Janji Suci
"Sahabat yang menyayangimu adalah salah satu hadiah terbaik, tak semua orang mendapatkannya."
-Mia Elvira-
........
"MENTARI! SAHABAT LO INI JATUH CINTA!" Yasmin begitu antusias mengguncang-guncang bahu mentari, sementara mentari hanya mendelik kesal.
"Sakit ih, gue heran deh sama lo!" Seloroh Mentari yang membuat Yasmin melepaskan tangannya dari bahu sahabatnya itu sambil tersenyum, tanpa merasa bersalah atau niatan meminta maaf.
"Hehe, heran kenapa lagi lo?"
"Ya heran, Hati lo berubah-rubah cepet banget, tadi di rumah masih sedih sekarang lo bilang jatuh cinta padahal baru liat beberapa menit doang. Emm kenapa sih lo mudah banget jatuh cinta atau suka sama seseorang?"
Yasmin kali ini menautkan alisnya, dia bingung. Itu pertanyaan atau penghinaan? "Hah? emang gue pernah ya bilang jatuh cinta sebelum ini?"
"Coba sekarang gue tanya, lo inget gak berapa jumlah mantan lo?"
"Wait wait wait, apa hubungannya? itu kayak bulu idung sama bulu ketek. Beda! Dan jauh! gue gapernah tuh jatuh cinta selain zaman gue SD dulu, yang bahagia banget ditimpukin kertas kumel bilang I love you. hahaha" Ganti Mentari yang kini menautkan alisnya karna bingung.
"Jadi selama ini lo gak pernah jatuh cinta gitu sama pacar-pacar lo yang jumlahnya serame masa aksi 212?" Tanya Mentari agak shock.
Yasmin tertawa heboh, sementara Mentari tak mengerti apa yang membuat Yasmin tertawa sebegitunya. dia benar-benar tak habis pikir apa yang terjadi dengan Yasmin. baru beberapa waktu lalu menangis dan mengurung diri, hari ini dia datang dengan penampilan yang beda, tersenyum, tertawa dan bercanda seperti tidak terjadi apapun. Namun, yang lebih parah dia bisa secepat itu mengucapkan bahwa dia jatuh cinta dengan orang yang baru pertama dia temui? bagaimana bisa? dibuang nya kemana lukanya yang kemarin?
"Gila lo, salah kalau selama ini gue nganggep lo sahabat ya haha ternyata lo gak kenal gue."
Perkataan Yasmin begitu menusuk hati Mentari. Ya, Yasmin benar. ternyata dia tak mengenal Yasmin selama ini. Rasa bersalah mengusik nuraninya.
"Maaf, mungkin gue emang bukan sahabat yang baik buat lo. Apa yang lo rasain pun gue gak paham."
Yasmin menghentikan tawanya, dia menyadari mungkin dia sudah salah bicara. Sepertinya Mentari terbawa perasaan oleh kata-katanya barusan.
"Yaelah Taaarrrr, lo kan sahabat terbaik gue dunia akhirat. Dah ah kantin aja yuk, nih dosen gak dateng deh kayaknya."
Ditariknya mentari menuju kantin namun sedikit ditahan oleh Mentari. Rasa bersalah itu mengusik hati. Mentari memeluk Yasmin dengan begitu erat, Mentari tau masalah apa yang dihadapi sahabatnya tapi tak mencoba memahami perasaan Yasmin.
"Yasmin, Gue janji mulai sekarang gue bakal coba buat memahami perasaan lo. Gue janji sebisa mungkin gue bakal selalu ada buat lo, lo gak sendirian lagi sekarang. Gue bakal minta langsung sama Allah supaya gak ada lagi yang berani nyakitin sahabat gue dan minta seseorang bisa hadir buat bahagiain lo selalu."
Setitik air mata jatuh di pipi Mentari saat mengucapkan janjinya pada Yasmin, begitu pula Yasmin yang mematung mendengar perkataan sahabatnya itu, Mentari benar-benar menyayanginya, ternyata masih ada sisa orang yang bisa mencintai Yasmin.
Buru-buru Yasmin menghapus air mata yang jatuh di pipinya.
"Uuuhhhh so sweet, btw lo harus traktir gue sebagai tanda hari jadian kita"
"Yaelaahh nyesel gue ngomong sama lo."
"Hahahaha dah ah ayuk kantin, laper banget gue gak sempet sarapan tadi. Gue yang teraktir lo makan sepuasnya hari ini!"
Kembali Yasmin menarik lengan Mentari menuju kantin.
Mengambil tempat di pojok karna Mentari tak suka makan di tengah keramaian.
Seperti biasa Yasmin memesan bakso dan jus mangga, sementara Mentari hanya memesan mie ayam bakso dan teh hangat.
"Tar, kenapa sih lo kalau makan harus di pojokan? Lo takut orang-orang tau kalau cewe sekalem dan seanggun lo makan nya banyak?" Tanya Yasmin dengan wajah super serius.
"Astaghfirullah hahaha"
Mentari tertawa sambil menutup mulutnya, sahabatnya ini ada-ada saja. "Coba deh kalau mau nanya itu yang sedikit penting gitu loohhh." Sambung Mentari.
Yasmin mencebik, "Jadi menurut lo pertanyaan gue barusan gak penting?"
Mentari menjawab pertanyaan Yasmin dengan anggukan kepala, masih dengan tawanya.
"Ihhhh jujur banget sih lo. Oke gue punya pertanyaan yang sangat penting. Lo wajib jawab demi kelangsungan hidup dan masa depan gue yang cerah."
Lagi, Yasmin dengan wajah serius nya.
"Mau tanya apaan?"
"Siapa nama lengkap, di mana alamat, kenapa nyari lo, apa hubungan kalian, kalau kalian gada hubungan lalu berapa nomer telfon, dan kapan lo bisa ajak gue ketemu dia lagi?" Yasmin tersenyum puas setelah menyelesaikan pertanyaan 5W+1H nya. Sementara Mentari bingung dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
"Dia siapa yang lo maksud?"
"Itu, Cogan yang tadi nyariin lo"
"Hoalaaah, itu sih Mas Danar. Masak lo gak kenal?"
Yasmin geleng-geleng dengan wajah polos, jarang terjadi. "Lo tau kan? Mantan gue aja kalau ketemu di jalan gue udah gak kenal. Gimana gue bisa kenal dia?"
"Yeeee itu sih karna mantan lo aja yang kebanyakan!"
"HAHAHAHA. Gue serius dia siapa emang?"
"Dia kan yang punya Kafe tempat kita biasanya nongkrong. Danar Alamsyah. Dulu dia penerima beasiswa di kampus tapi sekarang ngundurin diri bahkan jadi donatur di yayasan beasiswanya itu, berasal dari keluarga biasa, kuliah di fakultas bisnis. You know kan disana gimana? Tapi keren nya dia gak kebawa arus, justru memanfaatkan keadaan yang temen-temennya orkay semua diajakin jadi partner bisnis, kebetulan doi juga pinter masak jadilah bisnis kuliner. 'White kafe' itu sekarang ada 8 cabang, gak cuma di jakarta tapi juga beberapa kota lain di pulau jawa. Dia orang yang sangat ulet, itu usaha beliau bareng sahabatnya. Tapi dia juga punya usaha lain, lapangan futsal beberapa lokasi di jakarta pusat dan timur. Dan yang utamanya dia seorang hafidz."
"Hafidz? Maksudnya?"
"Dia hafal 30 juz Al Qur'an. Makanya dia jadi the most wanted nih seantero kampus, Dan gue herannya lo gak kenal! Dahsyat!"
"HAH? SERIUS LO? DEMI APA?" Ekspresi berlebihan dari Yasmin hanya di jawab senyum dan anggukan oleh Mentari. "Wahhhh keren, gak salah gue pilih dia jadi pendamping hiduuupp," Ujar Yasmin tersenyum puas.
"Helloooo nona, emang dia mau dampingin lo?"
"Why not? Sepanjang hayat lo kenal gue, emang ada laki-laki yang gak mau sama gue? Hahaha,"
Kata Yasmin sambil terkikik mendengar ucapannya sendiri.
"Lo selama ini dapet pacar di club malam, lah doi anak masjid."
"Iya juga sih, mana mau dia sama gue kan? Hmm. Eh tapi kan ada tuh yang hafal 30 juz juga mau kok nikah sama yang kayak gue."
Yasmin kembali tersenyum, dia masih ada harapan.
"Terus yang lo tau ending nya mereka gimana sekarang?"
Yasmin lemas.
"Mereka cerai."
"Nah itu poin nya. Kalau mau menikah itu harus yang sekufu yang paling penting dalam agamanya. Biar kita mudah jalanin kehidupan setelah pernikahan."
"Sekufu? Apaan lagi tuh? Coba lo mengeluarkan kata yang bisa gue ngerti aja dong, Tar. Biar gue gak keliatan bego-bego banget gituu,"
Kata Yasmin sambil menggaruk kepalanya.
"Gapapa biar gue sekali-sekali keliatan lebih pinter dari lo hahaha."
"Oke urusan ginian gue emang kalah dari lo, cepet jelasin!"
"Nah gitu, biar obrolan kita ada faedah dan menambah wawasan dikit haha. Jadi sekufu itu emm apa ya, mungkin selevel, setara gitu. Atau gak minimal ya mendekati deh."
"Gue belum paham," jawab Yasmin dengan wajah penuh tanda tanya.
"IPK 3.98 lo itu hasil nyontek gue jadi wajar kalau lo lolak gini. Jadi misal nih yang cantiiiiikkkk banget, ya akan lebih baik kalau nikah sama yang ganteng, Yang udah S3 akan lebih baik nikah sama yaaa minimal S1 deh, yang kaya banget minimal nikah sama yang kaya aja. Jadi gak terlalu ngejomplang gitu. Coba misal aki-laki miskin nikah sama perempuan kaya. Berat sist! Atau Si ganteng nikah sama si buruk rupa? Dah kelar idup tuh perempuan di bully netijen haha"
"Hmm gitu, oke fix! Dari semua penjelasan lo Jadi gue sekufu sama Kak Danar. Yeayyy"
Mata Yasmin berbinar, kesempatan itu ada untuknya.
"Huuffttt, itu cuma perumpamaan yang beredar di masyarakat kita. Tapi yang terpenting adalah agamanya. Coba deh dia ngajak lo pengajian tapi lo hatinya di diskotik. Nyiksa batin kan walaupun lo di pengajian? Atau doi mau puasa sunnah tapi lo gak bangun buat masakin makan sahur, kan magh kronis doi ntar! Haha."
"Lo becanda tapi dalem banget, iya sih soal agama gue sama dia jomplang banget emang. berarti gue bolehnya dapet yang gak beres hidupnya kayak gue gini? Ih ogah deh gua. Terus kapan bener nya hidup gue kalau gitu?" Yasmin bergidik ngeri membayangkan kehidupan masa depannya.
"Nah itu, emang lo mau punya suami gaber? Jodoh itu cerminan diri. Lo mau sama cowok sholeh ya kudu jadi sholeha dong. Karna gue yakin Kak Danar juga pasti gamau sama perempuan sembarangan."
Mentari tersenyum puas melihat Yasmin mengangguk anggukkan kepala nya. Yang dia yakini, sahabatnya ada pada tahap "akan" berubah, untuknya saat ini itu sudah cukup...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro