Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10. EVIL ♥


A (Welcome/Comeback) Short Story

Note:
Karakter pemain hanyalah tuntutan dari sebuah cerita.
Bukan kejadian sebenarnya, dan terinspirasi dari berbagai musik, video, lagu dll.

Ga usah baper dan ngegas wkwkwk

.
.

Evil, Evil machi keurimineol in my mind...
.
.

Bunyi derap langkah kaki menghiasi lorong bangunan besar tersebut, menyajikan pemandangan seorang gadis dengan postur tubuh yang tinggi berkisar 167-170 cm. Gadis itu memamerkan senyuman ramah khas nya setiap kali berpas-pasan dengan siapapun di lorong gedung tersebut.

“Hai Lice, lama tidak melihatmu” tegur salah seorang diantara orang-orang yang berpas-pasan dengannya.

Annyeong Eonni, aku baru saja mendarat di Seoul tadi pagi” jawabnya sambil merapikan poni khas nya setelah membungkuk memberi salam kepada orang yang menyapa nya.

Aigoo, sibuk sekali superstar ini!”

Ya! Eonni jangan mengatakan hal seperti itu, bukankah pekerjaan di dunia entertainment memang selalu menyibukkan?” kekehnya. Mata bulat besarnya tampak mencari-cari. “Apakah Chaeng ada di Studio Eonn?” tanya nya kemudian.

Perempuan lawan bicara nya itu mengangguk mengiyakan pertanyaan Lisa.

“Pertama mendarat di Seoul kau justru mencari orang lain, kupikir kau akan mengunjungi pangeranmu terlebih dahulu” godanya.

Mwo? Ya! Eonni berhenti menggodaku!” protes Lisa tersipu, setelah ia menyadari perempuan yang menjabat sebagai salah satu staff perusahaan itu menggoda nya.

Arraseo... Segeralah menjumpai Chaeng di studio, ia pasti menunggumu” perempuan itu melirik tas-tas berukuran besar yang Lisa bawa.

Gadis berponi itu mengerti arti lirikan tersebut, kemudian tertawa.

Ne, aku membawa pesanan Chaeng dari Europe” ucap nya sambil masih tertawa. “Kalau begitu aku pergi ya Eonni, senang berjumpa kembali dengan orang-orang ditempat ini” pamitnya sebelum berpisah dengan perempuan tersebut.

Gadis keturunan Thailand itu, sudah bertahun-tahun tinggal di Korea, sejak ia berusia sangat belia. Mengejar mimpinya untuk menjadi seorang idol, dan mimpi itu terwujud setelah usaha dan kerja yang sangat keras.

Sekarang ia menjadi seorang idol yang sangat berpengaruh, dan semakin terkenal seseorang, semakin padat dan sibuk kegiatannya.

Bertahun-tahun setelah kesuksesan nya bersama grupnya, sekarang mereka sedang menjalani karier solo masing-masing dijeda kegiatan grup mereka.

Lisa selalu tersenyum bangga setiap kali mengingat, proses yang sudah ia lalui hingga saat ini ia mulai menikmati hasilnya.

Nostalgia nya berakhir begitu kaki panjangnya membawa ia berhenti di depan pintu tinggi bertuliskan ‘Studio’, senyuman khasnya kembali menguar, sambil tangannya mendorong pintu tersebut. Dengan sangat pelan ia menjulurkan kepala nya kedalam ruangan, matanya bertemu dengan mata seisi tempat itu. Lisa tampak ingin bersorak begitu melihat yang ia cari dan ia rindukan selama tiga bulan meninggalkan Korea.

Gadis berambut panjang didalam sama tidak kalah girang, namun menahan diri untuk tidak melompat kegirangan, karena sedang dalam proses take vocal untuk comeback solo nya.

Lisa mendudukkan diri menunggu Park Chaeyoung yang sedang berada dibalik kaca transparan ruang rekaman. Gadis Thailand itu terus saja memamerkan senyuman lebarnya, bangga dan excited dengan apa yang sedang sahabatnya lakukan.

Omoya! aku sangat merindukanmu poop!” seru Chaeyoung tidak tertahan begitu pintu ruangan tempat ia sedang take vocal terbuka.

Gadis bermarga Park itu langsung menabrak, memeluk Lisa yang baru saja berdiri dari tempat ia duduk.

“Kau mencekikku...” gelak Lisa dibalik pekukan Chaeyoung. “Aku juga merindukanmu dan semua yang ada disini..”

Chaeyoung melepas pelukan nya menatap gadis bermata bulat itu dengan seksama.

“Cih! Tentu saja kau lebih merindukan calon suamimu daripada kami semua” ejek nya. “Kau sudah menemui nya?”

Gadis berponi itu menggelengkan kepala seraya tersenyum tipis.

“Begitu mendarat di Seoul, aku langsung kemari membawa semua barang-barang tersebut..” jawab Lisa sambil melirik tas-tas yang tergeletak diatas meja. “Lalu setelah ini aku akan pulang ke apartemen” sambungnya.

Dengan semangat Chaeyoung menghampiri tas-tas tersebut, dan membongkar nya satu persatu dengan mata berbinar-binar karena takjub.

“Woahhh, Channel keluaran baru?” ia mengangkat sebuah tas sedang berwarna hitam. “Bisa-bisa Jennie Unni cemburu padaku karena kau memberikan ini padaku” cerocosnya ditengah ketakjuban nya.

“Tenang saja, kalian mendapat satu persatu titipan dari Europe..” kekeh Lisa senang melihat Chaeyoung sangat menyukai hadiahnya.

“Lisa~ya.. Kau membeli banyak sekali hadiah semahal ini, apakah uangmu di rekening masih cukup untuk biaya menikah nanti?” seloroh Chaeyoung.

Keduanya lalu tertawa terbahak bersama, gadis Thailand itu masih tertawa saat menjawab Chaeyoung.

“Jangan khawatir Chaeyoung~ah, meskipun aku tidak memiliki uang lagi, calon suami ku itu anak Presiden dan Sultan, tidak ada yang perlu ditakutkan masalah biaya..” canda Lisa, ia kemudian kembali tergelak geli.

Gadis Park itu merotasi kan matanya, sambil mengangguk menyetujui ucapan Lisa.

Arraseo calon menantu Presiden dan Sultan, aku sangat percaya padamu, tidak perlu diragukan lagi..” ujarnya dengan menahan tawa. “Kau akan langsung pulang ke Apartemen setelah ini? Dijemput tuan Pangeran atau pergi sendiri?”

Lisa kembali tertawa mendengar penuturan Chaeyoung.

My Prince is on the way..” jawab Lisa sambil menunjukkan layar ponselnya.

Lengan Chaeyoung langsung merangkul Lisa, sementara lengan yang lain menenteng barang bawaan nya.

Kajjah! Aku akan menemani dan mengantarmu sampai ditempat penjemputan”

Lisa mengikut saja begitu Chaeyoung membawa nya keluar dari studio, dan menuju lantai dasar dimana Lisa akan dijemput nantinya.

Hanya butuh waktu kurang dari sepuluh menit mereka menunggu, tampak seorang laki-laki dengan perawakan tinggi melepas kacamata hitam menghampiri keduanya.

“Hai Nona..” sapa nya pada Lisa yang menatap nya dengan seksama. “Terpana dengan ketampanan pria mu ini?” sambungnya dengan bangga.

“Cih! Oppa menggelikan..” jawabnya sambil mendengus. “Untung benar-benar tampan” lanjutnya dengan suara yang sangat pelan, tidak didengar oleh pemuda itu, namun masih sanggup didengar oleh telinga Chaeyoung.

Gadis Park itu merotasikan mata, kemudian menyikut Lisa pelan.

“Kalau begitu aku langsung pulang ya Lice” Chaeyoung menyela percakapan Lisa dan pemuda itu.

“Eoh, kau akan pulang ke Apartemen mu? Dengan Manager Oppa?”

Ani.. Sendiri saja, sudah biasa bukan.. Kita bukan anak baru lagi seperti jaman dulu ketika baru debut yang selalu diantar oleh manager” jawab Chaeyoung.

“Kalau begitu bersama dengan kami saja, bukan kah arah apartemen kita tidak berlawanan? Iyakan Oppa?” tawar Lisa sambil meminta pendapat kekasihnya.

Pemuda itu mengangguk saja mengiyakan ucapan Lisa, sementara Chaeyoung menatap keduanya bergantian, ia terlihat ragu dan juga risih.

Namun belum sempat dia menolak atau mengiyakan, Lisa sudah menarik gadis itu menuju mobil kekasihnya yang terparkir tidak jauh dari mereka. Chaeyoung menurut saja.
Sepanjang perjalanan menuju apartemen Chaeyoung, tidak ada pembicaraan yang banyak, karena semua sibuk pada fokus masing-masing, apalagi posisinya Chaeyoung duduk sendiri di jok belakang.

Begitu sampai area parkiran khusus apartemen Chaeyoung, gadis berambut cokelat terang itu mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada Lisa dan juga pemuda tersebut sebelum masuk kebangunan apartemen.

Hening sesaat antara Lisa dan sang kekasih diperjalanan pulang, sampai gadis berponi itu membuka pembicaraan.

“Oppadeul hari ini sibuk?”

Pemuda itu berdehem sebelum menjawab gadisnya.

“Hyungdeul tidak sibuk, hanya aku saja yang sibuk”

Gadis itu melebarkan mata bulatnya, kemudian menatap pemuda itu penuh tanya dan perasaan tidak enak. Memang setahu Lisa, pemuda itu memiliki project solo.

“Ya... Kalau Oppa sibuk kenapa memaksa menjemputku?” protesnya.

“Sibuk memikirkan mu..” sambung pemuda itu dengan cepat.

Plak... Sebuah tepukan halus dari Lisa mendarat dilengan berotot pria nya yang tengah fokus menyetir. Pemuda itu terkekeh pelan.

“Berhenti mengkoleksi ucapan-ucapan menggelikan Oppa!”

Hanya gelak tawa pemuda itu yang terdengar mengiasi indera pendengaran Lisa, dan sanggup mengobati rasa rindu beratnya yang berkecamuk selama tiga bulan.

“Lisa...” panggil pemuda itu setelah sekian menit.

“Ya Oppa?”

“Kau begitu perhatian dan baik pada semua orang, terutama pada Chaeyoung, kau begitu menyayangi nya?”

Lisa menatap kekasihnya, lalu menyunggingkan senyuman manisnya.

“Oppa sangat tahu itu dengan baik, Chaeyoung selain sahabat bagiku ia juga saudara. Dan aku sangat menyayangi nya, aku akan melakukan apapun..” jawab Lisa dengan sungguh.

Pemuda itu hanya diam, lalu menghela nafas berat dengan sangat pelan. Ia memfokuskan pandangan nya kedepan membawa mereka melaju dengan cepat menuju tempat kediaman mereka.

Tidak ada lagi pembicaraan didalam perjalanan, setelah pertanyaan yang diajukan oleh Oh Sehun kepada Lisa.

.
.
EVIL
.
.

Siang itu Sehun baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan yang berkaitan dengan solo project nya, ia merogoh saku celana nya mengeluarkan ponsel dan mengetuk-ngetuk layar ponsel tersebut. Menghubungi seseorang.

Tuuutt...

Tersambung, dan..

Klik!

Yeoboseyo..” suara khas diseberang sana terdengar.

“Chaeyoung~ah... Bisa kau kemari?”

“.......”

Gadis itu tidak langsung menjawab Sehun.

“Aku mengundang mu untuk makan siang Chaeyoung~ah..” lanjut Sehun lagi.

Dalam rangka?

“Aku memperhatikanmu beberapa waktu terakhir, dan ku rasa kau menarik perhatianku. Datanglah kemari jika kau ingin mendengar seluruh jawaban ku padamu” jelas Sehun kemudian langsung menutup telepon nya.

Pemuda itu menatap keluar jendela apartemen sekian detik, lalu menarik nafas panjang dan menghela nya kasar. Ia kemudian berdiri menuju meja makan yang sudah dipenuhi dengan berbagai macam menu makanan untuk siang itu.

Sekitar tiga puluh menit lebih, bel apartemen yang ditinggali Sehun dan Lisa berbunyi. Dengan segera pemuda itu beranjak membuka pintu menyambut tamu undangan nya.

“Masuklah..” ujarnya begitu Chaeyoung menampakkan diri dibalik pintu.

Gadis Park itu menurut saja, mengekori Sehun yang menuntunnya menuju meja makan.

“Duduklah dan silahkan..” ucap Sehun lagi sambil menyodorkan gelas kecil berisi teh hangat sebagai pembuka makan siang mereka.

Chaeyoung lagi-lagi hanya menurut, kemudian menyeruput pelan teh tersebut, sambil menatap Sehun dengan bingung. Bukan Sehun yang ia kenal selama ini, batinnya.

“Apakah Oppa...—”

“Menurut pengamatan ku, kau sangat berbeda dari gadis-gadis lainnya” potong Sehun dengan cepat. “Itu membuatku akhirnya tertarik padamu, Park Chaeyoung...”

“Itu artinya.....” Chaeyoung ragu-ragu.

“Kau ingin bersama denganku?”

Gadis bermarga Park itu tertawa sinis, kemudian membuang wajahnya kearah perabotan dapur.

“Kalau begitu putuskan dia, aku tidak ingin menjadi simpanan dan menjadi yang kedua, apalagi berjalan dengan diam-diam..” ucapnya tegas.

Kemudian matanya beradu dengan mata tajam Sehun yang tengah duduk berhadapan dengan nya. Pemuda itu menarik sudut bibirnya, tersenyum menyeringai tipis.

“Kau tahu kalau kami akan segera menikah bukan?” ujarnya.

“Itu bukan urusanku” balas Chaeyoung cuek.

“Jadi...” Sehun menjeda ucapannya.

“Putuskan dia jika Oppa benar-benar ingin denganku!” tegas Chaeyoung.

“Kalian bersahabat, kalian bersaudara, kalian satu grup, kau tega melihatku mencampakkan nya?” selidik Sehun serius.

Park Chaeyoung mendengus pelan, melipat tangan didepan dada.

I don't care Oh Sehun! Aku tidak perduli dengan hubungan bodoh semacam persahabatan rasa saudara dan lainnya!”

“Tapi ia sangat baik dan menyayangimu, begitu juga ia padaku, bagaimana caranya?” bingung pemuda Oh itu.

She's stupid! Dia saja yang begitu bodoh!” balas Chaeyoung tidak sabaran.

Sehun terdiam beberapa saat, menatap Chaeyoung dengan sangat takjub. Namun setelah itu ia terkekeh sinis sekaligus licik, menatap Chaeyoung dalam.

“Kalian boleh keluar sekarang!” seru Sehun kemudian dengan lantang.

Gadis bermarga Park itu mengerutkan keningnya, menatap Sehun heran. Tidak lama beberapa derap langkah kaki terdengar berhenti tidak jauh dari meja makan tempat Chaeyoung dan juga Sehun duduk.

Gadis itu menoleh mengikuti arah mata Sehun, dan ia mendapati sosok Lisa yang tengah menatapnya sendu dan sedih bercampur kecewa. Chanyeol dan Jongin tampak berdiri tidak jauh dari Lisa, dengan Jennie dan Jisoo dibelakang kedua pemuda itu.

“Chaeng~ah..... Waee???” mata Lisa berkaca-kaca. “I can't believe it...” ujarnya pelan dan bergetar.

Sehun segera menghampiri gadisnya itu, dan mendekapnya lembut.

“Kauuuu.......” Chaeyoung berdiri dari kursinya dengan kasar dan menunjuk Sehun dengan geram.

Ani... Bukan dia, tapi kami menjebakmu Chaeng...” suara Jisoo terdengar lirih. “Semua demi kebaikan kita..”

“Kalian semua...—” gadis berambut cokelat terang dan panjang itu tidak melanjutkan kalimat nya.

Dia meraih tasnya kasar, hendak meninggalkan tempat itu. Namun, lengan kekar dan panjang Chanyeol menahan Chaeyoung.

“Kau tidak bisa pergi sebelum mendengarkan sepatah dua patah kata dari Sehun dan Lisa” ujar Chanyeol.

“Lepaskan aku brengsek!” ia berusaha menepis tangan Chanyeol.

“Siapa yang lebih brengsek ditempat ini?” suara tajam dan dingin Jongin terdengar.

Park Chaeyoung menggeram marah bercampur malu, ia seperti berubah menjadi orang lain. Bukan seperti Park Chaeyoung yang sangat dikenal lembut berhati tulus, ia benar-benar berubah menjadi orang lain, terutama bagi rekan-rekan grupnya yang sudah mengenalnya hampir sepuluh tahun terakhir.

“Chaeyoung~ah... Kau sangat berubah...” lirih Lisa.. “Waee? Aku sangat menyayangi mu Chaeng, tapi apa yang membuat mu seperti ini?”

Gadis yang Lisa beri julukan Chipmunks sekian tahun lalu itu, menatapnya dengan sangat tajam.

“Kau ingin tahu kenapa Lisa? Kau benar-benar ingin tahu?” tanya gadis itu berapi-api pada Lisa.

Lisa tidak menjawab, ia hanya menunggu Chaeyoung melanjutkan kalimatnya. Wajah gadis Thailand itu begitu sendu dan sedih, namun masih menatap Chaeyoung sayang.

“Itu semua karena aku sudah muak! Aku muak dan benci Lisa!” serunya kencang. “Aku benci, kenapa semuanya selalu menjadi milikmu?! Semua hanya tertuju padamu?!”

“Chaeyoung~ah....”

“Sementara aku bersusah payah untuk mencapai apa yang menjadi mimpiku, dan keinginan ku! Aku benci kenapa semua yang baik jadi milikmu, bahkan pasangan! Mengapa kau selalu mendapatkan yang terbaik sementara aku tidak?” lanjut Chaeyoung geram. “Kau puas sekarang Lisa? kau puas mempermalukan ku, sekarang kau bisa mengejekku!”

Airmata Lisa akhirnya meloloskan diri, jatuh di pipi chubby gadis itu. Sehun mengeratkan dekapan nya pada Lisa, menatap Chaeyoung kesal.

“Tahukah kau Park Chaeyoung? Mengapa kau tidak pernah puas dan bahagia dengan segala pencapaian mu?” Sehun meninggikan nadanya. “Itu karena kau tidak pernah bersyukur! Kau hanya melihat milik orang lain, dan kemudian menginginkan nya.. Kau pikir apa yang menjadi milik Lisa sekarang datang begitu saja? Tidak! Dia berjuang mati-matian, bekerja keras, berusaha, bahkan tidak tidur, dan ditemani air mata setiap harinya.. Perjalanan Lisa tidak mudah Park Chaeyoung! kau sangat tahu itu” cecar Sehun panjang lebar.

Isakan Lisa semakin terdengar kencang, ia menyembunyikan wajah nya dibalik bahu kekasihnya.

“Sejak awal kau mulai menunjukkan tanda-tanda kecurangan terhadap Lisa, aku sudah tahu. Tapi aku tidak tega mengatakannya, karena aku tahu ia akan sangat terluka karena ia sangat menyayangi mu...” lanjut Sehun lagi.

“Kau menggoda calon suami sahabatmu sendiri setiap hari selama Lisa di Europe, padahal ia sangat percaya padamu... Kau tidak merasa bersalah Chaeyoung~ah?” Jennie akhir nya bersuara.

“Kau ditolak berkali-kali, bahkan dijawab dengan kata-kata keras dan kasar, kau tidak juga sadar kalau perbuatanmu itu salah?” tambah Jisoo.

Gadis Park itu tidak menjawab, suasana hatinya sedang meletup-letup dengan amarah bercampur emosi dan juga rasa malu namun gengsi untuk mengakuinya. Di lubuk hati terdalam ia tahu kalau ia salah.

“Park Chaeyoung, mungkin kalau kau melakukan hal yang sama kepada laki-laki lain mereka bisa terjerat dan tergoda dengan jurusmu. Tapi tidak dengan Sehun, cintanya hanya satu, yaitu Lisa. Deal with it.” Chanyeol berterus terang.

“Jangan menginginkan milik orang lain Chaeyoung~ah... Apa yang kau miliki sekarang bahkan sangat berlimpah, hanya saja kau tidak melihatnya karena kau terfokus pada orang lain. Bersyukurlah, maka hidupmu akan tenang..” tutup Jongin.

Gadis Park itu sadar semua ucapan sahabat dan teman-teman nya itu benar, tetapi ia sangat gengsi untuk mengakui nya. Tidak untuk sekarang, mungkin dilain hari.

Ia menerobos Chanyeol, Jongin dan juga Jennie serta Jisoo meninggalkan meja makan dimana mereka berkumpul.

Baru hendak mencapai pintu keluar, langkah nya terhenti sebentar mendengar seruan Lisa.

“Chaeyoung~ah! Kau harus tahu aku tetap menyayangi mu... Aku tahu kau sebenarnya tidak bermaksud melakukan nya, tetapi ada banyak hal yang terjadi sehingga kau terpaksa melakukan nya.. Aku siap mendengar ceritamu Chaengie~”

Sekian detik setelah kalimat Lisa berakhir, gadis itu mengambil langkah seribu meninggalkan tempat tersebut. Mata Lisa masih menatap arah kepergian Chaeyoung, meski gadis itu sudah tidak terlihat lagi.

Sebersit rasa bersalah meyelimuti hati Lisa.

.
.
EVIL
.
.

Malam sudah sangat larut, tapi Lisa masih tidak dapat memejamkan matanya, ia terus saja membolak-balikkan tubuhnya gelisah.

“Sayang.. Tidurlah..” sebuah bisikan disertai dengan dekapan hangat menyelimuti tubuhnya.

“Oppa, apa aku jahat?”

“Bagaimana mungkin kau yang jahat? Disini kau korban..” sahut Sehun pelan. “Sudahlah, jangan di pikirkan lagi..”

Gadis itu masih tidak puas, ia membalikkan tubuhnya menghadap Sehun.

“Maksudku, cara kita menjebak Chaeyoung.. Itu jahat sekali..”

“Ya... Oh Lisa...” tangan pemuda itu membelai rambut Lisa dengan lembut. “Kalau tidak dengan cara itu, kau tidak akan tahu bagaimana ia bersikap dibelakang mu, dan ia juga tidak akan segera sadar kalau perbuatan nya itu sangat salah dan keliru..”

Ucapan Sehun tersebut membuat Lisa termenung, dan dalam hati ia menyetujui nya.

“Aku kasihan padanya, seharusnya sekarang ia punya teman untuk bercerita” gadis itu mengungkapkan keresahannya.

“Ia akan baik-baik saja.. Lagipula kan ada Jisoo dan juga Jennie..” jawab Sehun menenangkan Lisa.

Akhir nya gadis itu terdiam, ia memang sudah menitipkan Chaeyoung pada Jisoo dan Jennie siang tadi.

“Oppa...” panggil Lisa setelah sekian lama terdiam.

“Hmm”

“Memangnya cara Chaengie mencoba ‘mengganggu’ Oppa bagaimana?”

Sehun terdengar menghela nafas panjang, pasal nya ia sudah lumayan mengantuk berat.

“Ia terus mengirimi ku pesan-pesan kontroversi tentang mu, dan juga mengirim fotomu dengan pria-pria..” pemuda itu menjelaskan.

Mwo?”

“Ia mengatakan kau bukan gadis yang setia dan hanya bersembunyi dibalik wajah polosmu” sambungnya lagi.

“Apakah Oppa percaya?”

“Menurutmu bagaimana?” Sehun membalikkan pertanyaan gadisnya.

Lisa memajukan bibirnya kesal.

Molla...”

Sehun terkikik geli melihat ekspresi merajuk Lisa.

“Tentu saja aku percaya padamu saja sayang.. Aku tahu siapa dan bagaimana gadis yang aku cintai”

“Oppa tidak cemburu dengan foto-foto yang ia kirim?”

Pemuda itu terkekeh pelan.

“Untuk apa cemburu? Kau milikku seutuhnya, lagi pula bukankah hal yang wajar kalau seorang superstar memiliki teman-teman banyak? Sama seperti ku ketika menghadiri acara fashion juga kan? Justru kalau tidak memiliki teman itu aneh..” jelas nya.

Arraseo... Mmmm.. Lalu apakah Chaengie juga mengatakan kalau ia menyukai Oppa?” penasaran gadis itu.

“Ia seolah memberiku perhatian melalui pesan singkat dan chat, kemudian memintaku untuk mempertimbangkan nya sebagai pengganti mu..” Sehun berterus terang.

Gadis itu memanggut-memanggut mengerti, ia menyayangkan apa yang suduah Chaeyoung perbuat.

“Tapi Oppa hanya mencintai ku bukan?” tanya nya iseng.

Lagi, Sehun tertawa.

“Tentu saja hanya mencintaimu sayang, jangan lupa sebentar lagi kita menikah..” jawab Sehun.

Lisa langsung tersenyum lebar.

“Baiklah kalau begitu ayo tidur!” ajaknya.

Aniya, aku sudah tidak bisa tidur lagi sekarang ” tolak Sehun, ia menarik tubuh Lisa menindih tubuh nya. “Kau harus bertanggung jawab...”

Mwo? Bagaimana?”

“Jangan pura-pura polos nona Oh, kau tahu bagaimana kau seharusnya bertanggung jawab..” tuntut Sehun.

Gadis itu merotasikan matanya, kemudian ia merunduk mengecup lembut permukaan bibir kekasih nya.

“Sudah. Sekarang ayo tidur!”

“Aku ingin lebih...~” pinta pemuda itu dengan nada manja.

“Ya! Jangan terlalu banyak maunya!” protes Lisa.

“Kau meninggalkan ku selama tiga bulan Nona Oh, jadi wajar kan?” Sehun menyunggingkan evil smirknya, sambil mengunci pinggang Lisa dengan kedua lengannya.

Ia memajukan wajahnya merapat dengan gadis itu, kemudian meraih bibir plum Lisa dan melumatnya lembut.

“Ayo membuat bayi!” serunya kemudian dengan bersemangat.

Ctak! Jitakan Lisa mendarat dikepala pemuda itu, lalu ringisan disertai kekehan nya terdengar.

“Dasar byuntae!” omel Lisa.

“Tapi kau suka..” goda Sehun.

“Yyy-yak—!”

Baru hendak protes, namun gadis itu tidak berdaya saat Sehun memonopoli bibir nya, melumat dan menyedotnya tidak sabaran.

“Anggap saja kita menyicil dari sekarang sayang, agar setelah menikah kita tidak perlu berusaha keras untuk mendapatkan bayi..” bisik Sehun. “Begitu menikah, our baby is on the way...”

Mwoya Oppa!!”

Kumandang tawa Sehun memenuhi kamar tidur yang mereka tempati, sementara Lisa hanya mengomel sebentar setelah itu berubah menjadi erangan-erangan yang tidak berhenti akibat ulah Sehun.

YEHET!


————
END
————

Hehe maap gaje, ku ndak tau itu aku nulis apaan :")
Cuma lanjutin draft dari kapan taun udh berabad2 :")
Ntah, nggk ada feelnya menulis lagi dijaman now :") jadi maklum aja kalau nggk dapat apa2 dari tulisan ini...

Moon maap menistakan Chaeng huhu
Soalnya wajah tak terduga cocoknya Chaeng.. Fufuffufufu~

Yodah.. Setelah ini mungkin satu abad yang akan datang baru bisa nulis lagi, hehehee..

Dadah babayyyyyy~~
♥♥♥♥♥
.
.

Love,

©Lalicize
July 7, 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro