Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. FLEE~ ♥

Warning!
RANDOM & ALAY

Hi! Oh Sesa baby bolo bolo is back!

Ini cerita super random ya, dan juga rada-rada. Baru nemu ide barusan banget (01 Oct 2020. 01.30 AM)

Fyi, ini kisah ALAY! terinspirasi dari kisah nyata seorang panutan.

.
.
Just remind, if you don't like it, mulai ngerasa aneh, geli, mual, eneg, langsung leave aja😘
.
.
.
SESA 5 MONTHS OLD YA YEOREOBUN
.
——
FLEE~
——
.
.
🍒🍒🍒

🍒🍒🍒

Lisa menatap seksama layar ponselnya sejak sepuluh menit yang lalu, raut wajahnya tampak mengekspresikan banyak sekali makna, sesekali ia terlihat menghela nafas berat.

Berbagai pikiran, dugaan dan terkaan berterbangan didalam kepala gadis itu, lalu selalu berakhir dengan pertanyaan, apakah mungkin?

Sesekali ia melirik ke arah tempat tidurnya, dimana gadis kecilnya tengah terlungkup bermain sendiri sambil mengoceh khas ala bayi seusianya, membuat Lisa tersenyum secara otomatis.

(*AuntCle~deul, don't tease me, arraseo? Anggap aja rambutnya Sesa panjang 😌)

Lama mata bulat Lisa terus menatap gadis kecilnya yang terus saja mengoceh, sesekali ia tampak tergelak sendiri melihat ulah Sesa.

Baby girl... Bicara apa, eoh? Apakah sedang mengajak Momma mengobrol?” ia tidak tahan untuk tidak menanggapi ocehan Sesa “Arraseo, katakan pada Momma, Sesa punya cerita apa hari ini, hm?”

Mata bulat Sesa menatap Lisa, kemudian ia tersenyum memamerkan gusi-gusinya.

ahhaouu..” ocehnya.

“Wah, jinjjayo?” Lisa terkikik geli menanggapi Sesa.

fhefheefeu..”

“Ah, seperti itu kisahnya? Pantas Sesa minumnya banyak ya? Ternyata karena terlalu lelah bermain dan tidur? Aigooo~” kekehan geli Lisa tidak berhenti. Ia mendekati Sesa, memposisikan tubuhnya sama seperti gadis kecil itu, lalu mengecupnya berulang-ulang dengan gemas.

apapapamamama...”

Aish, menggemaskan sekali bayi cantik Momma ini!” Lisa tidak bisa menghentikan kegemasannya pada putri semata wayangnya itu.

Seolah paham maksud Lisa, gadis kecil itu tergelak dengan menyuarakan giggles kecil yang benar-benar membuat Lisa ingin menggigitnya.

Saat Sesa kembali sibuk bermain sendiri dengan alas warna-warni tempat ia sedang terlungkup, Lisa kembali memfokuskan tatapannya pada layar ponsel. Dengan menarik nafas panjang, jemari nya mengetuk-ngetuk layar ponselnya lincah.

To: Daddy~ya♡
Oppa di kantor agensi atau?

Hanya berselang 2 menit, balasan dari seberang sana masuk ke smartphone Lisa.

From: Daddy~ya♡
Di studio bersama Chan Hyeong sayang.
Sedang menyelesaikan demo yang terbaru..
Merindukan ku, eoh?

Dengusan Lisa terdengar setelah membaca balasan dari sang suami. Bukan kata-kata cheesy yang Sehun ucapkan yang membuat Lisa mendengus, namun jawabannya akan pertanyaan Lisa.

To: Daddy~ya♡
Benar Oppa di Studio?
Bukan ditempat lain?

From: Daddy~ya♡
Di Studio sayang..
Bukankah tadi pagi aku sudah mengatakannya?
Ada apa?

To: Daddy~ya♡
Aniyoo, lupakan saja.

Lisa membuang nafas kasar setelah itu, ia tidak ingin bertanya lebih lagi melalui pesan, meski isi kepalanya penuh dengan dugaan, terkaan dan kebingungan. Ia kembali membuka media sosial nya, dan mendapati gambar yang sejak tadi membuat ia resah dan bertanya-tanya.

Kenapa Oppa harus berbohong padaku ya?
Apakah ada hal yang ia sembunyikan dariku?

Semacam surprise? Tapi kami tidak sedang berulangtahun ataupun Anniversary.

Asik bertanya-tanya dalam pikirannya, sebuag panggilan masuk membuat ia tersentak sedikit kaget.

Daddy~ya♡ is Calling....

Gadis berponi khas itu menarik nafas panjang, menahannya beberapa detik, kemudian menghelanya panjang sebelum akhirnya menerima panggilan dari Sehun.

“Ne..” sambutnya.

Apakah terjadi sesuatu? Wae? Kalian baik saja? Sesa baik saja?” pertanyaan bertubi-tubi sarat dengan kekhawatiran terdengar dari suara Sehun.

“Kami baik saja, tidak ada yang terjadi. Oppa fokuslah pada pekerjaan Oppa” jawab Lisa berusaha menyembunyikan keresahannya.

Tapi sebenarnya hatiku tidak baik saja, Oppa..

Gadis itu menggigit bibirnya resah, untung Sehun meneleponnya tidak menggunakan video call, batinnya.

Tapi mengapa kau bertanya seperti tadi? Ada yang mengganggu pikiranmu?

“Apa Oppa benar-benar di Studio? Selama seharian ini? Tadi pagi apakah ke tempat lain sebelum ke studio?” tanya Lisa kemudian.

Sehun seakan terdiam sebentar mendengar pertanyaan Lisa.

Aku di Studio sejak pagi sayang, tidak kemana-mana, kau bisa bertanya pada Chan Hyeong..” jelas Sehun yakin. “Apakah ada berita miring yang kau dengar?

Lisa menggelengkan kepala seolah Sehun dapat melihatnya.

Ani, tidak ada Oppa.. Hanya memastikan apakah Oppa benar-benar di Studio..” Lisa membuang nafas kasar. “Oppa berkata jujur kan?”

Aku berkata jujur sayang, waeyo? Aku yakin sekali ada yang mengganggu pikiranmu” Sehun menyahut dan menebak. “Kau tidak percaya padaku? Kau ingin bicara pada Chan Hyeong dan memastikan langsung?

“Ah, tidak perlu Oppa” tolak Lisa, ia merasa kurang puas dengan pembicaraan di telepon. “Tapi apakah benar tadi pagi sampai siang Oppa tidak ke tempat lain, selain studio? Oppa tidak berbohongkan?”

Terdengar kekehan khas Sehun berkumandang di seberang sana.

Tidak sayang, aku hanya di Studio sejak pagi, lagipula untuk apa aku berbohong padamu?” jawabnya kemudian.

Pertanyaan yang sama Oppa, untuk apa Oppa membohongiku? Kenapa tidak jujur saja?

Tidak masalah Oppa kemana, tapi tidak bisakah Oppa jujur?

Arraseo, segeralah pulang begitu Oppa selesai, kita perlu bicara Oppa..” pinta gadis itu.

Benar-benar terjadi sesuatu kan?

“Tidak Oppa, kita hanya perlu bicara” tegas Lisa.

Sehun terdiam beberapa detik, sebelum akhirnya mengiyakan istri nya itu.

Baiklah, aku segera pulang..

Sambungan telepon mereka langsung terputus begitu Sehun menyanggupi permintaan Lisa, tepatnya Lisa lah yang memutuskannya.

Lisa kemudian beralih pada Sesa yang kini sudah berubah posisi menjadi terlentang, sambil berusaha menggapai kakinya yang ia angkat-angkat. Gadis berdarah Thailand itu tersenyum, menghampiri gadis kecilnya lagi.

“Sayang...” panggilnya. “I love you so much..

Aouu..” balas gadis kecil itu, entah apa maksudnya.

Gadis itu terkikik mendengar ocehan Sesa.

“Apapun yang terjadi nanti, Sesa harus tahu kalau Momma sangat mencintai Sesa, arra?” Lanjut Lisa.

Mamamamama...”

“Iya sayang, iya...” balas Lisa.

Ia meraih tubuh mungil Sesa, memeluknya erat seolah mencurahkan rasa resah dan juga sedikit sesak di hati nya. Ingatan Lisa melayang lagi, dadanya berdenyut sedih, sebenarnya bukan apa yang Lisa lihat yang membuatnya sedih, tapi ketidakjujuran suaminya, begitu pikiran Lisa.

Ingatan Lisa jelas sekali akan tulisan akun terpercaya yang ia lihat. Mereka berlibur tipis, begitu isi caption tersebut.

Jeju Today. Beginilah cara para pria sejati menghilangkan penatnya kehidupan. Berlibur singkat meski hanya 2 jam, tanpa tertangkap kamera ataupun para nyonya..  ㅋㅋㅋㅋㅋ
Pintar memanfaatkan waktu dan kesempatan itulah kuncinya..

Bahkan tulisan itu masih sangat terngiang di bayangan Lisa, sampai ia seolah bisa menghafalnya di luar kepala. Apalagi senyuman khas Sehun didalam foto tersebut, mengenakan pakaian yang sama saat ia berangkat tadi pagi, mengingat hal itu Lisa merasa sangat kecewa.

Mengapa ia harus berbohong? Itu saja.

.
.
.
.

Sesa sudah terlelap di dalam box tidurnya, gadis mungil itu seolah mengerti suasana hati Lisa, jadi ia tidak banyak bermain, ia langsung tertidur begitu Lisa memberinya minum. Gadis pintar.

Sementara Lisa duduk di pinggiran tempat tidur, memainkan ponselnya. Ia hanya memainkan beberapa games secara random, karena ia malas membuka sosial media dan akan berhadapan dengan postingan yang mengganggu pikirannya dan membuat hatinya resah.

Telinganya mendengar dengan sangat jelas suara pintu ruang utama tertutup dan terkunci, artinya Sehun sudah sampai di rumah. Lisa menarik nafas panjang berkali-kali, mengumpulkan kekuatan dan keberanian untuk bicara pada Sehun.

“Maaf aku terlambat sampai di rumah, jalanan lebih macet sejak sore..” suara half-bariton menyapa pendengaran Lisa.

“Oppa sudah makan?” tanya Lisa menatap wajah lelah pemuda itu.

“Tadi sore, dengan Hyeong~deul” jawabnya, ia balas menatap Lisa, mata gadis itu terlihat sendu. “Kau sudah makan? Apa gadis kecil kita rewel hari ini?”

Lisa membuang nafas pelan, lalu mengangguk.

“Aku langsung makan begitu Sesa tertidur. Ia tidak rewel sama sekali, seperti biasa bermain dengan riang..” sahut Lisa seraya melirik ke arah box tidur Sesa.

Sehun tersenyum hangat sambil menghampiri Lisa, lalu langsung mendekap gadis itu erat.

Mianhae.. Apa aku membuatmu terluka hari ini?” bisiknya.

Gadis itu menahan tangisannya agar tidak tumpah, sebenarnya ia masih kecewa dan bercampur kesal karena Sehun tidak menjawabnya dengan jujur.

“Oppa, please.. Jawab aku dengan jujur, Oppa pergi ke luar Seoul sejak pagi?” Desak Lisa. “Kita sudah menikah, sudah ada Sesa, bahkan sejak kita berkencan bukankah kita sepakat untuk saling jujur apapun yang terjadi, apapun kenyataannya?”

Pemuda itu mengendorkan pelukannya, memindahkan kedua tangannya pada bahu Lisa, menatap gadis itu dalam.

“Aku sudah menjawabmu dengan sangat jujur, Sesa Eomma..” balas Sehun dengan tegas.

Lalu apakah yang didalam foto itu adalah hantu? Atau kembarannya? Mengapa aku tidak pernah tahu ia memiliki kembaran kalau begitu?

“Oppa aku sama sekali tidak akan marah kalau Oppa bicara dengan jujur, justru aku akan sangat sakit kalau Oppa membohongiku” suara Lisa terdengar bergetar.

Sehun tampak membuang nafas berat, menatap gadis itu dengan seksama.

“Sayang, ini sudah malam sebaiknya kau istirahat, tampaknya kau begitu lelah dan penat..” Sehun tidak membahas pertanyaan Lisa, ia justru menyuruh gadis itu tidur. “Aku akan menyapa gadis kecilku sebentar sebelum bekerja lagi di Studio sebelah”

Mata Lisa memanas setelah itu, ia hanya diam dan mengikuti arah tubuh Sehun yang menghampiri Sesa yang sudah terlelap.

“Hai baby girl, aigoo gadis Daddy mengorok, huh?” Sehun tertawa kecil melihat Sesa. “Bermain seharian jadi teler lebih awal seperti ini? Biasanya menunggu Daddy pulang untuk bermain hingga tengah malam..” ia mengecup sayang gadis kecilnya.

Biasanya Sesa akan tidur jika sudah lelah bermain dengan Sehun dan Lisa, kadang sampai jam 11.00 gadis mungil itu masih terjaga dan terkikik. Tapi hari ini, ia sudah terlelap sejak matahari baru saja tenggelam.

“Beristirahatlah... Kau pasti sangat lelah. Mumpung Sesa sudah tidur..” suruh Sehun kemudian pada Lisa. “Aku akan ke Studio sebelah menyelesaikan demo yang belum selesai itu” pemuda itu berjalan menuju pintu kamar.

Mata bulat Lisa menatap Sehun tidak percaya, bisa-bisanya pemuda itu menganggap pembahasan mereka sudah selesai, pikirnya.

“Oppa...” panggil Lisa tercekat, air mata gadis itu sudah lolos begitu saja. “Sebenarnya Oppa menganggap aku istri atau tidak?”

Bahu Sehun tampak bergerak kasar, ia membalikkan badannya menatap Lisa.

“Sayang.. Istirahatlah..” Sehun masih menjawab dengan tenang. “Tentu saja aku menganggapmu istriku karena kau memang istriku, Eomma dari anakku.. Jadi, tenangkan hati dan pikiranmu, aku tahu kau lelah..”

“Cih! Nyatanya Oppa tidak perduli perasaanku, Oppa justru membohongiku, apa susahnya berkata jujur?!” nada Lisa meninggi.

Pemuda itu menghampiri Lisa, memegang kedua lengannya, menatap manik gadis itu.

“Aku sudah sangat jujur padamu..” ucapnya. “Lagipula ini sudah malam, Sesa sudah tidur, kasihan kalau ia terjaga mendengar suara kita..”

“Laki-laki memang sangat gengsi untuk mengaku, terlalu egois!” Lisa menepis tangan Sehun dari kedua lengannya. “Terserah Oppa saja, lakukan saja apa yang ingin Oppa lakukan, bahkan bermain sampai Eropa sana pun tidak usah memberitahuku, aku mengerti mungkin Oppa masih ingin punya waktu luang dan bebas, atau ingin terlihat masih lajang!” serunya emosi.

Sehun menatap Lisa heran.

“Apa maksudmu?” bingungnya.

“Tidak usah dibahas, aku sudah malas untuk membicarakannya. Kami memang tidak berarti apa-apa bagi Oppa..” Lisa menghempaskan dirinya ke sisi tempat tidur.

“Bagaimana mungkin kalian tidak berarti apa-apa bagiku? Kalian hidupku..” nada Sehun terdengar sedih.

“Sudahlah, percuma bicara dengan Oppa!”

“Baiklah..” Sehun mengalah. “Kalau begitu kau istirahat saja, besok kalau hatimu sudah membaik kita bicarakan baik-baik. Aku akan menyelesaikan demo malam ini di Studio..”

Pemuda itu meninggalkan Lisa di kamar tidur mereka, menuju ruangan yang ia gunakan sebagai studio untuk bekerja dari rumah, yang terletak tidak jauh dari kamar tidur mereka.

Begitu pintu kamar tertutup rapat, Lisa langsung meloloskan tangisannya.

“Bahkan bicara jujurpun gengsi? Mengakui kebohongannya yang sudah jelas-jelas ketahuan pun ia tidak mau?” tangisnya. “Apa semua laki-laki yang sudah menikah seperti itu?”

Hanya isakan tertahan Lisa yang terdengar menghiasi kamar setelahnya, ia menangis dengan sangat pelan takut Sesa akan terbangun mendengar suaranya. Lalu, entah apa yang masuk kedalam pikiran Lisa, ia bangkit dari tempat ia duduk, menghampiri lemari besar mereka, ia meraih tas besar miliknya semasa baru-baru debut bersama BLACKPINK.

Gadis itu memasukkan bajunya dan baju Sesa seadanya serta peralatan-peralatan yang dibutuhkan Sesa kedalam tas tersebut, ia menge-pack semuanya dengan rapi setelah itu ia menuju tempat Sesa tertidur, meraih gadis kecil itu.

“Sayang, mianhae... Momma mengganggu tidur Sesa sebentar ya..” bisik Lisa merasa bersalah. Gadis kecil itu menggeliat pelan dalam dekapan Lisa. “Sesa berdua saja dengan Momma tidak apa-apakan?” isaknya pelan.

Setelah menggendong Sesa didalam gendongannya, Lisa meraih tas besarnya beserta box lipat Sesa yang biasa ia gunakan saat berpergian. Ia membawa mereka keluar dengan pelan, sebelum turun ke lantai bawah Lisa sempat melirik sebentar ke ruang Studio tempat Sehun bekerja, lalu dengan cepat membawa Sesa bersamanya pergi dari rumah tersebut.

“Jika Oppa ingin merasakan kebebasan seperti masa lajang, sekarang aku memberikannya..” lirih Lisa dalam perjalanan menuju entah dimana nanti tempat ia akan berhenti bersama Sesa. “Semoga Oppa benar-benar bisa merasa bahagia dan bebas!”

Mengakui pergi ke Jeju selama 2-4 jam saja susah sekali, lagipula apa salahnya bicara jujur?

Apakah masih kurang bukti? Apakah semua foto didalam postingan itu tidak cukup untuk menjelaskan?

Bukan karena Oppa ke Jeju aku marah, tapi karena Oppa tidak jujur sama sekali! Sudah menikah tapi masih terus menyembunyikan apapun dari istrinya? Apakah itu disebut pernikahan?

Sementara itu di dalam Studio, Sehun tidak bisa berkosentrasi dengan pekerjaannya, ia bahkan sama sekali belum menyentuh demo yang ingin ia kerjakan.

Ia terus terngiang-ngiang akan ucapan Lisa, tatapannya dan juga nada kecewanya. Ia hanya bingung, kesalahan apa yang sudah ia lakukan? Apa yang harus ia akui pada istrinya itu? Ia tidak merasa berbohong sama sekali, ia sudah jujur sejujurnya pada Lisa.

“Ada apa sebenarnya Sayang..” lirihnya seolah bicara pada Lisa. “Kau bahkan tidak menyebut dengan jelas di mana letak tepat kesalahanku yang menyakitimu. Seandainya kau mengatakannya, aku akan memperbaikinya untukmu. Kalau begini aku jadi bingung”

Di tengah kegundahan hatinya, ia meraih ponselnya, mengecek beberapa hal, berakhir pada akun sosial media nya. Mata Sehun melebar melihat sebuah postingan yang sepertinya menjadi akar masalah dari sikap Lisa hari ini.

HEOL!” seru Sehun tidak sadar setelah membaca caption postingan tersebut dan menyadari titik utama permasalahannya. “Baek Hyeong, eoh jinjja!!” serunya gemas dan juga sedikit kesal.

Pemuda itu segera beranjak dari dalam Studio menuju kamar tidur mereka, ia harus menjelaskannya pada Lisa, pikirnya. Postingan Baekhyun sekitar 10 jam yang lalu, membuat Lisa marah besar juga kecewa pada Sehun. Di tambah lagi dengan komentar-komentar yang memanasi.

“Sayang..” panggil Sehun begitu ia membuka pintu kamar, tapi Lisa tidak ada.

Pemuda itu mengerutkan dahinya bingung, ia melangkah ke arah tempat tidur Sesa, gadis kecil itu juga tidak ada. Hati Sehun berdegub cepat, ia sudah tahu kemana ini akan berakhir.

Matanya menatap kaget pintu lemari tempat Lisa mengambil tas masih setengah terbuka, ia bergerak cepat menghampiri dan mengecek lemari tersebut. Sehun langsung mengerti, Istri dan putri nya pergi dari rumah.

No...no..no..no...” desisnya frustasi.

Sehun mengambil ponselnya dengan cepat, mengubungi Lisa, namun ponsel gadis itu tidak bisa dihubungi. Pemuda itu mendesah pasrah, satu-satunya cara ialah dia harus mencari mereka sendiri.

Ia tidak akan bertanya pada member BLACKPINK, ia juga tidak akan bertanya pada Ibunya karena ia tahu betul Lisa tidak akan kesana. Mereka tidak pernah melibatkan orang lain ketika ada masalah di dalam rumah tangga mereka.

Dan Sehun pun tahu, Lisa tidak mungkin ke apartemen lama mereka masing-masing, itulah kenapa Sehun harus menggunakan ‘power’ nya yang lain untuk melacak keberadaan Lisa dan Sesa yang ‘kabur’ dari rumah gara-gara postingan bodoh seorang Byun Baekhyun. Power lain yang dimaksud adalah, koneksi.

Lisa tidak akan membawa mereka ke hotel biasa, pikir Sehun. Gadis itu pasti membawa mereka ke hotel dengan layanan VVIP yang aman bagi dirinya dan Sesa, itulah yang harus Sehun lacak. Meskipun harus memakan waktu semalaman, akan Sehun lakukan.

Pemuda itu hanya butuh waktu 30-40 menit untuk melacak keberadaan Lisa dan Sesa berdasarkan identitas. Ya, hanya perlu identitas saja. Power Sehun yang satu ini tidak bisa diragukan lagi, meski sangat sedikit orang yang mengetahuinya.

To: Baekhyun Hyeong
Hyeong, tolong ganti caption hyeong di postingan terakhir, karena sudah membuat Lisa menyangka aku membohongi nya hari ini. Hyeong juga harus bisa menjelaskannya pada Lisa nanti. Kalau tidak, Hyeong akan tahu akibatnya.

Selesai mengirim pesan pada Baekhyun, Sehun langsung melarikan mobilnya menuju tempat dimana Lisa dan gadis kecil mereka berada.

Sementara itu, di kamar besar di sebuah bangunan tinggi, di area ternama di kota Seoul, Lisa tampak melamun menatap keluar jendela kaca tebal, memandangi kerlipan lampu pusat kota Seoul dengan pandangan kosong.

Sesa sudah kembali terlelap sejak tadi, gadis mungil itu hanya terbangun sebentar karena haus, kemudian langsung tertidur lagi begitu Lisa selesai menyusuinya.

Apa Oppa tahu kami tidak di rumah sekarang?

Apa Oppa masih sibuk dengan demo Oppa?

Apa Oppa tetap tidak merasa harus mengatakan yang sebenarnya?

Gadis itu terus bertanya-tanya dalam hatinya, sejak meninggalkan rumah ia menonaktifkan ponselnya dengan sengaja. Ia hanya ingin tenang untuk sementara, sesekali mata besarnya melirik kearah box tidur Sesa. Perasaan bersalah terbersit di hati Lisa karena sudah membawa Sesa keluar malam-malam, dan juga meninggalkan Sehun begitu saja. Ia hanya merasa, apabila tidak ada lagi kejujuran maka segala sesuatunya sudah terancam.

Meskipun sebuah kutipan terlintas di kepala Lisa seolah ingin merubah keraguan Lisa. “If we don't have trust, we don't have anything” namun gadis itu justru sekarang mengubahnya menjadi “If we don't have integrity, we have nothing”.

Bagi Lisa kepercayaan itu juga berkaitan dengan kejujuran seseorang bukan? Bagaimana mungkin ia bisa percaya, sementara ia sudah melihat semua buktinya? Suaminya tidak jujur! Setidaknya itulah yang Lisa pikirkan.

Entah berapa lama Lisa merenung, ia dikagetkan oleh deringan halus tanda kamarnya sedang di kunjungi.

“Layanan kamar malam-malam? Kenapa aneh sekali, apa mereka tidak ingat aku membawa anak kecil?” omelnya pelan.

Namun ia beranjak juga dari tempatnya, menuju pintu kamar, ia mengintip melalui door viewer, matanya mendapati seorang gadis berseragam Staff hotel itu berdiri disana. Ia membuang nafas kesal, tangan panjangnya membuka pintu kamar dengan setengah hati.

Dalam pikirannya ia akan protes pada staff tersebut karena pelayanan mereka, bukan kah ini hotel berbintang lima ternama, berstandar internasional, terkenal dengan layanan VVIP yang super? Kenapa seenaknya mereka mengganggu malam-malam, apalagi ini kamar khusus yang tidak bisa diganggu sembarang orang? Kalaupun ada masalah mereka bisa menelepon kamar Lisa bukan?

Begitu pintu kamar terbuka, segala susunan protes Lisa lenyap begitu saja, saat ia melihat siapa yang berada di samping staff wanita hotel tersebut.

Annyeonghaseyo, jeoseonghamnida sudah mengganggu malam Anda Nona Oh, tapi ada ‘tamu penting’ yang harus menemui Anda..” wanita itu membungkuk berkali-kali.

Belum sempat Lisa menjawab, pemuda yang disamping wanita itu sudah mendahului.

“Tidak apa-apa, terima kasih banyak sudah membantuku.. Selamat malam..”

Lisa hanya melongo menatap pemuda itu membungkuk pada wanita tadi, setelah itu wanita itu langsung berpamitan meninggalkan kedua orang tersebut.

Tanpa mengatakan apa-apa, Sehun menerobos masuk ke kamar tersebut mendorong Lisa ikut masuk dengannya, pintu kamar tertutup dan terkunci otomatis.

“Kau salah paham..” pemuda itu langsung bicara.

“Mengapa Oppa bisa tahu aku ada di sini?” gadis menatap Sehun kesal.

“Aku sudah bicara jujur padamu, tapi kau tidak percaya padaku”

“Aku ingin sendiri dan tidak ingin diganggu” gadis itu mengusir Sehun secara tidak langsung.

Percakapan pasangan suami istri itu sebenarnya tidak saling menyambung dengan pertanyaan satu sama lain, yang satu bersikukuh untuk sendiri, lalu yang satu berusaha membuat sang istri mengerti.

“Sayang dengarkan aku dulu, setelah ini kau boleh mengusirku..” Sehun masih sabar untuk memberi pengertian.

Lisa langsung terdiam menunggu pemuda itu bicara.

“Kau ternyata melihat postingan Baek Hyeong tadi siang?” tanya Sehun kemudian.

Ne..”

“Tapi itu tidak benar!”

“Tapi Oppa disana dengan baju yang Oppa pakai tadi pa—”

“Itu memang baju yang sama, tapi foto itu dua minggu yang lalu ketika kami syuting Nature Republic, kau ingat?” Sehun memotong ucapan Lisa dengan cepat, menyegarkan ingatan gadis itu.

Gadis itu menunduk, wajahnya terasa memanas. Benar, Lisa ingat sekarang dua minggu yang lalu Sehun dan EXO grupnya melakukan syuting dengan Nature Republic, ia mengenakan baju yang sama dengan yang ia pakai tadi pagi. Entah mengapa itu bisa menjadi kebetulan yang membawa ‘masalah’.

Lisa sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya untuk menatap Sehun, ia betah memandangi ubin kamar hotel tersebut.

Pabbo! Lalisa Pabbo! Baek Oppa Pabbo!

“Kau masih belum percaya? Aku benar-benar hanya di Studio sejak pagi, bahkan siangnya aku tidak sempat makan saking padatnya pekerjaan..” suara Sehun terdengar memelas. “Jika kau masih tidak percaya padaku, kau bisa melihat gallery ponselku ini, itu gambar dua minggu yang lalu..”

Wajah gadis itu terangkat, menatap Sehun, merah dengan mata berair. Ia kemudian menggelengkan kepala, menurunkan ego dan gengsinya lalu menghambur memeluk Sehun, suaminya.

Mianhae, jeongmal mianhae Oppa..” bisiknya terisak, sambil memeluk leher pemuda itu erat. “Tapi aku benar-benar shock dan salah sangka dengan caption Baek Oppa yang mengatakan ‘Jeju Today’, belum lagi isi komentarnya.. Aku sampai tidak bisa berpikir..” curhat Lisa.

“Aku tahu..” balas Sehun, ia memeluk gadis itu tidak kalah erat. “It's okay, kau tidak salah.. Lagipula aku tahu kau pasti lelah dan penat. Hari yang berat dan melelahkan akhir-akhir ini ya sayang?”

Lisa menggangguk pelan, menyembunyikan dan menenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan Sehun.

Gomawo Oppa, maafkan aku yang langsung mengamuk tidak jelas.. Perasaanku benar-benar bercampur aduk, sampai tidak bisa berpikir” lirihnya.

Gwenchana, aku tidak pernah marah padamu, aku mengerti kondisimu..” balas Sehun berbisik lembut. “Belum jadi Istri, belum jadi Eomma, belum jadi wanita karir dan artis. Kau superwoman sayang.. Kalau aku di posisimu, mungkin aku tidak akan setangguh Sesa Eomma ini..”

Lisa tergelak geli, ia masih betah menyembunyikan wajahnya pada dada Sehun.

“Aku mencintai Oppa” Ia berbisik serak.

Nde, aku sangat mencintaimu, Momma~nim” balasnya seraya mengecup sayang puncak kepala gadis itu.

Lalu keduanya tergelak geli bersamaan. Lisa menatap Sehun malu, sementara pemuda itu betah memandang hangat wajah basah Lisa, sambil mengusapnya pelan menghapus air mata gadis yang telah memberinya satu putri cantik itu.

“Terima kasih Oppa..” ujarnya serak. “Tapi kenapa akhirnya Oppa bisa sampai ke sini?”

“Begitu aku melihat postingan Baek Hyeong, aku langsung paham letak permasalahannya, jadi aku langsung melacak keberadaanmu” jawab pemuda itu, seraya merapikan poni Lisa. “Karena sejak awal aku benar-benar tidak paham kau bicara tentang apa, ku pikir kau mendapat kabar miring lagi”

“Ah, mianhae.. Aku membuat Oppa kebingungan ya, ku pikir—”

“Tidak apa-apa, yang penting semua sudah jelas sekarang..” Sela Sehun. “Aku sudah bilang, kau itu lelah sayang.. Kurang tidur, tekanan dari sana sini, tapi kau tidak mengatakan apapun. Untuk itu aku selalu mengatakan padamu, kalau kau lelah katakan supaya aku bisa membantumu.. Kau tidak akan sanggup menanggung semuanya sendiri Momma~nim, pikiran ini, tubuh ini, dan jiwa ini terbatas dalam menanggung segala sesuatu. Itu kenapa kau harus berbagi dengan suamimu..” oceh Sehun panjang lebar.

Gadis itu terkikik, lalu mengangguk membenarkan Sehun. Selama ini Lisa hanya tidak ingin menambah beban Sehun, suaminya itu sudah terlalu banyak menanggung berbagai hal. Tapi, sekarang ia belajar satu hal, bahwa ia juga harus jujur pada suaminya tentang apapun yang ia rasakan.

“Terima kasih lagi Oppa, aku berjanji akan melakukan seperti apa yang Oppa katakan, dan Oppa juga harus melakukan hal yang sama..” pinta Lisa.

Ne.. Saranghae~” Sehun menyanggupi. Ia menarik gadis itu menciumnya lama.

Lisa menjawab pemuda itu dengan membalas ciuman panjang yang ia ciptakan, setelah itu keduanya kembali terkekeh bersama mengingat betapa hari ini penuh dengan drama.

“Ahh, aku merindukan gadis kecilku!” seru Sehun pelan, ia berjalan ke arah box tidur Sesa.

“Dia merindukan Oppa, tapi tidak rewel.. Jinjja Sesa benar-benar pintar!” balas Lisa bangga.

Sehun tertawa parau mendengarnya, ia tidak sabar ingin menggendong Sesa, pemuda itu benar-benar rindu bermain dan menggoda gadis mungil itu.

Detik berikutnya tawa Sehun kembali terdengar, begitu ia melihat Sesa yang tidur dengan nyenyak, tapi sangat fashionable. ಥ⌣ಥ

kekehan Sehun tidak berhenti melihat model Sesa tidur, ia menggeram gemas melihat putri semata wayangnya itu.

“Sayang, kau sengaja membuatnya seperti ini, atau Sesa sendiri yang membuatnya?” tanya Sehun penasaran.

Lisa langsung mendekati Sehun yang tengah menonton gadis kecil mereka, lalu gadis berponi khas itu pun takjub melihatnya.

Mwoya?” Lisa tertawa kemudian. “Tampaknya ia menyentuh bandananya hingga turun Oppa. Aku hanya memasangnya seperti biasa tadi, karena kau merasa kepala Sesa terlalu polos tanpa bandana itu..”

Kemudian tangan panjang Sehun terulur meraih tubuh Sesa, menggendongnya.

“Tidak apa-apa kalau aku menganggunya kan?” ijin Sehun pada Lisa.

Gadis itu mengangguk mengijinkan pemuda itu, sambil terkekeh.

“Hai hai my baby girl..” bisik Sehun pada Sesa kemudian, lalu menganggunya dengan kecupan berkali-kali pada pipi chubby nya. “Daddy sangat rindu, padahal belum ada sehari kita berpisah..”

Sesa bergerak menggeliat didalam gendongan Sehun.

Euhh..” ia bersuara.

Jinjja, benar-benar seperti Momma kalau tidur, tidak perduli apapun..” komentar Sehun begitu melihat Sesa kembali terlelap dengan tenang. Gadis mungil itu tidak terganggu sama sekali.

Eoh? Bukan kah seperti Daddy juga?” tambah Lisa.

Neh, seperti Momma Daddy!” Pemuda itu membenarkan, ia kemudian kembali mengganggu Sesa dengan kecupannya. “Bisakah dikurangi-kurangi sedikit hm? Kenapa kiyowo sekali sayang? Daddy ingin gigit di sini, di sini, di sini..” terus mengecup pipi gembul Sesa, berakhir dengan kecupan di ujung hidungnya.

Huahh..” Sesa justru menguap setengah tidur, ia mengintip kecil membuka matanya setengah, lalu kembali terlelap dengan tenang.

Sehun dan Lisa kembali terkikik melihat tingkah gadis kecil itu.

Saranghae nae Aegi~ya..” bisiknya sambil meletakkan Sesa pelan didalam box tidurnya. “Besok bermain seharian dengan Daddy, yah.. Atau kita berkunjung ke rumah Halmoni? Sesa pasti senangkan?”

“Daddy serius?” Lisa tampak sumringah.

Nde, besok aku ingin bersama kalian saja seharian, sekalian mengunjungi Eomma dan Appa. Mereka pasti merindukan cucu kesayangan mereka..” Sehun mengiyakan.

Lisa langsung tersenyum lebar, membuat pipinya mengembang dan semakin chubby.

“Ah, finally.. Karena kemarin Eommonim bertanya, kapan kita akan kesana..” jelas gadis itu kemudian. “Aku hanya mengatakan segera dan menunggu Oppa sedikit longgar dari kesibukan..”

“Nah, berarti momen yang sangat pas bukan?”

“Tapi apakah tidak apa-apa?” gadis itu memastikan.

“Maksudnya?” Sehun balik bertanya.

“Pekerjaan Oppa?”

Pemuda itu kemudian terkekeh geli, ia menghampiri Lisa, merangkulnya dan membawa mereka menuju tempat tidur. Sehun bersandar pada headboard ranjang, sementara Lisa bersandar pada dada pemuda itu.

“Pekerjaan itu bisa menunggu sayang, tapi keluarga itu jauh lebih penting..” ujar Sehun kemudian.

Lisa lansung tertawa mendengarnya, ia mengangguk membenarkan.

“Tapi bukankah Oppa tetap harus bertanggung jawab pada pekerjaan yang sdah dipercayakan?”

“Kau benar, tapi bukankah selama ini aku sudah mempertanggungjawabkan semuanya?” Sehun menambahkan.

Arraseo, aku senang mendengarnya, karena dengan begini Oppa juga bisa beristirahat dan melepas penat..” balas Lisa. “Aku tahu Oppa juga sangat-sangat lelah, jadi mari kita refreshing sejenak?” Ia tergelak kemudian.

“Ide bagus sayang..” sambut Sehun, ia merunduk meraih bibir istrinya, melumatnya selama beberapa detik. “Lagipula apa yang kita cari lagi? Kita sudah punya semuanya, jadi sebaiknya kita juga paling tidak menikmati hasil kerja keras kita selama ini..”

Lagi, tawa Lisa berkumandang, ia mengusap lembut sisi wajah Sehun, lalu kemudian memamerkan senyuman khasnya pada suaminya itu.

“Kalau Sultan sudah berbicara, aku bisa apa?” selorohnya.

“Mengikutinya..” sambung Sehun. “Oh, aku hampir lupa sesuatu.. Tunggu sebentar..”

Pemuda itu beranjak pelan dari tempat tidur, begitu Lisa melepas pelukannya dari Sehun. Mata cantik gadis itu mengikuti gerak gerik Sehun, dahinya mengerut di balik poninya.

Sehun tampak bicara melalui telepon kamar itu, tapi Lisa tidak mendengar dengan jelas apa yang Sehun bicarakan.

“Oppa sedang memesan sesuatu?” tanya gadis itu.

Special request..” jawab Sehun tertawa. “You’ll see Momma~nim..”

Rasa penasaran Lisa semakin menjadi-jadi, ia terus saja menatap suaminya itu, sementara Sehun justru menertawakan wajah bingung Lisa.

Selang selama hampir 30 menit, suara deringan halus bel kamar mereka terdengar, Sehun langsung bergegas menuju pintu kamar mereka. Terdengar percakapan didepan sana, Lisa hanya bisa menunggu dengan sangat penasaran, apa sebenarnya yang suaminya lakukan?

“Taraaaa...” pemuda itu masuk sambil membawa nampan besar dengan beberapa isi, tentunya makanan dan minuman.

Ia meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur mereka, lalu menyodorkan satu gelas kepada Lisa.

“Oh Sehun imnida, at your service maam” ia berseloroh. “Eoh, aniyo... Oh Sehun imnida, at your service Momma~nim..” ulangnya.

Lisa tertawa panjang, namun dengan cepat menutup mulutnya. Mereka hampir saja lupa kalau Sesa sudah tidur, untung gadis kecil itu tidak terganggu sama sekali dengan kebisingan kedua orangtuanya.

Gamsahamnida Oppaku..” ucap Lisa kemudian, ia langsung menyesap pelan Chamomile hot chocolate yang Sehun berikan. “Oppa yang terbaik..”

“Apakah kau ingat kapan terakhir kali kau memanjakan dirimu sendiri?” tanya pemuda itu menduduk diri disamping Lisa, menyodorkan piring kecil berisi cookies.

Gadis itu menatap Sehun sekian detik sebelum akhirnya ia menggeleng dan menyengir lebar, tangan panjangnya meraih satu cookies dan memasukkannya kedalam mulutnya secara langsung.

Lisa memang tidak ingat. Sejak menikah, hamil sampai melahirkan Sesa, ia sepertinya sudah lupa apa itu ‘Me time’.

Mianhae..” lirih Sehun, ia tersenyum sendu. “Sejak kau menikah denganku kau sibuk menjadi istri dan eomma juga sibuk bekerja, sehingga kau tidak sempat melakukan hal-hal seperti itu”

Mwoya? Oppa tidak perlu minta maaf, aku sungguh tidak merasa kenapa-kenapa, aku memang tidak mementingkan hal tersebut. Bagiku, keluarga adalah segalanya..” ia menirukan cara Sehun bicara lalu memainkan matanya.

Tangan Sehun terulur mengacak pelan puncak kepala gadis itu.

Gamsahamnida... Meskipun begitu kau juga harus memikirkan dirimu sendiri, me time misalnya..”

“Oppa dan aku sudah menjadi satu sejak menikah, remember? ‘kita bukan lagi dua, melainkan satu..’ jadi aku tidak bisa memikirkan diriku sendiri..” jawab gadis itu dengan lincah.

Arraseo, eoh jinjja? Bagaimana mungkin aku kalah bicara denganmu Nona Oh? Kau semakin pintar berkata-berkata..” Sehun tergelak, ia menatap Lisa dengan gemas.

Tawa khas Lisa berkumandang, ia meminum habis sisa chamomile hot chocolate nya, meletakkan gelasnya kembali ke atad nakas. Lalu ia merangkak naik keatas pangkuan Sehun.

“Aku tahu Oppa hanya mengalah padaku, iyakan?” bisiknya sambil menangkupkan wajah pemuda itu, menempelkan dahi mereka, lalu ia tertawa.

Aniyo, kau memang sangat pandai berkata-kata sekarang” Sehun balas berbisik. Ia menjentik ujung hidung gadis itu lembut membuat Lisa terkikik lucu. “Kau tahu? chamomile bisa membantu meredakan stress, menenangkan dan sangat baik untuk kecantikan.. Hot chocolate bisa membuat mood mu jauh lebih baik, jadi apa yang kau rasakan sekarang?”

“Itu kenapa Oppa menambah Chamomile kedalam hot chocolate ku? Gomawo~” Lisa mengecup bibir Sehun cepat. “Aku merasa sangat sangat sangat baik sekarang, itu juga karena ada Oppa..”

Sehun mengembangkan senyuman hangatnya dan tangannya tergoda untuk mengelus pipi chubby Lisa.

“Jadi apa yang bisa ku lakukan untuk membantu Momma~nim lagi? Butuh pijatan di kaki atau punggung?” ia menawarkan.

“Aku ingin memeluk Daddy~nim saja..” pintanya.

“Baiklah..baiklah..” pemuda itu memeluk Lisa lembut, sambil menepuk-nepuk pundak gadisnya itu. “Beristirahatlah, besok kita pulang ke rumah bersiap-siap, kemudian mengunjungi Eomma dan Appa.. Atau kita mau tinggal di hotel ini saja?” ia terkekeh kemudian.

“Oppa, biar bagaimanapun aku tetap cinta rumah kita sendiri..” gadis itu ikut tertawa. “Oppa juga beristirahatlah, Oppa pasti lelah, Oppa juga pasti tidak menyelesaikan pekerjaan Oppa kan? Tapi jangan pikirkan pekerjaan sekarang, lebih baik beristirahat..”

Lisa turun dari pangkuan pemuda itu, berpindah berbaring disisi Sehun dan kembali menelusup masuk ke dalam pelukan hangat suaminya itu. Bagi Lisa itu adalah tempat ternyaman untuknya dan juga Sesa.

Sehun perlahan memejamkan mata seraya mengeratkan dekapannya pada Lisa, tidak butuh lama ia untuk terlelap. Tidak bisa dipungkiri ia sangat lelah juga.

Jalja Daddy~ya..” bisik Lisa lalu mengecup pemuda sebentar sebelum menyusulnya terlelap.

.
.
.

Pagi itu Lisa bangun lebih dulu, itu karena pagi-pagi sekali Sesa sudah berceloteh dengan riang didalam box nya. Setelah mengganti diapers gadis kecil itu, ia memberi nya minum hingga Sesa tertidur lagi.

Jadi setelah Sesa kembali melanjutkan tidur nyenyaknya, Lisa memutuskan untuk mandi dan berencana akan membangunkan Sesa lagi untuk mandi.

Selesai mandi, Lisa mendapati Sehun masih terlihat memejamkan matanya, masih tidur pikir Lisa. Ia menghampiri box gadis kecilnya, namun Sesa tidak disana.

“Oppa..” panggilnya. “Where's Sesa?”

“Hmm??” Sehun menggeliat pelan, membuka matanya perlahan. “Wae?”

“Sesa, eodiga?”

M-molla..” Pemuda itu terlihat menahan senyuman.

Gadis itu melirik Sehun seolah mengatakan ‘jangan bermain-main’, dan pemuda itu tampak sudah tidak bisa menahan tawanya. Lalu telinga Lisa bisa mendengar ocehan girang Sesa di balik selimut tebal yang menutupi Sehun.

Pemuda itu meloloskan tawanya saat itu juga, sementara Lisa langsung menarik selimut tebal tersebut dan mendapati gadis mungil itu menyengir sambil terus mengoceh didalam dekapan Sehun.

“Sayang? What are you doing?” Lisa ikut tertawa dengan Sehun dan Sesa.

“Sesa sedang bermain hide and seek Momma..” jawab Sehun, ia mengangkat Sesa masuk dalam dekapannya. “Sesa akan bermain seharian dengan Momma Daddy, apakah senang, heum?”

Wauwauwawa..” celotehnya.

Eoh, setelah mandi Dad bermainnya..” Lisa seolah menerjemahkan bahasa gadis mungil itu.

Keduanya tertawa dan Sesa juga ikut tertawa dengan riang.

Arraseo, Sesa mandi dengan Momma, dan Daddy akan bersiap mandi juga, ne? Setelah itu kita bermain ke rumah Halmoni dan Haraboeji..” Sehun mengecup Sesa berulang setelah itu menyerahkannya kepada Lisa.

Hmfhaa...tatatata...” gadis mungil itu menjulurkan tangannya ke arah Sehun. “appapapapa!” ia meninggikan suaranya karena Sehun belum merespon nya.

“Dad, Sesa masih ingin bermain..” Lisa tergelak geli.

Eoh, aigoo~ arraseo, bermain sebelum mandi..” Sehun langsung menggendong Sesa.

Gadis kecil itu melonjak-lonjak senang didalam gendongan Daddy nya, keduanya bermain di dekat jendela sambil melihat pemandangan kota Seoul di pagi hari.

Lisa tersenyum hangat, lalu menyusun dan mengepak pakaian mereka menjadi satu, bersiap untuk pulang dan mengunjungi rumah mertua nya.

Mwo? Sesa ingin membeli rumah itu?” terdengar perbincangan antara Ayah dan anak itu.

Hmwaaua..”

“Ah, arraseo Daddy akan membelinya untuk Sesa, lalu yang mana lagi?” tanya Sehun sambil tertawa menanggapi Sesa.

mamamama!” pekiknya girang tangan kecilnya menunjuk-nunjuk ke arah luar pemandangan kota Seoul.

“Oo.. Belikan Momma Lotte World Tower?”

Lisa langsung tertawa mendengar perbincangan Sehun dan Sesa.

Mommama!”

Arraseo, arraseo akan Daddy belikan. apasih yang tidak untuk Sesa dan Momma..” timpal Sehun tanpa beban, ia tampak mencium gadis kecilnya.

Lagi-lagi Lisa hanya bisa melepaskan senyuman lebarnya menatap kedua kesayangannya itu.

“Oh Sesa, ayo mandi sayang..” panggilnya kemudian.

Mendengar suara Lisa, Sehun langsung sigap membawa putri mereka itu kepada Momma nya.

“Nah, mandi bersama Momma, arra? Setelah itu baru lanjut bermain lagi ya?”

“Mommmamamamama” gadis itu terus mengoceh saat masuk kedalam gendongan Lisa.

“Iya sayang.. Mandi, setelah itu bermain sampai puas..” Lisa menanggapi gadis mungil itu.

Nde, Halmoni dan Haraboeji pasti takjub melihat Sesa yang semakin pintar setiap hari” sambung Sehun.

Gadis kecil itu memekik riang dengan nada high pitch ala bayi seusia nya, Sehun terkekeh lalu mengulurkan tangannya mencubit ujung hidung putri nya itu.

“Gadis pintar! I love you..” ia mengecup puncak kepala Sesa, lalu beralih pada Lisa. “Sangat mencintaimu sayang..” ia mencuri lumatan lembut dari istrinya itu.

Nado Daddy~ya..” balas gadis itu tergelak. “Oppa juga bersiap mandi ya, Sesa mandi hanya sebentar..” lanjut Lisa lagi.

Aye aye Momma~nim!”

Keduanya tertawa dan seperti biasa gadis kecil itu ikut menimbrung dengan tawa kedua orang tua nya. Lisa langsung membawa Sesa mandi, sementara Sehun memainkan ponselnya seraya menunggu Sesa selesai mandi.

Masih sempat 1 ronde pertandingan..

Sambil bermain, Sehun bisa mendengar tawa Lisa dari kamar mandi, entah apa lagi ulah gadis kecil itu, pikir Sehun.

“Daddy~ya!”

Sebuah pekikan memanggil Sehun terdengar, tapi bukan Lisa. Melainkan Sesa. Lalu kumandang tawa Lisa kembali bergema dari arah kamar mandi.

“Ya, Oh Sesa.. Seharusnya Sesa memanggil Momma, bukan Daddy..” gadis itu terkekeh.

“Mommamamama..”

Ndeh sayang!” jawab gadis itu riang.

“Appa~papapa...”

“Ya....Momma neomu seulpeunde~” suara Lisa terdengar gemas menanggapi gadis mungil itu.

“Daddhhy~~”

Jeongmalyo Oh Sesa?”

“Mommama”

“Momma tahu sifat usil ini menurun dari siapa Oh Sesa...” begitulah celotehan Lisa dan Sesa dari kamar mandi.

Sehun tidak bisa menahan tawanya lagi, derai tawanya berkumandang saat itu juga, membuat Lisa menyerukan namanya dari kamar mandi.

Stop it Dad!”

Hari itu akhirnya mereka habiskan benar-benar untuk quality time bersama keluarga mereka. Tidak sering Sehun dan Lisa bisa melakukan hal tersebut mengingat kesibukan mereka. Tapi ternyata kesalahpahaman yang diciptakan oleh Baekhyun dapat membuat keduanya (Sehun dan Lisa) mewujudkannya.

From: Baekhyun Oppa
Sister in law! Jeoseonghamnida..
Serius, aku tidak berpikir kalau kau akan salah paham.
Postingan itu aku maksudkan hanya sebagai pencitraan Lisa~ya, agar orang-orang menganggap kami sedang berlibur dan tidak di Seoul.
Ternyata itu justru membuat Sesa Appa tampak membohongi dirimu. Jeongmal jeoseonghamnida. Sesa Appa tidak membohongimu sama sekali.. :(

Lisa tergelak geli membaca pesan dari Baekhyun, ia kemudian menunjukkannya kepada Sehun. Keduanya tertawa bersama kemudian, dan diakhiri dengan terciptanya ciuman yang panjang diantara keduanya.

Oh Sesa?

Di culik Halmoni & Haraboeji.

—END—

So! Seharusnya ini aku update di OOH LALALA tapi karena ga begitu banyak Sesa jadi aku pindahin kesini~
Dan seharusnya juga ini publish kemaren, cuma teler Lisa guys! ಥ⌣ಥ
Inipun masih teler, cuma karena kemaren Sesa udah janji, yaudah harus digenapi wkwkwkw ♥(✿ฺ´∀'✿ฺ)ノ

Terus kisah ini emang terinspirasi dari kisah nyata, salah satu orang yang jadi panutanku sih, ga nyangka aja dalam rumah tangga dia yang terlihat begitu perfect ada drama minggat dari rumah sama dedek bayi yang masih kecil, waktu itu pas baru2 punya anak pertama katanya😭😂

Ini garing memang, karena tujuannya emang gitu. Cuma itu yang bisa aku sajikan ya. Suka atau ga suka, aku ga bisa atur dan maksa. Jadi, kalau udah ngerasa eneg leave saja ya 🎀❤

Untuk momen atau scenes Sesa lebih banyak, next di OOH LALALA aja ya AuntCle~deul!
Sesa cant wait buat talking talking sama AuntCledeul...(づ ̄ ³ ̄)づ
Tapi ga tau kapan heheheh

Well, thank you and i'll see you later!
.
.
.
.
©LALICIZE
October 04, 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro