22. A.N.D.I
X bisa tahu itu.
"Siapa di sana?"
Masih ada indra lain meskipun mata tak bisa diandalkan, meskipun petunjuk visual nihil diberikan. Maka tanpa periksa pun, kewaspadaannya menajam drastis.
"Hai." Kata pertama yang terucap dari si asing-belum-teridentifikasi. Suaranya muda, maskulin, dan dalam.
Dia akhirnya menampakkan diri- manusia, sebagaimana X. Sekarang X bisa mencermati fisiknya. Tinggi badan sekitar lima kaki tujuh inci, berperawakan proporsional, mempunyai gaya rambut cepak dengan warna hitam alami, kontur wajah oval, alis menukik, hidung agak mancung, mata beriris cokelat dan sorot relaks.
Jika dipikir, dia mempunyai sedikit perbedaan dibandingkan manusia-manusia yang ada di sini. Sikap berdiri dengan melipat kedua lengan di belakang pinggang, senyum nan ramah, tetapi sarat teka-teki, cara memandang seakan menyilik lebih jauh ke dalam sanubari X. Pakaiannya pun berupa baju piama berkerah bulat serta celana longgar, terbuat dari kain satin, bak juru kunci yang menjaga tempat ini.
Indra X bekerja secara sinergis untuk menentukan status manusia yang kemungkinan bergender laki-laki itu, kawan ataukah lawan? "Aku ulangi lagi, siapa kau?"
"Selamat datang di Kapal Angkasa Nulifikasi. Kami adalah entitas pemandu yang bertugas mengawasi dan memantau jalannya proses peniadaan. Panggil kami sebagai A.n.d.i."
Kami? Mengapa namanya dieja per huruf?
Daripada itu, ada hal yang lebih penting. "Sebenarnya tempat apa ini? Kenapa kalian melakukan kloning manusia? Apa yang dimaksud dengan 'dikirim ke dunia paralel'?"
Sosok dengan rangkaian kata A.n.d.i itu seperti memaklumi, memejam mata dan tersenyum ringan. "Baru saja Anda mencoba untuk menghancurkan kapal angkasa ini. Tapi, itu merupakan satu dari sekian kemungkinan yang terjadi dan kami dapat menanggulanginya dengan cepat."
X terbelalak atas penuturan A.n.d.i. Memang sebelumnya ada pertentangan batin dan X masih merasa bimbang. Ketika diungkit lagi rasanya sekujur tubuhnya berdenyut nyeri, kepala berputar, mata berkunang-kunang. Lalu kala lawan bicara lanjut berkata, dia yang meringis pun ditarik kembali ke kenyataan.
"Anda lihat jalur konveyor sabuk di belakang ini?" tunjuknya ke rute-rute pembawa manusia. "Dua jalur yang menyatu di tengah lalu berpisah jadi dua lagi, yang membentuk huruf X ini, menunjukkan bahwa manusia bernama X akan dikirim ke dua dunia bercabang, dan adanya titik pertemuan di tengah memungkinkan terjadinya pertukaran manusia yang menghasilkan persilangan kemungkinan masa depan baru."
X tercengang. Jadi itu yang dimaksud dengan 'dunia paralel' di layar.
"Sementara dua jalur yang menyatu jadi satu, membentuk huruf Y, menandakan dua manusia bernama Y akan berada di satu dunia pada lini masa berbeda, bisa saja yang satu sudah dewasa, sementara satunya masih remaja. Atau bisa juga sebaliknya, dari satu jalur bercabang menjadi dua, artinya manusia bernama Y bisa di dunia satu sementara dunia lainnya dia tidak ada. Seperti itu."
X meremas pelipis. Dia dimintai maaf A.n.d.i karena penjelasan yang terlalu rumit. Namun, katanya selanjutnya terbilang mudah.
"Sementara jalur satu arah berbentuk zig-zag, huruf Z, menandakan bahwa satu dunia akan dihuni oleh satu manusia bernama Z. Sederhana."
Sangat sederhana sampai rasanya sel-sel otak ingin berhenti bekerja.
Namun, di sisi lain, otak reptil X refleks berkelakar.
"Lalu bagaimana denganmu-dengan Andi? Apa masih ada jalur lain di sini, yang berbentuk seperti huruf A?"
Tentu langsung ditampik, "Nah, bukan. Ini yang terakhir, untuk manusia bernama Andi, yang berarti satu. Satu berarti tunggal. Maka dari itu, jalurnya hanya berupa satu garis lurus."
Kemudian A.n.d.i memaparkan bahwa semua manusia, baik X, Y, Z, dan Andi, dibuat beragam dan berbeda satu sama lain, itu semua bergantung gen dan lingkungan dunia yang ditinggali. Aspek yang berbeda-beda dapat dilihat dari fisik (proporsi tubuh, wajah, rambut), pakaian yang dikenakan, status mental, kenangan masa kecil, keluarga, teman, tetangga, dan masih banyak lagi.
Dari sekian banyak keragaman tersebut, hanya satu hal yang mereka bawa sejak lahir dan akan terus diingat sepanjang hidup. Nama mereka. Itulah alasan penamaan yang dimulai dari X, kemudian Y, lalu Z.
"Lalu bagaimana dengan pertanyaanku sebelumnya? Siapa yang membangun kapal angkasa ini dan kenapa kalian melakukan kloning manusia? Apa tujuan kalian sebenarnya?"
A.n.d.i mengangguk untuk menentukan jawaban. "Kapal Angkasa Nulifikasi ini merupakan sistem otomatis. Artinya, sudah ada program yang mengatur dan menjalankannya. Tetapi, kami tidak tahu siapa yang menciptakan dan bagaimana diciptakannya. Yang kami tahu, program itu amatlah kompleks dan tidak ada satu pun yang mampu memecahkan kodenya."
X berpikir keras. "Jadi, maksudmu, tempat ini tercipta dengan sendirinya?"
A.n.d.i menganggut lagi.
"Kau pasti bercanda ...."
Apa yang dilihat dan dirasakan X saat ini merupakan kenyataan. Dia tidak menyangkal fakta tersebut, tetapi ini sudah terlalu sulit untuk dipercaya.
"Lalu bagaimana denganku? Kenapa aku bisa ada di sini? Siapa sebenarnya aku?"
"Kami percaya bahwa Anda merupakan hasil kesalahan teratur yang terjadi dari ketidaksempurnaan program yang tidak dapat terhindarkan. Untuk itulah ada Sang Penjagal yang Anda ketahui sebagai 'Duckling Culling'. Yang membuat kami terkesan dan memutuskan untuk membiarkan Anda adalah karena Anda memiliki kecerdasan tersendiri untuk bertahan hidup dengan menghancurkan Sang Penjagal."
X menyadari bahwa dirinya juga merupakan bagian dari manusia kloning. Lantas, bagaimana dengan ingatannya? Apa ini berarti dia merupakan manusia yang sudah berjalan karena lepas dari bilik dan pengawasan?
"Manusia itu ...." A.n.d.i seperti menyiratkan sesuatu dari cerlingan ke kirinya. "Benar-benar makhluk penuh misteri ...."
"Ada satu hal yang mengganjal dari penjelasanmu." X menempelkan jari ke dagu, menekuri lantai blok khusus. "Jika Kapal Angkasa merupakan program yang terbentuk dengan sendirinya, bukankah itu berarti kalian juga memerlukan suatu dunia untuk bisa tetap berjalan?"
A.n.d.i tampak terkejut. "Tidak kami sangka Anda mengetahui ini bukan merupakan ketiadaan. Ya, seperti yang Anda katakan, Kapal Angkasa Nulifikasi tinggal berdampingan dengan planet makhluk hidup yang juga dihuni manusia. Kami percaya kaum manusia tersebut juga berusaha mencapai Kapal Angkasa, tetapi seperti yang kami jelaskan, tidak ada yang bisa memahami kode program Kapal Angkasa."
X tidak percaya ternyata di sini juga ada manusia pribumi yang tinggal di planet terdekat. Dia kemudian terheran ketika A.n.d.i mengeluarkan alat yang memproyeksikan sebuah layar hologram.
"Untuk sekalian, kami akan memberikan hasil yang kaum manusia ketahui sejauh ini. Kloning manusia di Kapal Angkasa berjalan secara terus-menerus, sel-sel diciptakan dengan mengumpulkan nitrogen dari udara untuk menyintesis asam amino, asam nukleat, dan makromolekul lain, tetapi belum diketahui bagaimana jiwa dan nyawa bisa diperoleh. Dugaan sementara para manusia kloning diciptakan adalah untuk menstabilkan ketidaksetimbangan yang terjadi di alam semesta, tetapi belum ada bukti konkret untuk memperkuat hipotesis ini.
"Alasannya adalah, karena planet yang dihuni manusia sudah dihancurkan ratusan tahun lalu ketika dianggap sebagai ancaman."
X yang menyimak saksama menjadi syok seketika. Seisi kepalanya kacau manakala mendengar kalimat terakhir A.n.d.i. Dia berpikir berlebihan, dipenuhi kepanikan, menggumam hal-hal tidak jelas dengan ekspresi mengerikan.
"Kita harus menghancurkannya ...."
"Apa?"
"Kita harus menghancurkan Kapal Angkasa ini! Kapal ini adalah sesuatu yang tidak seharusnya ada! Yang tidak boleh eksis di dunia ini! Kita harus menghancurkannya!"
A.n.d.i terlalu tercengang untuk bisa menyahut.
###
Klaten, 27 April 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro