
22. Chocolate Bar Carrier of Love
Genre: Romance
Author: Princess_1407
Chocolate Bar Carrier Of Love
"Hei, Chiyo-chan. Kau mau memberi coklat ke siapa saat valentine nanti," kata seorang gadis berambut pirang sambil merangkul gadis berambut ungu di sampingnya.
"E-eh, aku?" kata gadis berambut ungu yang bernama Chiyo tersebut.
"Iya kamu, Chiyo," kata gadis berambut pirang yang bernama Rebecca tersebut.
"Mungkin akan kumakan sendiri coklat buatanku," kata Chiyo dengan kikuk.
"Kenapa kau tidak menberinya kepada Kazuro saja, Chiyo?" kata gadis berambut coklat terang bernama Mitsuko.
"Tidak, tidak. Lagipula Kazuro kan sudah punya pacar" kata Chiyo sambil memgelengkan kepalanya.
'mana mungkin aku memberinya kepada kakakku yang bejat itu, lebih baik aku memberinya kepada Kuroko atau Akashi,' kata Chiyo dalam batinnya sambil tersenyum paksa.
Chiyo POV
Namaku Hisamoto Chiyo, aku adalah anak kedua dari Hisamoto Zentaro dan Hisamoto Yumika. Kedua orang tuaku bercerai pada saat itu aku masih berumur 10 tahun, mereka bercerai karena pertengkaran yang sangat hebat.
Dan pada saat itu juga, aku tinggal bersama ayah dan Kinase yaitu adikku, dan pada akhirnya aku mempunyai sahabat yang bernama Kazuro. Dan pada saat aku berumur 12 tahun, dia pindah ke Osaka.
Beberapa tahun kemudian aku bertemu lagi dengan Kazuro di sekolah ini, yaitu SMA Akira. Ya mungkin sudah lupa denganku.
'mana mungkin aku memberinya coklat, diakan sudah milik Izumi,' kataku dalam batin.
"beneran nih, kau tidak mau memberi coklat kepada siapapun?" tanya Rebacca kepadaku.
"Kalau iya kenapa?" tanyaku pura-pura sepolos mungkin.
"Kalau begitu, aku pergi ke kantin," kataku langsung berdiri dari bangku di mana aku duduki.
Aku pun berjalan keluar dari kelas.
'Aku menyukai Kazuro, sungguh!' kataku dalam batin sambil berjalan dengan wajah memerah seperti tomat sekarang.
'BRAAK...' tiba-tiba buku-buku super tebal sekitar ada 200 buku, itu menimbun diriku.
"Ah, maaf. Apakah kau tak apa?" kata seorang pria dengan berambut hitam.
"Gapapa kok, hanya luka lecet saja" kataku berusaha untuk keluar dari buku-buku super tebal ini.
'INI RASANYA SAKIT TAU!' kataku dalam batin untuk mencoba menahan rasa sakit di bagian lutut ini.
"Seharusnya kau itu hati-hati!" kata seorang pria berambut merah.
"Ah, maaf Kazuro-senpai. Aku tak melihatnya" kata pria berambut hitam itu dengan wajah pasrahnya.
'Apa?! Dia Kazuro!' kataku dalam batin sambil melihat wajahnya lebih dekat dengan wajahku yang mulai memerah.
"Kau gapapakan, untung saja aku datang tepat waktu," kata Kazuro yang masih menggendongku.
"Aku bisa jalan sendiri kok, Kazuro," kataku dengan gugupnya melihat dirinya itu.
Semua gadis di sekolah ini melihatku merasa iri denganku, aku merasa menjadi di dongeng cinderella sekarang.
Kazuro POV
Aku pun berjalan ke lorong sekolah karena di sana ada ruangan osis, ya gimana lagi. Aku harus melewati para gadis-gadis yang selalu mengejarku.
"BRAAK..." akupun mendengar suara buku-buku jatuh di lorong, aku pun segera lari apa yang terjadi di sana.
Ternyata itu si Himuro membawa beratus-ratus buku tebal, dan juga aku melihat ada seorang gadis yang tenggelam timbunan buku di situ.
"Seharusnya kau itu hati-hati!" kataku sambil mencoba menggendong seorang gadis.
"Ah, maaf Kazuro-senpai. Aku tak melihatnya" kata Himuro yang sepertinya mulai pasrah.
Aku membawa gadis ini ke UKS, karena dilututnya ada luka goresan yang cukup parah.
"Kau gapapakan, untung saja aku datang tepat waktu," kataku yang masih fokus berjalan ke UKS.
"Aku bisa jalan sendiri kok, Kazuro," katanya sepertinya dia mulai grogi sekarang.
"Tidak, aku tidak akan menurunimu sekarang" kataku yang masih fokus berjalan ke UKS.
Akhirnya aku berhenti di UKS sangat sunyi di sini, dan tempat yang sangat adem untuk tidur-tiduran.
Aku pun membawa Chiyo masuk ke dalam UKS, dan aku menuruninya di kasur.
Author POV
Kazuro pun mengambil kotak P3K yang berada di samping kasue di mana Chiyo berada.
'Ini pasti mimpikan, ini pasti mimpi!' kata Chiyo yang segera memalingkan wajahnya dari Kazuro karena sudah mulai memerah.
'Dia imut sekali, sungguh!' kata Kazuro sambil menatap Chiyo yang wajahnya sama-sama merona.
"Seharusnya kalau jalan itu hati-hati, jangan melamun!" kata Kazuro sambil mengobati lutut Chiyo yang terluka.
"Tapikan dia yang salah, dia sendiri membawa buku tebal dan beratus-ratusan" kata Chiyo sambil mengembungkan pipinya.
"Seharusnya kau harus introfeksi dirimu juga, baka!" kata Kazuro sambil mengetek dahi Chiyo dengan cukup keras.
"Maafkan aku, soalnya aku terlalu gemas dengan sifat childishmu itu," kata Kazuro yang tidak bisa menahan tawanya lagi.
'Ternyata dia ganteng ya, kalau dari dekat dan juga orangnya sangat ramah,' kata Chiyo dalam batin yang mulai senyum-senyum sendiri, sambil melihat Kazuro yang mulai tertawa keras.
'Sial, senyumannya membuatku tidak tahan lagi!' kata Kazuro dalam batin yang sudah berhenti tertawa, sambil memalingkan wajahnya yang sudah merona.
"Makasih ya, sudah menolongku. Maaf merepotkan," kata Chiyo langsung pergi meninggalkan UKS.
"Tunggu, aku belum-," kata Kazuro terputus karena Chiyo sudah menghilang.
"padahal aku belum selesai mengobati lututnya," kata Kazuro dengan wajah datarnya.
"Kenapa aku tidak membuat coklat saja, untuk sebagai tanda terimakasihku padanya dan juga untuk mengucapkan aku sangat menyukainya" kata Chiyo sambil belari ke kelasnya.
***
"Yosh, sekarang aku harus membuat coklat yang enak untuk Kazuro sekarang," kata Chiyo sambil mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat coklat.
"Chi-nee, kau sedang ap-" kata seorang pria yang sambil mengucek matanya, dan terkejut melihat Chiyo membuat coklat.
"Eh, Kinase-kun. Aku sedang membuat coklat untuk seseorang besok" kata Chiyo sambil tersenyum tipis kepada Kinase.
"Kenapa kau tidak memberi tahuku, kalau kau membuat coklat. Kan aku bisa membantumu," kata Kinase sambil menatap kakak perempuannya.
"Hehehehe, abisnya aku tidak mau merepotkan dirimu," kata Chiyo sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Justru itu tidak merepotkanku, malah aku senang membantu Chi-nee membuat coklat untuk orang yang disukai," kata Kinase sambil menepuk pundak Chiyo.
"Terimakasih sudah mau membantuku, Kinase-kun," kata Chiyo sambil tersenyum kepada Kinase.
***
Beberapa menit kemudian, beberapa coklat yang mereka buat dengan berpola love berwarna-warni tersebut sudah jadi dengan sempurna.
"Bagaimana coklatnya aku coba, siapa tau coklatnya kurang manis" kata Chiyo mengambil salah satu coklat itu.
Chiyo pun mengunyah coklatnya itu, dan tersenyum habis memakannya.
"Manisnya pas!" kata Chiyo sambil tersenyum lebar kepada Kinase.
"Akhirnya, coklat yang kita buat berhasil juga," kata Kinase sambil tersenyum lega.
"Uwaa, makasih banget sudah membantuku, Kinase-kun. Pasti dia menyukai coklat yang kita buat" kata Chiyo sambil memeluk adiknya tersebut.
"Sama - sama, Chiyo-nee" kata Kinase sambil mengelus kepala Chiyo.
'Semoga kau bahagia, dengan orang yang kau sukai ya,' kata Kinase dalam batinnya sambil tersenyum tipis.
'Andaikan saja, kalau aku pangeran di hatimu, tapi percuma saja,' kata Kinase dalam batinnya lagi.
"Sekarang, aku harus membuat surat buatnya!" kata Chiyo sambil melepaskan pelukannya dari Kinase.
"Oh iya, Kinase-kun. Apakah kau bisa membantuku untuk membukus coklatnya" kata Chiyo sambil menatap adiknya itu.
"Bisa kok," kata Kinase sambil tersenyum kepada Chiyo.
"Kalau begitu, aku pergi ke kamar dulu ya!" kata Chiyo langsung pergi ke kamarnya.
"Dasar kakak yang childish," kata Kinase sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.
'semoga penyakitnya tidak kumat lagi,' kata Kinase dalam batinnya.
***
"Aku harus memberi coklatnya sekarang" kata Chiyo sambil memegang sembukus coklat.
Chiyo pun pergi ke lapangan basket, karena di sanalah biasanya Kazuro sering bermain basket pada jam pulangan.
Chiyo pun sampai di lapangan basket yang sangat luas ini, dia pun melihat seorang Kazuro yang sedang bermain basket dan ada seorang gadis yang menghampirinya sebelum Chiyo.
Chiyo pun berhenti berjalan dan melihat mereka berdua, dan itu ternyata Rebecca yang sedang memberi Kazuro coklat. Pada saat itu juga mereka berciuman.
'Ini tidak mungkin, kenapa Rebecca-chan menghianatiku selama ini' kata Chiyo sambil menggelengkan kepalanya tanpa di sadari sebungkus coklat yang dia bawa terjatuh.
Chiyo pun belari keluar dari lapangan basket, dan itu membuat Kazuro terkejut.
"CHIYO!" kata Kazuro segera belari mengikuti Chiyo.
Kazuro POV
Aku masih berfokus untuk memasukan bola ini ke ring, dan tiba-tiba Rebecca memanggilku.
"Kazuro-kun, aku menyukaimu. Dan juga aku ingin memberimu coklat," kata Rebecca sambil memberiku coklat.
"Tapi maaf aku sudah menyukai seseorang, Rebbeca-san," tolakku dengan halus kepada Rebecca.
"Chuu" tiba-tiba Rebbeca menciumku, aku pun segera melepaskan ciuman yang tak aku inginkan itu.
Aku melihat seorang gadis di depan pintu, dan ternyata Chiyo yang segera belari meninggalkan ruangan basket.
"CHIYO!" kataku segera belari mengejar Chiyo, tetapi ada sepucuk surat yang berada di sebungkus coklat yang Chiyo bawa. Aku pun membuka surat itu.
Untuk : Kazuro-kun
Kazuro-kun, terimakasih sudah menolongku kemarin. Oh iya coklat ini sebagai tanda terimakasihku.
Dan juga aku sudah lama aku menyukaimu sejak kita pertama kali bertemu...
Dariku Hisamoto Chiyo
Aku pun segera belari mencari Chiyo di mana dia berada sekarang.
***
Akhirnya dia berada di atas gedung sekolah, dan aku melihatnya sedang menangis.
"Chiyo..." kataku sambil berbisik dan menatap gadis yang kusukai menangis sekarang.
"Kazuro-kun..." katanya sambil terisak dan menatapku. Aku pun memeluknya dengan erat.
"kenapa kau memelukku, KENAPA!" katanya sambil mencoba melepaskan pelukanku.
"Itu semua salah paham, aku tiba-tiba dicium Rebecca tadi. Kumohon maafkan aku!" kataku sambil mencoba untuk memeluknya lebih lama lagi.
"Jadi itu salah paham?" katanya sambil menatapku.
"Iya, itu semuanya terjadi dengan tidak sengaja," kataku yang masih memeluknya.
'Chuu...' aku pun mencium bibir manisnya, karena aku sudah tidak tahan lagi.
"Apakah kau mau menjadi pacarku," kataku sambil melepaskan ciuman itu.
"TENTU SAJA AKU MAU!" katanya sambil memelukku.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro