Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🔞Workholic (RitsuMao)🔞

jiii~" Ritsu terus menatap Mao sembari cemberut. Sedangkan yang ditatap masih fokus dengan dokumen-dokumen yang berada di mejanya.

"Hmm.. pemikirannya sangat unik dan berbeda dari yang lain, akan sangat disayangkan bila aku menolak proposal ini~!" Ucap Mao berbicara sendiri.

"Maa-kun." Sahut Ritsu.

"Ini... tidak bisa kuterima, keterangannya masih kurang jelas. Tapi tema yang diberikan terlihat sangat menyenangkan dan jarang ditemukan, Apa besok kutanya kepada salah seorang member unitnya saja?" Mao masih berbicara sendiri dan mengabaikan Ritsu.

"Maa-kun--"

"Ohh! Ini bagaikan sebuah tantangan! Boleh juga unit ini~!" Seru Mao saat mendapat sebuah proposal proyek yang isinya sangat membara dan menantang.

Ritsu mulai kesal, perempatan muncul di jidatnya, "MAA-KUN!"

Mao tersentak saat mendengar suara Ritsu yang ditinggikan, "A-ah! Ada apa, Ritsu? Apa kau lapar?"

"Tidak!" Balas Ritsu ketus sembari menatap Mao dengan kesal.

"Hm? Jadi ada apa?"

"Maa-kun, kau ini sangat mengesalkan..!" Kesal Ritsu sembari menggembungkan pipinya.

"..eh? Kenapa tiba-tiba?.." Mao kebingungan akan tingkah laku Ritsu.

Mao mengelus kepala Ritsu yang sedang menenggelamkan kepalanya di meja.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Mao dengan sangat lembut.

"..." Ritsu tak menjawab, dia menepis tangan Mao dan mendekatinya.

"Huuh! Dasar kau tidak pekaan!" Seru Ritsu sembari memojokkan Mao di kursinya.

"E-eh? R-ritsu?--" Mao sudah gelagapan akibat ditindih.

"Padahal aku kesini karena ingin menghabiskan waktu denganmu, tapi kau malah lebih memilih kertas-kertas tak berguna itu daripada bersama denganku!" Kata Ritsu dengan aura tak bersahabat, membuat Mao merasa tak nyaman.

"R-ritsu.. jangan bilang begitu.. kertas itu berguna untuk membuat sekolah kita maju loh.." Balas Mao sembari sweatdrop.

"Tuh kan! Lebih mentingin kertas itu lagi! Apa bagusnya sih kertas ini sampai-sampai kau melupakan segalanya! Kau bahkan sampai menghancurkan metabolisme tubuhmu dan membuatmu selangkah lebih maju untuk mati karena terus-terusan bergadang!"

"T-tidak seperti itu Ritsu.. aku tidak memaksakan diri kok, jadi tenang saja ya?"

"Hah? Tidak memaksakan diri ya? Jadi 5 hari yang lalu kau sampai mesti rawat inap di rumah sakit itu apa? Apa kau sudah ketularan penyakit ketua osis terdahulu?" Balas Ritsu skatmat yang membuat Mao tak tahu mesti menjawab apa.

"E-em.. a-aku.."

"Aku memang sedih karena sekarang kau sudah tidak memiliki banyak waktu lagi untukku karena tugas-tugas osis itu. Tapi aku lebih sedih lagi melihatmu jatuh sakit.. aku ikut sakit melihatnya..." Ucap Ritsu dengan wajah sakitnya.

"Ritsu..m-maafkan aku.." Kata Mao sembari menyentuh pipi Ritsu yang dingin itu.

"Tidak, aku tidak akan memaafkan Maa-kun sampai kau benar-benar berubah." Balas Ritsu datar sembari mendekatkan wajahnya ke arah Mao.

'T-t-terlalu dekat..!' Batin Mao, mulai muncul rona merah di pipinya.

"R-ritsu.. kau terlalu dekat..--" Ucap Mao malu-malu.

"Sengaja." Balas Ritsu singkat dan langsung mencium Mao tanpa aba-aba.

Mao membelakkan matanya kaget, badannya jadi kaku seketika.

Ritsu yang melihat Mao tak memberontak semakin memperdalam ciumannya, ia memasukkan lidahnya dan mengajak lidah Mao bermain.

"Mnhh..!! Hmpff!" Mao mulai memberontak dan mencoba mendorong Ritsu, namun aksinya dapat dicegat Ritsu dengan cepat.

"Fwaah..!! Haah... hahh... k-kau kenapa tiba-tiba--"

"Diam, aku sedang marah!" Ritsu langsung memotong perkataan Mao sembari menatap tejam, nyali Mao langsung ciut dalam sekejap.

Tangan Ritsu langsung menjalar ke selangkangan Mao, membuat sang empunya tersentak.

"H-hey! Apa yang mau kau laku--" Ritsu menatap Mao dengan tatapan tajamnya yang membuat Mao langsung terdiam.

Ritsu mulai memasukkan tangan kedalam celana Mao dan mulai bermain dengan 'milik'nya

"Aanh~! Hmnn..j-jangan, Ritsu..! T-tugasku masih sangat banya--anhh~!!" Ritsu tak mendengar perkataan Mao, Ia malah mempercepat kocokannya.

"Hah? Apa~?? Aku tidak dengaar~" Jawab Ritsu dengan ketus.

"R-Ritsu.. k-kumohon--nggaah?! A-aku mau k-keluar..!" Seru Mao sembari mengepalkan tangannya erat.

"Tak apa..~ keluarkan saja~" Ujar Ritsu sembari berbisik di telinga Mao.

"A-aanghh--!!" Mao pun langsung mengeluarkan muatannya.

"Fufufun, Maa-kun keluar dengan sangat banyak ya~? Apakah tanganku seenak itu?" Goda Ritsu sembari menjilat sperma Mao yang memenuhi tangannya.

"Hhaah..hah..hh.. j-jangan dijilat, itu jorok..--" Ucap Mao dengan nafasnya yang tersenggal-senggal, wajahnya memerah padam berkat perlakuan Ritsu.

"Kalau begitu, apakah kita mesti memulai permainan yang sesungguhnya?" Kata Ritsu sembari menarik Mao dan menindihnya ke meja.

"H-hah?? Permainan yang sesungguhnya-- t-tunggu, Ritsu..!!"

"Aku tidak akan menunggu~ ini hukuman untuk Maa-kun yang nakal~!" Ujar Ritsu sembari menyeringai.

"T-tunggu--! Jangan.. sekarang--! A-aanhh..~~?! ♡"

Akhirnya Ritsu menghukum Mao sampai sang empunya pingsan dan membawa pulang Mao kerumahnya untuk 'dimanjakan' lagi keesokan harinya.

The End

Ini request dr siapa kemarin--? Aku lupa 🏃‍♀️ (izayoi0209)
Makasih udah request, maaf kalo ga sesuai ekspetasi ya.. mana lama lg up nya 💔
Semoga suka, jangan lupa vote & comment. Krisarnya jg boleh bgt qaqa.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro