Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

26. Kado Untuk Yasmin

Yasmin tak beranjak dari sajadahnya sejak tiba dari makam tadi, matanya sembab, namun tangisnya tidak terdengar.

Mama dan papanya sempat datang ke rumah sakit, namun di minta pulang karna saat ini rumah sakit tidak memberikan izin jenguk demi memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 alhasil mereka pulang tanpa bertemu dengan Nizam maupun orangtuanya.

Polisi sudah datang meminta kesaksian Yasmin namun belum bisa karna kondisi perempuan itu yang masih shock.

Usai sholat isya Yasmin melepas mukena lalu keluar dari kamar, matanya tak menangkap orang-orang yang tadi sibuk membuat persiapan perniakahan.

"Tar, kemana orang-orang? Dekorasi nya belum selesai ayo minta mereka selesaikan secepatnya." Pinta Yasmin pada Mentari sementara sahabatnya hanya diam tak bereaksi apapun.

"Mbaaaa mbaaaa." Yasmin memanggil para ARTnya.

"Mba tolong hubungin katering nya ya, aku minta tambah seratus porsi dalam box aja, besok bisa di bagikan ke orang-orang yang masih bekerja di jalan. Sovenir nya bisa di bagiin sekalian sama nasi box nya ya. Aku mau semuanya berjalan lancar dan rapi. Ayo beres-beres lagi! " Titah Yasmin. Dia ke sana ke mari memberi instruksi namun semua orang hanya diam.

"Kalian kenapa sih! Gak denger apa yang aku bilang? Lakuin perintahku atau kalian bakal aku pecat sekarang juga!" Yasmin coba mengancam namun tetap tidak ada respon. Papa dan Mamanya tertunduk sementara Mentari sudah terisak dalam pelukan Danar.

"Kalian kenapa sih? Lo juga kenapa nangis? Besok gue bakal nikah sama Nizam seharusnya kalian seneng! Ayo bantuin siap-siap lagi!" Teriak Yasmin.

Danar melepaskan Mentari dan mendekati Yasmin, dia tidak bisa mengatakan ini namun harus di katakan.

Yasmin ditarik kedalam dekapan Danar, namun Yasmin memberontak, dia tidak mau diperlakukan seolah dirinya lemah.

"Kamu percaya takdir Allah itu baik kan?" Tanya Danar yang membuat Yasmin mengangguk.

"Maka teruslah percaya bahwa ini semua yang terbaik buat kamu dari Allah-" Danar memejamkan mata tak kuasa menyampaikan berita duka ini. "Nizam sudah kembali ke pemiliknya."

Hening.

Angin kesepian itu seakan tertiup kencang ke arah Yasmin, membuat hati yang baru tertata kini porak poranda.

Yasmin terduduk lemas, tatapannya kosong. Lagi-lagi Allah memberinya ujian yang dia rasa tidak akan sanggup menjalaninya.

"Pakeettt"
Teriak laki-laki dari luar rumah yang memecah kesunyian. Satpam yang juga sedang ada di ruangan itu buru-buru berlari keluar mendapati kurir yang berdiri di depan pintu.

"Paket buat siapa, Mas?" Tanya satpam itu.

"Buat Mba Yasmin."

Mendengar itu Danar langsung menghampiri mereka, kejadian hari ini membuat Danar sedikit takut dan harus bersiaga kalau-kalau Natania akan kembali untuk meneror adiknya.

"Dari siapa?" Tanya Danar. Si kurir membaca nama pengirim sejenak.

"Nizam Barran Rabbani."

Mendengar nama itu disebut Yasmin bangkit berlari ke arah si kurir. "Saya Yasmin, mana paketnya, Mas?"

Si kurir lantas menyerahkan kotak besar itu pada Yasmin setelah dia menandatangani tanda terima.

"Nizam emang gitu, dia suka bercanda. Lo tau kan, Tar? Dia tuh ngeprank kita aja," ucap Yasmin saat melewati Tari dan kedua orangtuanya.

Yasmin tersenyum cerah, melenggang pergi ke kamarnya tanpa mengatakan apapun lagi, namun matanya kini menyiratkan rasa percaya diri yang besar bahwa lelaki itu masih hidup.

Kotak yang cukup besar itu di letakkan di atas tempat tidur, dengan hati-hati Yasmin membukanya. Ada 4 kotak lagi di dalam kotak besar itu, namun yang menarik perhatian Yasmin ialah kertas yang berada paling atas, buru-buru Yasmin mengambilnya.

"Lo sekarang pasti deg-degan kan? Gue gak sabar nunggu saat ini tiba, besok lo bakal resmi jadi istri gue. MasyaAllah setelah 25 tahun lamanya gue ngejomlo akhirnya besok bisa nikahin perempuan yang selama ini gue perhatiin diem-diem.
Besok, saat kata Sah sudah menggema maka mau gak mau lo harus ikhlas jadi istri gue, tapi gue gak mau lo merasa terpaksa ngejalanin semua ini, gue janji bakal buat lo juga jatuh cinta sama gue setiap detiknya, gue bakal jadi alasan tersebesar lo tersenyum dan bersyukur.
Gue punya beberapa hadiah, anggep aja ucapan terima kasih karna lo bersedia nerima lamaran gue.
Oh ya, gue sengaja nulis surat karna kata ibun surat itu lebih romantis, gue juga semprotin parfume kesayangan gue di kertas ini jadi lo bakal ngerasa gue ada di sana. Haha gue ngerasa norak banget waktu ngelakuin itu, tapi ibun bilang karna itu ibun jadi "klepek-klepek" sama ayah. Lo juga gak? Atau Lo malah jijik? Haha.

Nizam ganteng calon suami idaman.

Yasmin tidak berhenti tersenyum selama membaca surat dari Nizam itu, di ciumnya kertas dengan aroma tubuh Nizam lalu kembali tersenyum.

Diambilnya hadiah yang berbentuk persegi panjang. Dibukanya kertas kado berwarna merah muda itu ternyata benar tebakannya : Al Qur'an. Kitab suci berukuran sedang yang covernya tertempel sebuah note bertuliskan "apapun masalah yang kamu hadapi, Allah sudah memberi tahu cara menghadapinya di dalam sini."

Lagi Yasmin tersenyum kemudian mengambil hadiah ke dua, kotak persegi panjang yang cukup besar, berisi sepatu dan kaus kaki, lagi-lagi tertera kertas note berwarna pink dengan tulisan yang cukup menggelitik Yasmin "Ini sepatu dan kaus kaki buat ngelindungin surga anak kita."

"Ckck dasar tukang gombal!" Maki Yasmin namun bibirnya melengkung sempurna. Dia lantas mengambil hadiah ke tiga, cukup berat hingga membuat dia penasaran.

Setumpuk kain hitam dengan dasar mengkilat, Yasmin membukanya ternyata sebuah gamis, jilbab, dan selembar kain lebar yang entah apa.
"Maaf, gue pencemburu. Pelan-pelan semoga lo bisa ngerti kalau mulai besok cuma gue yang berhak atas semua keindahan lo."

"Dasar egois! Awas aja kalau udah nikah sama gue dia gak boleh senyum sama perempuan, nenek-nenek sekalipun gak akan boleh!"

"Gue gak perlu bilang apapun, dari foto-foto ini Lo harusnya paham seberapa gue cinta sama lo." Membaca note di hadiah ke empat membuat Yasmin tidak sabar membukanya.

Sebuah album berisi foto kaki dengan sepatu berbeda-beda yang jelas Yasmin tau itu kakinya. "Udah gak waras ini orang." Yasmin geleng-geleng kepala melihat empat halaman hanya berisi kaki atau malah hanya ujung jari Yasmin.

Lembar berikutnya dua foto yang di sandingkan dengan dua ekspresi berbeda, Yasmin yang menangis dan Yasmin yang tertawa lepas.

Selanjutnya ada potret Yasmin saat seminar "Hah, dia Dateng dan ada di ruangan gue seminar?" Tanya Yasmin yang sudah di jawab oleh foto tersebut. Ada juga foto Yasmin yang memeluk boneka monyet di depan pintu mobil, bahkan foto pintu ruangan tempat Yasmin pernah di rawat. "Ini pengagum rahasia apa agen BIN sih? Ckck" Yasmin menutup album itu lalu memeluknya sembari berjalan kearah baju pengantin yang tergantung indah.

"Gak tau kapan, tapi Lo udah berhasil buat gue juga jatuh cinta sama lo." Gumamnya tanpa perlu jawaban.

............


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro