Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12. TRUTH OR DARE ♥

-Sebuah Cerita yang Sangat Pendek-

Hope you will like it :)

.
.

Apa yang akan kalian lakukan, jika kalian terjebak dalam sebuah permainan Truth or Dare, lalu kalian memilih Dare. Tetapi ternyata Dare tersebut mengharuskan kalian menghubungi kembali Cinta Pertama kalian yang entah dimana dan bagaimana.

Katakan, apa yang akan kalian lakukan?
.
.

----
.


.

Di dalam sebuah ruangan besar, dengan meja bundar ditengah ruangan dan beberapa sofa mengelilinginya, keriuhan tercipta akibat orang-orang yang tengah duduk disana.

Permainan mereka tidak terjeda sedikitpun sejak tadi.

“Cepat putar botolnya!” suara melengking khas terdengar.

Semua tertuju pada botol yang siap di putar tersebut, bahkan tidak seorangpun yang berkedip karena penasaran dimana kepala botol itu akan tertuju ketika berhenti berputar.

“Ya! Minnie~ya palliwa!” suara lainnya menimpali.

“Kalian siap?” salah satu personil (G)I-dle itu bersuara pelan.

“Kami menunggu sejak tadi!” suara menjengkel ditelinga terdengar mengalun.

Shut up!” protes Sorn pada Bambam si pemilik suara menjengkelkan tadi.

Guys, apakah ini tidak bisa dipercepat?” kali ini Rosé yang sejak tadi menonton bersama dua member BLACKPINK lainnya angkat suara. “Aku tidak sabar melihat, siapa yang akan mendapat jatah setelah ini?”

Bambam tersenyum manis pada Rosé, membuat Minnie dan Sorn bergidik geli, sementara Jisoo dan Jennie menahan tawa, lalu Lisa? Gadis itu merotasikan matanya melihat tingkah sahabatnya yang berlagak 'Cute' justru membuat perutnya bergejolak.

“Kalian tahu nasib baik selalu berpihak padaku, jadi aku tidak akan mendapat jatah” kali ini Ten angkat suara.

Bersamaan dengan itu, Bambam berdehem mengejek menimpali ucapan Ten.

“Sejak dulu kalian selalu seperti ini, tidak berubah sama sekali..” Jennie menjeda perang tatapan antara Ten dan Bambam.

Gadis bermarga Kim itu memberikan isyarat kepada Minnie untuk segera memutar botolnya, meskipun Jennie dan Jisoo tidak ikut bermain dengan para Thai-line itu, tapi mereka tetap bisa mengintervensi permainan tersebut.

Sementara Lisa sudah mulai terlihat bosan, ia melihat tingkah sahabat-sahabat lelaki nya tidak berubah sejak dulu. Bagi Lisa, mereka hanya menghabiskan waktu dengan berdebat kecil ditengah permainan. Lisa juga tidak mengerti, siapa yang menjadi tersangka utama dari dimulainya permainan 'Truth or Dare' tersebut.

Rasanya ingin pulang saja. Batinnya.

Ia menghela nafas panjang sampai akhirnya ia tersentak melihat seluruh teman-temannya menatapnya dengan tatapan berbeda makna.

Rosé dan Jennie menatapnya penasaran, Jisoo menatapnya dengan makna yang sulit diartikan, lalu Minnie dan Sorn menatap Lisa was-was, sementara Ten dan Bambam menatap Lisa usil.

Apa aku telah menggumamkan sesuatu yang salah?

Wae?” bingungnya.

Truth or Dare?” Minnie dan Rosé bersamaan menghujani Lisa dengan pertanyaan antusias.

Wait, what????” gadis berponi khas itu bingung.

Mata bulat besarnya menatap kepala botol yang dipegang oleh Minnie sejak tadi, kini sudah mengarah kepada dirinya.

“Hah? Kenapa bisa? Kapan kau memutarnya Minnie~ya?” herannya.

“Kau melamun sejak tadi..” Jisoo menjelaskan. “Jadi, Truth or Dare?”

Truth or Dare?” suara usil sekaligus mengesalkan bersamaan datang dari arah Ten dan Bambam mendesak gadis berdarah Thailand itu.

Lisa mendengus, menatap mereka semua satu persatu.

Dare!” serunya lantang.

Kedua pemuda Thailand itu bersorak girang, sementara gadis-gadis lainnya menatap penasaran ke arah Lisa.

“Aku yang akan memberikan Dare!” Bambam dengan cepat bersuara sebelum yang lainnya angkat bicara.

Semua mata langsung menatap Bambam kesal, termasuk Lisa.

Phi.. Apa masih menyimpan nomor ‘Cinta Pertama’ Phi?” lanjut pemuda itu dengan nada tengil.

“Oo come on Kunpimook!” protes Lisa, ia sudah menduga kalau ia akan terjebak dalam kondisi seperti ini.

“Aku tahu ini mengarah kemana, pasti akan sangat seru!” Ten menimpali dengan bersemangat.

“Aih, jinjja? Kalian akan mengungkit masa lalu?” Sorn ikut protes.

“Ku rasa tidak ada salahnya” Jisoo ikut bicara sambil mengerling usil kearah maknae BLACKPINK. “Kau tidak keberatan kan, maknae?”

Lisa mendelikkan matanya, menatap Jisoo dengan tatapan gemas.

“Memangnya Dare apa yang ingin kau berikan Kunpimook?” gadis itu memastikan.

Phi harus menelepon ‘Cinta Pertama’ Phi, dan katakan kalau Phi Lisa merindukannya..” Bambam tersenyum jahat.

Bambam gila!

“Woah! Itu ide yang sangat cerdas Bam!” puji Rosé, membuat Bambam terbang ke awan-awan.

“Loje... Ingat kau milik orang lain..” Lisa mengingatkan. “Jangan membuat bocah itu berharap lebih”

Rosé menyengir mendengar penuturan sahabatnya itu. Seketika itu juga serasa perasaan Bambam jatuh dari awan dan menghantam bongkahan karang.

Minnie terkikik melihat ekspresi Bambam, lalu kembali fokus pada Lisa.

“Kau harus melakukannya Lice.. Kau harus benar-benar menelepon Cinta Pertama mu...... Siapa tahu—”

“Bersemi kembali?” Ten memotong ucapan Minnie.

“Jangan gila...” Jennie menyambung.

Wae? Tidak salahkan?” balas Ten cepat.

Jennie mengedikkan bahunya menatap Lisa penuh tanya.

Maknae BLACKPINK itu kembali menghela nafas panjang, ia benar-benar tidak menyangka kalau ia akan terjebak dalam situasi seperti ini lebih dalam. Awalnya ia berencana bertemu dan menhabiskan waktu dengan para member BLACKPINK saja, tapi disaat yang sama Thai-Line juga mengajaknya untuk bertemu. Karena ia ingin mengambil jalan tengah, itulah mengapa ia menggabungkan pertemuan BLACKPINK dengan Thai-Line.

Tapi, ternyata disinilah ia... Terjebak dalam permainan sahabat-sahabat Thai-Line nya dan ada andil member BLACKPINK lainnya.

Gwenchana?” Jisoo memastikan Lisa yang terdiam. “Jika kau tidak ingin, tidak apa-apa, ganti yang lain saja..”

“Tidak bisa! Jika Phi Lisa tidak melakukannya ia harus dihukum lebih berat dari Dare nya..” seru Bambam dan di iyakan oleh Ten.

Arraseo..” Lisa menjawab pasrah, ia mengeluarkan ponsel dari tas nya.

“Nyalakan loudspeaker-nya” pinta Ten.

Lisa merotasikan mata mendengar permintaan Ten yang menjadi-jadi. Gadis itu tampak mengutak-atik ponselnya, sementara para sahabatnya menatap Lisa dengan sangat penasaran.

Setelah gadis berponi itu menemukan kontak yang ia simpan dengan khusus sejak lama sekali, ia menarik nafas panjang dan menahannya.

Jemari panjangnya menekan dial pada ponselnya tidak lupa mengaktifkan loudspeaker ponsel, lalu suara saluran tersambung terdengar.

1 detik...

2 detik...

“Apa ia akan mengangkatnya?” penasaran Sorn.

Sshh” protes Bambam, ia tidak sabar panggilan Lisa terjawab.

Plak! Tangan Sorn hinggap dikepala pemuda itu, membuatnya meringis.

4 detik....

5 detik....

“Memangnya siapa cinta pertama Lisa?” tanya Ten dengan tidak manusiawi tetapi terdengar bodoh.

Sshhhttt!!” Bambam, Sorn, Minnie dan Rosé berdesis bersamaan.

Sekian lama, tapi panggilan Lisa tidak kunjung di terima, lalu... Tutttt tuttt tutttt tutttt...

Sambungan terputus karena tidak diangkat, mereka semua tampak kecewa. Termasuk Lisa.

“Telepon lagi!” perintah Bambam.

Mata besar Lisa menatap Bambam seolah ingin mencakarnya. Namun ia melakukannya juga, menekan kembali dial ponselnya.

Suara saluran terhubung kembali terdengar dari loudspeaker ponsel
yang Lisa nyalakan, semua hening menanti ada jawaban dari seberang sana.

5 detik kemudian.

Klik..

Yeoboseyo..” suara berat khas dari seberang sana terdengar. Suara yang selalu sanggup membuat perasaan Lisa tidak menentu sejak dulu.

Hening, Lisa tidak bersuara seolah ia terhipnotis dengan suara diseberang sana.

Jika kau tidak ingin bicara, aku akan menutupnya” sambung suara itu lagi.

“O–Oppa?” panggil Lisa sangat pelan.

Semua sahabatnya saling bertatapan, mereka terlihat seakan menahan nafas, menunggu apa yang akan terjadi.

Bambam terlihat memberikan isyarat supaya Lisa mengatakan kalau ia merindukan pemuda itu.

Ada apa?” suara pemuda itu terdengar datar atau justru terburu-buru.

“O–O–Oppa apa kabar?” kata-kata yang tidak sinkron dengan apa yang Lisa pikirkan keluar dari mulutnya.

Bambam dan Ten tampak menepuk jidat mereka.

Baik” jawab pemuda itu singkat.

Lisa terdiam sebentar, dan ia bisa mendengar bisikan Bambam pada Ten tengah mengatai pemuda yang sedang ia hubungi.

“Sifat dingin pemuda Oh ini tidak hilang sejak dulu” bisik Bambam pada Ten, hampir tidak terdengar tapi Lisa masih dapat mendengar nya.

Ada yang ingin kau katakan?” lagi pemuda Oh itu bersuara disaluran telepon. “Jika tidak, aku akan menutup telepon ini

“Mmm–Oppaa?” gadis Thailand itu ragu untuk bicara sambil menatap Ten dan Bambam yang terus mengisyaratkan untuk mengatakan jika Lisa merindukan pemuda itu.

Berbeda dengan Bambam dan Ten, para gadis-gadis lainnya tampak kesulitan bernafas melihat Lisa.

Ada apa? Apakah ada hal penting yang ingin kau sampaikan?

“Oppa...– I...I.. I miss you..

Akhirnya Lisa meloloskan kata tersebut, setelah itu ia menggigit bibirnya kuat.

Hening.

Pemuda Oh itu tidak menjawab sama sekali, tapi Lisa tahu ia masih pada saluran telepon.

“Oppa? You there?” Lisa memastikan.

Ya..”

“Oppa tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?”

Dari sudut mata Lisa ia dapat melihat sahabat-sahabatnya memberikan jempol mereka untuknya.

Aku sudah beristri...

Lisa langsung terdiam beberapa saat mendengar jawaban tersebut. Sementara sahabat-sahabatnya tampak menutup mulut mereka.

“Aku....aku.. Hhh.. Oppa?”

Ya?

“Hanya itu yang ingin Oppa katakan padaku?” gadis itu berusaha menahan getar suaranya.

Hm..”

“Aku mencintai Oppa!” sebuah ucapan tidak terduga lolos begitu saja dari mulut gadis itu.

Suasana kembali hening, tidak ada yang berani bersuara bahkan sahabat-sahabat nya mengatupkan mulut, tiba-tiba suasana menjadi tegang.

Pemuda itu tetap diam.

“Ya, Oh Sehun, apa kau tidak akan menjawabku sama sekali?” desak Lisa akhirnya, ia tidak sanggup menahan perasaannya.

Kau ingin aku menjawab apa? Tidak ada yang ingin aku katakan..

“Aku mencintai Oppa!” serunya memberanikan diri. “Dan tetap akan mencintai Oppa sampai kapanpun...” suaranya melemah kemudian.

Terdengar helaan nafas panjang dari seberang sana, Lisa bisa membayangkan bagaimana reaksi Sehun disana.

Tidak lama terdengar suara rengekan kecil, lalu suara Sehun berbisik pelan menenangkan seseorang di sana.

“Oppa?” panggil Lisa.

Ya?

“Oppa benar-benar tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?”

Aku sudah punya anak

Jawaban itu akhirnya membuat Lisa terdiam lama.

Aku sudah beristri dan punya anak” lagi pemuda itu memperjelas.

“Ohhh NOOOOOO!” seruan Bambam dan Ten lolos begitu saja mendengar suara Sehun dari loudspeaker ponsel Lisa.

Jisoo, Jennie dan Rosé bergerak cepat menghampiri Lisa diikuti oleh Sorn dan Minnie.

Sementara Bambam dan Ten masih berisik ditempat mereka duduk, sambil terus berseru tidak percaya.

YA YA YA YA!! SUARA KALIAN MEMBUAT GADIS KECILKU BANGUN!” kini seruan Sehun dari saluran telepon yang masih tersambung terdengar, dan tertuju pada Bambam dan Ten.

Mendengar seruan Sehun, Lisa menjadi panik.

“Oppa apa ia menangis?” khawatir Lisa.

Aniya, tapi ia bangun.. Lihat dia mengerjap-mengerjap, kau ingin melihatnya?” kini suara pemuda Oh itu berubah menjadi santai sekali. “Apa mereka belum selesai mengerjaimu? Apa aku perlu membalasnya?

“Mereka sudah kalah Oppa, biarkan saja.. Aku akan pulang segera” balas Lisa dengan ceria.

Benarkah? Baiklah.. Take your time baby, have fun. I love you..” jawab Sehun tidak kalah ceria.

Joop joop Oppa, joop joop nae aegi~ya.. Momma akan segera pulang arraseo?” kali ini ia bicara pada sosok mungil yang berada pada dalam gendongan Sehun.

Oh, tentu saja Lisa bisa melihatnya karena Sehun sudah men-switch telepon mereka menjadi, video call.

Haish hentikan itu, Hyung curang sekali!” seru Bambam tidak terima.

Tawa puas Sehun terdengar dari seberang sana.

“Aihhh aihhh keponakan kiyowo ku” Jisoo justru fokus pada bayi mungil di layar ponsel Lisa. “Onthy Chu akan menculikmu ne?”

“Onthy Jenn juga!” sambung Jennie.

“Onthy Oje juga baby!” Rosé tidak mau ketinggalan.

“Sesa~ya, Onthy Sorn dan Onthy Minnie tidak akan bilang pada Momma Daddy, tapi onthy~deul akan menculik Sesa selama satu minggu, arraseo?” Sorn dan Minnie sangat antusias.

Lisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aunty~deul Sesa, mereka selalu seperti itu setiap bertemu dengan bayi 3 bulan tersebut.

“Dengar ya Onthy~deul, selama Sesa masih baby, ia tidak akan kemana-mana sampai usia 2 tahun..” seloroh Lisa. “Iyakan sayang?” lanjut gadis itu bicara pada layar ponselnya.

Sehun yang sambil menggendong dan bermain dengan Sesa tertawa dan mengangguk dari sana.

“Ya, Lalisa.. Kau dan suami mu curang” Ten tampak tidak terima.  “Sesa~ya, katakan pada Appa Eomma mu, mereka curang..”

“Di bagian mana curangnya, Phi?” heran Lisa sekaligus merasa lucu.

“Kalian pasti bersekongkol agar Sehun Hyung tidak menjawab kata cinta Phi Lisa kan? Kalian pasti sudah briefing sebelumnya” Bambam menambahkan masih dengan nada tidak terimanya.

Gelak tawa Lisa dan Sehun terdengar bersamaan, meski sibuk menggendong bayinya diseberang sana tapi Sehun menyimak perkataan mereka semua.

“Ya, babbo! Kami bahkan tidak tahu kalau kalian berdua berencana menjebakku” balas Lisa. “Tetapi Sehun Oppa terlalu cerdik kurasa, sehingga ia mengubah permainannya” kekeh gadis itu.

Jadi, permainan yang sebenarnya bukan terfokus pada Truth or Dare, melainkan pada taruhan antara Bambam, Ten, Baekhyun dan Kai. Dimana Ten dan Bambam bertaruh akan mentraktir seluruh member EXO, dan melakukan apapun yang mereka pinta jika mereka kalah taruhan.

Apa itu taruhannya? Bambam dan Ten sangat yakin bahwa Sehun tidak akan sanggup jika tidak membalas kata cinta dari Lisa. Memang begitu kenyataannya.
Sehingga mereka berani bertaruh, bahwa Sehun akan langsung membalas kata cinta dari Lisa.

Tetapi sialnya, Sehun mengetahui maksud dan tujuan kedua pemuda Thailand itu, sehingga ia mengajak Lisa untuk bekerjasama membuat kedua pemuda itu kalah taruhan.

Dan, keduanya harus membayar kekalahan mereka seperti yang mereka janjikan.

.
.
.
.
.

Langkah panjang kaki Lisa terlihat tidak sabaran saat memasuki rumahnya, dengan cepat ia melesat masuk ke kamar besar yang ia tinggali bersama Sehun selama sekian tahun.

Ia masuk dengan sangat pelan, sambil mengendap-endap.

“Momma pulang...” bisiknya.

Gadis itu mendapati Suami dan putri kecilnya dalam posisi menggemaskan. Tampak Sesa tertidur sambil terlungkup di dada Sehun yang tengah bersandar pada headboard tempat tidur.

Sehun memberi isyarat agar Lisa tidak berisik, supaya gadis kecil itu tidak terbangun.

“Ia baru saja tertidur..” bisik Sehun.

“Dia tidak rewel kan Oppa?”

Ani, dia pintar sekali..” bangga Sehun. “Kau lelah? Istirahatlah..” suruh Sehun pada istrinya.

“Seharusnya aku yang bertanya, apakah Oppa lelah? Sekarang Oppa bisa tidur, biar aku menjaga Sesa..” tolak gadis itu halus.

Pemuda itu tergelak geli, ia menarik kepala Lisa yang bersender dibahunya mendekat dan mengecup gadis itu, sementara tangan kirinya mendekap gadis kecil mereka, Oh Sesa.

“Tidak melelahkan sama sekali, memangnya apa yang membuat lelah? Sesa hanya minum, tidur, minum kemudian tidur lagi” Sehun membalas. “Ia sangat pintar dan tenang”

Gadis berponi khas itu tersenyum lebar, lalu memajukan wajahnya kearah Sesa yang tertidur di dada Sehun, lalu mengecup bayi itu berulang-ulang.

“Terima kasih bayi pintarnya Momma, i love you nae aegi~ya” bisiknya pada Sesa. “Oppa, gomawo sudah menjaga Sesa..” lanjutnya pada suaminya.

Sehun tersenyum hangat, kembali menarik gadis itu bersandar padanya, dan mengecupnya lembut, lagi.

Saranghae..” bisik Sehun.

Nadoo~” Lisa itu tidak mau kalah.

Ia tidak tahu kapan ia terlelap, begitu ia membuka mata, dia sudah berada dalam dekapan Sehun sementara Sesa sudah berpindah kedalam box tidurnya.

“Apa aku tertidur lama?” ia menggeliat pelan dalam dekapan Sehun.

“Lumayan” pemuda itu tergelak. “Kau menikmati hari mu? Seharusnya kau lebih sering seperti ini agar tidak penat..”

“Aku tidak pernah merasa penat, aku justru semakin bahagia dengan Oppa dan juga bayi kecil kita” balasnya.

Arraseo..” Sehun sambil terkekeh.

Pemuda itu mengusap kepala gadis itu lembut, menarik tubuh Lisa semakin merapat, dan memberi gadis itu kecupan lembut di bibirnya.

Jeongmal, jeongmal saranghae Sesa's Momma..” gumamnya disela ciuman mereka.

Lisa terkikik geli.

Nado, Dad..”

Balasan Lisa membuat pemuda itu semakin memperdalam ciuman mereka, menikmati setiap inci bibir istrinya. Sampai sebuah celotehan khas bayi terdengar menghentikan keduanya.

Keduanya tertawa, lalu dengan cepat menghampiri box tidur Sesa, tampaknya gadis kecil itu sudah bangun, ia terus bersuara dengan celotehannya.

Aigooo, hai sayangnya Momma” sapa Lisa.

Gadis kecil itu terlihat terlonjak girang didalam box nya.

Haooo....” Sesa seolah membalas sapaan Lisa.

“Gadis pintarnya Daddy...” sambung Sehun melihat Sesa berusaha membalas sapaan Lisa.

Bayi 3 bulan itu tersenyum gembira didalam boxnya menatap kedua orangtuanya dengan mata berbinar.

Tawa gadis kecil itu membuat Lisa tidak tahan, tangan panjangnya terulur mengangkat Sesa dari box nya.

“Oo my baby Oh, kenapa menggemaskan sekali, eoh?”

Lagi-lagi gadis kecil itu tersenyum khas, dia memang bayi ramah membuat Lisa mengecupnya berulang dengan gemas tanpa henti.

Hanya kekehan Sehun yang terdengar mengiringi ciuman Lisa pada Sesa, dimata pemuda itu keduanya sama-sama menggemaskan.

.
HHEHE BAMBANK IS MY LOPE❤✨
.
.
END
.
.
.

Hellow, maafkan kegaringan ini ya. Ini draft sejak awal tahun, dan baru terealisasikan sekarang 😢
Jadi bayangkan kalau yang ga ada draft gimana nasibnya ;").
.
.
Sesa thank you banget sama semua AuntCle~deul yang stay tune menonton ke-ERRORAN dan ke-BAMBANK-an nya Sesa di story IG ya.. Hehehe
.
Sesa loves auntcle deul banyak2 💓
.
See you next time guys, ga usah berharap lebih ya, ga janji bisa update dalam waktu deket. Ini adalah tulisan disela insomnia dan ke-sok-busy-an ini
.
.


.
.
©LALICIZE
22 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro