Chapter 3: Payung Fantasi
'[Instagram] (@StarryJeffrey) : ini Audrey?'
Satu notifikasi yang jarang terjadi muncul di layar ponsel Audrey. Jarang sekali.
"Eh gais, bentar gue off dulu," ucap Audrey. Ia merapikan rambut hitamnya. Melambai ke kamera, "Bye."
"HahHahhAh." Lucas di layar ponsel Audrey juga lagi jauh dari hp. Lucas yang dari tadi ngakak benar-benar dianggap mereka nyamuk.
"Yah cepat banget..." muka Rina sedang dipakain toner. Kelihatan dia lagi ngelakuin night routines.
"Bye," ujar Eka.
"Bai bai, jangan lupa kerjain tugas dari dosen," ucap Rina.
Rina dan Audrey saling melambaikan tangan mereka ke kamera. "Bye." Ucapan terakhir Audrey mengakhiri panggilan video Audrey.
Kini Audrey langsung membuka isi chat itu. Memang benar, itu dari Jeffrey, orang asing.
Dengan tangan yang mengetik cepat ala Audrey, ia membalas, 'Iya. Ini aku.'
Sekitar tiga detik berlalu, tulisan 'seen/dibaca' dibawah bubble chat muncul. Lalu ada simbol mengetik dari Jeffrey.
'Oh' satu pesan terkirim dari Jeffrey. 'Halo. Ini Jef haha.'
Audrey mengigit bibir bawahnya. "Dia memang... gak ada bahan cakap ya?" gumam Audrey. Dia cuma membalas dengan, 'Iya.'
'Thanks udh follow.' Jeffrey lalu mengirim pesan lagi, 'How are u?'
'Good,' balas Audrey.
'Maaf ganggu," balas Jeffrey.
'Gpp. Salam kenal lagi,' balas Audrey.
'Iya. Salam kenal," balas Jeffrey.
Audrey mengehela napas lagi, menggaruk kepalanya. Wajah cemberut yang ia buat karena bosan.
Berhubung karena dia ingat, ini pr buat besok pagi, Audrey kembali ke posisi awalnya. Ia menghidupkan lagu dari playlist Spotify-nya. Suasana kamar kembali tenang tanpa gangguan.
Meskipun, satu hal terlintas di dalam pikiran Audrey selama jemarinya menulis. Walaupun menurut Audrey itu tidak berapa penting. Tetapi...
'Siapa Jeffrey itu?'
Dengan setelan stylish Audrey seperti biasanya, ia pergi ke kampus dengan peralatan secukupnya. Kali ini dengan celana panjang abu-abu tua berpola kotak-kotak yang diberikan Suweg Squad saat dia berulang tahun ke 18 tahun. Atasan ya tentunya kemeja putih biasa yang di tuck-in ke dalam celana itu.
Hari ini, tepatnya pada jam tujuh pagi, beberapa siswa dari kelompok lain yang dipinta untuk membuat powerpoint, lagi sibuk kotak-katik laptop. Suara klik mouse juga terdengar jelas. Karena Dosen bakal datang pada jam delapan pagi seperti biasanya.
Pekikan halus Rina terdengar kecil saat ia melihat Audrey memasuki ruang kelas tersebut. "AAH-"
Audrey mengambil tempat duduk di sebelah Rina seperti biasanya. Di belakang ada Lucas yang sedang jadi pangeran tidur. Eka lagi sibuk dengan kelompoknya.
"Oh no, Audrey Talitha."
"Sok inggris, masih pagi," komen Audrey.
"Nggak bukan itu." Rina memegang tangan Audrey yang tadinya bersandar di atas meja. "Aud-" ia lalu melirik ke arah celana yang Audrey pakai.
Rina menyengir, "akhirnya dipakai juga." Namun, ia tetap menggenggam tangan Audrey erat. Menatap wanita itu dalam-dalam. "Elo di follow sama Jeffrey Bintang ya?"
Satu detik, dua detik, hingga tiga detik berlalu dengan Audrey yang terdiam dan Rina yang tetap menunggu jawaban dari Audrey. Audrey berkedip berkali-kali, seraya menggoyangkan kepalanya sedikit. "Apa-Tunggu... hah?"
"Jeffrey Bintang loh!!" Rina menggoyang-goyang tangan Audrey. Merengek pelan karena percakapan mereka ini top secret.
"Iya... emang kenapa?"
Kepala Rina langsung mundur sedikit. Tangan yang dipakai untuk memegang tangan Audrey tadi langsung menutup mulutnya. Dengan suara berbisik dan alis naik miliknya, Rina berkata, "Elo kenal dia-?"
Audrey ber-oh ria."Jeffrey bintang?" tanya Audrey sembari tangannya menyilang di atas dadanya. "Iya."
"Iya kenal?"
"Iya kenal, dooooooong~"
Rina langsung meraba dada bagian jantungnya. Matanya di tutup dengan lubang hidung Rina yang membesar saat dia sangat merasa kena tingkat jiwa. Alisnya mengerut. Melihat tingkah Rina, Audrey cuma terkikik.
"Kkhhkkhhh...." lalu suara mengorok pelan Lucas terdengar.
Rina jadi hilang konsentrasi gara-gara Lucas lagi bobok ganteng. "Anjer, memang ini anak."
Suasana semakin menarik buat Audrey, yang kadang suka kepo. Ia menyilangi kakinya, sedikit mencondongkan badannya ke arah Rina. Dagunya bersender di telapak tangan yang menopang. "Memang dia siapa sih?"
Rina menarik napas tiba-tiba dengan mulut terbuka, karena rasa kaget mendengar pertanyaan yang sok polos milik Audrey. "Oh mai gad-- oh mai gad!! Audrey, kau gak tau dia?"
Mata Rina yang melotot tepat ke mata Audrey. Bila kejadian ini di dalam komik, bakal ada gambar bintang-bintang dan kilauan di belakang Rina. Dengan menunduk sedikit dan mengerutkan dahinya, dan mata Rina yang menyipit.
"Dia itu selebgram di dunia fashion... dan ganteng... Suami idaman." Suara Rina mengecil dengan ketegasan di antara kata-kata yang ia ucapkan. Intinya, ini cewek lagi fangirl.
"Dia belom nikah kali," balas Audrey.
"Tapikan- Ugh- ganteng. Sekota lagi ukh-" Rina meluapkan emosinya di depan Audrey. Ya mau gimana lagi, memang dia aslinya begini.
"Dia selebgram?"
"Masa elo ga tau sih. Liat aja postingan instagram dia, sering di endors. Tapi ya photo dan endors dia berkelas."
Muncul satu kesimpulan di kepala Audrey. "Kamu itu penggemar dia?"
Rina menatap Audrey dengan ekspresi malas. Mendengar pertanyaan itu, Rina menaikkan kedua alisnya. Bersiap-siap untuk mengoceh. "Audrey, jadi menurutmu aku ini apa? Pacar dia? Ya kali pacar dia- tapi kalo bisa, mau sih... siapa sih yang gak mau- Temen dia? Kenal aja enggak. Terus-"
"KKKHHHS- HoAaaAmm..." Rina berhenti mengoceh dan langsung menoleh ke arah Lucas yang baru aja terbangun dari bobok gantengnya. Lucas masih mencoba menyadarkan diri tentang situasi dan kondisi, dengan peregangan.
"Lucas."
"...hah... apa Rin." Lucas menguap. Dia lalu mengusap-ngusap wajah dan rambutnya.
Mata Rina udah nggak berkedip dan natap Lucas dari tadi. "Kenapa... ganteng ya?" ucap Lucas menyeleneh seraya tersenyum lebar.
Pemandangan yang membuat Rina kesal sekesal-kesalnya. Audrey memegang pundak Rina. "Sabar Rin-"
Seperti yang anda tebak, buku tulis Rina melayang ke muka ganteng Lucas. "kEpEDEAn ELo!"
"Ow! Ow!" Habis ditepuk pakai buku tulis, selanjutnya telapak tangan Rina juga menepuk punggung Lucas. "Sakit, woi."
Audrey memperhatikan sekitar, berkata, "Rina."
"Rasain!!" seru Rina.
Sebagian pandangan di dalam ruang kelas itu melihat ke arah Rina dan Lucas. Audrey sudah mencoba memberhentikan kasus yang sering terjadi setiap minggunya. Tapi, ya gak ada hasilnya. Yang bisa memberhentikan tingkah Lucas dan Rina cuma Eka.
Tepat di saat Audrey sudah berharap Eka melerai kedua sahabatnya, di saat itu juga Eka yang terus mengetik bersuara, "Lucas, Rina, diem ya lu berdua. Ini aku lagi ngerjain file ga siap-siap karena lo berdua ngebacot."
Rina sama Lucas langsung berhenti, saling melirik satu sama lain dengan tatapan sinis.
"Apa lo," isyarat Rina dengan mulutnya, memajukan dagunya. Sama halnya dengan Lucas.
Semua orang di kelas sebenarnya udah terbiasa sama kebiasaan itu, tapi ya bagi anak semester satu yang ngejar pelajaran pagi ini, di ruangan kakak senior, tentu aja heran.
Helaan Audrey senada dengan muncul lagi notifikasi. "Wah."
"Kenapa?" tanya Rina.
'[Instagram] (@starryjeffrey): boleh minta id Line?'
▪ Tbc ▪
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro