Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. Perjalanan Pulang

Jadi, namanya adalah Yedam.

Yedam mengaku sedang dalam perjalanan jauh menuju kampung halamannya.

Rencananya Yedam tidak akan berhenti istirahat walau sejenak, tapi karena perut laparnya menuntut sebuah keadilan maka dia pun akhirnya mencari makanan dan secara kebetulan malah menemukan Junkyu, Mashiho, dan Jaehyuk di gua persembunyian.

Selain itu Yedam juga mengaku mengetahui sebab permasalahan yang ketiga orang itu alami, tapi dengan syarat mereka bertiga harus ikut yedam dan tinggal di tempatnya alias tinggal di kampung halaman Yedam.

Kemudian setelah menimbang, melamun, dan menimbang kembali dengan seksama serta penuh kehati-hatian, Junkyu beserta dengan yang lain memilih berserah diri untuk ikut bersama Yedam. Yang ada dipikiran mereka saat ini hanyalah: Toh, sudah terlanjur kabur dari rumah, tinggal tanpa atap yang layak, dan dibayangi dengan pertanyaan 'mengapa' yang tidak ada habisnya. Tawaran Yedam benar-benar sebuah peluang baru untuk menemukan jawaban yang dicari---begitulah kira-kira yang mereka pikirkan.

Jadi setelah acara makan daging kelinci usai, semua orang bergegas keluar untuk melaksanakan perjalanan pulang ke kampung halaman Yedam.

Mashiho membawa tas pelarian sembari menutup bulu-bulunya dengan jaket bertudung menjadi orang yang keluar dari gua paling pertama, disusul Jaehyuk dengan kacamata yang menyamarkan mata anehnya, lalu Yedam, dan kemudian Junkyu yang serba tertutup yang keluar terakhir serta sibuk meneliti keadaan luar gua.

Junkyu mendadak kembali teringat perkataan Jaehyuk soal gua ini, dan jaehyuk sama sekali tidak berbohong tentang gua yang ada di bawah pohon.

Gua yang mereka tempati sungguh berada di bawah akar pohon yang merambat ke bawah dikarenakan posisi tanah  sangat menurun. Bentuknya membingungkan, tapi tetap mengagumkan untuk dilihat oleh mata. Junkyu jadi merasa penasaran kenapa hal itu bisa terjadi. Alam memang benar-benar bekerja dengan cara yang misterius.

“Kemungkinan besar itu digali orang,” kata Yedam menjelaskan, seolah-olah tahu apa yang sedang Junkyu pikirkan. “Tapi bisa juga fenomena alam,” lanjutnya kemudian.

Junkyu meringis pelan. Ya ampun, apa tampang kagumnya terlalu jelas terlihat atau Yedam saja yang terlalu peka dengan keadaan?

Yedam mengangguk pelan. “Baiklah, ayo kita mulai perjalanan kita. Tapi sebelumnya---,” Tangannya meraba tas, membawanya ke depan dan mengambil sebuah ukulele (sumpah, tidak ada yang sadar jika ada ukulele di tasnya). “---lagu apa yang mau kita nyanyikan selama perjalanan?”

Sumpah, Jaehyuk rasanya ingin sekali bilang lagu boyband Treasure.

.

.

.

Tapi tidak ada sedikitpun yang pernah sepakat sebelumnya, Yedam malah memilih menyanyikan lagu Yakety Yak dengan iringan ukulele dan hanya dirinya seorang yang menikmati lagu tersebut sedangkan selebihnya hanya berjalan lesu tanpa merasakan gairah hidup.

Jaehyuk sebelumnya sudah melontarkan pertanyaan kapan Yedam menjelaskan sebab tumbuh bulu pada mereka. Tapi Yedam malah menjawab: “Apa aku bilang akan menjelaskannya dalam perjalanan?” Dan, ya... Yedam tidak kunjung menjelaskan, serta secara tidak langsung berjanji jika penjelasan yang sebenarnya akan dijelaskan saat tiba di kampung halamannya nanti.

Argh!

Menyebalkan, sungguh menyebalkan. semua sudah merasa lelah tapi mereka tidak kunjung sampai juga ke kampung halaman yang Yedam maksud.

Sepanjang  perjalanan hanya ada pohon menjulang di sisi kanan dan kiri dan jalanan yang sepi, terkadang mereka melihat ada rambu peringatan awas hewan liar, terkadang juga tidak sengaja mereka melihat rusa yang jadi sasaran empuk untuk makan--- tapi tetap saja tujuan utama mereka pergi masih belum sampai.

Hingga untungnya, saat mereka memasuki kawasan baru yang berawal dengan lahan jagung luas dan dilindungi pagar kawat, barulah Yedam mengatakan bahwa mereka sudah hampir sampai. Katanya, tinggal sedikit lagi dan dia memang tidak berbohong.

Yedam menjejakan kaki ke gerbang utama.

Di sana ada yang berjaga, seorang cowok berkaos hitam dengan celana kain berwarna hitam juga duduk di dalam pos jaga dari susunan kayu.

Yedam menyapa. “Asahi! Lama tak jumpa!” suaranya terdengar sangat ramah.

Cowok bernama Asahi itu menoleh. Wajahnya datar, tampak seperti tidak punya semangat hidup walaupun bertampang tampan. “Oh, kau rupanya. Aku kira kau tidak akan pulang.” Asahi pun beranjak dari pos, bergerak membukakan gerbang untuk Yedam dan yang lainnya.

Yedam menyengir lebar. “Tentu saja aku pulang, tugasku kan sudah selesai. Lihat, aku bawa tiga orang baru,” katanya sambil menunjuk Junkyu, Mashiho, dan Jaehyuk. Mereka semua masuk melewati gerbang. “Ngomong-ngomong, kenapa kau serba hitam begitu?” tanyanya.

Asahi melihat penampilan dirinya sejenak. “Oh, ini…” dia berguman. “Penjaga kita ada yang tewas, sepertinya dibunuh saat bertugas. Pemakamannya hari ini, baru saja selesai.”

Apa?!

Junkyu, Mashiho, serta Jaehyuk melotot kaget. Tewas dibunuh, katanya?!

Yedam tampak seperti kehabisan kata-kata.

“Hyunsuk menanti kepulanganmu, dia bilang situasi sedang tidak aman,” kata Asahi.

“Di mana dia sekarang?”

“Rumah para tetua.”

Yedam berdecak pelan. “Aku harus menemuinya sekarang juga. Bisa tolong urus pendatang baru ini?” kalimat itu merujuk pada Junkyu, Mashiho, dan Jaehyuk. “Jika bertemu dengan Jihoon, serahkan saja mereka pada Jihoon.”

Asahi mengangguk. “Tentu.”

Yedam pun tanpa pamit atau memberikan kata-kata terakhir berlari dengan cepat meninggalkan tempat tersebut.

Mashiho berdeham sejenak. “E-eh, jadi apa yang akan kita lakukan?”

Jaehyuk mengangguk setuju. “Kalian punya makanan? Aku lapar…”

Asahi memandang mereka dengan datar. “Kami punya makanan, tapi harus melewati berbagai babak penyisihan terlebih dahulu,” katanya. “Tapi sebelumnya, pertama-tama ada kalimat sakral yang wajib diucapkan pada tiap pendatang baru oleh penjaga: Kalian semua, selamat datang di Pack Barat, tempat tinggal kaum Moonwind.”

Junkyu menyerngit bingung. “Moonwind?

“Ya,” jawab Asahi sekenanya. “Banyak hal yang akan membuat kalian bingung, maka dari itu persiapkan diri. Aku akan membawa kalian menemui orang yang bernama Jihoon, dia akan melakukan masa orientasi penyesuaian kalian di sini.” []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro