Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lamaran Nizam

"Mimpi lo? Bangun! udah dzuhur!" Ejek Yasmin pada Nizam.

"Kalau mimpi bisa buat gue sedeket ini sama lo ya gue rela lah gak bangun-bangun."

"Diem deh lo! Dasar Pleboy alay!"

"Gue serius Zaenab, lo gak bosen sendirian?"

"Apaansih lo! lo naksir gue? Gak heran sih," kata Yasmin berlaga sombong namun nadanya sarat akan bercanda.

"Iya, gue naksir lo." Jawab Nizam singkat tanpa basa-basi.

"Lo serius?"

"Iya gue serius."

"Iya gue tau lo serius. Serius udah gila! Haha." Canda Yasmin.

"Yas, gue serius suka sama lo." Tegas Nizam.

"Ini lo nembak gue? Gue udah ogah pacaran. Lo cari perempuan lain aja." Jawab Yasmin yang juga tegas khawatir Nizam akan menyimpan harapan.

"Gue gak ngajak lo pacaran, gue mau ngajak lo nikah." Ucapan Nizam barusan seperti petir yang menyambar tepat di atas kepala Yasmin. Lelaki ini benar-benar sudah tidak waras.

"Gue bahagia banget dengernya," kata Yasmin sambil menahan tawa.

"Alhamdulillah kalau lo juga bahagia."

"Iya, ternyata ada yang lebih gak waras dari kehidupan gue hahahaha." Yasmin menertawakan Nizam yang sekarang wajahnya sudah terlihat begitu kesal.

"Sial!" Rutuk Nizam.

Dari kejauhan Yasmin melihat jemputannya sudah melaju mendekat "Udah deh gue udah di jemput tuh, makasih ya lo udah sangat menghibur, but ini boneka lo gue balikin." Disodorkannya kembali boneka yang super lucu itu pada Nizam, Yasmin suka namun dia tak ingin berhutang pada lelaki aneh ini.

"Wah keterlaluan lo, nolak rejeki ini namanya. Simpen aja buat nemenin lo selagi gue belum bisa."

"Apaan sih lo, norak tau. Okedeh thanks ya." Lalu Yasmin pergi kearah mobilnya dengan membawa boneka serta satu bucket bunga, Yasmin meminta bantuan sopirnya untuk membawa yang lain.

Dari balik kaca mobilnya, Yasmin masih bisa melihat dengan jelas Nizam berdiri di sana dengan senyum yang entah berarti apa. Yasmin tau Nizam bukanlah orang yang jahat, dia juga tau bahwa Nizam tak bercanda mengenai perkataannya tadi namun Yasmin takut untuk memulai lagi, dia tak pernah benar-benar jatuh cinta selain pada Danar, suami dari sahabatnya sendiri. Juga ketakutan akan ditinggalkan setelah siapapun tau kondisinya yang tengah hamil diluar nikah.

...........

Yasmin tiba di rumahnya dengan perasaan bahagia, dipeluknya erat boneka monyet itu. Sekarang dia kembali memiliki sahabat yang akan selalu ada, tentu saja tak akan pernah menyakiti hatinya.

Sebuah mobil asing terparkir di halaman rumah mewahnya, dia tak pernah melihat mobil ini sebelumnya.

"Siapa pak?" Tanya Yasmin pada sopirnya, namun sopirnya pun tidak tau karna sebelum dia berangkat menjemput Yasmin mobil itu belum ada.

Dengan rasa penasarannya Yasmin masuk ke rumah peninggalan ibunya itu, sepasang insan duduk di ruang tamu rumahnya dengan saling menggenggam.

Mentari dan Danar, duduk di sana berusaha saling menguatkan padahal yang rapuh adalah Yasmin.

Yasmin menatap genggaman tangan mereka berdua dengan nanar, Yasmin telah lupa bagaimana cara untuk ikut bahagia melihat kebahagiaan sahabatnya, kini dia terluka. Ini telah jadi cerita patah hati pertamanya.

"Ngapain kalian di sini?" Tanya Yasmin dengan sangat dingin, dia begitu takut air matanya tumpah saat ini.

"Kami datang untuk mendengar keputusan Lo," ucap Mentari to the point.

"Keluar dari rumah ini, gue gak sudi punya sahabat kayak lo! Ini udah kelewatan banget, gue gak sanggup lagi ngadepin sikap lo!"

"Yas, Gue minta maaf karna mungkin itu menyinggung perasaan lo, tapi jujur gue gak ngerasa ada yang salah dari permintaan gue. Lo gak bisa perlakuin gue kayak gini, gue tau lo sayang sama gue dan gitu juga sebaliknya. Please kita bisa bicarain ini baik-baik."

"Gak ada yang salah kata lo? Lo udah bener-bener gak waras. Lo tau segimana gue bencinya sama perselingkuhan, mendua, poligami atau apapun jenisnya tapi lo minta gue ngelakuin itu dan sekarang bilang bukan kesalahan! Keterlaluan lo!" Yasmin kehilangan kendalinya hingga memaki Mentari.

"Astaghfirullah, bisa-bisanya kamu berbicara seperti itu. Kamu sadar kalau perkataanmu itu berarti sudah menghina Rosulallah dan syariat islam? Poligami dan perselingkuhan jelas berbeda. Kamu tak bisa menyamakannya." Danar angkat bicara karna geram mendengar ucapan Yasmin yang menurutnya sudah keterlaluan itu "Poligami itu salah satu syariat yang harusnya dilakukan dengan cara yang baik dan benar serta mendapatkan pahala, kalau perselingkuhan sudah jelas dimulai dengan suatu kesalahan, zina, yang menghasilkan dosa besar. Sahabatmu tidak meminta mu melakukan dosa, justru dia begitu ingin ke surga bersamamu."

"Perselingkuhan dan poligami itu sama saja, semuanya menyakiti, merebut, menghancurkan kebahagiaan orang lain, sebuah ketidak adilan bagi seorang perempuan. Hanya memuaskan nafsu bejat laki-laki saja!" Yasmin tetap kekeh dengan pendapatnya sendiri.

"Kamu boleh tidak menyetujui soal poligami, tapi kamu tidak bisa menghinanya jika kamu memang masih percaya bahwa Allah maha pengasih maha penyayang yang tidak akan mungkin menunjukkan jalan keburukan bagi hambanya. Jika sekedar untuk nafsu maka Rosulallah tidak akan menikahi janda, dengan ketampanan dan segala kesempurnaan Rosulallah akan sangat mudah beliau mendapatkan perawan muda belia. Tapi tidak kan?"

"Tetap saja, poligami itu menyakitkan. Buktinya Rosul melarang Ali untuk menikah lagi karna menyakiti anaknya Fatimah," jawab Yasmin  mengingat artikel yang pernah dia baca.

"Kamu tau kalau wanita yang akan dinikahi Ali adalah wanita kafir? apakah pantas wanita seperti itu bersanding dengan putri Rosulallah? Dalam surat annisa sudah jelas bahwa boleh menikahi dua, tiga, atau empat, Namun di akhir ayat di sebutkan nikahi satu saja jika khawatir tidak bisa berlaku adil, hal itu lebih baik dan menghindari dari perbuatan dzolim. Dan disini Fathimah tidak ridho dimadu maka jika diteruskan berarti Ali mendzolimi Fathimah kan? Rosulallah berarti melarang Ali untuk berbuat dzalim. Dimana salahnya? Bertakwalah sesuai batas kemampuanmu, jika kamu tidak mampu dipoligami maka jangan. Tapi jangan juga membenci syari'atNya. Sesayang apapun kamu pada ibumu, Allah lebih menyayangi hambaNya."

Yasmin dan Mentari terdiam seribu bahasa, apa yang dikatakan oleh Danar memang benar dan hati kecil Yasmin mengakui itu namun egonya tetap menolak kebenaran.

"Yas, sekali lagi gue yakinin ke lo bahwa gue ridho bahkan sangat sangat senang kalau lo bisa nikah sama Mas Danar. Jadi please menikah lah, demi anak kita. Demi hidup anak lo kelak di mata hukum, di masyarakat, dia butuh sosok ayah." Bujuk Mentari terus menerus.

"Sekali enggak ya enggak! Kalau lo masih ngotot juga maka pergi dari rumah gue dan jangan pernah ketemu gue lagi. Lo egois! Lo gak mikirin perasaan gue, lo cuma tau apa yang lo anggap baik tapi gak perduli sama gue!" Yasmin tersedu, dia lelah dengan permasalahan yang ini-ini saja.

"Gue yakin perlahan gue bisa terima anak ini, tapi gue gak akan pernah bisa terima diri gue sendiri yang jadi perebut suami orang. Lo bahagia atau gak yang jelas gue gak akan pernah bahagia!"

Danar menggenggam tangan istrinya, mencoba mengatakan pada Mentari untuk tidak lagi meneruskan rencananya. Danar tidak pernah benar-benar menyetujui ini, dia tidak yakin bisa berlaku adil namun Mentari terus saja memaksanya.

Mentari menangis tersedu "Gue cuma mau lo bahagia, gue gak mau lo sendirian jalanin semua ini. Gue yakin Mas Danar bisa buat lo bahagia, gue gak ada maksud buat lo sedih atau marah ke gue."

"Lo salah, Tar! Kalau lo gamau gue sendirian lo bisa temenin gue kayak biasanya sebagai sahabat gue. Lo salah kalau nikah sama suami lo bakal buat gue bahagia, yang ada gue makin menderita, tekanan batin, rasa jijik sama diri gue sendiri dan yang jelas suami lo gak akan pernah bisa sayang ke gue sebesar yang dia kasih ke lo. Lo perempuan yang beruntung, jadi berhenti bersikap gila." Tutup Yasmin lalu pergi meninggalkan tamu tak diundangnya itu.

Hidup tak harus selalu sesuai dengan yang kita inginkan, banyak hal yang menurut kita baik tapi tidak bagi orang lain maka untuk keputusan hidup orang lain jangan terlalu banyak ambil peran, setiap orang punya jalan dan alasan sendiri untuk hidupnya jadi temani lah tanpa menghakiminya.

"Yasmin tunggu!" Suara yang sempat sangat akrab di telinga Yasmin, hari ini dia kembali mendengarnya, langkah kaki Yasmin terhenti, tubuhnya bergetar, ingin sekali dia tidak percaya dengan apa yang telinganya dengar.

Kenapa laki-laki itu harus datang lagi?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro