Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

-Chapter 1-

Kriet kriet

Setiap hari aku melihat bocah laki-laki yang sama ditempat yang sama. Ia mengenakan kemeja putih dengan celana pendek selutut dengan bekas luka dan goresan menghiasi sekujur tubuhnya.

Tap tap

Wajahnya selalu tertunduk kebawah sembari mendorong-dorong ayunan yang sedang dimaininya secara perlahan melaju kedepan dan kebelakang. Berkali-kali layaknya sebuah siklus.

Deg deg deg deg

"A-anu..."

Dan disinilah aku sekarang dihadapannya, memandanginya dengan tatapan malu-malu dan takut. Entah ia mendengarkanku atau tidak aku sendiri pun tidak tahu sebab ia masih juga mengayunkan dirinya diatas ayunan tersebut walaupun sudah kusapa didepan matanya sendiri.

"Ka-kau... ta-tak apa-apa?"

Kriet kriet kriet

Ia jelas-jelas mengabaikanku. Rasanya waktu itu aku ingin menangis kencang, berteriak 'kenapa kau mengacuhkanku?' Dan merengek layaknya gadis kecil yang tidak dibelikan es krim oleh orang tuanya.

Sret

Kulepaskan salah satu pita rambutku dan kuikatkan ditangan kirinya yang terlihat membiru seperti baru saja diinjak-injak.

Set

Ah...

Akhirnya ia menatapku.

"A-aku khawatir padamu! Ha-hampir setiap hari aku melihatmu duduk disini dengan luka-luka baru ditubuhmu! Hei, apa kau diganggu disekolah? Kau harus melaporkannya pada sensei disekolahmu!"

Dengan polosnya aku mengenggam tangannya, mengusapnya sembari meneteskan hujan air mata. Padahal yang seharusnya menangis adalah dirinya bukan aku tapi aku tak bisa diam saja mengabaikan sosok yang perlu perhatian sepertinya.

"...kenapa... kau bahkan peduli denganku?"

Oh.

Dia berbicara padaku!

"Aku khawatir padamu! Jika kau tak memiliki kawan aku bisa kok jadi teman bicaramu!"

"....."

Dia terlihat kebingungan. Ia terlihat seperti tak tahu harus merenspons seperti apa. Ia terlihat seperti boneka yang baru-baru ini dikeluarkan dari etalase toko. Ia begitu tampan dengan mata berwarna kuning yang berkilau layaknya sinar rembulan.

Tep

"Namaku Reina! Salam kenal!" Ujarku sembari tersenyum kemudian aku merasakan tangannya tersentak entah kenapa. Ia menarik tangannya cepat-cepat lalu membuang mukanya kearah yang lain. Wajahnya memerah namun aku tak menghiraukannya. Sambil memerengkan kepalaku kesamping aku bertanya kepadanya--

"Kalau namamu siapa?"

Tak menyadari bahwa itu adalah awal dari segala bencana yang terjadi padaku saat ini.

**********

Piip piip piip

"Ugh..."

Tap

Suara alarm yang menjengkelkan.

"Aaah~ sudah pagi saja?"

Nama Sakayanagi Reina, umur 17 tahun. Murid tahun ke-2 dari sekolah swasta Sekirei. Aku hanyalah gadis biasa pada umumnya. Tak ada yang aneh dari kehidupanku. Aku memiliki ayah yang bekerja sebagai polisi dan ibu yang bekerja sebagai dokter farmasi.

Dan juga--

Tok tok

"Sera? Bangun, sudah pagi."

"....."

Aku memiliki seorang adik yang baru-baru ini memasuki fase pubertasnya.

"Awas kalau setelah kakak mandi dan kau masih tidur--" bisikku lalu segera melangkahkan kaki kekamar mandi. Air shower terasa dingin ketika menyentuh kulitku. Yah, tentu saja. Sekarang masih jam 05.45 pagi dini hari. Sambil menggosok rambut dengan shampoo hingga berbusa aku memikirkannya.

'Sudah 10 tahun saja ya?'

Kalau diingat kembali aku pertama kali bertemu dengannya dibangku kelas 1 sd dan terus bersamanya hingga kelas 5 sd. Sejak aku mengetahui sisi gelap dirinya aku meninggalkannya dan memutuskan untuk pindah kota dari Kyoto ke Hokkaido dan melanjutkan 1 tahun pelajaran sekolah dasarku disana. Sejauh ini aku menikmati masa-masa mudaku dengan baik-- yah kecuali saat mengurus surat-surat panggilan yang berhubungan dengan kerusuhan-kerusuhan yang diperbuat adikku Sera setiap harinya disekolahnya.

Huft, darimana gen nakal itu datang? Padahal ayah dan ibu dulu adalah anak teladan dimasa mereka dulu tapi anak bungsu mereka malah bertindak seakan kebalikan dari sifat mereka. Ayah dan ibu sudah sebulan ini tak pulang kerumah. Aku mengerti jika mereka tengah bekerja keras untuk menafkahi kami ber-2 tapi kenapa mereka tak kunjung menghubungiku hingga saat ini?

Set

Tep tep tep tep

"Ah--"

"Ugeh--"

Ketika aku membuka pintu kamar mandi, Sera tiba-tiba menyerbu masuk dan tertegun menatapku dengan pandangan tak percayanya. Ia membuka mulutnya hanya untul membuatku kesal.

Set

"Apa gumpalan lemak itu bertambah besar lagi? Mau seberapa besar sampai kau puas melihatnya Nee-chan?"

Ctes!

"Oh berisik! Memangnya aku menginginkannya membesar seperti ini?! Jika kau mau silahkan ambil saja ini! Dan lagi! Tidak baik menunjuk nunjuk orang seperti itu!"

"Oh mau barter denganku? Silahkan."

Set

Dengan begitu Sera melepaskan baju piyamanya dan memperlihatkan tubuhnya tanpa sehelai kain pun dibadannya. Ia bahkan tak mendengarkan teguranku!

Bluuush

"Kyaaa Se-SERA! LAGI-LAGI KAU TIDAK MEMAKAI DALAMAN LAGI KETIKA TIDUR YA, DASAR ANAK MESUM KAU--!!!"

-Time Skip-

"Aku duluan ya, jangan lupa tutup pintunya Sera!"

"Iya-iya ah bawel!"

"Ittekimasu!"

"Itterashai~"

Setelah menutup pintu pagar aku berlari menuju halte untuk segera menaiki bis. Sera masih dirumah, sibuk melakukan video call bersama temannya. Sekolahku berada lumayan jauh dari rumah yang mengaaruskanku untuk menaiki bus dan berhenti tepat beberapa langkah disebelah sekolah. Berbeda dengan sekolah Sera, smp swasta Seifuukan yang berada tak jauh dari rumah. Ia hanya perlu berjalan kaki sedikit dari rumah dan tak perlu mengeluarkan sepeserpun uang.

'Untung saja uang saku bulanan dari Otou-san dan Okaa-san bulan kemarin masih tersisa banyak jadi kami tak punya kesulitan apapun dengan keuangan kami...'

Sambil tetap berlari aku tak sengaja menabrak seseorang, membuatku hampir terjatuh dan menghantamkan pantatku kejalanan. Untung saja orang yang kutabrak itu lebih sigap dariku. Ia menarik lengan tanganku dan bahkan membantuku berdiri.

"Ohayou Reina-chan! Pagi-pagi sudah banyak pikiran ya?"

"Ah, Haku-chan! Ohayou!" Senyumku merekah ketika melihat senyuman manisnya dipagi hari yang lumayan dingin ini. Gadis bersurai abu-abu wavy dengan iris mata berwarna violet muda itu tersenyum balik padaku membuatku ingin memeluknya.

Nanase Hakura, 16 tahun. Kami berteman sejak smp dulu itu berarti kami sudah bersama sejak 4 tahun yang lalu. Aku biasa memanggilnya Haku-chan. Ia adalah gadis berperawakan manis dan lugu yang menggemaskan. (Diam-diam ada banyak laki-laki yang naksir dengannya dikelas kami tapi entah Haku-chan sadar atau tidak--)

"Hahahaha..."

"Heum? Nani? Kenapa kamu tiba-tiba tertawa?"

"Hahahaha tidak, tidak... aku hanya berpikir betapa polosnya Haku-chan--"

"Mmn?"

Sembari memiringkan kepalanya ia seperti mengeluarkan tanda tanya dari sisi kepalanya dan itu sangat menggemaskan! Aaah aku tak tahan dengan sesuatu yang imut-imut! Hentikan!!! >///<

Vrrrm vrrrm

"Hm? Wah... itu mobil sedan yang mewah ya..."

"Oh? Oh kau benar."

Haku-chan melirik kejalanan, menatap sebuah mobil sedan hitam mewah yang sedang melaju namun terhenti akibat bus yang tengah berhenti dihalte--

"Hah! Busnya sudah datang Haku-chan!"

"Eh? Oh iya, naik yuk." Haku-chan dan aku segera saja berjalan memasuki bus, tak menaruh perhatian lagi pada mobil sedan mewah itu.

'Mobil sedan hitam itu... bukan milik Amasawa-senpai bukan? Maksudku bahkan plot nomornya pun terlihat beda...'

"Reina-chan? Kamu sedang apa berdiri didekat pintu masuk? Nanti kejepit loh?"

"Eh? Ah maaf!" Ah, sudahlah... orang kaya didunia ini bukan hanya Amasawa-senpai sendiri kan didunia ini? Tapi... ada apa dengan perasaan aneh ini? Aku merasa... seperti ditatap balik oleh seseorang didalam mobil tersebut.

-Author PoV-

"...ahahahahahahaha..."

"Eum tuan muda? Kenapa anda tiba-tiba tertawa?"

Seorang gadis muda bersurai coklat panjang sepinggul memutar tubuhnya untuk melihat ke bangku penumpang. Seorang laki-laki yang memakai hoodie berwarna hitam menyeringai sembari memainkan handphone ditangannya.

"Tidak, bukan apa-apa haha~"

"? Tuan, setelah ini anda mau kemana? Tiba-tiba anda mengatakan ingin jalan-jalan pagi makanya saya menemani anda seperti ini..."

Tik tik tik tik tik

Diabaikan. Ia diabaikan oleh tuannya sendiri. Sembari menghela nafas, gadis muda yang baru memasuki dunia perkuliahan tahun ini itu ingin memutar arah mobilnya namun dicegat oleh suara tuan mudanya.

"Tunggu dulu Airi, aku tak pernah bilang akan balik pulang."

"Lalu? Anda ingin kemana?"

Set

"Antar aku ketempat orang ini~" laki-laki itu tersenyum bak iblis sambil memperlihatkan lauar handphonenya yang memperlihatkan sebuah map menuju tempat yang ditandai merah.

"...baiklah, sesuai keinginan anda."

Mobil itu lalu melaju sesuai dengan map. Dibangku penumpang, anak laki-laki itu tersenyum puas. Orang-orang bodoh itu akhirnya menemukan harta karunnya yang berharga setelah 10 tahun lamanya. Setelah mendapat banyak gangguan dari pihak keluarganya akhirnya ia menemukannya.

Set

"Akhirnya aku menemukanmu Rei, maaf membuatmu menunggu selama ini..." ia mengeluarkan sebuah foto tua yang terlihat mulai usang bersama dengan sebuah bunga sakura yang diawetkan lalu diubah menjadi pembatas buku. Ia tersenyum riang hingga menimbulkan rona merah diwajahnya.

"Kali ini aku tak akan melepaskanmu lagi, malaikatku~"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued...

A/N : Helep-- akhirnya chapter 1 nya update juga TTwTT *plok plok plok plok intensifies* btw bagaimana? Mendingan cerita yan dulu apa yang revisi ini?

Rupanya ceritanya bakal ada banyak perubahan dan kupastikan perubahannya ini jauh lebih mendebarkan daripada versi lawasnya yang dulu-- well, singkat kata semoga kalian menyukai karyaku ini! Update tan dari cerita lain akan kuusahakan satu persatu nulisnya (semoga aja otakku tahan--)

Mari kita semua sabar menunggu para yandere kita beraksi wkwk~~ '<'

Bonus : Fanart Kei dr @BismoHendro, Arigatou gozaimashita! Ini indah banget, Kei nya kelihatan badass desu~ >///<

Alice~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro