Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Try Again (AoKuro)

"Ck.. kemana Tetsu sialan itu? Sudah lama sekali aku menunggunya. Tapi dia malah tidak datang-datang. Padahal dia duluan yang memintaku untuk bertemuan!" Ketus Aomine sembari celingak-celinguk ke sekitarnya, mencari keberadaan sang surai baby blue yang tak kunjung sampai menemuinya.

"Aomine-kun."

"UWAH??!" Aomine terkaget-kaget mendadak mendengar suara sang partner lamanya yang entah datang darimana.

"K-kau darimana datang?! Sejak kapan kau ada disini?!" Tanya Aomine dengan wajah terkejutnya.

"Aku sudah berada disini sebelum dirimu, tapi kau tidak berkata apa-apa.."

"Ya mana kutahu! Kau harusnya memanggilku kalau memang sudah sampai duluan, sialan!"

"Tapi raut wajahmu terlihat sangat serius.. dan tertekan..? Aku jadi merasa tak perlu berbicara." Jawab Kuroko dengan santai namun terlihat serius.

"Bagaimana aku tidak serius?! Kukira kau sudah diculik atau dipalak preman tahu!" Balas Aomine dengan kesal sembari menunjuk-nunjuk kepada Kuroko.

"... Maafkan aku, Aomine-kun." Raut wajah Kuroko masih terlihat datar, namun bisa dirasakan bahwa Ia merasa menyesal.

Aomine jadi merasa bersalah melihat reaksi Kuroko. Ia menggaruk pelan kepalanya sembari melihat kearah lain.

"Ugh.. sudahlah. Lupakan saja! Yang terpenting, kenapa kau malah memanggilku ke tengah kota begini? Gabut kah?" Kata Aomine sembari melipat tangannya.

"Bukan begitu. Aku mengajak Aomine-kun kesini untuk menemaniku membeli sepatu basket yang baru." Ucap Kuroko sembari menunjukkan sepatu basket yang Ia incar dari layar handphone nya.

"Ahh, bukannya kau baru-baru ini membeli sepatu baru?! Buat apa membeli yang baru lagi?!"

"... Sepatunya rusak." Kuroko mengalihkan pandangannya dari Aomine.

"BOHONGNYA KELIHATANNYA!" Tukas Aomine.

"Aku tidak berbohong. Sepatuku rusak." Kuroko tetap ngotot dan tetap berpegang teguh dengan perkataannya.

"Tapi kan tetap sajaー arrgh! Aduh.. sudahlah! Ayo, cepat pilih sepatumu dan segera pulang!"

"Baik, ayo kita segera pergi." Kuroko tersenyum lembut kearah Aomine, Ia pun berjalan duluan kearah toko yang akan Ia tuju.

Aomine tertegun sejenak melihat senyuman tersebut, mendadak wajahnya menjadi memerah pelan meski tak terlalu tampak.

'... Sial! Dia manis sekali..'

Akhirnya Aomine dan Kuroko pun membeli sepatu yang diinginkan di toko tersebut, Kuroko yang terlihat sangat antusias saat memilih sepatu basketnya tanpa sadar membuat hati Aomine terasa hangat dan ringan.

"Aomine-kun, mumpung kita sedang berada di distrik perbelanjaan, maukah kita berkeliling sedikit lebih lama?" Ucap Kuroko sembari menjinjing plastik berisikan sepatu barunya.

"B-boleh saja.. tapi jangan lama-lama! Aku orangnya sibuk sekali tahu?" Seru Aomine sembari menoleh kearah lain dengan sombong, namun sebenarnya jauh dalam lubuk hatinya, Ia merasa sangat senang karena dapat menghabiskan waktu lebih lama dengan pujaan hatinya.

'Bentar.. pujaan hati??!!' Batin Aomine sembari gelagapan dengan apa yang telah Ia pikirkan.

"Aomine-kun? Kalau kau terus berdiam diri disitu, akan kutinggalkan lho?" Ucap Kuroko.

"Iya, iya, berisik! Aku tahu kok! Ayo kita jalan-jalan, mana tahu disini ada yang menarik untuk dibeli!" Kata Aomine sembari berjalan duluan.

"Baguslah kalau begitu." Ucap Kuroko sembari menyusul kearah Aomine.

Aomine berusaha agar wajahnya tidak dapat terlihat dari pandangan Kuroko.

'Apa aku.. memang benar-benar menyukai Tetsu?'

••••

"Fuuh.. fuuh.. selamat makan!" Kuroko memakan kebab yang Ia beli dengan khidmat.

Aomine melirik sejenak kearah Kuroko, wajahnya jadi tersipu pelan melihat cara memakan Kuroko, "Kebabnya enak?"

"Enak sekali.. aku belum pernah merasakan rasa seperti ini, sangat menyegarkan dan unik! Selera Aomine-kun bisa bagus juga ya." Ucap Kuroko dengan antusias meskipun raut wajahnya masih terasa datar.

"Hoi apa maksudmu? Kau mau mengejek kah?"

"Bukan begitu, karena selera kita berdua sangatlah berbeda dan berbanding terbaik." Kata Kuroko sembari tersenyum lembut.

"Yah.. benar juga sih. Aku tidak menentangnya sih." Ucap Aomine sembari menggaruk pelan tengkuknya.

"Iya, benar.." Kata Kuroko sembari melirik Aomine sejenak.

"Kau tidak memakan kebab-mu? Aomine-kun?"

"Ah.. aku lupa aku juga membelinya!" Aomine yang terlalu fokus pada Kuroko sampai melupakan kebab yang sausnya sudah lumer di tangannya. Ia pun segara memakan kebabnya dengan cepat.

"Pfft..! Sifat Aomine-kun yang seperti ini masih sama seperti dulu, benar-benar menghibur." Ucap Kuroko sembari tertawa tipis.

"B-berisik! Dasar bodoh! Abaikan saja aku." Aomine menjadi malu apalagi melihat Kuroko yang seperti itu.

"Tidak masakah, aku sangat menyukaimu yang seperti itu, Aomine-kun." Kata Kuroko sembari tersenyum tipis kearah Aomine, yang mana membuat sang surai navy blue tersebut tertegun dan terdiam saat melihatnya.

Kuroko yang melihat Aomine mendadak berhenti berjalan menjadi kebingungan.

"Aomine-kun?"

"Tetsu.. kau serius?"

"Huh? Ada apa tiba-tibaー" Kuroko tertegun pelan, matanya terbelak besar saat menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Aomine.

'Ao... mine..-kun? Apa yang.. Ia lakukan-?'

Aomine mencium bibir Kuroko dengan lembut, untungnya saat itu lalu lalang sedang sepi, jadinya tak ada banyak orang yang heboh saat melihat kejadian tersebut.

"Fuhh..~ Tetsu.. aku-"

"Apa yang sedang kau lakukan, Aomine-kun..?" Kuroko gelagapan setelah ciumannya dilepas oleh Aomine, membuat Aomine tertegun dengan reaksinya.

"Tapi.. tadi katanya kau sukaー"

"Bukan suka yang seperti ini! Apakah kau tidak bisa mencerna perkataanku?!" Tukas Kuroko sembari menyembunyikan wajahnya memakai sebelah tangannya dan melirik kearah lain.

Aomine terdiam sejenak memikirkan perkataan Kuroko.

'Sebentar.. kalau Tetsu berkata seperti ini, apakah berarti aku sudah melakukan kesalahan..ー nggak, apakah aku sudah ditolak??!!' Aomine tercengang dalam hatinya, ekspresinya terlihat sangat terkejut tanpa bisa ditutupi lagi.

"... Maafkan aku. Tetsu.. aku.. sudah melakukan kesalahan." Kata Aomine sembari menjauh beberapa langkah dari Kuroko.

"....." Kuroko tidak menjawab, Ia terdiam tak bergeming ditempatnya.

'Sial.. aku.. sudah berbuat kesalahan ya? Apa yang harus kulakukan?'

"Aomine-kun, apakah kau.. menyukaiku? Seperti sepasang kekasih?" Ucap Kuroko.

"... Iya. Aku.. menyukaimu, bukan sebagai sesama teman. Tapi sebagai sesama kekasih." Aomine pun terpaksa mengakui perasaannya didepan Kuroko, wajahnya menjadi masam karena tahu bahwa Ia sudah ditolak sebelum menyatakan perasaan.

"... Begitu ya." Jawab Kuroko dengan singkat.

Aomine yang kebingungan harus melanjutkan pembicaraan seperti apa lagi akhirnya memutuskan untuk berdiam diri, Kuroko yang tak memiliki topik pembicaraan pun ikut terdiam.

"...."

"...."

"Sebentar, kau tidak mau berkata apa-apa? Menolakku, ataupun menghinaku?" Kata Aomine yang kebingungan melihat Kuroko yang bahkan tidak bereaksi apapun.

"Aku harus berkata apa? Aku juga kebingungan. Apa yang harus kulakukan disaat seperti ini?" Kuroko memiringkan kepalanya kebingungan.

"Yah mana kutahu, bodoh! Itumah terserah kau saja mau bereaksi seperti apa!" Tukas Aomine sembari menggelengkan kepalanya, kebingungan dengan sikap Kuroko yang absurd.

"Maafkan aku, Aomine-kun.."

"Buat apa kau yang meminta maaf?! Harusnya kan aku yang meminta maaf!" Ucap Aomine yang semakin kebingungan dengan sikapnya Kuroko.

"Aku tidak pernah berpikir tentang rasa suka yang seperti itu kepadamu, tapi bukan berarti aku membencimu."

"Kalau tentang itu sih aku tahu!! Tapi.. kau tidak.. merasa jijik denganku?"

"Untuk apa merasa jijik?" Tanya Kuroko.

"Yahh.. kan gitu.. kita sesama lelaki, saling berciuman. Dan kau juga tidak suka denganku kan?" Aomine melirik kearah lain, merasa takut untuk mengetahui bagaimana reaksi Kuroko.

"Daripada merasa jijik, aku malah merasa mual karena nafas Aomine-kun bau." Kata Kuroko dengan santai.

"Serius?!!"

"Aku bercanda." Jawab Kuroko.

"Hoi! Jangan bercanda yang seperti itu dong, sialan!" Balas Aomine dengan kesal.

"Pfft..! Reaksi Aomine-kun memang sangat menghibur ya?" Kuroko tertawa pelan melihat tingkah laku Aomine.

"Berisik, Tetsu! Jangan ketawa kau!" Titah Aomine yang masih kesal akan candaan Kuroko.

"Maafkan aku, Aomine-kun. Jangan terlalu memikirkan candaanku. Lagipun.. aku tidak ingin kita terus-terusan bersama dalam keadaan akward seperti tadi." Kata Kuroko sembari menepuk-nepuk pelan punggung Aomine.

"Tetsu.. padahal.. kau tak usah memaksakan diri bila tidak suka." Aomine kembali lesu melihat Kuroko seperti itu.

"Sudah kubilang kalau aku tidak membencinya. Tapi aku sangat terkejut.. apalagi kau sangat menyukai Horikita Mai-san bukan? Kenapa malah mendadak pindah haluan?" Kuroko mengerjapkan matanya kebingungan.

"Jangan tanya aku! Aku juga tidak tahu!"

"Apa mungkin kau salah paham dengan perasaanmu? Mungkin saja yang kau rasakan itu hanyalah rasa penasaran."

"Tidak, Tetsu. Mau bagaimanapun diriku, aku bisa tahu kalau yang aku rasakan sekarang kepadamu bukanlah sebatas rasa penasaran, tapi tulus sebuah rasa suka." Jawab Aomine dengan tegas sembari menatap Kuroko dengan serius, membuat Kuroko tertegun.

"... Baiklah kalau begitu. Berusahalah agar keinginanmu tercapai, Aomine-kun." Kuroko memasang senyuman khasnya sembari memandang Aomine dengan tatapan lembut.

"Huh? Sebentar, keinginanku itu untuk bisa mendapatkanmu. Dan kau suruh aku berusaha itu berartiー"

"Benar, karena hati manusia itu tak sepenuhnya teguh. Mereka selalu bisa terbolak-balik kapan saja, dan mungkin saja akupun akan seperti itu." Kata Kuroko sembari berjalan duluan.

"Tetsu.. kau serius?"

"Iya, apa salahnya membiarkan seseorang menggapai apa yang Ia inginkan, asalkan yang Ia inginkan bukan hal yang buruk." Kata Kuroko.

"Yasudah kalau begitu, aku... tidak akan ragu lagi." Aomine menarik dagu Kuroko guna mempertipis jarak mereka.

"Mulai sekarang, aku akan menjadi semakin agresif untuk memikat hatimu, nantikan saja, Tetsu. Berhati-hatilah jangan sampai hatimu kalah~" Ujar Aomine sembari tersenyum miring namun dengan tatapan yang penuh harapan.

Kuroko yang melihatnya tanpa sadar menjadi malu sendiri, secara perlahan wajahnya yang putih bening itu jadi dinodai merah merona disekitar pipinya.

".. Aku.. akan menantikannya." Jawab Kuroko singkat sembari mengalihkan pandangannya, merasa malu untuk bertatapan langsung dengan Aomine.

Aomine yang menyadari hal tersebut tersenyum lebar.

"Tetsu, wajahmu memerah banget lho? Lagi demam ya?"

"Tidak. Aku.. hanya sedikit kepanasan."

"Kepanasan.. tapi sekarang sedang musim dingin kan? Orang-orang malah akan beku di musim dingin seperti ini, sepertinya ada hal lain yang membuatmu memerah seperti ini..~"

"Berisik, Aomine-kun! Jangan pedulikan aku dan mari kita lanjutkan perjalanan kita untuk pulang! Sebentar lagi sudah mau larut malam." Kesal Kuroko yang terus dijahili seperti itu oleh Aomine.

"Hahaha! Maaf, maaf~ Tetsu, kau mau menginap dirumahku tidak? Akan kuhilangkan rasa panasmu itu..ー"

"Aomine-kun!"


The End

Mantep, gw balik ngebucinin KnB lagi 🤥

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro