Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ʚଓ Teaser


𝚂𝚞𝚊𝚝𝚞 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊, 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚞𝚝𝚛𝚒 𝚌𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚗𝚢𝚊𝚗𝚢𝚒𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚍𝚘𝚗𝚐𝚎𝚗𝚐 𝚙𝚊𝚗𝚓𝚊𝚗𝚐. 𝙺𝚘𝚗𝚘𝚗 𝚔𝚊𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊, 𝚕𝚊𝚐𝚞 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗.


▶︎ •၊၊||၊|။||||။‌‌‌‌‌၊|• 0:00


Semilir angin berhembus lembut hingga mampu menghamburkan rambut. Netra coklat gelap gadis yang tengah menikmati rembulan purnama malam beserta para bintang di langit kelam terpejam sesaat. Yang ia rasakan saat ini merupakan kedamaian langka. Gadis itu merasa tak akan pernah mampu melupakan momen ini.

Bersandar rileks pada dinding bercat putih gading rumahnya, si gadis menghela napas perlahan lalu membuka mata. Raut tenang gadis itu seketika berubah sendu. Ia merasa resah entah mengapa. Seakan badai besar akan segera tiba tak lama setelah kebahagiaan yang masih singkat saat ini berlangsung.

Si gadis menggosok-gosokkan telapak tangan. Malam ini terasa begitu dingin dan gadis tersebut menyesal karena tidak memakai pakaian berlengan panjang. Kini, hanya gaun tidur tipis yang mampu menjadi penghangat tubuh.

"Apa yang tengah kamu lakukan?" Sebuah suara berat nan rendah sosok pemuda terdengar setenang air danau menyapa indra pendengaran si gadis.

Bersamaan wujud dan suara sosok pemuda rupawan bernetra senada dengan ekspresi dingin dan tajam muncul, selimut pendek yang tak terlalu tebal terhampar—menutupi sisa tubuh si gadis yang terbuka.

Sebab keterkejutan sempat datang, si gadis menatap figur sosok di hadapannya lalu melemparkan tatapan sekeliling mereka berdua yang berupa taman rerumputan dan tanaman lidah buaya, pohon palem, serta bunga kertas di sisi pinggir. Di sekitar taman dan rumah terdapat pepohonan besar, lalu tengah taman, dapat ditemukan jalan setapak kecil.

Puas netra si gadis berkelana, maka kembalilah arah pandangnya lurus menatap pemuda tegap di hadapannya. Ia tak bergeming sedikitpun bagai patung kokoh.

"Kamu tidak mengira aku akan tidur disini, bukan?" Alih-alih menjawab pertanyaan sang pemuda, si gadis justru melemparkan pertanyaan lain seraya menampilkan wajah cemberut.

Pemuda bermata senada itu menaikkan sebelah alis. "Kamu tidak menjawab pertanyaanku."

Mengukir senyum geli, si gadis merasakan bibirnya berkedut. Ia menangkup pipi pemuda di hadapannya. "Hanya menikmati keindahan bulan purnama sejenak, Sersan."

"Pembohong yang payah." Sang pemuda menampilkan raut datar, tapi tak ayal jemari lembut gadisnya disambut oleh telapak tangan kasar milik pemuda itu sendiri.

Senyum menggoda si gadis perlahan sirna dan tergantikan oleh ekspresi resah yang tak mampu disembunyikan, maka ia memalingkan wajah. Enggan memandang keindahan wajah terang di hadapannya.

"Aku tidak apa-apa."

Mengeratkan ganggaman tangan kokohnya pada tangan mungil yang masih menyentuh kedua sisi pipi, sang pemuda menjauhkan dua tangan si gadis dari sisi wajahnya lantas dikecup olehnya punggung tangan si gadis.

"Semua akan berjalan sebagaimana mestinya."

"Seperti pernikahan kita besok." Si gadis terpana mendengarnya. Sekujur tubuhnya mendadak kaku hingga lambat menyadari tatkala pemuda di hadapannya menyatukan dahi mereka.

Si gadis memejamkan mata, begitupun sang pemuda. Hingga suara riuh terdengar, mereka membuka mata dan mendapati si gadis mengenakan gaun putih dan sang pemuda mengenakan setelan jas hitam tengah berada di altar pernikahan sederhana yang sengaja diletakkan di sebuah taman rindang penuh bermacam-macam warna serta jenis bunga bagai cerminan negeri dongeng.

Di bawah semburat mentari pagi, keduanya tersenyum bahagia yang amat sangat seolah semua telah berakhir dan mereka akan membuka lembaran baru bersama.

"Hari ini merupakan bukti kalau perbedaan besar dan takdir tidak akan menghalangi kita untuk bersatu," ucap sang pemuda penuh haru.

Si gadis menunduk dan terkejut ketika ia baru menyadari kalau ia tengah menggenggam seikat bunga. Namun, mengapa bunga krisan yang harus digenggam?

Ia mendongak dan terpaku di tempat. Pemuda di hadapannya kini berganti wajah. Ia yang menemaninya di altar seharusnya berwajah layaknya perawakan Asia Timur, bukan sepenuhnya kaukasia dan bermata biru gelap.

Gadis bernetra coklat gelap tersebut sontak menampilkan ekspresi shock luar biasa, kemudian mengambil langkah mundur dan pemuda di hadapannya yang semula berwajah bahagia berangsur muram justru melangkah maju untuk menggapai pengantinnya.

Tiba-tiba gadis itu hilang keseimbangan, maka didekap erat tubuhnya oleh sang pemuda hingga keduanya jatuh dan merasakan beratnya gravitasi air menelan mereka.

Entah mengapa dan bagaimana ada sungai secara mendadak di belakang altar pernikahan mereka. Namun, di sini lah sepasang yang telah terikat itu. Di sungai jernih berarus tenang yang dalam, tetapi terang karena sinar matahari anehnya nampak begitu menyorot sungai ini.

Gadis bernetra coklat tersebut memejamkan mata tatkala dadanya kian sesak, paru-parunya dipenuhi air. Sebelum terpejam, si gadis sempat mendongak singkat lalu bertemu wajah rupawan dan mata biru gelap berdaya magis yang seakan menyatu dengan sekitar mereka. Ia masih direngkuh sang pemuda.

Pemuda tersebut tersenyum begitu tulus sampai-sampai membuat dada gadis itu semakin bertambah sesak dan berdenyut nyeri dua kali lipat daripada seharusnya.

Saat menutup mata, gadis bermata coklat gelap membukanya kembali. Ia sudah terlampau lemah untuk berekasi kala menyadari sungai yang menjadi tempatnya tenggelam kini kotor dan berbau busuk, lantas sang pemuda telah tidak ada di sekitarnya.

Dibawalah gadis tersebut perlahan semakin dalam pada serpihan memori tak terlupakan yang menariknya tenggelam ke dasar hampanya sungai berarus cukup kuat.


▶︎ •၊၊||၊|။||||။‌‌‌‌‌၊|• 0:00








Salam Pembuka

Salam hangat dari Vera buat semuanya yang sudah membaca! Semoga kalian suka dengan cerita pertamaku. Aku antusias banget menyambut kalian disini, maka semoga betah. 

Semua yang ada di cerita ini fiksi belaka dan tidak sepenuhnya sejarah akurat karena saya hanya melakukan riset dan tidak pernah hidup di masa itu. Kalian bisa bantu koreksi aku dengan berkomentar yang sopan di cerita ini apabila menemukan kesalahan penulisan atau bahkan unsur yang menyimpang jauh atau menyinggung.

Tolong jangan plagiat! Karena aku nggak akan ragu buat bawa ke jalur hukum.

── .✦Vera Weisz









Main Cast & Their Vibes

Hayoo, tebak siapa nama-nama tokoh di atas!














Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro