"Enak saja. Dia punyaku." Sahut Jongho tidak terima.

San merotasikan bola matanya malas. "Terserah."

Untuk informasi saja, Yeosang adalah teman satu kampus Jongho dan San. Mereka satu jurusan sebenarnya namun tidak kenal dekat, hanya sebatas saling mengetahui nama saja.

Yeosang cukup terkenal di kampus karena wajahnya yang tampan menjurus cantik dan kebaikan hatinya. Banyak yang mengaguminya, dan Jongho termasuk salah satunya.

Jongho tiba-tiba menghela nafas gugup saat melihat Yeosang mendekat ke arah mejanya. Jantungnya berdegup kencang.

"Halo Yeosang.." sapa San tepat setelah Yeosang sampai di depan meja mereka.

Yeosang tersenyum manis menatap San. "Halo juga San.." kemudian maniknya beralih menatap Jongho. "..dan Jongho."

Percaya atau tidak Jongho rasanya hampir meleleh hanya karena mendengar suara halus Yeosang.

"Halo juga Kak Yeosang.." balas Jongho lembut.

"Ini buku menunya." Tangan lentik Yeosang meletakkan buku menu di meja mereka. "Silakan dilihat.. aku akan mencatat pesanan kalian."

San lebih dulu meraih buku itu dan membukanya, memilih menu makanan yang akan mereka pesan.

Sembari menunggu San, Jongho menopang dagunya dengan satu tangan sedangkan matanya fokus pada Yeosang yang terlihat cantik dengan rambut yang diikat.

Jongho terkekeh saat semburat merah muda perlahan menghiasi pipi Yeosang saat laki-laki manis itu sadar bahwa ia sedang diperhatikan.

"Aku pesan chicken katsu dan ice lemon tea saja." Ujar San kemudian menggeser buku menu itu ke arah Jongho.

"Baik." Yeosang mencatat pesanan San di buku pesanannya.

Meskipun San sudah menyodorkan buku menu ke arah Jongho, tapi si laki-laki yang lebih muda tidak bergeming, masih setia memandangi Yeosang. Bahkan saat San menyikutnya pun Jongho tetap menghiraukannya.

Karena Jongho tidak kunjung merespon, Yeosang memutuskan untuk bertanya dengan sopan. "Kalau Jongho ada yang di pesan?"

"Kalau pesan kakak saja dibawa pulang boleh tidak?"

Slap!

San sontak menampar pipi Jongho setelah mendengar jawaban konyol laki-laki itu. "Akh!  Sakit!" erang Jongho.

Yeosang? Laki-laki manis itu tersipu malu, pipinya bersemu merah.

"Maaf sang, tidak usah didengarkan. Jongho ini memang jiwanya agak terganggu." ujar San sembari tersenyum malu. "Samakan saja sang pesanannya."

"Uh t-tidak apa-apa, kok." balas Yeosang. "Baik, aku ulangi ya pesanannya.. Dua chicken katsu dan dua ice lemon tea."

San mengangguk-angguk ketika Yeosang membacakan kembali pesanannya dan Jongho.

"Pesanan ini atas nama siapa?" tanya Yeosang.

"Atas nama cinta, kak." Jongho sekonyong-konyong menyahut, membuat Yeosang kembali memerah.

San didepannya bergidik ngeri mendengarnya. "Atas nama Choi San saja, sang." sahut San.

Yeosang mengangguk, masih dengan pipi memerah. "Baik, kalau begitu aku permisi."

Setelah Yeosang menghilang dari pandangan Jongho segera memprotes pada San soal tamparannya tadi.

"Sumpah kak, rasanya pipiku memar gara-gara tamparanmu." protes Jongho sembari mengusap-usap pipinya.

San menatap Jongho datar. "Salah sendiri memberi jawaban super ngelantur begitu."

"Ya habisnya kak Yeosang manis sekali sih, kan aku jadi ingin memiliki." gumam Jongho sembari kembali menopang dahu, memperhatikan Yeosang yang sibuk di balik meja kasir.

Selang beberapa lama kemudian, Yeosang kembali ke meja mereka dengan membawa satu nampan berukuran cukup besar berisi pesanan San dan Jongho.

"Pesanan atas nama Choi San." ujar Yeosang sembari memindahkan makanan dan minuman itu ke meja San dan Jongho. "Selamat menikmati."

Jongho tersenyum lebar, begitu pula San. "Terimakasih Kak Yeosang."

"Terimakasih Yeosang."

Yeosang hanya mengangguk dan tersenyum manis kepada mereka berdua sebelum undur diri kembali ke tempatnya.

Bukannya cepat-cepat menyantap makanannya, lagi-lagi Jongho malah menopang dagunya. Memperhatikan punggung sempit Yeosang yang semakin menjauh.

Ah laki-laki manis itu semakin manis saja dengan rambut terikat.

"Kak Yeosang mengikat rambutnya pasti karena sengaja.." Jongho menyeletuk.

San menatap Jongho bingung. "Sengaja bagaimana maksudmu?"

Jongho yang masih setia memperhatikan si manis kini tersenyum lebar. "Iya, sengaja membuatku semakin jatuh cinta."

San menutup telinganya, tidak kuasa mendengar segala kalimat cheesy yang terlontar dari mulut Jongho. "Cukup. Aku bisa muntah pelangi jika terus-terusan mendengar kalimatmu yang super cheesy itu."

Jongho mengalihkan pandangan ke arah San, masih dengan senyum lebar-nya. "Kak, doakan aku ya.."

San mengernyit. "Doakan untuk apa?"

"Doakan aku supaya bisa cepat-cepat memiliki hati Kak Yeosang."

San menutup kedua matanya sembari mengangkat kedua tangannya di depan dada. "Cukup. Please, sudah cukup. Bulu kudukku meremang mendengar kata-katamu."

Sungguh, melihat Jongho yang biasanya datar-datar saja dan tidak banyak bicara namun sekarang menjadi super ekspresif karena dimabuk cinta itu bukan perkara mudah bagi Choi San.

.

.

Yeosang menghampiri meja milik San dan Jongho tadi, berniat membersihkannya karena kedua orang itu sudah pulang beberapa menit yang lalu.

Dengan telaten Yeosang menaruh piring dan gelas yang sudah kotor ke atas nampan. Namun saat ia mengangkat piring Jongho, ada kertas yang terselip dibawahnya.

Yeosang memutuskan untuk membacanya.

+061599xxxx

Aku menunggu teleponmu kakak cantik:*

- Choi Jongho.

Dan Yeosang yakin kini wajahnya memerah sampai telinga.

_

Si prince cangtip banget ih gapaham lagi
(ノ≧∇≦)ノ ミ ┻━┻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro