4. CONFESSION ♥
Ini singkat aja,
Ga ada yang bisa diharap kan
Haha
一一一
Starring :
• Lalisa Manoban
• Kim Jennie
• Oh Sehun
Others
🌺🌺
一一一
Mata bulat itu menatap lekat layar laptop dihadapan nya, maniknya tidak beralih dari pemuda yang tengah menari bersama rekannya. Pemuda dengan garis wajah tegas dan bermata tajam yang sekian lama mengisi hatinya.
Ia tersenyum simpul, tanpa mengalihkan mata dari layar laptop yang ia gunakan untuk streaming Live Concert SMTown di Hongkong.
Gerakan khas pemuda yang tengah ia tatap, raut wajah dan juga senyuman nya membuat gadis itu tiba-tiba merasakan sebersit kerinduan didalam hatinya.
Sehun, Oh Sehun maknae grup EXO. Pemuda yang membuat mata indah gadis itu tidak beralih sedikit pun darinya. Ah, kenapa tiba-tiba ia merasa begitu rindu? Padahal baru dua hari mereka berpisah, masih ada satu hari lagi baru bisa bertemu.
Kedua bahu Lisa bergerak, menarik nafas berat lalu menghela nya. Jemari lentik nya memijit-mijit keningnya, sejak pagi Lisa merasa tidak baik. Ia merasa begitu lelah, suhu tubuhnya pun hangat tidak wajar.
Apakah aku akan demam?
Maniknya kembali fokus pada layar yang masih menampilkan Live Concert SMTown, sudut bibirnya tertarik keatas melihat interaksi pemuda yang ia rindukan itu dengan saudara seagensi nya.
Ia menelan ludah karena merasa kerongkongan nya begitu kering, lalu bergerak berdiri hendak ke dapur mengambil air minum.
Namun penglihatan nya tiba-tiba berkunang, serta kepala nya berdenyut kencang, tidak ketinggalan perut nya yang terasa seolah memberontak hendak memuntahkan isi nya.
"Arght!" desis gadis itu, lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa dorm.
Ia memejamkan matanya kuat, berharap bisa mengurangi rasa tidak nyaman yang menggerogoti tubuhnya.
"Lice, gwenchana?" suara panik Jennie terdengar.
Gadis bermata kucing itu tampak muncul dari arah dapur, ia mendengar rintihan maknae mereka, dan bergegas meninggalkan dapur.
Pagi itu Lisa mengatakan pada Jennie kalau ia ingin sekali memakan pasta buatan Jennie yang sering mereka nikmati setiap tengah malam saat baru-baru debut, jadi gadis bermarga Kim itu membuat nya untuk Lisa.
Mata Lisa terbuka pelan, mendapati wajah khawatir Jennie di hadapannya. Kepalanya kemudian menggeleng lemah, ia kembali menarik nafas panjang.
"Aku merasa tidak baik Eonn.." keluhnya. "Sudah sejak kemarin pagi, rasanya aku seperti habis mengangkat beban berat, badan ku terasa sakit sekali"
"Ah, kau pasti kelelahan" jawab Jennie. "Dimana saja yang sakit?" tanya gadis itu lagi.
"Semuanya, kepala ku terasa pusing sekali, dan aku sampai sesak karena mual" sahut Lisa jujur.
Jennie terdiam sejenak, menatap Lisa lama. Lalu ia beranjak dari hadapan gadis Thailand itu, menuju dapur.
"Tunggu sebentar" ujarnya, kemudian berlalu.
Lisa hanya mengangguk lemah, menyenderkan kepala nya pada sandaran sofa. Rasanya benar-benar tidak enak sama sekali, gadis itu terus mengeluh dalam hati.
Tidak lama Jennie kembali, dengan mug berisi air hangat ditangannya, lalu menyodorkan nya pada Lisa.
"Minumlah, siapa tahu bisa mengurangi mual dan juga pusing mu" saran Jennie.
Lisa menuruti perintah Jennie, dengan cepat ia meneguk habis air hangat tersebut, lagi pula tadi ia memang berniat untuk minum karena dahaga.
"Bagaimana perasaan mu?" selidik Jennie dengan penasaran.
Gadis dengan poni khas itu mengecap-ngecap lidahnya beberapa kali, kemudian tersenyum lemah.
"Ini jauh lebih baik" jawabnya seraya meletakkan mug yang ia pegang ke atas meja.
"Kau ingin memakan pasta mu sekarang? Sudah siap dimeja" ujar gadis Kim itu. "Kau agak aneh, kenapa ingin pasta pagi-pagi?" dahi nya mengerut.
"Eonni tidak lupa keju dan bawang bombay juga paprika nya kan? Aku hanya ingin saja.. " Lisa memastikan.
Jennie mengangguk dengan sangat cepat.
"Seperti permintaan mu.. Tapi aku heran Lice, kenapa tumben sekali kau bersikap aneh seperti ini? Selama trainee bahkan ini sudah beberapa tahun sejak debut, kau tidak begini sebelum nya" Jennie mengerut bingung.
"Semalam aku menonton acara terkenal Chef Gusto Eonn, tiba-tiba aku jadi ingin makan pasta dengan keju, paprika merah dan bawang yang banyak" celoteh Lisa. Ia memang menonton nya semalam, karena tidak bisa tidur.
Gadis bermata kucing itu memanggut-manggut mengerti, namun ia masih terlihat begitu penasaran.
Tapi mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih, saat melihat Lisa sudah melenggang menuju dapur dengan semangat. Jennie terkekeh geli, kemudian mengekori maknae mereka itu.
"Hmmm.. Ini enak sekali Eonn" puji Lisa sambil menikmati pasta nya dengan wajah sumringah.
"Benar kah? Ah, syukur lah.. Terima kasih maknae" jawab Jennie tersenyum bangga, seraya mendudukkan diri berhadapan dengan Lisa.
Ia ingin menginterogasi gadis Thailand itu, karena Jennie menangkap hal yang janggal dari Lisa.
Baru saja ia membuka mulut ingin bicara, gadis berponi itu berdiri dari kursi nya dengan tergesa-gesa berlari sambil menutup mulutnya menuju kamar mandi.
HOEK!
Mata kucing gadis itu melebar sempurna, bisa ia dengar dengan jelas geraman ketidaknyamanan Lisa dari kamar mandi.
HOEKKK!
Dengan cepat Jennie berlari menyusul Lisa.
"EONNI!!!"
Seruan frustasi Lisa terdengar, membuat Jennie mempercepat larinya.
.
.
Jennie menatap wajah pucat Lisa dengan ekspresi tidak terbaca, beberapa kali ia terlihat menarik nafas panjang.
"Kau harus memberitahu nya" Jennie buka suara setelah keheningan beberapa waktu lama nya.
Lisa langsung menatap Jennie, namun segera mengalihkan pandangan nya ke sekeliling area ruang tunggu Rumah Sakit.
Mereka sedang mengantri obat dan lain sebagainya untuk Lisa, setelah kejadian muntah Lisa pagi tadi, Jennie langsung melarikan gadis itu ke Rumah Sakit karena ia begitu panik melihat wajah pucat pasi sang maknae.
"Tapi Eonnㅡ"
"Atau aku yang memberitahu nya?" potong Jennie. "Dengar Lisa... Jangan menunggu terlalu lama"
"Baiklah.. Tapi bisakah Eonni tidak bicara apa-apa dulu kepada yang lain?" pinta Lisa.
Jennie mengangguk pasti.
"Ingat, dia sudah berusia lima minggu, jangan menunda-nunda, arraseo?" ujar Jennie lagi, ia tersenyum samar menyentuh perut Lisa. "Sehun Oppa harus segera tahu.."
Lisa mengangguk, kemudian menundukkan kepalanya. Buliran bening jatuh membasahi wajah gadis itu, turun mengenai baju dan juga tangan Jennie yang masih diatas perut datarnya.
Jennie menarik Lisa, memeluknya erat sambil membisikkan sesuatu yang semakin membuat gadis itu menangis dan membasahi bahu Jennie dengan air matanya.
.
.
Hari berikutnya, Lisa tampak berdiri lama di ambang pintu rumah besar yang Sehun beli beberapa waktu yang lalu. Kejadian kemarin membuat Lisa mendatangi tempat tersebut, sambil menunggu Sehun pulang tentu nya.
Hari ini jadwal kepulangan Sehun. Begitu selesai konser, pemuda itu akan terbang ke Seoul mendahului rekannya yang lain.
Itu semua karena saat menelepon Lisa, pemuda itu menangkap nada yang sangat aneh dari Lisa. Jadi ia memutuskan pulang duluan, untuk memastikan sendiri kalau Lisa baik-baik saja di Seoul.
Dengan pelan gadis itu melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut setelah menutup pintu, aroma khas menghiasi indera penciuman Lisa membuat ia semakin merindukan Sehun.
Lisa masih bertanya-tanya sampai sekarang, kenapa Sehun membeli rumah sebesar ini, padahal orang yang menempatinya tidak banyak. Pikiran Lisa kemudian beralih kepada kepulangan Sehun nanti malam, dan itu membuat jantung nya berdegub dengan sangat kencang.
Hari itu Lisa tidak melakukan banyak hal, selain memang ia merasa malas untuk bergerak karena kondisi nya yang sekarang, ia juga sibuk berpikir apa yang harus ia lakukan kalau Sehun sudah sampai di Seoul. Darimana ia harus memulainya?
Lisa sekarang tengah membayangkan betapa asiknya Jisoo dan Rosé yang tengah menikmati liburan mereka di Hawaii, pasti menyenangkan pikir Lisa.
Sebenarnya Lisa diajak, namun ia menolak karena tidak ingin pergi kalau tidak dengan Sehun. Entahlah, Lisa juga merasa aneh dengan dirinya sendiri akhir-akhir ini. Lalu Jennie? Gadis itu juga tidak bisa ikut karena sedang menyelesaikan project dengan sebuah produk make up.
Menjelang sore hari, Lisa menyempatkan diri untuk membeli beberapa hal seperti sayur, daging dan buah-buahan. Tiba-tiba saja ia memiliki keinginan besar untuk memasak, tenang saja ia sudah belajar banyak tentang masakan Korea sekarang.
Mengisi waktu sambil menunggu kepulangan Sehun, gadis itu memasak apapun yang ingin ia masak. Sambil sesekali ia membuka internet mencoba beberapa resep, tidak lupa ia menelepon Ayahnya di Thailand menanyakan beberapa rekomendasi masakan.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 KST, Lisa sedang duduk di sofa menggunakan sebuah semi dress berwarna pink pastel yang panjang nya hanya 2 centi diatas lutut. Sebenarnya aneh, kenapa Lisa harus memakai semi dress nya? Biasanya jam sekarang Lisa sudah memakai piyama tidur.
Ah ya, jangan lupakan Lisa yang sudah memasak. Ia ingin sekali memakan masakan nya dengan Sehun, aneh lagi bukan? Apakah ini bawaan perutnya itu?
Mengingat hal tersebut, jantung Lisa kembali berdetak tidak karuan. Ia menggigit bibir nya beberapa kali, berusaha menenangkan dirinya.
Deru mobil berhenti didepan rumah, dan bunyi berisik dari arah pintu depan membuat Lisa semakin gugup. Itu pasti Sehun.
"Sayang?"
Suara berat dan dalam yang khas menghiasi pendengaran Lisa, pemuda itu tahu dengan pasti Lisa ada dirumah tersebut karena hampir semua lampu dirumah itu menyala. Biasanya hanya lampu halaman dan teras yang menyala kalau tidak ada siapapun.
Mendengar suara Sehun, tiba-tiba Lisa bingung dan lupa akan semua susunan topik yang ingin ia bicara kan dengan pemuda itu. Ia panik sekaligus gugup.
Mata gadis itu kini di suguhkan dengan pemandangan Sehun yang berdiri tidak jauh darinya, ia terlihat begitu lelah tapi tetap tersenyum hangat menatap gadisnya.
"Oppa..." panggil nya. Belum apa-apa suara Lisa sudah bergetar.
Dahi Sehun mengerut karena tampilan dan juga suara Lisa.
Apakah terjadi sesuatu?
"Ada apa dengan nada itu Lalisa?" tanya Sehun penasaran sambil menghampiri gadis itu.
Lisa menggeleng, menundukkan kepala.
"Oppa sudah makan?" Lisa mengangkat wajah, menatap Sehun ragu. "Aku memasak tadi sore.."
Sebenarnya Sehun akan menjawab sudah, karena sebelum terbang ke Seoul ia menyempatkan untuk makan. Namun, mendengar kalimat terakhir Lisa, ia mengurungkan niatnya.
"Belum makan dan lapar sekali" kekehnya.
Lisa tersenyum lebar, lalu mengulurkan tangan pada Sehun. Pemuda itu menyambut tangan Lisa dengan cepat, menarik gadis itu kedalam dekapan nya.
"Aku sangat merindukan mu" lirih Sehun.
"Nado, aku kesepian" balas Lisa terkikik. "Ayo makan, aku menunggu Oppa untuk dinner bersama"
Ia menarik pemuda itu pelan, menuntun nya kedapur, menghampiri meja makan. Gadis itu tidak memasak banyak hanya untuk sekali makan, tapi ini tumben sekali pikir Sehun.
Bunyi denting sendok dan sumpit beradu, menemani makan malam mereka. Mata Sehun terus meneliti gadis yang duduk dihadapan nya, ia menangkap raut aneh dan juga mata menggenang Lisa, membuat pemuda itu semakin tidak tenang.
Selesai makan, Sehun mengekori Lisa tidak sabar menghujani gadisnya itu dengan berbagai pertanyaan yang mengganjal di hatinya.
"Ada dengan mu?" Sehun tidak mau menunggu lama.
Lisa menatap Sehun lama, menggigit bibirnya kuat menahan tangisan yang ingin meledak sejak melihat wajah Sehun.
"Lice.." desak Sehun.
Gadis itu menggeleng, ia tidak berani menatap Sehun. Tenggorkan nya tercekat, suara nya seolah hilang entah kemana.
Lalu ia menangis, membuat Sehun kalang kabut. Lisa menumpahkan semua perasaan nya sejak kemarin dengan air matanya.
"Apa aku berbuat salah? Maafkan aku" bisik Sehun yang tengah mendekap Lisa dengan erat.
Lisa menggeleng, masih tidak sanggup untuk bicara.
"Lalu kenapa kau menangis seperti ini? Ada yang menyakiti mu, hm?" pemuda itu menangkupkan wajah Lisa, menatap manik gadis itu seksama mencari jawaban dari pertanyaan nya.
Lagi-lagi Lisa menggeleng cepat, ia menarik nafas menghembuskan nya berkali-kali menetralkan suasana hatinya yang bergemuruh.
Setelah itu ia tersenyum pada Sehun, pemuda itu semakin tidak enak hati melihat Lisa yang seperti itu.
"Oppa, ada yang ingin aku tunjukkan" ucapnya serak setelah berhasil menguasai dirinya.
"Apa itu?"
"Tunggu sebentar" gadis itu berjalan meninggalkan Sehun, kemudian menghilang dibalik pintu kamar.
Sehun menghempaskan dirinya dengan kasar di sofa ruang tengah, pikiran nya kalut dan juga hatinya tidak tenang.
Tidak lama Lisa muncul membawa sebuah kotak berukuran kecil, matanya menatap Sehun dengan tatapan penuh arti. Begitu juga sebaliknya, pemuda itu mengerut melihat apa yang Lisa bawa.
"Sebelum Oppa membuka nya, aku ingin bertanya" manik Lisa masih menatap Sehun lekat, ia kemudian menarik dan menghembus nafas kuat. "Apakah aku ini merepotkan Oppa?"
"Mwo?"
"Jawab Oppa!" desak Lisa.
"Tentu saja tidak, aku tidak pernah merasa direpotkan sama sekali" tegas Sehun.
Kepala gadis itu terangguk mengerti.
"Baiklah.." Lisa kemudian menyodorkan kotak tersebut kepada Sehun.
Pemuda itu menerima nya dengan raut wajah bingung, ia membongkar kotak tersebut dan semakin tampak tidak mengerti. Wajahnya blank.
Sebuah test pack dengan dua garis merah dan surat keterangan dari dokter.
Sehun menatap benda yang ia pegang dengan tangan bergetar, ia memandang kedua benda tersebut bergantian lalu beralih pada Lisa dengan tatapan bertanya.
"Kau.....?" Sehun tidak melanjutkan kalimat nya.
Lisa mengangguk pasti.
"Lima minggu?" tanya Sehun lagi.
Gadis itu tetap mengangguk tanpa bersuara.
Pemuda itu melongo, lupa menutup mulutnya, menatap Lisa tidak percaya. Setelah itu dengan cepat ia menghampiri gadis itu, memeluk gadis itu dengan erat lalu merosot berlutut dihadapan Lisa memeluk perut nya.
Ia menangis. Sehun menangis.
Bahkan Lisa, sudah sejak Sehun memeluknya ia menangis tersedu.
Lama pemuda itu berlutut sambil memeluk perut Lisa, ia kemudian bergerak beralih mencium perut gadis itu berulang-ulang.
“Gomawo..” lirihnya pelan.
Tidak ada suara dari Lisa, tapi ia mengangguk meski Sehun tidak melihat nya karena sibuk menghadap perut gadis itu, berharap ia bisa mendengar suara calon bayi mereka didalam sana.
Jemari Lisa menyisir helaian rambut pemuda itu, tersenyum disela isakan tangis nya yang tersisa.
Lisa bahagia?
Sehun bahagia?
Mari kita lihat.
Kepala Sehun mendongak, ia tersenyum lebar menatap Lisa meski wajah dan mata nya masih basah. Gadis itu membalas senyuman lebar Sehun, lalu memekik kecil saat dengan cepat pemuda itu mengangkat tubuhnya keatas dan mengecupnya tiada henti.
“Gomawo sayang, gomawo” ucap pemuda itu tiada henti, sambil terus mengeratkan pelukan nya pada tubuh Lisa.
“Gomawo” balas Lisa lirih, ia masih saja terisak.
“Aku mencintai mu, sangat mencintai mu” bisik Sehun lalu meraih bibir gadisnya, melumat nya pelan dan lama.
“Nado..” sahut gadis itu terengah, saat Sehun melepas kan ciuman mereka.
Sehun melepas pelan pelukannya dari Lisa, lalu melompati sofa yang lumayan tinggi tersebut, membuat Lisa berjengit kaget. Pemuda itu berlari mengitari ruang tamu dengan riang, seperti telah mencetak sebuah gol dalam pertandingan sepak bola.
“YESSS!” Serunya kegirangan. “YESS AKU JADI APPA! YESS!!”
Lisa tertawa geli melihat tingkah Sehun. Ingatannya kembali pada bisikan Jennie di Rumah Sakit saat ia menangis.
“Selamat ya uri maknae, akhirnya setelah kalian menunggu selama satu setengah tahun. Aku sangat bahagia dan tidak sabar ingin melihat rupa keponakan ku”
Senyuman Lisa semakin lebar mengenangnya, ia bahagia bahkan sangat bahagia. Satu setengah tahun terasa lama bagi Lisa, ia khawatir kalau ternyata ia tidak bisa memberi Sehun anak karena setelah menikah mereka tidak menunda bahkan berusaha keras untuk punya anak, namun tidak ada tanda-tanda.
Itu membuat Lisa khawatir dan takut. Takut mengecewakan Sehun dan juga mertua nya, karena mertuanya pun begitu excited ingin segera punya cucu.
Lisa terhenyak saat tubuhnya kembali dipeluk erat oleh Sehun, ia lalu tertawa terkikik karena geli, Sehun terus menghujaninya dengan kecupan.
“Jadi kapan kau tahu?” tanya Sehun yang kini tengah memangku Lisa di sofa.
Hilang sudah raut lelah Sehun karena konser tiga hari berturut-turut nya, diganti oleh wajah sumringah bercampur bangga.
“Kemarin, bersama Jennie Eonni” jawab Lisa. “Sebenarnya aku sudah tidak sabaran ingin mengatakan nya pada Oppa, sampai-sampai jantung ku berdetak tidak karuan menahan nya” curhat gadis itu.
“Jadi karena itu kau seolah tengah menyimpan sesuatu? Kau membuat ku khawatir”
“Maaf Oppa, tapi aku benar-benar berusaha keras menahan luapan gembira hatiku, aku ingin Oppa disini saat aku mengatakan nya, bukan melalui telepon” jelas Lisa.
“Arraseo..” Sehun tertawa menenggelamkan wajahnya dileher Lisa. “Ah, aku bahagia sekali. Rasanya aku adalah orang yang paling berbahagia didunia ini” celoteh nya.
Kikikan geli Lisa kembali terdengar, ia mengelus lembut kepala suami nya itu. Ia ingat bagaimana sibuk nya Sehun beberapa hari yang lalu menitipkan Lisa pada Jennie karena tidak tega meninggalkan istrinya sendiri dirumah besar tersebut.
Sehun takut Lisa akan sangat kesepian, itu kenapa Lisa menginap selama dua hari di dorm mereka bersama Jennie. Gadis bermarga Kim itu dan Rosé tetap tinggal di dorm karena dekat dengan YGE, sementara Jisoo memilih tinggal dirumah sendiri dan akan kembali ke dorm kalau ada kegiatan yang berkaitan dengan grup mereka.
Lisa meninggalkan dorm setelah bertunangan dengan Sehun. Lalu keduanya menikah satu setengah tahun yang lalu, setelah berkencan selama dua tahun didepan publik. Aslinya mereka berkencan tidak lama setelah debut BLACKPINK, dengan diam-diam.
Artinya baru tiga setengah tahun yang lalu, mereka mendeklarasikan hubungan mereka secara terang-terangan.
Mata Lisa menggenang haru, ternyata kalau di hitung-hitung sudah lama ia berjalan bersama-sama dengan Sehun. Lalu sekarang mereka akan segera menjadi orang tua, hatinya meluap-luap dengan kebahagiaan.
Itu kenapa sejak kemarin ia terus menangis, tidak percaya saja akhirnya harapan nya dengan Sehun terwujud disaat yang tidak terduga.
Kebahagiaan mereka meluap-luap.
“Vivi dan Leo pasti senang karena akan memiliki dongsaeng” kekehan Sehun membuyarkan nostalgia Lisa.
“Semua nya senang Oppa, kita sudah menunggu lama..” jawab Lisa meninggalkan kecupan singkat di puncak kepala pemuda yang memangku nya.
“Ahh, Aegi~ya kau sudah lima minggu berada didalam perut Eomma? Padahal beberapa hari yang lalu Appa masih sempat memonopoli Eomma sebelum berangkat ke Hongkong” Sehun kemudian menatap Lisa dan menyengir jenaka.
Lisa memukul bahu Sehun dengan sangat pelan.
“Oppa, dia bahkan baru berumur lima minggu tapi Oppa sudah mencemari pendengaran nya dengan celotehan itu” protes Lisa gemas.
Sehun memang seperti itu. Bahkan sekarang ia menyengir bodoh menanggapi protes dari istrinya.
“Lagi pula..” Sehun menyeringai jahat. “Dia sudah terbiasa, bukan kah ia bersama kita saat melakukannyaㅡ”
“YAK!” pekik Lisa.
Bugh! Bugh! Bugh!
Ia menghantam Sehun dengan bantal sofa tanpa ampun, namun pemuda itu justru tertawa terbahak-bahak. Gelak tawa yang khas, selalu terdengar indah di gendang telinga Lisa.
“Ampun Eomma!” goda nya lalu menahan tangan Lisa yang memegang bantal. “Jangan melakukan kekerasan” ia menjulurkan lidah mengejek istrinya.
Baru Lisa akan membalas ucapan nya, Sehun sudah mendahului membungkam gadis itu dengan ciuman panjang nya.
“Saranghae...” bisikan itu kembali membuat Lisa menguarkan senyuman nya.
Ia mengangguk, lalu maniknya mengekori gerakan Sehun yang merogoh kantong jeans nya.
💬💬
EXO (9)
SEHUN : HYUUUNGDEUL!!!
Suho is typing...
Lay is typing...
Xiumin is typing...
Chen is typing...
Baekhyun is typing...
Chanyeol is typing...
Kyungsoo is typing...
Kai is typing...
SEHUN : AKU JADI APPA!!!!
LAY : MWO?
KAI : Aku jadi Hyung lagi? Akhirnya... 😚
SUHO : JINJJA? MWOYA? YAK! ITU TIDAK ADIL, AKU MENIKAH DUA TAHUN LEBIH DULU DARI KALIAN MAKNAE PABBO, KENAPA KALIAN MENDAHULUI KU?! INI CURANG!
BAEKHYUN : Dongsaeng ku sebentar lagi jadi orang tua, aku masih saja belum jadi apa-apa :( 😣 apa Eonni iparmu itu benar-benar tidak tertarik padaku Sehunie? :(
BAEKHYUN : Tapi selamat untuk kalian berdua ya, akhirnya penantian panjang kalian berakhir. Cetaklah banyak-banyak keponakan lucu untukku.
CHANYEOL : Itu artinya Junmyeon Hyung tidak sehebat uri maknae, Hyung kurang perkasa ku rasa ㅋㅋㅋ
KYUNGSOO : Selamat Sehunie! Ah, anak bungsu kami sudah menjadi Appa sekarang :")
KYUNGSOO : Aku yakin bayinya persis Eomma nya yang tidak bisa diam 😂
CHEN : Uri Sehunie dan Lisa selamat! :***
XIUMIN : Sehuna, selamat! Kau memang Jjang! kurang-kurangi hormon mu, istri mu sedang hamil sekarang :v
SUHO : PARK CHANYEOL, BESOK KITA KEMBALI KE SEOUL KAU DI KELAS EKONOMI ATAU DI BAGASI PESAWAT SAJA. SUDAH KU PUTUSKAN!
SUHO : Ah, aku merindukan Istri ku yang sedang asyik berlibur di Hawaii sekarang :(
CHANYEOL : Dasar leader sensitif :(
CHANYEOL : Chukae duo maknae pabbo♡♡♡ katakan pada keponakan kami, besok rumah kalian akan ramai kunjungan.
CHANYEOL : Katakan pada Lisa Sehuna, undang semua teman gadisnya 😎 pria tampan akan hadir besok 😗
LAY : HAH?! Akhirnya Lisa hamil juga, aku sudah khawatir kalau kehebatan mu berkurang Sehuna! Kalau berdasarkan sifatmu, begitu kalian menikah Lisa akan langsung hamil, ternyata kau mengontrol diri dengan baik ya ㅋㅋㅋ
LAY : Junmyeon ah, kurang-kurangi sensitif mu mungkin dengan begitu Jisoo bisa langsung hamil seperti Lisa :v
...
Sehun sudah tidak memperdulikan balasan dari para Hyungnya lagi, sekarang ia asyik bercengkerama dengan istrinya di sofa. Entah apa yang mereka obrolkan, yang pasti persiapan untuk bayi mereka.
Sehun tidak melepas kan dekapan nya dari Lisa sama sekali.
Gelak tawa keduanya sesekali terdengar, padahal malam sudah sangat larut. Lalu keesokan hari, rumah mereka ramai dengan kunjungan. Benar saja dugaan Chanyeol.
Bahkan Jisoo dan Rosé sudah mendarat di Seoul begitu mendengar berita Lisa hamil dari Jennie, dan seorang Kim Jennie tidak memegang janjinya pada Lisa. Ia mengabari Jisoo dan Rosé tepat setelah mereka pulang dari Rumah Sakit.
Ah, bayi itu. Bentuknya belum terlalu terlihat, tapi sudah banyak yang menanti nya dengan tidak sabar.
Ini pengalaman hamil Lisa yang pertama kali, tidak ada hal aneh yang ia inginkan. Mungkin tidak di trimester pertama ini.
Entah kenapa, Lisa hanya menginginkan Sehun terus berada di dekat nya, dan kini suami nya itu menjadi sangat posesif pada nya. Dan, semua pasti karena si kecil yang masih bersembunyi didalam perut Lisa.
Hehe.
一一
END
Jadi cerita ini tercipta karena kemaren nonton kompilasi Pregnancy Announcement di YouTube, wkwkw
Yah, kalo liat video nya pasti nge feel sampe terhura hiri hara rasanya nano nano. Sayang nya aku tidak bisa membawa feels nya masuk kedalam cerita, miankan. :v
Yohaa,
I'll see you, when i see you
🌷🌹🌷
.
.
©Lalicize
3 Mei 2018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro