Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

14. Papa Orion

"Ah, rasanya hidup lagi," ujar Naruto saat memasuki air panas khusus wanita bersama teman-temannya yang lain.

Pemandangan di pemandian ini cukup bagus. Suasana alami dengan batuan-batuan besar yang menjadi pembatas kolam. Juga beberapa tanaman yang ada di sekitar kolam menambah keasrian di dalam pemandian.

Ketiga wanita itu sudah di dalam air panas besar untuk menikmati masa santai mereka.

"Sudah sangat lama aku tidak menikmati hidup." Sumimura menyandarkan punggungnya di tepian kolam sambil merilekskan diri.

"Tumben Putra Mahkota tak ikut denganmu?" Yukiko yang sedang memainkan air dengan antusias, sedikit penasaran saat meihat Sakura yang terpisah dari anak asuhnya.

"Ia pergi bersama Papanya," balas Naruto bahkan tanpa membuka matanya yang terpejam menikmati air yang menguap hangat.

"Setidaknya dia sadar bahwa pengasuh sekali pun butuh yang namanya liburan." Sumimura manggut-manggut saat menyatakannya.

"Kau benar. Aku sangat lelah akhir-akhir ini," Naruto menimpali.

Kini giliran Yukiko yang bicara, "Kau harus lebih rileks. Masa mudamu akan habis tanpa kau sadari kalau kau terlalu serius bekerja." Giliran Sumimura yang mangut-manggut setuju.

"Kau benar. Liburan ini benar-benar berharga." Naruto benar-benar tersentuh dengan perhatian teman-temannya. Memberikan senyuman paling tulus untuk mereka.

Sebenarnya setelah insiden tangis pecah karena Naruto kespian dan kelelahan lah yang membuat Naruto bisa bersama tema-temannya kini. Karena Sasuke tiba-tiba menawarkan diri untuk membawa Orion bersamanya, dan mencegah Naruto untuk lebih memforsir tubuhnya.

Ia meminta Naruto untuk lebih memperhatikan diri sendiri dan meminta bantuan pada Sasuke bila tidak sanggup.

Di tempat yang lain. Sasuke yang hanya melilitkan handuk di pinggulnya untuk menutupi bagian paling privasi, membawa Orion yang sudah telanjang.

Sebuah bak kecil berisi air hangat telah siap untuk Orion mandi. Tidak ada seorang pun di sana. Karena Sasuke sengaja menyewa pemandian itu hanya untuk diri dan anaknya. Ia meletakan Orion di bak mandi, sedangkan dirinnya sendiri masuk ke air panas untuk menenagkan diri.

"Kau mandi di sini saja ya. Suhunya teralu panas untukmu. Hm ... sangat nyaman sekali." Sasuke bergumam pada anaknya yang masih belum mengerti. Tetap mengawasi kalau-kalau anak itu terjatuh dari bak mandinya.

"Baba," celoteh Orion di bak mandi, memainkan mainan-mainan air yang sudah disediakan langsung pihak resort pada tamu VVIP mereka.

"Iya, ini sangat nyaman. Aku menyewa pemandian ini hanya untuk kita berdua. Papamu ini hebat bukan. Mamamu tidak akan bisa melakukan ini untukmu," ujar Sasuke sombong.

"Ba-ba ... bu." Orion menepuk-nepuk air di bak mandi hingga megenai Sasuke.

Melihat Orion yang bahagia dan tubuh gemuknya yang menggemaskan, tidak dapat mencegah Sasuke mengingat Sakura yang berjasa besar untuk membesarkan anak mereka.

"Tapi nanti, saat kau sudah besar. Kau harus menyewa seluruh pemandian ini, bahkan Resort ini untuk Mamamu. Setuju?" Sasuke ingat bagaimana Sakura menagis di depannya, ia ingin membuat Orion berbakti pada Ibunya saat dewasa nanti. Anak ini harus bisa membuat Ibunya bangga.

"Hehehe ... Papa ...."

Sasuke tercengang apa yang baru saja Orion katakan padanya.

"Katakan sekali lagi." Sasuke mencoba memastikan. Siapa tahu tadi itu hanya ucapan acak yang biasa ia katakan saat senggang.

"Papa," panggil Orion sekali lagi.

Seolah ada kebang api yang membuncah di hatinya, tiba-tiba Sasuke ingin berlari telanjang membawa Orion pada Sakura sekarang juga, memamerkan panggilan sayang yang Orion berikan padanya. Namun sebelum melakukan ide konyol itu, Sasuke ingat sesuatu.

Ia mengambil napas dalam-dalam, dan dengan suara menggelegar ia mengumumkan, "Kau dengar Sakura. DIA MEMANGGILKU PAPA," teriak Sasuke entah pada siapa.

Ia terlalu bahagia dengan julukan barunya. Yang hanya bisa disebut oleh Orion semata. Ia bahkan rela mempermalukan dirinya di depan umum demi menyatakan betapa senangnya dia saat ini.

"Sakura, dia memanggilku PAPA. DIA BILANG PAPA. DIA BILANG PAPA."

"Papa, Papa, Papa," panggil Orion, mengikuti dengan antusias.

Sasuke tahu pemandian ini memiliki sekat yang tipis dan dengan jarak yang tidak jauh antar satu pemandian dengan pemandian lain. Jadi kalau dia berteriak lantang, besar kemungkinan bahwa Sakura akan dapat mendengar apa yang ia ucapkan. Maka itu, demi mengungkapkan kebahagiaanya, ia rela mempermalukan dirinya sendiri.

Lalu di sisi lain pemandian.

"Apa Sasuke-sama sudah gila? Berteriak-teriak di tempat umum," respon Sumimura yang masih asik memanjakan diri di dalam air.

"Dia sudah menjadi seoarang Ayah, tapi tingkahnya sunggh di luar dugaan." Yukiko yang dari tadi diam pun menyahuti.

"Bukan. Dia hanya senang karena menerima pernyataan cinta dari Orion." Naruto tersenyum bangga saat menyatakannya.

Sumimura melihat Sakura sembunyi-sembunyi mengusap air mata haru. Mungkin siuasi ini yang paing tepat bagi mereka untuk saling membuka diri.

Selesai berendam, mereka bertiga mengganti bajunya mejadi yukata. Kesegaran seteah mandi tercermin dari pipi-pipi merona merah segar yang mereka tunjukan.

"Aku akan berkencan dengan Torasaki dulu. Samapai jumpa besok." Yukiko pergi duluan meninggakan dua teman wanitanya.

Naruto sedang megikat tali yukatanya saat Sumimura menatapnya penuh arti.

"Bisa kita bicara sebentar," ajak Sumimura.

"Sambil minum teh?"

"Ok."

Akhirnya dua selir Uchiha memutuskan pergi ke restoran di penginapan. Sumimura memesan sake untuk melengkapi kenikmatan perjalanannya ke onsen. Sedangkan Naruto yang sedang menyusui hanya bisa puas dengan teh hijau hangat kesukaannya.

"Ah, liburan yang didabakan akhirnya terlaksana." Sumimura meneguk gelas kecil minuman berbahaya tersebut sekali jalan.

"Hm, paling enak memang menikmati suatu yang hangat setelah berendam." Naruto menyeruput sedikit minumannya, lalu menaruhnya perlahan di atas meja.

Setelah melihat reaksi Naruto yang lebih santai, Sumimura akhirnya memberikan diri untuk bertannya.

"Sakura, katakan jujur padaku. Kenapa kalian bercerai?"

"Hah?" Mendapat pertannyaan yang sangat menodong, Naruto gagal respon. Terkejut sekaligus takut bahwa penyamarannya akan segera terbongkar.

"Sakura, aku tidak buta dan tuli, mana mungkin tidak tahu situasi kalian selama ini?" Sumimura menyisir rambutnya ke belakang, bertopang dagu dengan tangannya.

"Sangat terlihat kah?" Sakura salah tingkah, terseyum kaku.

"Sangat-sangat terlihat." Sumimura manggut-manggut sambil meneguk minumannya lagi.

Naruto mengigit bibir bawahnya takut. "Apa orang-orang kantor ada yang tahu?"

"Kau pikir aku teman macam apa? Aku tentu tidak akan mendorongmu ke jurang begitu saja."

Naruto terharu untuk sekali lagi. Sumimura benar-benar seorang yang menjadi teman pertamanya setelah tubuhnya beralih, dan dia juga merupakan orang baik. "Terima kasih."

"Kenapa berpisah?"

"Karena memang tidak ada rasa cinta," jawab Naruto santai.

"Sasuke-sama akan menikah lagi. Kau tidak kasihan dengan Orion?"

Naruto terdiam untuk sesaat sebelum menjawab, "Dia akan mendapat satu lagi orang yang bersedia menyayanginya. Kami bertiga akan memberikan cinta untuknya. Apa yang salah dengan itu?"

"Kalau begitu kenapa tidak empat sekalian saja. Cari kebahagiaanmu juga."

Jawaban dari Sumimura benar-benar menyadarkan Naruto akan posisinya. Bukankah dirinya pun bisa meraih kebahagiaannya sendiri seperti yang akan Sasuke capai dengan adiknya.

"Aku belum berpikiran untuk itu," jawab Naruto jujur. Lagi pula sampai saat ini, tak ada lelaki sepesial yang ada di dalam hatinya. Kecuali si duda yang sudah tunangan tentunya.

"Kalau begitu mulai sekarang pikirkan. Carilah raja dari negara lain yang lebih makmur dan kaya dari Yang Mulia. Agar dia tahu, setapa bodohnya dia karena melepasmu." Sumimura menunjuk Naruto gemas, mengatakannya dengan menggebu khas orang mabuk.

Naruto hanya menepuk keningnya dalam tawa. "Hahaha ... Terima kasih. Itu ide yang bagus."

Obrolan mereka berlanjut hingga malam semakin larut. Menyadari bahwa dia perlu menidurkan Orion, Naruto pamit terlebih dahulu.

Bersambung ....

Karena merasa bersalah nganggurin lama.

Jangan lupa Vote dan Comment yah ...

See You ...

(NoEdit) kalau ada salah, mohon diingatkan di kolom komentar ya ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro