Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. Aku yang Baru

"Terima kasih." Naruto menyatakan perasaan terdalamnya, saat Sasuke mendukung untuk tak lagi mempermasalahkan masalah 'hilang ingatan' yang ia alami. "Tapi aku ingin menanyakan beberapa hal padamu," sambungnya.

"Silahkan."

"Siapa namaku?"

"Saat ini masih Uchiha Sakura. Tapi setelah kita bercerai nanti, namamu akan berganti menjadi Haruno Sakura," jawab Sasuke.

"Hobi?"

"Shoping, jalan-jalan, clubbing, berlayar bersama kapal pesiar, pesta, bersenang-senang."

Huft~ orang kaya.

"Keluarga?" tanya Naruto lagi.

"Di Paris. Kau suka jalan-jalan, shoping, dan clubbing. Kau menghamburkan uangmu yang besar hanya dalam kurun 7 hari. Kelurgamu memlokir semua tabungan, dan tidak memberimu sepeserpun. Kau dicoret dari daftar keluarga, dan hanya anakmu yang berhak mendapat warisan dari keluargamu di Paris. Itu pun hanya akan ia dapatkan saat berusia tujuh tahun nanti. Dan saat kita bercerai nanti, kau hanya akan membawa beberapa ratus ribu yen dalam tabunganmu."

'Wanita ini mengerikan!' pikir Naruto. Kalau saja ia punya uang banyak, lebih baik untuk membeli rumah tanpa mencicil, dari pada bersenang-senang sesaat dan jadi gelndangan kemudian.

"Jadi, kita bercerai, dan tidak ada harta gono-gini?" Naruto mencoba mencari sedikit harapan hidup dari Boss-nya. Bagaima pun, bila identitas barunya ini hanya keluar membawa beberapa ratus ribu yen, tanpa setatus yang jelas, dan kehidupan yang baik. Lama-lama dia bisa beratap langit.

"Tidak, tidak ada gono-gini. Sesuai perjanjian awal pernikahan kita."

Jawaban terakhir Sasuke akhirnya mampu menghapus sisa jejak tawa di wajah Naruto. Ia mau tidak mau harus menerima nasip sialnya dengan lapang dada. 

"Umurku?"

"24 tahun." 

Ok, Naruto dapat menyimpulkan bahwa dirinya dan tubuh barunya memiliki usia yang sama.

"Lulusan?"

"Nagoya University, S1 Jurusan Management Bisnis. Kau sedang skripsi dan mengambil cuti setahun karena hamil."

"Hamil?" Naruto gelagapan, langsung menyentuh perutnya yang rata, namun ia menyadari ada perban tebal di sana.

"Kau sudah melahirkan," ucap Sasuke. Menjawab keraguan yang Naruto tunjukan saat memeriksa kondisinya yang tidak lagi mengandung.

"Kapan?" tanya Naruto ling-lung.

"Kemarin. Setelah kau kecelakaan, Dokter langsung mengambil tindakan untuk mengeluarkan anak kita. Setelah itu kau koma selama dua hari." Sasuke masih menunjukan jejak penyesalan dalam nada suaranya. Sepertinya ia ikut andil atas alasan Sakura mengelami kecelakaan dua hari yang lalu. Itu pendapat Naruto.

"Jadi aku sudah melahirkan?" Naruto meminta kepastian akan situasi yang sebenarnya terjadi.

'Aku bahkan belum punya suami, dan sudah melahirkan?' rutuk Naruto dalam hati.

"Dan kita akan bercerai?" imbuhnya, frustrasi.

"Iya, kita bercerai dua minggu lagi," jawaban mantap Sasuke membuat Naruto menelan ludah, takut.

'Aku baru saja melahirkan dan kau malah meneraikanku? Apa maksudmu?!' teriak iner Naruto.

"Jadi, apa anakmu baik-baik saja?" lanjut Naruto, saat telah dapat menguasai diri. Tidak berani untuk menyatakan kepedihan hatinya kini.

"Iya, bayiku laki-laki, dia baik-baik saja atas jasamu."

"Ok, syukurlah," kata Naruto, asal-asalan. terlalu banyak informasi yang ia dapat dalam sekali waktu. Ia bingung, terlebih lagi dirinya yang sudah menikah, hamil, punya anak, bahkan hampir bercerai dengan suaminya. Ini seperti membaca sebuah Novel yang langsung dibuka pada halaman terakhirnya. Apa menariknya?

Lalu masing-masing orang tenggelam dalam angannya masing-masing. Naruto yang masih menyesuaikan diri dengan situasi terbarunya, dan Sasuke yang juga heran dengan perubahan sikap yang mencolok dari Sakura--istrinya yang dulu.

"Aku akan membawa anakku padamu." Sasuke hampir pergi untuk memecah kesunyian di ,antara mereka, sebelum suara Naruto menghentikan langkahnya menuju pintu.

"Uchiha-san."

"Panggil aku Sasuke. Aku tidak suka kau memanggilku seperti orang asing."

"Sasuke-san, apa kau akan mengadopsi anakmu?" tanya Naruto langsung pada intinya. Jujur, ia sama sekali tidak merasa pernah hamil atau menjadi seorang ibu. Bagaimana mungkin dirinya bisa membesarkan anak yang sama sekali tidak ia tahu asal-usulnya seperti anaknya sendiri?

"Karena kau sendiri yang berkata, bahwa kau tidak ingin direpotkan oleh bayimu. Kau ingin berkeliling dunia bersama Sai setelah kita bercerai. Iya, benar. Aku yang akan merawat anak kita setelah kita berpisah," penjelasan Sasuke.

"Baiklah. Terimakasih infonya." Mau tidak mau, Naruto lega menerima info tersebut. 

Walau mungkin bukanlah hal yang patut dilakukan seorang ibu yang baru saja melahirkan, dan dapat dikatakan sebagai perbuatan ogois seorang ibu, yang menelantarkan anaknya sendiri, bahakan sebelum sempat melihat, atau menyusuinya. Naruto sama sekali tidak merasa bersalah karena melkukannya. Dia bukan ibu anak itu, maka ia tidak punya rasa tanggung jawab untuk menjaganya.

Bersambung ....

Maaf, kali ini dikit ya.

Tapi chapter berikutnya banyak kok. Jangan lupa untuk Vote dan Comment yang banyak ya, supaya up date cepat lagi. 

Sampai jumpa ......

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro