"Hallo, nama saya Naruto. Asisten Sasuke yang baru." Tiba-tiba adik kandungnya—Naruko—memperkenalkan diri sebagai Naruto.

Mereka saudara kembar. Pastinya fisik mereka hampir sama. Namun masih berbeda. Adiknya lebih kurus, lembut, dan kalem tinimbang dirinya. Wajahnya yang dulu, terkesan garang dan tegas, tapi Naruko memiliki tatapan yang malu-malu dan sedikit penakut. Secara fisik mungkin tidak akan kelihatan, tapi secara sikap, jelas mereka akan sangat berbeda.

Naruto juga syok. Bagaimana bisa dia menggunakan identitas kakaknya yang sudah mati, untuk bekerja di tempat ini padahal dirinya adalah palsu? Naruto gatal ingin menampar gadis ini di tempat.

"Senang berkenalan denganmu, aku Sakura," kata Naruto ketus. Menahan kemarahannya yang memuncak.

"Aku Sumimura, senang berkenalan denganmu," ujar Sumimura kemudian.

"Senang berkenalan denganmu," kata Naruko sopan, namun masih terlihat malu-malu.

"Duduklah di tempatmu. Kalau kau tidak mengerti beberapa hal, kau bisa memanggilku," rayuan gombal Sasuke pada Naruko, membuat Naruto bergidik takut. Apa perkataan itu benar-benar keluar dari si raja tiran?

"Baik, Uchiha-sama."

Sasuke memegang punggung Naruko dengan mesranya, untuk mengantarkan si gadis pada meja kursi tempatnya bekerja.

"Ingat, kau sudah berjanji untuk memanggilku, Sasuke saja."

"Baik, Sasuke-san," wajah Naruko bersemu merah, malu.

Setelah itu Sumimura mengajak Naruko keluar dari rungan untuk memberitahu letak ruangan penyimpanan dokumen yang akan ia tangani nanti, dan meninggalkan Naruto sendirian bersama Sasuke dalam ruangan.

Sasuke masih tersenyum puas setelah menerima panggilan akrab dari orang yang paling ia ingin miliki, bahkan sampai Naruko hilang dari pandangan. Setelah merasa sang pujaan hati telah pergi, ia pun beranjak menuju kursi tempat Naruto yang asli berada. Sikap sok malaikatnya langsung terhapus ketika menghadap Sakura.

"Kasihan, setelah adiknya meninggal sikapnya berubah total. Apa lagi aku mendengar ia mengurung diri selama dua minggu di apartemennya. Aku tidak ingin melihatnya menderita lagi," Sasuke berkeluh kesah menceritakan plot palsu karangan adiknya untuk menarik simpatisan, dan itu membuat Naruto semakin jengkel saja.

"Kenapa kau diam saja? Bagaimana menurutmu?" Sasuke memberikan nada kerasnya, karena tidak sabar menunggu respon Naruto.

"Dia palsu," jawab Naruto singkat. Melanjutkan acara mengetiknya, tanpa berpaling.

"Hm ... kau cemburu?" Sasuke menas-manasi. Menyilakkan rambutnya sok ganteng. Membanggakan dirinya karena dapat membuat dua wanita bertekuk lutut padanya.

"Dalam mimpimu," ujar Naruto, sudah mulai terbiasa dengan sifat narsis Sasuke.

"Kau harus membiasakan diri dengan ini. Karena aku akan segera membuat Naruto menjadi milikku dan menikahinya."

Naruto hampir mati konyol karena tersedak ludahnya sendiri, batuk beberapa kali untuk melegakan tenggorokan sebelum dapat menimpali.

"Kau-kau, bersungguh-sungguh?" kata Naruto terbata-bata karena terkejut. Meragukan kekuatan telinganya sendiri.

"Tentu saja. Aku menginginkan Naruto menjadi milikku," ujar Sasuke mantap.

"Kau tidak main-main kan?"

"Kau pernah melihatku bermain-main dengan wanita?" semprot Sasuke tidak terima dibilang buaya.

Namun benar, Naruto masih belum bisa merestui. Manatan suami yang menceraikannya tepat setelah ia melahirkan, ingin menikahi adiknya. Apakah ini aman?

"Hanya karena aku tidak ingat dirimu yang dulu, jangan harap aku tidak akan mencari tahu. Akan aku tanya pada seluruh dunia apa kau benar-benar serius denganya. Kalau kau mepermainkannya, aku tidak akan memaafkanmu!" Naruto tidak ingin Adiknya mengalami keadaan naas sepeti apa yang ia alami. Bagaimana pun ia ingin memberikan jodoh yang terbaik untuk adiknya. Bukan duda kejam dan narsis macam Sasuke!

"Kenapa kau terkesan, melindungi rivalmu?" tanya Sasuke, heran dengan respon yang dia terima. Harusnya Sakura marah, mengancam akan membunuh Naruto karena bersama Sasuke. Lantas apa ini? Kenapa Sakura terkesan ingin melindungi Naruto dengan sekuat tenaga?

"Rival?" Naruto tidak paham jalan pikirian Boss-nya.

"Bukankah ucapanmu barusan terdengar kau ingin melindungi Naruto dariku?"

Naruto akhirnya paham posisinya. Di cerita ini, ia adalah mantan permaisuri yang telah lengser menjadi selir rendahan. Tentu saja dia harus marah ketika Raja ingin mengangkat permaisuri yang baru bukan?

"Karena aku salah satu korbanmu. Makanya aku tidak ingin Naruto menjadi yang ke dua." Naruto membuang napas lega, bersyukur bahwa dirinya sering mendapat nilai 100 dalam pelajaran mengarang, karena sekarang bakat itu sangat membantunya untuk dapat lolos dari otak curiga Sasuke yang semakin penasaran dengan perubahan sikapnya.

"Hah .... Jangan memposisikan diri sebagai malaikat ketika kau adalah iblis. Bukan kau yang korban, tapi aku. Kau pikir bagaimana bisa aku dengamu bila kau tidak melakukan seribu cara agar kita dapat menikah. Korban pertamamu adalah aku. Setelah ini aku akan mencari kebahagiaanku bersama Naruto. Sebaiknya kau tidak menggaggu," bantah Sasuke.

Naruto yang melihat keseriusan dari Sasuke yang ingin meminang adiknya. Sebagai seorang kakak yang baik, Naruto akhirnya memberikan izin pada Sasuke untuk membuktikan cintanya.

"Ok, aku akan melihat perkembangan hubungan kalian mulai saat ini. Kalau sampai kau membuat dia kecewa, aku akan mengorbankanmu untuk sekali lagi."

Sasuke yang tidak paham dengan prilaku aneh Sakura, hanya dapat melongo, sebelum akhirnya dapat kembali pada pemikirannya yang rasional. "Ha-ha-ha .... Kau aneh sekali," ujarnya, lalu pergi menuju kursinya sendiri.

Bersambung ....

L.eptop rusxazk, l.azgi\\

(Leptop rusak lagi)

K,eyboaazrdc k,u sxeperti k,aziazn l.iazhaztk, jmnjmazdci azneh sxepeti k,etik,aznk,u yazng dci aztazsx l.\

(Keyboard-ku seperti kalian lihahat, menjadi aneh sepeti ketikanku yang di atas)

JMadci k,azl.azu k,azl.iazn jmerazsxaz azk,u l.azjmaz tazk, azu dcaztel. Berazrti ini azdcazl.azh sxazl.azjm terazk,hirk,ul.\

(Jadi kalau kalian merasa aku lama tak up date. Berarti ini adalah salam terakhirku.)

bye-byel.l.l.l.l.l.l.